Selalu dihina dan direndahkan oleh seluruh anggota keluarga karena menikah dengan lelaki miskin. Cani justru mendapatkan kehidupan yang luar biasa. Namun, Hal tersebut justru makin membuat ibu tiri dan adik Cani tidak senang. mereka berusaha untuk merengut kebahagiaan Cani. Mampukah Cani dan Han mempertahankan rumah tangga mereka? Dan, bisakah Cani menerima sosok Han yang sebenarnya?
View More"Maya siapa?" tanya Cani pada Xixu. "Nama asli wanita di depan anda adalah Maya," jawab Xixu. Hime terkekeh, "Suami palsu?" Ia berhenti sejenak, lalu kembali melanjutkan, "Sayangnya, aku dan Marci benar-benar menikah."Dilihat dari cara mereka berdua berinteraksi, Cani bisa menyimpulkan bahwa Hime dan Xixu sepertinya tidak saling menyukai satu sama lain. "Tapi aku bersyukur, aku sudah bebas sekarang," imbuh Hime. "Bebas gimana, Mbak?" tanya Cani merasa aneh dengan perkataan Hime. Sebelum menjawab, Hime mengalihkan pandangannya pada Cani. "Aku dan Marci sudah resmi bercerai. Aku yang menceraikannya."Pernyataan tegas Hime membuat Cani dan Xixu terkejut. Awalnya mereka mengira jika Hime hanya sekedar bercanda, namun setelah Hime membeberkan beberapa bukti dari ponselnya, barulah dua wanita itu percaya. "Ke-kenapa, Mbak?" tanya Cani khawatir. "Gara-gara Pak Marci yang disuruh menjaga Victory?" Tak s
Tanpa basa-basi lebih lama, Han menyalurkan nafsunya seperti orang kesetanan. Ia tidak peduli meski Cani memintanya untuk lembut. Han tidak bisa, ia menggebu-gebu. Cani hanya pasrah, menerima segala kenikmatan yang diberikan Han, sambil terus mendesah, memanggil-manggil nama suaminya tercinta. Respons Cani membuat gairah Han makin naik. Goyangannya jadi tak beraturan. Di sini Han menunjukkan sisi egoisnya, ia hanya mementingkan kepuasannya saja. Seakan menjadikan Cani sebagai objek belaka. Namun ... Cani justru bertingkah lebih binal dari biasanya. Ia seperti lenih senang jika Han beringas. "Mas Han ... Enak!" racaunya. Kedua matanya juling, berubah menjadi warna putih. Han mencengkeram pinggang Cani agar miliknya tertanam lebih dalam. Sambil sesekali menampar pantat berisi Cani. Keduanya terlena dalam suasana panas penuh gairah. Ketika sedang asyik mendesah, Cani terkejut dengan kedatangan anak buah Han. Namun begitu mereka melihat Cani dan Han yang sedang bercinta, mereka lan
Hime terlihat begitu menikmati suasa pedesaan Meksiko di sore hari. di mana matahari mulai tenggelam, langit berwarna jingga dan ungu. Udara hangat dan tenang. Hime duduk di atas tembok rendah, memandang ke arah ladang jagung yang luasSetelah puas dengan apa yang ia lakukan, Hime beranjak dari tempatnya untuk menemui Han. Ada sesuatu yang ingin ia katakan pada lelaki yang sudah ia snggap sebagai keluarganya itu. Begitu sampai di ruang kerja Han, tanpa membuang-buang waktu, Hime langsung memberitahu Han mengenai keinginannya untuk pergi ke Indonesia. "Beri aku alasan yang tepat," pinta Han. "Aku sangat merindukan suamiku. Bolehkah aku bertemu dengannya?" dalih Hime. "Aku juga akan membawa beberapa anak buah," imbuhnya. Han memandang Hime, ada kecurigaan yang terlihat dari raut wajahnya. Hal itu wajar, mengingay Hime yang pernah bermain di belakanhnya. Namun, pada akhirnya Han tetap mengizinkan Hime untuk menemui suaminya. "Terima kasih," ucap Hime. Sebelum Hime meninggalkan rua
Tentu Cani tidak ingin adiknya ikut tinggal bersama dirinya di sini. Satu alasan, terlalu berbahaya. Cani tidak akan membiarkan adiknya berada di dalam situasi yang akan merugikannya, cukup Cani saja.Meski jauh di lubuh hati Cani, ia ingin sekali merawat adiknya yang kini sudah tidak mampu berbicara lagi. Tapi kali ini Cani harus mengeraskan hatinya, semua demi kebaikan, dan keselamatan Victory.“Huh ... Kenapa dari sekian banyak anak buah yang dimiliki Han, suamiku yang harus menjaga Victory? Padahal mereka pernah berselingkuh. Mungkin sekarang mereka juga sedang berselingkuh,” ujar Hime mengeluhkan hal tersebut.Cani yang awalnya melamun, kini memfokuskan dirinya pada Hime yang baru duduk di depannya.“Mbak Hime, mereka nggak mungkin selingkuh lagi. Jadi, Mbak Hime nggak perlu khawatir,” balas Cani mencoba memberi Hime pengertian yang ia percaya.“Oh ya? Meskipun mereka telah berjanji tidak akan kembali berselingkuh. Namun kesempatan selalu ada. Yeah, namanya juga manusia,” sanggah
"Bergantian? Aku bersedia," sahut Rio. "Gila kamu ya! Mana sudih aku berbagi," sosor Han menarik Cani cukup kencang hingga Cani langsung tersentak kepelukannya. "Cani hanya milikku, sialan," tegas Han melempar tatapan sinis pada saudara kembarnya. Zeilla memutar kedua matanya malas. Ia tahu persis sisi lain dari adiknya yang seperti anak kecil. Tapi, satu hal yang mengejutkan, Rio ternyata tak jauh beda dari Han. “Kania, kamu tahu sendiri kalau aku tidak memiliki teman selain kamu. Sekarang suamimu pun ingin merebutmu dariku,” ujar Rio sengaja mengeluarkan ekspresi memelas.Han berdecap ketika Cani menunjukkan gelagat iba pada Rio.“Kamu nggak kasihan sama aku?” tanya Rio penuh harap. “Kalau kamu ikut suamimu, pasti dia nggak bakal izinin kita bertemu,” imbuhnya.Cani hanya terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Pertemuannya dengan Han juga sangat mengejutkan. Bisa dibilang, Cani malu bertatap muka dengan suaminya, karena ia telah ditiduri pria lain, Rio.Di sisi lain, Cani juga
Rio memperhatikan Cani yang sedang sibuk memilih-milih pakaian yang pantas untuk ia kenakan di pertemuan nanti. Ada raut kesedihan yang Rio perlihatkan, jelas Rio tidak rela melepas Cani. Rio berjalan perlahan ke arah Cani, kemudian memeluk erat perut Cani, meletakkan kepalanya pada pundak wanita yang membuatnya tergila-gila itu. "Rio? Kok peluk aku? Aku lagi memilih baju loh. Katanya mau ngajak aku jalan-jalan," protes Cani berusaha melepaskan diri dari Rio. Rio sengaja tidak memberitahu Cani jika hari ini, Cani akan dikembalikan kepada Han. Rio tidak rela. "Aku masih ingin bersamamu, Kania," bisik Ruo menciumi pipi Cani. Cani menggelengkan kepalanya, bermaksud menghindari kecupan Rio. Entah sejak kapan hubungan keduanya terasa begitu dekat. Rio yang awalnya menjadi ancaman, kini berbalik 360 derajat. "Rio ... Nanti make up-ku berantakan, loh ...." keluhnya memukul-mukul prlan punggung tangan Rio yang melingkar di perutnya. "Panggil aku Mas juga. Sama seperti kamu memanggil s
Matahari sore menerobos celah tirai sutra tebal, menyorot debu-debu halus yang menari-nari di udara ruangan pribadi Han. Ruangan itu sendiri, mewah dan dingin, mencerminkan pemiliknya, seorang pemimpin kartel yang kejam namun terselubung di balik topeng keanggunan.Di sofa kulit berwarna gelap, duduklah dua sosok yang kontras, yakni Zeilla, Presiden Meksiko dengan aura kepemimpinan yang kuat, dan Han, adik kembarnya yang terbungkus aura misterius dan bahaya.Udara di antara mereka dipenuhi ketegangan yang tak terucapkan, lebih dari sekadar canggung, itu adalah keheningan yang dipenuhi sejarah perselisihan."Kau terlihat baik, Han," ucap Zeilla memecah keheningan yang mencekam. Ia tersenyum tipis, sebuah senyum yang tak mampu menyembunyikan kekhawatiran di baliknya.Han hanya berdehem, matanya menatap ke arah jendela, mengamati kota yang terbentang di bawahnya."Seperti yang kau lihat," jawab Han singkat, tanpa sedikitpun minat.Han tampak acuh, seolah kehadiran Zeilla tak lebih dari
Gerimis mengguyur Dermaga Tua, air laut beriak pelan menghantam tumpukan kayu lapuk. Hime berdiri tegak dengan mantel hitamnya yang membalut tubuh rampingnya.Dinginnya angin laut menusuk kulitnya, namun amarahnya lebih menusuk lagi.Tak berselang lama, Haily datang terlambat dari jadwal perjanjian mereka. Ia dalam kondisi basah kuyup, dan rambutnya melekat di wajahnya yang pucat."Kenapa kamu berani mengkhianatiku, Haily?" suara Hime tajam, menusuk seperti pisau. "Kamu bicara pada Han tentang Cani."Haily yang bingung menggelengkan kepala dengan mata berkaca-kaca. "Kamu ngomong apa sih?" tanya Haily tidak mengerti. "Tidak usah berlagak seperti orang bodoh," ketus Hime, menggertak. "Sumpah! Aku tidak pernah bertemu Han. Lagian, ngapain juga aku bertemu denganya?" Haily menyangkalnya. Karena memang itu kenyataannya. "Bohong!" Hime mendekat, tangannya mengepal."Han tahu semuanya. Dia tahu kita terlibat dalam penculikan Cani. Han bilang kamu yang membocorkannya!""Apaan, sih? Han ya
Satu per satu pelayan datang, mereka berkumpul lalu berbaris rapi di depan Cani dan Rio. Rio meminta Mizu mengambil pistol kesayangannya yang sering ia pakai ketika beraksi. Sebagai anak buah, Mizu hanya bisa menurut, meski di benaknya terdapat banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Rio. Mizu kembali dengan membuka kotak berisi sentaja, lalu menyerahkannya pada Rio. Melihat Rio memasukkan beberapa peluru pada pistol tersebut, para pelayan menjadi gugup, dan takut. "Kania, tunjuk pelayang yang sudah menyakitimu," pinta Rio berusara lembut. Cani belum mengetahui bahwa Rio memegang senjata di tangan kirinya. "Kania ...." Rio memanggilnya pelan. Kani yang bingung perlahan menggerakkan tangannya, jari telunjuknya mengacung pada salah satu pelayan secara acak. Dan .. Detik itu juga ... BANG! Suara tembakan terdengar hingga membuat semua orang di sana panik, tak terkecuali Cani yang berteriak kencang ketika melihat kening pelayan yang ia tunjuk berlubang sebelum pel
"Lihat! Siapa yang datang?" seru Bu Helena. Cani dan suaminya berjalan mendekati Bu Helena. Seperti biasa, Cani langsung mencium punggung tangan sang ibu. Namun, ketika suami Cani ingin menyentuh jari Bu Helena. Wanita itu langsung menarik tangannya, sambil melempar tatapan jijik ke arah sang menantu. "Haduh! Ngapain sih, Mbak! Kamu pakek datang segala? Sudah aku bilang, enggak usah datang! Sebenarnya kamu baca pesan grup WA keluarga atau enggak, sih?" cerca Victory. Bu Helena merupakan ibu tiri Cani. Sedangkan Victory adalah adik kandung tunggal bapak. Maksudnya, Victory dan Cani beda ibu, namun satu bapak. Dalam kata lain, Bu Helena menikah dengan ayah Cani, lalu melahirkan Victory. "Ya … Nggak masalah dong, kalau aku hadir. Aku pengen lihat adikku menikah," terang Cani tersenyum ramah. Victory berdecap. Ia mengalihkan pandangannya ke arah Han, suami Cani. "Lagian ngapain, Mbak ke sini bawa gembel? Bikin makin malu saja," ucap Victory sambil menatap rendah Han. Meskipun Ca...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments