Home / Rumah Tangga / Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya / Bab. 10. Mbak Fatin Menyambut Karma

Share

Bab. 10. Mbak Fatin Menyambut Karma

Author: Kurnia
last update Last Updated: 2024-07-13 21:21:47

“Huh? Apa, Mas? Coba ulang, barusan ngomong apa? Tadi ada truk lewat. Jadi suara, Mas Han tidak kedengeran!”

Han tersenyum tipis. Dia menggelengkan kepala.

“Lupakan saja, Sayang. Aku juga sudah lupa,” kata Han.

“Iiihhh ... Apa sih? Baru juga bentar! Sudah lupa saja,” gerundel Cani.

Cani tak mau ambil pusing. Dia lebih memilih untuk mengakhiri obrolan. Dan menyandarkan kepala pada punggung suaminya.

Keesokan hari. Cani meminta sang suami untuk membereskan barang milik Mbak Fatin yang masih ada di depan rumahnya. Seperti kursi dan meja kayu.

Han menyewa sebuah tosa untuk mengembalikan barang tersebut.

Setelah Han kembali dari mengantar barang Mbak Fatin. Mereka mulai membersihkan toko. Cani berniat menggunakan toko tersebut untuk berjualan. Daripada dianggurin.

“Kenapa toko ini, lama dibiarkan tak terpakai?” tanya Han masih penasaran.

Sebenarnya, pertanyaan seperti itu pernah Han pertanyakan pada Cani. Namun, waktu itu Cani enggan menjawab.

“Ibu tiriku tidak memperbolehkan tok
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 11. Meninggalnya Mbak Fatin. Goodbye, Mbak

    Mbak Fatin mengungkapkan rasa malunya pada Cani. Karena hanya Cani yang bersedia menemaninya di rumah sakit. Bahkan, dengan senang Hati Cani merawat anak Mbak Fatin, tanpa diminta. “Kenapa kamu tidak menertawakan kondisiku?” ucap Mbak Fatin. Suaranya terdengar lirih. Kini Mbak Fatin tengah berbaring lemas, di atas ranjang rumah sakit. Cani tersenyum lembut sambil mengelus kening Mbak Fatin. “Orang lagi kena musibah, kok diketawain?” balas Cani. “Apa yang terjadi, Mbak? Kenapa, Mbak bisa seperti ini? Terus, suamimu ada di mana?” cecar Cani ingin tahu. “Aku memergoki suamiku bercinta dengan wanita lain,” lirih Mbak Fatin. Mbak Fatin terdiam cukup lama. Cani sengaja tak memaksa Mbak Fatin untuk langsung bercerita. Toh, kondisi Mbak Fatin belum sepenuhnya pulih. “Kami bertengkar hebat. Lalu dia pergi entah ke mana. Setelah kepergiannya. Banyak debt collector datang untuk menagih hutang suamiku. Aku sangat tertekan,” urai Mbak Fatin. “Dadakku sesak setiap kali aku mengingat kelak

    Last Updated : 2024-07-14
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 12. Mister X, Si Penagih Hutang Dadakan

    “Astagfirullah ... Nggak perlu sampai ngatain anak orang idiot!” murka Cani. “Aku yang bakal merawat Roni!” Cani paling tidak bisa melihat anak kecil ditindas atau dihina. “Oh ... Mbak Cani mau merawat Roni? Bagus lah ... Sekalian, bayarin biaya anak pertama Mbak Fatin yang lagi mondok. Biar tambah miskin,” ledek Victory. “Merawat seorang anak nggak bakal mungkin bisa bikin makin miskin,” tandas Cani. “Malah enak. Hidupku bakal dipenuhi keberkahan,” tambahnya. “Halah!! Banyak omong! Yaudah sana! Pungut tuh anak! Palingan juga bakal jadi beban doang,” komentar Bu Helena sinis. Cani terus beristigfar setiap kali Bu Helena berbicara. Karena semua yang keluar dari mulut wanita setengah baya itu, tak patut untuk didengar. “Sekarang kalian pulang gih! Rumah ini mau aku kosongin,” usir Victory. “Kita juga mau pulang. Setelah mengambil baju-baju, dan surat penting anak-anak Mbak Fatin,” sosor Cani. “Yaudah! Buruan! Ambil semua kain lusuh itu!” dengus Bu Helena. Cani bergegas mengambi

    Last Updated : 2024-07-14
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 13. Ancaman Mematikan Untuk Mister X

    “Apa maksudmu, Sayang?” Han sungguh tidak mengerti. Cani tak menjawab. Ia justru mengalihkan perhatiannya pada Roni yang masih digendong Han. “Roni, ayo kita makan siang bersama,” ajak Cani. Roni menggelengkan kepala. “Loh, kenapa?” tanya Cani. “Maci ngantuk,” jawab Roni setelah menguap. “Yaudah, ayo balik tidur. Sini ... Bulek temani.”Dalam budaya jawa, Bulek merupakan sebutan untuk tante. Roni meminta turun dari gendongan. Han pun menuruti. Han membiarkan Cani dan Roni menuju ke kasur lantai yang berada di belakang etalase. “Mas Han, tolong jaga toko sebentar. Aku mau menemani Roni tidur,” pesan Cani. “Iya, Sayang. Kamu juga, sekalian tidur siang. Yang tadi, bisa kita lanjut omongin nanti,” balas Han mengerti. Cani mengangguk. “Terima kasih, Mas,” ucap Cani berbaring di atas kasur. Beberapa menit berlalu. Tak butuh waktu lama bagi Roni, untuk kembali terlelap. Anak kecil itu pasti sering tidur siang. “Sayang,” panggil Han lirih. Cani menoleh ke belakang. Menyaksikan ka

    Last Updated : 2024-07-15
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 14. Mister X Memilih Pilihan Tepat

    Mister X mengeluarkan air mata. Dirinya sangat ketakutan ketika melihat anak buah Han mengeluarkan tali tambang. Saking takutnya, sampai pipis di celana. “Bukankah, uang bisa melakukan segalanya? Kalau kamu mati. Aku bisa mengambil anakmu. Dan menjualnya,” dalih Han sengaja. “Anak yang malang ... Indra tidak mungkin merawat anakmu. Memangnya siapa dirimu? Hanya pesuruh,” lanjut Han. Mister X makin tertekan. Ditambah, rematan di bahunya belum terlepas. Mister X bisa merasakan jika tulangnya mungkin saja remuk. Han sedikit melonggarkan cengkeramannya. Namun, Han segera mengentak tangannya. Hingga tubuh Mister X berubah posisi menjadi berlutut. Tenaga Han sungguh luar biasa. Han berjongkok guna menyejajarkan posisi dengan Mister X. “Urusan kita selesai,” tandas HanHan kembali berdiri. Dia melempar tatapan kepada anak buahnya. “Sisanya aku serahkan ke kalian. Selamat bersenang-senang ... Tapi, jangan ada pertumpahan darah,” pesan Han pada mereka. Sebelum benar-benar pergi. Han se

    Last Updated : 2024-07-15
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 15. Acara Makan Malam Berujung Tawuran

    “Sekali lagi aku minta maaf atas nama perusahaan. Karena telah membuat anda tidak nyaman,” lanjut Putri menegaskan. “Iya, nggak masalah kok. Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Manusiawi,” timpal Cani mengerti. Han sudah menduga jika Cani tak mungkin marah. “Kalau begitu, saya pamit undur diri. Masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan,” ucap Putri berpamitan. Putri sempat melirik Han. Kemudian berlalu pergi. “Mas sadar nggak? Wanita barusan rambutnya pirang. Hidung mancung. Terus matanya biru. Tapi, namanya Putri. Aneh banget ....” komentar Cani heran. Han sedikit gelagapan. “Apanya yang aneh, Sayang? Jaman makin maju. Aku rasa, sekarang tidak ada wanita muda yang tidak pandai merias wajah,” kilah Han memberi pandangan pada Cani. Namun, sepertinya Cani enggan menelan penjelasan Han. Dia memiliki pemikirannya sendiri. “Masak sih? Berarti Mbak Putri jago banget merias. Sampai-sampai wajahnya mirip banget sama bule,” ujar Cani. Han tersenyum hambar. Dia tak tahu har

    Last Updated : 2024-07-16
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 16. FAKE Or REAL?? Apa Hanya Rumor?

    Seorang wanita berusia enam puluh tiga tahun itu datang dengan kehebohan. Namanya Mak Ti. Beliau merupakan juragan sembako.“Sesama saudara kok saling adu argumen. Hidup itu harus menjaga kerukunan,” tutur Mak Ti memberi nasihat kepada Victory dan Cani. “Mak Ti bawa apa?” tanya Cani senang. Hubungan Cani dan Mak Ti memang baik. Cani sering berbelanja kebutuhan pokok di toko Mak Ti. “Bawa badan doang!” jawab Mak Ti santai. “Tamu nggak perlu bawa apa-apa,” tambah Mak Ti. Setiap kali Mak Ti bergerak. Badannya mengeluarkan suara merdu dari gesekan perhiasan yang dia kenakan. “Oh ... Ada Nak Indra. Suaminya Cani. Eh ... Suaminya Victory. Aduh, maaf. Aku salah. Ya, soalnya dulu katanya Nak Indra naksir Cani. Aku pikir, nikahnya sama Cani. Ups! Enggak ya?” cerocos Mak Ti. Meskipun sudah tidak berusia muda. Mak Ti cukup endel. Suka sekali menggoda orang lain dengan gosip-gosip yang dia tahu. “Habisnya, Cani cantik sih. Kembang desa,” lanjut Mak Ti ceriwis. Victory memandang jijik Mak

    Last Updated : 2024-07-17
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 17. Naksir Biasa Kok!! Malah Cani Dilabrak!

    Malam hari, setelah Indra dan Victory memutuskan untuk pergi, sebelum acara makan malam usai. Victory terlihat sangat kesal dengan suaminya. Dari tadi pun, dia hanya diam hingga sampai di kediaman megah Indra. “Mau sampai kapan kamu tidak menghiraukanku, Dek?” tanya Indra begitu mereka berada di dalam kamar. “Mas nggak jujur. Katanya nggak kenal Mbak Cani. Eh ... Nggak taunya pernah naksir,” sindir Victory mengungkapkan isi hati. “Jangan-jangan, Mas sengaja menikahiku, hanya untuk membuat Mbak Cani cemburu,” tuduh Victory. “Astaga! Untuk apa aku melakukan hal tersebut, Dek? Kamu pikir aku nggak punya harga diri?” sanggah Indra. “Terus? Kenyataannya, Mas pernah menyukai Mbak Cani!” sosor Victory menunjukkan kekesalannya. “Itu dulu. Sebelum aku bertemu denganku, Dek,” jawab Indra. Indra berusaha menenangkan Victory. “Oh ... Jadi benar? Mas dulu suka sama Mbak Cani! Akhirnya ngaku sendiri ‘kan!” sungut Victory makin menjadi. Indra menghela napas. Sepertinya, Indra akan selalu s

    Last Updated : 2024-07-17
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 18. Kakak Pertama Muncul, Mas Irawan

    “Pernah pukul Roni?” tanya Cani sekali lagi. Ingin memastikan. “Bapak pelnah dolong Roni. Ibu pelnah pukul Roni. Coalnya Roni nakal,” terang Roni sambil berusaha mengingat. Cani tersenyum tipis lalu berkata, “Mulai sekarang. Selama Bulek masih hidup. Nggak akan ada yang bisa pukul kamu lagi.”“Bulek janji?” Roni mengangkat jari kelingkingnya. Menunjukkannya tepat di depan wajah Cani. “Janji.” Cani menaut jari kelingking Roni sembari terus melempar senyuman manis.“Udah kayak anak sendiri, Ni.”Otomatis Cani menoleh ke arah seseorang yang berbicara. Senyuman di wajah Cani luntur seketika. “Mas Irawan? Tumben ke sini? Ada apa, Mas?” tanya Cani tak berniat untuk basa-basi.“Galak bener, Ni. Kayak sama siapa aja,” sindir Mas Irawan.Mas Irawan merupakan Kakak Pertama Cani. Salah satu orang yang menjadi saksi, ketika ayah Cani mengatakan jika rumah Keprabon jatuh ke tangan Cani.“Aku hanya galak kok, Mas. Enggak jahat,” tandas Cani.Mas Irawan tersenyum tipis. Perhatiannya tertuju pada

    Last Updated : 2024-07-18

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 149. Karena Han Lupa

    “Sebenarnya siapa kau?” Albert mendesak Eila supaya lekas menjawab pertanyaannya. Eila yang gelagapan pun menjelaskan bahwa ia tidak memiliki hubungan khusus dengan Rio. Soal dirinya dan Rio yang berciuman mesra, itu hanya sekedar keisengan yang dilakukan Rio untuk mempermainkan harga diri dan memberinya tekanan. “Aku adalah mantan pelayan di rumah Tuan Rio, sebelumnya aku pernah membuatnya ingin membunuhku. Untungnya, aku diselamatkan oleh Nyonya Cani,” imbuh Eila menundukkan kepala. Albert memandang Eila dengan menyipitkan mata. “Jadi, kamu bukan mata-mata yang dikirim Rio?” tanyanya. “Mata-mata? Saya tidak berani macam-macam, Tuna ....” Eila menyanggah dengan cepat. “Hidup saya, saya dedikasikan seluruh hidup saya untuk mengabdi pada Nyonya Cani,” tandasnya menggebu sambil menepuk dadanya. Tak mendapati gelagat kebohongan dari Eila, Mau tak mau Albert melepaskan cengkeram

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 148. Rio Ikut Turun Tangan

    Sebelumnya, Rio sudah menyerahkan sempel DNA Haily yang dimiliki pihak Kartel, agar dokter bisa mencocokkan apakah kepala yang ditemukan benar Haily atau bukan.Dan ... Setelah menunggu berjam-jam, akhirnya penantian mereka membuahkan hasil yang mengejutkan. Dokter penyatakan jika kepala tersebut milik Haily, terbukti dengan hasil DNA yang 100 persen cocok. Data tersebut juga membuktikan bahwa asumsi Han bukan hanya bualan. Kini, tak ada alasan bagi Rip untuk tidak memercayai Han. "Jadi, Haily benar-benar sudah tewas? Pantas ia sulit dihubungi pemimpin," gerutu Rio menyentuh dagunya. "Sekarang yang menjadi teka-teki, siapa pelakunya?" sambung Han setelah menghembuskan napas lelah. Berhunung Haily berada di bawah kendali dan tanggung jawab Kartel nomor satu, di mana Rio menjadi petinggi di sana, Rio tak mungkin tinggal diam, dan membiarkan masalah ini sampai ke tangan pemimpin Kartel sebelum berhasil dipecahkan. "Ak

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 147. Penemuan Kepala

    Setelah mendengar kabar mengerikan itu—penemuan kepala manusia di pantai pangkalan militer milik Kartel Black Ice—Han langsung bergegas.Mobil jipnya meluncur cepat, meninggalkan Cani yang berdiri di balik pintu rumah mewah mereka.Sebelum Han benar-benar pergi, Cani meminta Han untuk mengirim pesan apabila sudah mengetahui identitas dari si pemilik kepala. Setelah Han menyanggupi, barulah Cani membiarkan suaminya berlalu. Cani, dengan gaun sutra biru lautnya yang berkilauan, menatap kepergian Han dengan mata berkaca-kaca. Kecemasannya menggunung. "Kepala itu ... Mungkinkah milik Mbak Hime?" Hime, wanita yang telah dianggapnya sebagai kakak sendiri. Kenangan bersama Hime berputar di benak Cani. Tawa mereka, air mata mereka, pelukan hangat di bawah pohon randu ....Kemungkinan terburuk itu menghantui pikiran Cani. Rumah mewah milik Keluarga Ditmer terasa seperti penjara. Sedari tadi Cani tak berhenti mondar-mandir,

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 146. Keisengan Rio Pada Eila

    Eila berdiri di ambang pintu kamar Rio, jantungnya berdebar-debar seperti drum perang. Udara di dalam terasa dingin, menusuk hingga ke tulang, seakan mencerminkan sikap dingin mantan majikannya itu. Seragam pelayannya yang sederhana terasa semakin mencolok di tengah kemewahan ruangan yang dipenuhi perabotan antik dan karya seni bernilai jutaan dolar. Aroma parfum mahal yang menyengat hidungnya tak mampu menutupi bau samar ketakutan yang menyelimuti dirinya. Suara Kepala Pelayan, nyaring dan tegas, masih bergema di telinganya. Perintah itu, singkat dan lugas, telah mengantarnya ke tempat ini, ke hadapan bayangan masa lalunya yang kelam. Ia menghela napas, mencoba menenangkan diri sebelum melangkah masuk. Rio duduk di kursi besar berlapis kulit, siluetnya terukir jelas oleh cahaya redup yang menerpa dari jendela besar di belakangnya.Tatapan Rio tajam, menusuk, seperti pisau yang siap menghujam. Eila merasakan bulu kuduknya merinding. I

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 145. Xander, Pria pengagum Hime

    Sosok itu tertawa keras. "Aku sudah berjanji padamu. Siapa pun yang menghambat jalanmu, pasti akan aku singkirkan."Hime tercengang mendengar jawaban pria tersebut. "Xander ... Kamu gila. Xixu adalah adik kandungmu." Hime tak habis pikir. "Meskipun itu ibuku, jika ia membuatku jengkel, aku tak 'kan ragu untuk melenyapkannya," tandas Xander. Xander menarik pinggang Hime hingga kedua tubuh menempel. "Aku dengar, kamu sudah bercerai dengan Marci," bisik Xander menyatukan kedua kening. Hime menyeringai. "Kamu selalu mengetahui semua tentangku. Dasar penguntit," katanya mendorong pundak Xander agar menjauh. Hime tahu jika Xander sudah lama tergila-gila padanya. Bahkan sejak mereka masih belia, namun sayang, Hime selalu menolak cinta Xander, dan justru lebih memilih menikah dengan Marci yang juga pernah menyatakan cintanya pada Hime. “Apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Hime. 

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 144. Kematian Xixu

    Pernyataan Albert mengenai Xixu yang pernah melenyapkan seseorang lewat makanan mungkim benar. Terbukti dengan beberapa remaja yang jatuh pingsan setelah memakan masakan Xixu dan Eila. Mereka langsung dilarikan ke rumah sakit milik Keluarga Ditmer. Untungnya kondisi mereka baik-baik saja, setelah menerima perawatan. Sementara di rumah, Cani tak memperbolehkan Xixu maupun Eila untuk memasak lagi. Dua wanita itu menunduk, menunjukkan rasa bersalah mereka. "Ada masalah apa?" tanya Hime menghampiri Cani yang duduk bersama dua pelayannya. "Bukan masalah besar. Kamu tidak perlu tahu," sahut Xixu. "Aku tidak berbicara dengan bawahan," timpal Hime melemar tatapan sengit ke arah Xixu."Kamu juga bawahan," celetuk Xixu tak mau kalah dari Hime. Eila yang tak ingin ikut campur, memutuskan untuk pergi secara diam-diam. "Sejak kapan aku menjadi bawahan?" sungut Hime meremehkan Xixu. Cani menepuk punggung tang

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 143. Cani Sakit?

    "Maya siapa?" tanya Cani pada Xixu. "Nama asli wanita di depan anda adalah Maya," jawab Xixu. Hime terkekeh, "Suami palsu?" Ia berhenti sejenak, lalu kembali melanjutkan, "Sayangnya, aku dan Marci benar-benar menikah."Dilihat dari cara mereka berdua berinteraksi, Cani bisa menyimpulkan bahwa Hime dan Xixu sepertinya tidak saling menyukai satu sama lain. "Tapi aku bersyukur, aku sudah bebas sekarang," imbuh Hime. "Bebas gimana, Mbak?" tanya Cani merasa aneh dengan perkataan Hime. Sebelum menjawab, Hime mengalihkan pandangannya pada Cani. "Aku dan Marci sudah resmi bercerai. Aku yang menceraikannya."Pernyataan tegas Hime membuat Cani dan Xixu terkejut. Awalnya mereka mengira jika Hime hanya sekedar bercanda, namun setelah Hime membeberkan beberapa bukti dari ponselnya, barulah dua wanita itu percaya. "Ke-kenapa, Mbak?" tanya Cani khawatir. "Gara-gara Pak Marci yang disuruh menjaga Victory?" Tak s

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 142. Kebebasan Xixu Dari Cengkeraman Rio

    Tanpa basa-basi lebih lama, Han menyalurkan nafsunya seperti orang kesetanan. Ia tidak peduli meski Cani memintanya untuk lembut. Han tidak bisa, ia menggebu-gebu. Cani hanya pasrah, menerima segala kenikmatan yang diberikan Han, sambil terus mendesah, memanggil-manggil nama suaminya tercinta. Respons Cani membuat gairah Han makin naik. Goyangannya jadi tak beraturan. Di sini Han menunjukkan sisi egoisnya, ia hanya mementingkan kepuasannya saja. Seakan menjadikan Cani sebagai objek belaka. Namun ... Cani justru bertingkah lebih binal dari biasanya. Ia seperti lenih senang jika Han beringas. "Mas Han ... Enak!" racaunya. Kedua matanya juling, berubah menjadi warna putih. Han mencengkeram pinggang Cani agar miliknya tertanam lebih dalam. Sambil sesekali menampar pantat berisi Cani. Keduanya terlena dalam suasana panas penuh gairah. Ketika sedang asyik mendesah, Cani terkejut dengan kedatangan anak buah Han. Namun begitu mereka melihat Cani dan Han yang sedang bercinta, mereka lan

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 141. Perceraian Hime dan Marci

    Hime terlihat begitu menikmati suasa pedesaan Meksiko di sore hari. di mana matahari mulai tenggelam, langit berwarna jingga dan ungu. Udara hangat dan tenang. Hime duduk di atas tembok rendah, memandang ke arah ladang jagung yang luasSetelah puas dengan apa yang ia lakukan, Hime beranjak dari tempatnya untuk menemui Han. Ada sesuatu yang ingin ia katakan pada lelaki yang sudah ia snggap sebagai keluarganya itu. Begitu sampai di ruang kerja Han, tanpa membuang-buang waktu, Hime langsung memberitahu Han mengenai keinginannya untuk pergi ke Indonesia. "Beri aku alasan yang tepat," pinta Han. "Aku sangat merindukan suamiku. Bolehkah aku bertemu dengannya?" dalih Hime. "Aku juga akan membawa beberapa anak buah," imbuhnya. Han memandang Hime, ada kecurigaan yang terlihat dari raut wajahnya. Hal itu wajar, mengingay Hime yang pernah bermain di belakanhnya. Namun, pada akhirnya Han tetap mengizinkan Hime untuk menemui suaminya. "Terima kasih," ucap Hime. Sebelum Hime meninggalkan rua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status