Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

Petaka Semalam di Kamar Adik Ipar

last updateLast Updated : 2024-09-28
By:  GREYWINDCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 ratings. 8 reviews
259Chapters
24.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

‘’Mas, jangan!’’ teriakan Valerie terputus dengan bekapan Leo pada mulutnya. Leo seperti tak memiliki hati, bahkan semakin buas melakukan kekejian itu meski Valerie terus memberontak tiada henti. Saat itu, Valerie merasakan harga dirinya sebagai seorang Mahendra lenyap tak bersisa. Perlawanannya selama satu jam telah berakhir sia-sia. Air mata Valerie jatuh berderai— menyadari perih tak tertahankan berasal dari robeknya kehormatan yang susah payah ia jaga. Dan isakan itu sama sekali tak mempengaruhi Leo untuk berhenti dan malah melanjutkannya lagi, lagi dan lagi. Valerie memejamkan mata, berharap bahwa semua yang terjadi hanyalah sebuah mimpi. Tapi sayang, rasa sakit di selangkangannya menyadarkan Valerie bahwa hal terkutuk itu benar-benar terjadi. *** Dunia Valerie hancur ketika sang calon kakak ipar tak sengaja memasuki kamarnya. Padahal Leo akan segera menikah dengan kakak kandung Valerie. Lalu bagaimana dengan nasib pernikahan tersebut saat keluarga mengetahui siapa yang telah membuat Valerie berbadan dua? Bagaimana dengan Vania jika tau bahwa Leo memperistri adiknya sendiri?

View More

Chapter 1

1. Mas, Jangan!

‘’Valerie sayang. Bawa kemari minumannya, Nak.’’ 

Pekikan dari ruang tamu terdengar jelas sampai ke dapur. Valerie gesit mengangkat nampan berisi lima gelas air jeruk dingin dan membawanya ke depan. Minuman-minuman itu untuk tamu-tamu orang tuanya yang datang melamar sang kakak— Vania. 

Seulas senyum terpatri bersama tangan yang sibuk menata gelas di meja. Dan Valerie langsung mendapatkan pujian atas sikap baiknya dari keluarga besan.

Setelah kembali ke dapur, Valerie langsung naik ke lantai dua untuk membereskan tempat tidur di kamar tamu. Keluarga besan akan menginap karena besok akan diadakan pertunangan dan juga penentuan hari pernikahan.

Berkutat dengan sapu, pel lantai dan ember berisi air selama kurang lebih lima belas menit, akhirnya pekerjaan itu selesai. Valerie masuk ke kamarnya untuk beristirahat.

Merebahkan tubuh di kasur dan menutupinya dengan selimut. Dan tak lupa mematikan lampu. 

Masih dalam keadaan setengah terlelap, Valerie mendengar suara gagang pintu yang digerakkan dari luar. Meski begitu, Valerie kesulitan membuka mata karena ia benar-benar tengah mengantuk. 

Ia berpikir bahwa itu adalah keluarganya yang selalu mengecek kamarnya setiap malam. 

Namun, merasakan kehadiran seseorang yang sudah berdiri di samping ranjang refleks membuatnya terbangun.

Itu bukan ayah, kakak ataupun ibunya yang ia pikir sedang melakukan patroli seperti biasa. Ia mengenali siluet itu. Kenapa Leo bisa ada di sini? Untuk apa calon kakak iparnya berada di kamarnya? 

Valerie ingin berteriak. Tapi kesadaran yang masih belum sepenuhnya pulih membuat Valerie kesulitan membuka suara. 

Jantung Valerie berdetak cepat saat dalam sepersekian detik Leo sudah bergabung bersamanya di tempat tidur. Menanggalkan pakaiannya.

‘’Mas, jangan!’’ Teriakan Valerie terputus dengan bekapan Leo pada mulutnya. 

Leo seperti tak memiliki hati, bahkan semakin buas melakukan kekejian itu meski Valerie terus memberontak tiada henti.

Saat itu, Valerie merasakan harga dirinya sebagai seorang Mahendra lenyap tak bersisa. Perlawanannya selama satu jam telah berakhir sia-sia. Air mata Valerie jatuh berderai— menyadari perih tak tertahankan berasal dari robeknya kehormatan yang susah payah ia jaga. Dan isakan itu sama sekali tak mempengaruhi Leo untuk berhenti dan malah melanjutkannya lagi, lagi dan lagi.

Valerie memejamkan mata, berharap bahwa semua yang terjadi hanyalah sebuah mimpi. Tapi sayang, rasa sakit di selangkangannya menyadarkan Valerie bahwa hal terkutuk itu benar-benar terjadi.

***

Keesokannya…

Alarm ponsel membuat seorang pria yang tidur dengan bertelanjang dada terusik. 

Perlahan Leo membuka kelopak mata dengan tubuh pegal dan sakit di beberapa titik.

Pandangannya tertuju pada celana pendek yang sedang ia pakai. Leo tersenyum sebentar, kemudian masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri. 

Ketika tengah bercermin, Leo menyadari ada yang salah dengan warna bahan ini. Vania membenci warna pink. 

Leo kembali memutar memori tadi malam. Perjalanan jauh membuat Leo letih dan kedinginan. Karena itulah, setelah semua orang masuk ke dalam kamar— Leo mengirim pesan pada calon istrinya bahwa ia menginginkan kehangatan. Bak gayung bersambut, Vania pun mengiyakan. 

Meski sudah sering melakukannya di hotel, Leo berpikir tak ada salahnya jika ia melakukannya di rumah. Toh sebentar lagi mereka akan bertukar cincin dan menikah. Jika ketahuan pun keduanya akan langsung dikawinkan.

Setelah meneguk alkohol untuk mendapatkan keberanian— diam-diam ia keluar dari kamar tamu, mencari ruangan yang Vania katakan sebelah kanan dari tangga. Dengan hati-hati Leo memutar gagang pintu, masuk dengan cepat kemudian menutupnya. 

Dan hal pertama yang menyambutnya adalah kegelapan. Namun cahaya dari jendela sangat membantu Leo untuk menemukan wanita yang tengah tertidur di bawah selimut.

‘’Sayang.’’

Nafsu yang sudah di ubun-ubun dan keinginan untuk segera menggauli membuat Leo tak memperhatikan siapa wanita yang sedang tertidur itu. 

Baginya—wanita yang tidur dengan tirai jendela yang dibiasakan terbuka adalah ciri seorang Vania. Karena itulah Leo yakin bahwa ia tak salah masuk kamar. 

Besok mereka akan bertukar cincin dan menentukan tanggal pernikahan. Leo merasa tak ada salahnya jika ia melakukan ini sekali lagi sebelum dipingit.

Leo langsung menarik selimut dan membuka pakaian Vania. 

Tapi tetap saja, Leo tetaplah Leo. Ia merasa khawatir dan tak nyaman jika berhubungan terlalu lama lalu ketahuan keluarga karena Vania tak setenang biasanya. 

Akhirnya Leo sembarangan mengambil celana yang tercecer di lantai. Tak disangka ia malah salah mengambil celana yang bukan miliknya. Itulah alasan mengapa ia tertawa tadi.

Leo segera membersihkan diri dengan ingatan menyenangkan. Untuk sejenak Leo kembali merasakan tubuhnya terasa sakit. Tapi ia tak menghiraukan dan memilih untuk melanjutkan. 

Ia memakai kemeja batik lalu turun dari kamar. Dilihatnya seluruh keluarga dan kerabat dekat telah berkumpul di ruang tamu. Vania terlihat cantik dengan kebaya berwarna biru.

Dengan bibir pucat dan mata yang membengkak, Valerie mendapati Leo tengah menuruni tangga. Ia pun buru-buru mengambil cincin yang akan digunakan untuk mengikat kedua mempelai.

Pertunangan berjalan dengan lancar dan juga meriah. Seluruh keluarga berbahagia dan mengambil gambar sebagai kenang-kenangan.

Dan satu bulan dari sekarang adalah waktu yang ditetapkan untuk Leo dan Vania menikah. Leo akan berada di luar kota untuk menjalankan bisnis batu bara keluarganya sampai hari h tiba. Setelah itu ia akan datang lagi untuk membawa Vania pindah. 

Benak Leo diselimuti haru. Namun perasaan itu tiba-tiba saja buyar saat Vania mengatakan sesuatu.

‘’Mama… aku enggak mau warna pink pokoknya. Aku mau pake gaun warna biru aja pas nikah nanti. Mama kan tau aku ga suka warna merah muda. Bahkan aku ga punya satupun pakaian dengan warna itu.’’

Leo bagai tersambar petir di siang bolong. Bintik-bintik keringat mulai membasahi dahi. Udara yang sejuk tiba-tiba terasa panas baginya. Pikirannya berkecamuk. Jadi celana tidur itu punya siapa? 

Leo kesulitan menelan ludah. Dengan  rasa penasaran yang tinggi, akhirnya Leo melihat ponselnya lagi. Penunjuk arahnya sudah benar. Tapi di sebelah kanan itu ada dua kamar. Dan ia yakin tak melakukan kesalahan sampai akhirnya ia tersadar ruangan siapa yang sebenarnya ia masuki. Leo tanpa sengaja melihat calon adik iparnya menyeka air mata seraya masuk ke kamar yang tadi malam ia kunjungi. 

‘’Valerie?’’

Leo memijit kening dengan wajah tertunduk. Menarik napas berkali-kali. Pantas saja tadi malam ia merasa ada yang berbeda dengan Vania sampai-sampai tubuhnya sakit karena harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk membuat kekasihnya diam.

Sayang, kok lama? Ketiduran ya? Padahal aku udah pakai gaun tidur yang kamu suka.

Leo menyingkir dari keramaian. Menyembunyikan kepalan tangan di dalam saku seraya berperang besar dengan akal sehat dan pikirannya yang kusut. Pesan Vania yang tak terbaca di jam dua pagi sukses membuat otak Leo panas dan kemungkinan akan segera pecah. 

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
annisa fuadzah
Cerita yg bikin penasaran
2024-12-01 07:22:03
1
user avatar
GREYWIND
Gaes, follow ig and tiktok author ya @grwynd terimakasih.
2024-03-25 16:42:27
0
user avatar
GREYWIND
Dear my precious reader... Terimakasih sudh bersedia membaca karya author, ya. Kalian bisa memberikan feedback berupa like, komen, gems or anything you can do agar author tau my readers is not a silent readers ... Semoga suka dan terhibur oleh drama sengit rumah tangga ini ya. Arigato!
2023-11-21 13:16:25
0
user avatar
Banyu Biru
Cerita bagus, Kak. Semangat. Ditunggu kelanjutan cerita dan Upnya.
2023-10-28 18:31:40
1
user avatar
unknown
gerem bnget sama vania
2023-10-04 20:07:28
1
user avatar
elkarin
lanjutttt cevaattt thor
2023-10-03 13:23:25
1
default avatar
Dwi Aprilinda Pratiwi
Thor kok jd dsrh balik sama vania lagi c udh bgs leo sma valerie, jd poligami lagi
2024-09-26 12:54:30
1
default avatar
Dwi Aprilinda Pratiwi
Tolong thor jgn dbuat balik lagi vania sma leo, kasian valerie udah baik banget sama vania klo hrs dikhianati
2024-09-15 14:49:33
1
259 Chapters
1. Mas, Jangan!
‘’Valerie sayang. Bawa kemari minumannya, Nak.’’ Pekikan dari ruang tamu terdengar jelas sampai ke dapur. Valerie gesit mengangkat nampan berisi lima gelas air jeruk dingin dan membawanya ke depan. Minuman-minuman itu untuk tamu-tamu orang tuanya yang datang melamar sang kakak— Vania. Seulas senyum terpatri bersama tangan yang sibuk menata gelas di meja. Dan Valerie langsung mendapatkan pujian atas sikap baiknya dari keluarga besan. Setelah kembali ke dapur, Valerie langsung naik ke lantai dua untuk membereskan tempat tidur di kamar tamu. Keluarga besan akan menginap karena besok akan diadakan pertunangan dan juga penentuan hari pernikahan. Berkutat dengan sapu, pel lantai dan ember berisi air selama kurang lebih lima belas menit, akhirnya pekerjaan itu selesai. Valerie masuk ke kamarnya untuk beristirahat. Merebahkan tubuh di kasur dan menutupinya dengan selimut. Dan tak lupa mematikan lampu. Masih dalam keadaan setengah terlelap, Valerie mendengar suara gagang pintu yang dig
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more
2. Maafkan Saya, Val.
Tak mengindahkan acara yang sedang berlangsung, Leo segera ke kamarnya. Mengambil celana tidur berbahan satin dengan rahang menegang. Membiarkan suasana ramai diiringi dengan gelak tawa dan juga obrolan riang khas keluarga di bawah sana. Waktu terasa berjalan begitu lambat seiring langkah kaki yang bergerak menuju kamar Valerie. Perasaan Leo berdebar tak karuan. Bahkan kegugupannya mengalahkan momen ketika ia mengatakan ingin menikahi Vania pada sang calon ayah mertua. Tapi bagaimanapun— ia harus memastikannya sendiri. Mencari tau apa yang sebenarnya terjadi tentang semalam. ‘’Val,’’ panggil Leo, pelan. Tak ada suara ataupun tanda-tanda pintu yang akan dibuka dari dalam. Jadi ia mencoba mengetuk. Tok… tok… tok ‘’Valerie.’’ Memanggil sekali lagi. Karena tak juga mendapatkan jawaban, akhirny Leo langsung masuk setelah memastikan tak ada orang yang melihat. Hati Leo seakan diremas kala mengedarkan pemandangan ke seluruh ruangan selama beberapa detik. Bukan karena ia tak mend
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more
3. Kamu Kenapa?
Setelah berada di dalam kamar, Leo lantas mengambil kemeja batik motif lain. Kemudian mengenakannya secepat kilat. Tadi, ia sempat melihat Vania yang memergokinya keluar dari kamar Valerie. Namun ia berpura-pura acuh. Jadi ia telah menyusun beberapa kalimat untuk menangkis tudingan dan kecurigaan Vania. Padahal selama ini ia tidak pernah menutupi apapun dari wanita yang sangat ia cintai itu. Mempersiapkan mental, Leo menghela oksigen berselimutkan kegelisahan. Lalu menghembuskan kegugupan berbalut karbodioksida. Berharap dapat membantunya mengatasi kegugupan. Kemudian ia keluar dari kamar, melangkahkan kaki dengan tenang. ‘’Kenapa berganti pakaian?’’ Manik Vania memandangi setelan Leo. Laki-laki itu masih berada satu langkah dari pintu. Dan Vania berada di anak tangga terakhir. Rupanya Vania masih di tempat yang sama ketika memergokinya tadi. ‘’Ada apa dengan Valerie? Kenapa kamu keluar dari kamarnya basah-basah?’’ ‘’Aku tidak sengaja melihat pintu kamar Valerie terbuka. Dia te
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more
4. Dia Hanya Adik Ipar
Saat dokter datang, semua orang di rumah langsung berbondong-bondong menuju kamar Valerie. Tak ketinggalan Vania dan Leo. Wanita itu memeluk lengan Leo dengan posesif. Sebab Leo berkeras untuk melihat dokter memeriksa sang adik. ‘’Badannya panas. Seharian ga keluar kamar, Dok.’’ Vira menjelaskan di saat dokter sendiri sedang memeriksa suhu tubuh Valerie. ‘’Makannya bagaimana? Perutnya sudah diisi belum?’’ Leo melirik piring yang masih lengkap dengan lauk pauk di atasnya. Sepertinya Valerie hanya makan beberapa suap. Valerie mengangguk. ‘’Apa ada bagian tubuh kamu yang sakit?’’ Valerie juga mengangguk. ‘’Di mana?’’ Ketika Valerie menunjuk ke arah perut, Leo terlihat tidak tenang. Apalagi saat Vira menyingkap selimut dari tubuh putrinya, semua orang bisa melihat ada noda darah di atas seprai. Vania langsung merasakan lengan Leo yang terasa basah. ‘’Kamu kenapa sih? Kok jadi keringat dingin?’’ Tapi Leo hanya menjawab pertanyaan Vania dengan meletakkan telunjuk di bibir. Me
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more
5. Pernikahan Leo dan Vania
Selain Vania yang semakin ke sini semakin bersikap tak enak padanya, selebihnya tak ada yang berubah sepeninggal Leo. Ia sudah sembuh dari sakitnya dan mulai membiasakan diri menerima kenyataan pahit akan luka yang dibuat Leo malam itu.Sesekali Valerie tak sengaja mendengar percakapan antara Vania dan Leo di telepon, mereka semakin mesra di hari-hari menjelang pernikahan. Tapi Vania buru-buru mengecilkan suara ataupun menutup pintu kamar dengan kasar di saat Valerie hanya kebetulan lewat.Satu bulan terlewati, hari pernikahan pun tiba. Rumah kembali ramai. Kerabat jauh dan dekat berdatangan. Tak hanya dari pihak Mahendra, tapi juga dari pihak Arka— keluarga Leo. Valerie hanya mampu bersembunyi di kamar ketika orang-orang mulai sibuk menyiapkan semuanya. Ia enggan membantu atau menemani Vania di dandani oleh MUA, karena memang Vania tidak mau Valerie ada di dekatnya. Sebelum acara dimulai, suara-suara yang terdengar sampai ke kamar Valerie kebanyakan memperbincangkan mempelai laki-l
last updateLast Updated : 2023-09-10
Read more
6. Pingsan di Dapur
Vania seperti sengaja. Malam itu, Valerie mendengar suara-suara desahan dari kamar sebelah. Mungkin Valerie tidak akan bisa tidur bila tidak ia paksakan menutup telinga menggunakan bantal. Dan di tengah malam, tiba-tiba saja Valerie terbangun. Rasa traumanya kambuh begitu saja. Valerie mengecek pintu, memastikannya terkunci lalu mencoba kembali tidur. Tapi sayangnya Valerie malah terjaga sebentar. Adanya Leo di rumah membuat batin Valerie tak tenang. ‘’Kau tidak boleh lengah, Valerie,’’ lirihnya. Hidup memang sulit untuk di tebak. Sebelum malapetaka itu terjadi, ia adalah gadis yang bersahaja. Ia bermimpi untuk menjadi dokter. Jadi Valerie tidak takut dengan yang namanya hal-hal mengerikan termasuk kematian. Sebab, Valerie akan mendedikasikan hidupnya untuk menyelamatkan nyawa orang. Namun siapa sangka bahwa terbesit di pikirannya untuk melakukan percobaan bunuh diri. Apanya yang menjadi dokter? Apanya yang ingin menyelamatkan nyawa? Mempertahankan napas dan keteguhan hidup untuk
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more
7. Anak Sialan
‘’Apa yang kamu rasakan sekarang, Nak?’’ Valerie diburu pertanyaan Mahendra begitu siuman. Ada Vira juga di sana. Kepala terasa sakit. Valerie juga merasa seperti kehilangan tenaga. Tapi yang dikatakan Valerie selanjutnya jauh berbeda dengan kenyataannya. ‘’Valerie gak apa-apa kok, Pah.’’ ‘’Apanya yang gak apa-apa. Kamu pingsan. Sekarang kita ke rumah sakit,’’ tukas Mahendra lagi. Telapak tangan Valerie dingin. Ia telah menyukai dunia medis sejak kecil. Jadi sedikit banyak ia paham akan kondisi tubuhnya saat ini. Ada ketakutan yang membayangi Valerie jika ia berkeras menuruti permintaan Mahendra. ‘’Tadi cuma kaget lihat darah, Pah. Valerie beneran gak apa-apa,’’ ucap Valerie lirih. Hatinya diterpa kesedihan. ‘’Kalau begitu biar dokter yang kemari. Cepat telepon—’’ ‘’Mama,’’ Valerie memotong. Wajahnya memelas. Meminta untuk dituruti perkataannya. ‘’Tolong, Mah, Pah. Valerie hanya perlu istirahat.’’ Tetes air mata jatuh membasahi pipi. Kepala Valerie yang panas merasakan belaia
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more
8. Bungkam
‘’Papa…’’ ‘’Jawab Valerie!’’ Vira berteriak tak sabar. Degup jantung Valerie terasa lebih kencang. Ia memejam sambil menyentuh tangan Devano yang semakin kuat menarik rambutnya. Mengharapkan belas kasih untuk dikendurkan sedikit tatkala ia meringis. Namun ringisan Valerie tak bisa menutupi kemarahan Devano selagi pertanyaan menggantung itu tak dijawab. ‘’Apa Vania bilang, Pa.’’ Secara tak langsung Vania membongkar kejahatannya sendiri. Wanita itu diam-diam selalu mencuci otak Vira dan Mahendra terkait desas-desus yang didapat Vania dari teman-temannya. Namun selama ini mereka berdua tidak percaya. Atau lebih tepatnya masih berpikiran positif tentang Valerie. Valerie kesal, kenapa orang tuanya tidak marah pada Vania yang jelas-jelas sengaja menjelek-jelekkannya tanpa bukti? Seolah fitnah itu tidak terdengar kejam. Apakah begitu rasanya menjadi anak yang paling disayang? Selalu dimaklumi perbuatannya meski salah? Batin Valerie menjerit. Dan yang membuat Valerie lebih berduka adala
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more
9. Hanya Untuk Hitam di Atas Putih
‘’Mas?’’ Valerie meminta Leo sadar atas ucapannya. Itu berarti Leo menginginkan ia menjadi istri kedua.‘’Kita harus membicarakannya. Segera. Waktu saya tidak banyak,’’ pungkas Leo sambil mengulurkan tangannya pada Valerie. Mengajak wanita itu pergi.Berkali-kali Valerie mengurungkan niat untuk menyambut telapak tangan yang terbuka itu. Tapi apa daya, gerakan sepihak Leo membuat telapak tangan mereka bertemu. Ada penerbangan yang sedang menunggu dan Vania yang menghubunginya terus-menerus. Ia diburu waktu.‘’Saya tidak mau dimadu. Dan lagi, kamu sudah menikah dengan Vania,’’ ujar Valerie saat mereka sudah berada di dalam mobil. Leo mendengarkan sambil mengemudikan mobil.Mendengar Valerie berkata seperti itu, Leo menghentikan kendaraan di pinggir jalan. Menghadapkan tubuh pada Valerie. Bisa dibilang Leo terlihat sangat frustasi saat itu.‘’Apa yang kamu harapkan? Saya menceraikan Vania lalu menikahi kamu di depan keluarga?’’ Leo berujar marah. Valerie membisu merasakan suasana panas
last updateLast Updated : 2023-10-03
Read more
10. Kau Menipuku?
Di sang hari yang panas tersebut, Leo urung tidur siang bersama istri pertamanya setelah membaca pesan di gawai itu. Leo cepat-cepat memakai baju dan memastikan mata Vania masih menutup. Wanita yang ia sayang itu tidak boleh tahu ia meninggalkan kamar. ‘’Kau menipuku? Sebenarnya kau di mana?’’ Leo bertanya beruntun setelah mengecek ke luar rumah dan tidak menemukan wanita yang di dalam pesan mengatakan sedang berada di kediamannya. ‘’Saya salah ketik.’’ Apa dia serius? Leo menahan kesal mendengar kalimat polos Valerie. Seperti mendapatkan syok terapi. ‘’Sekarang kau di mana?’’ Kekesalannya masih belum hilang. Leo berkata keras sampai Valerie harus menjauhkan gawai dari telinga. ‘’Saya di luar. Sedang berbelanja.’’ ‘’Bukankah sudah ku bilang jangan menghubungi bila tidak penting?’’ Susu ibu hamil di depan mata urung ia raih. Sebegitu terganggunya kah Leo dengan pesan typo tersebut? Padahal ia ingin mengetikkan ”saya sudah makan’’ dan mengirimkannya pada Inah. ‘’Maaf, Mas. S
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status