Share

251. Luka Kehilangan Anak

‘’Siapa yang nggak punya otak, Al?’’

Tiba-tiba saja Rian sudah berada di sebelah Rico.

‘’Itu tuh, Mas.’’ Menunjuk si kembar dengan mulut yang dimajukan.

‘’Kalian apakan adikku?’’

‘’Jangan salah paham, Sepupu. Kami hanya bercanda.’’ Raffi cengengesan lalu menyenggol lengan Rico untuk ikut tertawa.

‘’Dasar kalian!’’ Alia menggeleng-geleng tetapi sesaat kemudian sudah berdamai lagi.

Rian melihat sedikit embun di mata Gia, tetapi tidak berkata apapun. Ingin berempati namun kelakuannya selama ini membuatnya malu untuk tiba-tiba memberi perhatian.

‘’Kamu sudah nggak sedih lagi, kan?’’

‘’Sedikit,’’ jawab Gia pelan.

‘’Ayo kita main. Nanti papa aku jemput, terus ngajak kita main di mall,’’ jabar Alia dengan rasa bahagia.

Lili dan Nathan sudah menganggap Gia juga sebagai anak mereka. Sangat tidak tega melihat Gia sendirian bertemankan Pak Sena dan Inah saja. Apalagi Alia sering bercerita, betapa sedihnya Gia selama sekolah.

Tidak adanya kemajuan tentang Vania, berpengaruh besar pada sang pu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status