Home / Rumah Tangga / Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya / Bab. 18. Kakak Pertama Muncul, Mas Irawan

Share

Bab. 18. Kakak Pertama Muncul, Mas Irawan

Author: Kurnia
last update Last Updated: 2024-07-18 21:01:45

“Pernah pukul Roni?” tanya Cani sekali lagi. Ingin memastikan.

“Bapak pelnah dolong Roni. Ibu pelnah pukul Roni. Coalnya Roni nakal,” terang Roni sambil berusaha mengingat.

Cani tersenyum tipis lalu berkata, “Mulai sekarang. Selama Bulek masih hidup. Nggak akan ada yang bisa pukul kamu lagi.”

“Bulek janji?” Roni mengangkat jari kelingkingnya. Menunjukkannya tepat di depan wajah Cani.

“Janji.” Cani menaut jari kelingking Roni sembari terus melempar senyuman manis.

“Udah kayak anak sendiri, Ni.”

Otomatis Cani menoleh ke arah seseorang yang berbicara. Senyuman di wajah Cani luntur seketika.

“Mas Irawan? Tumben ke sini? Ada apa, Mas?” tanya Cani tak berniat untuk basa-basi.

“Galak bener, Ni. Kayak sama siapa aja,” sindir Mas Irawan.

Mas Irawan merupakan Kakak Pertama Cani. Salah satu orang yang menjadi saksi, ketika ayah Cani mengatakan jika rumah Keprabon jatuh ke tangan Cani.

“Aku hanya galak kok, Mas. Enggak jahat,” tandas Cani.

Mas Irawan tersenyum tipis. Perhatiannya tertuju pada
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 19. Keinginan Tidak Tahu Diri Mas Irawan

    “Masmu yang menusukmu dari belakang?” tanya Han melempar senyuman ke arah Cani. “Jangan ngomong gitu, Mas. Mungkin Mas Irawan sudah berubah,” tukas Cani seakan membela kakaknya. “Seseorang tidak mungkin bisa berubah dalam waktu singkat,” timpal Han.“Bukan hanya mengkhianatimu. Mas Irawan juga pernah menghinamu. Karena kamu hanya meminta sepuluh ribu rupiah untuk maharmu,” tambah Han. Kenyataan di masa lalu yang dibeberkan Han, tak bisa Cani hempaskan dari ingatannya. “Emh, Mas Han tidak mengizinkan Mas Irawan bekerja di sini ya?” Cani menyimpulkan berdasarkan respons yang diberikan oleh Han. “Aku khawatir dengan keselamatanmu, Sayang,” ungkap Han. Bukannya tidak ingin memberi izin. Han hanya takut jika istrinya dilukai lagi. Sesuatu paling menyakitkan bagi Han adalah, ketika melihat Cani mengeluarkan air mata. “Aku baik-baik saja kok, Mas. ‘Kan ada, Mas yang selalu berada di sisiku. Jadi, aku nggak takut bakal dilukai oleh orang lain,” tutur Cani meyakinkan. Cani berusaha me

    Last Updated : 2024-07-19
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 20. Loh? Ke Mana Uang Cani?

    “Bukannya aku nyesel atau apa, Ni. Aku pengen tinggal di sini untuk sementara waktu. Setelah hubunganku sama istriku membaik. Aku bakal pergi dari sini. Dan nggak kerja lagi sama kamu, Ni,” kilah Mas Irawan.Cani menghembuskan napas lelah. Tidak ada gunanya saling melempar argumen dengan kakaknya. Melawan seseorang yang pandai bersilat lidah memang susah, dan tidak ada gunanya. “Baiklah, Mas Irawan boleh tinggal di rumah ini. Kebetulan. Rumah ini ‘kan punya banyak kamar,” sahut Han mengambil keputusan. Sebenarnya Cani tak setuju. Mengingat kelakuan tercela Mas Irawan terhadapnya. Cani masih sedikit kesal. Namun, berhubung Cani sangat menghormati suaminya. Mau tak mau, Cani setuju dengan Han.Perbincangan mereka terhenti saat ada beberapa pembeli yang datang. Dengan sigap Cani melayani para pembeli. Begitu pun dengan Mas Irawan yang menunjukkan kinerjanya. Sementara Han berpamitan untuk berangkat bekerja. “Hati-hati, Mas,” ucap Cani setelah mencium punggung tangan Han. Selama b

    Last Updated : 2024-07-20
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 21. Mas Irawan Keterlaluan!

    Mendengar suara berisik di dalam kamar. Han bergegas menghampiri sang istri. Begitu sampai di dalam kamar. Pemandangan pertama yang disaksikan oleh Han adalah, istrinya yang sedang membongkar isi lemari pakaian. “Kamu ngapain, Sayang?” tanya Han ketika menyadari jika Cani terlihat seperti orang kebingungan bercampur panik. “Mas ... Uang yang tadi, Mas kasih ke aku hilang,” lapor Cani sudah bergelimang air mata. “Hilang? Kok bisa hilang? Emang kamu taro di mana?” Han merasa kasihan pada istrinya. “Aku taro di dalam lemari, Mas. Di bawah pakaian. Seperti biasa aku naro uangku,” jelas Cani menangis. “Haduh, Mas ... Di mana ya uangku?” resah Cani. “Tenangkan dirimu terlebih dahulu, Sayang. Mungkin kamu lupa menyimpan uang itu di mana,” tutur Han berusaha membuat Cani tidak panik. “Enggak lupa, Mas. Aku ingat dengan persis. Aku menyimpan uangku di sini!” tandas Cani sangat yakin. “Jangan-jangan?” gumam Han. “Jangan-jangan apa, Mas?” tanya Cani mendengar suara lirih Han. “Aku tid

    Last Updated : 2024-07-21
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 22. Loh? Kok Han Yang Ditangkap Polisi?

    Han yang kesal meminta anak buahnya untuk memukuli Mas Irawan. Tenang saja. Han tak mungkin membuat Mas Irawan terlalu kesakitan. Han menamai pukulan tersebut sebagai pukulan peringatan penuh kasih sayang. “Jangan sampai wajahnya terluka,” perintah Han. Han tak bodoh. Dia tidak akan meninggalkan luka di area terbuka. Seperti wajah, tangan, maupun kaki Mas Irawan. Pukulan kecil seperti itu saja, sudah mampu membuat Mas Irawan bertekuk lutut. Mas Irawan yang tak pernah mendapatkan kekerasan sebelumnya. Tak kuasa menahan rasa sakit akibat pukulan bertubi-tubi dari anak buah Han.“Hentikan! Jangan pukul aku lagi! Maafkan aku, Han!” rintih Mas Irawan memohon ampun. Han memerintahkan anak buahnya untuk berhenti memukul. Han kembali berjongkok. Jemarinya yang besar mencengkeram rahang Mas Irawan cukup kuat. Meminta sang pemilik rahang untuk menatapnya. “Mas Irawan. Padahal sudah memilih. Kenapa tidak bertahan dengan pilihanmu?” ringis Han.Pandangan remeh tak bisa lagi Mas Irawan tun

    Last Updated : 2024-07-22
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 23. Pak Herman, Bikin Heran Deh! Skenario Murahan

    “Kamu itu ngomong apa sih, Ni? Kapan aku mencuri uangmu? Memangnya kamu punya uang?” kelit Mas Irawan. Enggan mengaku. “Kamu pasti kena omongan suamimu yang bohong itu!” Malah balik menuduh, dan memfitnah Han. Mas Irawan justru berusaha memanipulasi Cani. Akan tetapi, Cani bukan orang yang mudah. Wanita manis itu lebih percaya dengan sang suami. “Yang tukang bohong itu kamu, Mas!” bentak Cani muak. “Sudah! Jangan halangi aku lagi! Aku mau nyusul suamiku!” hardik Cani. Mas Irawan sama sekali tidak membiarkan Cani beranjak dari tempat. Bahkan Mas Irawan sengaja merebut Roni dari gendongan Cani. “Kamu nggak kasihan sama Roni? Masih kecil sudah kamu ajak ke kantor polisi. Lagian, Roni ‘kan lagi tidur siang. Malah diajak keluar,” cerca Mas Irawan. Mas Irawan tahu persis jika Cani sangat menyayangi Roni. “Yaudah, kalau kamu mau nyusul suamimu, silakan. Tapi, Roni sama aku. Bakal aku bawa. Terus tinggal di rumahku. Aku yang ngasuh,” tantang Mas Irawan. Cani gelagapan. Dan sesuai den

    Last Updated : 2024-07-23
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 24. Terima Kasih, Marci Ganteng

    Malam hari setelah aksi pemukulan Mas Irawan. Mas Irawan berjalan tertatih memasuki kediamannya yang lumayan besar. Istrinya yang membuka pintu langsung memarahi Mas Irawan yang akhir-akhir ini tak pulang berhari-hari. Mas Irawan tak mau ambil pusing. Pria penuh keriput itu memilih untuk membersihkan tubuhnya yang penuh luka akibat digebuki anak buah Han. Mas Irawan sangat kesal dengan Han. Dan timbullah kebencian untuk sang adik ipar. Setelah membersihkan tubuh. Mas Irawan langsung bergegas pergi menemui Indra. Meskipun harus melakukan perjalanan lumayan jauh, dengan mengendarai sepeda motor. Mas Irawan tak mengeluh. Biarpun seluruh tubuhnya terasa sangat sakit. Sampainya di kediaman mewah Indra. Mas Irawan langsung mengadu. Awalnya Indra enggan percaya. Namun, setelah Mas Irawan menunjukkan tubuhnya yang penuh luka. Barulah Indra percaya. “Bagus! Luka di tubuhmu sudah cukup untuk memasukkan Han ke dalam penjara,” tandas Indra senang. “Han bakal masuk penjara? Terus, gimana n

    Last Updated : 2024-07-24
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 25. Han Pulang, Pengen Jadi WNI

    Roni tersentak mendengar suara pintu utama rumah digedor oleh seseorang. Roni pun segera menghampiri Buleknya yang sedang mengaji di ruangan khusus sembahyang. Beribadah, atau berserah diri kepada Sang Pencipta merupakan kegiatan favorit Cani ketika dalam suasana kacau seperti saat ini. Sejak ditangkapnya Han tadi. Hati Cani tak bisa tenang. Dia merasa sangat cemas akan keselamatan Han. “Bulek ....” panggil Roni menghampiri Cani. Cani otomatis menghentikan aksinya. Kini, dia memfokuskan diri pada Roni. “Iya, Roni. Ada apa? Roni sudah mengantuk?” tanya Cani penuh perhatian. “Enggak ngantuk! Ada yang pukul pintu. Aku kaget, Bulek,” jawab Roni memberi tahu, dengan tatapan polos. Cani tersenyum lembut kemudian berjalan menuju ke arah pintu rumah. Masih dengan mengenakan mukena. “Siapa yang bertamu? Apa Bu RT mau bagi-bagi makanan?” batin Cani menduga-duga. Begitu pintu rumah Cani terbuka. Rasa lega bercampur senang menyelimuti hati Cani. Bagaimana tidak? Sosok yang berdiri di had

    Last Updated : 2024-07-25
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 26. Siapa Sih Han? Kok Serem?

    “Kenapa aku tidak bisa?” tanya Han penasaran dengan jawaban yang akan Marci lontarkan. “Mau tidak mau. Anda harus kembali ke Colorado. Posisi Godfather tidak boleh dibiarkan kosong terlalu lama,” jelas Marci menatap Han intens. Godfather dalam dunia mafia merujuk pada sosok pemimpin tertinggi, atau figur otoritas yang sangat dihormati dalam hierarki mafia.“Untuk saat ini, Keluarga Ditmer masih memegang kuasa tertinggi. Mereka selalu melindungimu. Tapi, perselisihan antar Kartel masih berlangsung,” urai Marci. Suasana yang santai. Kini berubah menjadi tegang, dan sedikit memanas. “Ah ... Sial. Kalian yang memintaku untuk pergi menghindari konflik,” gerutu Han cemberut. “Semua demi keselamatanmu, Godfather. Bersabarlah sampai saudara perempuanmu menjadi Presiden,” tutur Marci kembali mencairkan suasana. Entah mengapa, Han merasa hampa saat mendengar sebutan ‘Godfather’. Gelar tertinggi yang selama ini ia emban. Tak lagi menarik baginya. “Jika Cani tahu siapa aku. Apa yang akan d

    Last Updated : 2024-07-26

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 161. Awal Dari Kehidupan Baru

    Setelah menghancurkan tablet tersebut hingga tak berbentuk, tiba-tiba layar televisi di sampingnya menyala sendiri, menampilkan adegan di mana Hime mengakui segala kebohongannya mengenai kemandulan Han. Seketika tubuh Hime melorot dan terjatuh di atas lantai.Perhatian Hime kembali fokus pada layar televisi ketika sosok Han tampil di sana. Han menyatakan jika kini ia sudah tidak peduli kepada Hime. Han juga telah mengeluarkan Hime dari Black Ice. Han mencabut segala fasilitas yang ia berikan pada Hime.Di akhir ocehan Han, pria itu tersenyum dan berterima kasih pada Hime. Namun Han berjanji akan menjaga keselamatan Hime.“Sialan! Beraninya kamu membuangku setelah semua yang aku lakukan untukmu!” geram Hime melempar piring berisi makanan ke layar telivi yang masih menyala.Hime berteriak seperti orang kehilangan akal. Semua rencanya berantakan, dan sekarang justru rencana itu berbalik menusuknya. Dia sama sekali tak menyangka jika Han aka

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 160. Penjebakan Kejam

    Setelah makan malam romantis, Han mengajak Hime ke sebuah hotel bintang lima yang sangat terkenal di kota. Keduanya menikmati suasana nyaman yang tersaji dari balkon kamar, dengan Han yang memeluk Hime dari belakang.“Han ... Apa kamu benar-benar menyukaiku?” tanya Hime mamastikan.“Tak hanya menyukaimu, aku juga mencintaimu,” jawab Han cepat.Hime tertawa kecil. “Tapi ... Kita tidak bisa bersama.”“Kenapa?” Han membalik tubuh Hime agar menghadap dirinya.“Karena ada Cani,” bisik Hime menenggerkan kedua lengannya pada pundak lebar Han.Han tertawa renyah, ia berkata, “Itu bisa diatur.”“Jadi, kamu akan menceraikan wanita kampung itu?”Han tidak menjawab, ia justru menggendong Hime, dan membawa tubuh sexy Hime menuju ranjang. Han melempar tubuh Hime di atas kasur, lalu menindihnya.“Han? Kamu serius?” Hime melototkan kedua matanya. Apalagi saat Han merobek gaun indah yang dikenakan Hime.“Hime, apa kamu tahu? Cani sedang hami sekarang,” ucap Han bernada rendah.Sontak Hime terkejut, na

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 159. Rencana Han

    Jika memang benar Cani hamil sebelum diculik oleh Rio, maka bayi yang dikandung Cani merupakan darah daging Han. Demi membuktikan, dan meluruskan segalanya, hari ini juga Han mengunjungi klinik dokter kenalan Hime yang menyatakan bahwa ia mandul.Begitu sampai di klinik, Han langsung mengobrak-abrik tempat praktik dokter tersebut. bahkan Han juga menyandera para asisten dokter guna makin memberi tekanan.Han memaksa Dokter untuk mengatakan yang sebenarnya, jika tidak, Han akan melubangi kepala Dokter dengan peluru. Tak hanya itu, Han juga mengancam akan membuat kematian Dokter terasa sangat menyakitkan. Dalam kata lain, Han tak ‘kan begitu saja melenyapkan nyawa Sang Dokter.Dengan ekspresi penuh ketakutan, Dokter akhirnya mengaku jika ia dibayar Hime untuk membohongi Han mengenai kesuburan. Darah Han seketika mendidih ketika Dokter mengungkapkan segalanya.Han yang berada dalam kendali amarah, langsung memasukkan ujung pistol ke dalam mulut Dokter, dan melepas peluru yang membuat kep

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 158. Kebenaran Mulai Terbuka

    Hime tersenyum tipis. “Yang memintaku tinggal di sini adalah Han. Tapi, jika Kepala Keluarga Ditmer mengusirku, aku akan hengkang.”Albert mencengkeram pergelangan tangan Hime ketika wanita itu hendak beranjak meninggalkannya. Ia sangat ingin membahas mengenai dokter perkebunan yang meninggal mengenaskan, namun Albert menundanya. Entah mengapa, perasaannya tidak enak.“Kembalilah mengurus Kartel, aku membutuhkan bantuanmu,” pinta Albert.Hime melipat kedua tangan pada dada. Ia menghela napas sebelum berkata, “Kamu masih membutuhkan bantuanku untuk mengurus Kartel? Bukankah aku di sini untuk membantu Cani?” Hime mengernyitkan dahi.“Sudah banyak pelayan yang membantu Cani,” sahut Albert. “Biarkan Cani mengurus segala urusan di rumah ini sendirian,” tandasnya menatap lurus Hime.Dengan amat sangat terpaksa, Hime menyetujui permintaan Albert.“Aku menurutimu karenam neghomatimu sebagai Pemimpin Black Ice,” pungkas Hime berlalu meninggalkan Albert yang terdiam.Dari sekian banyak pria di

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 157. Tak Goyah Sedikitpun

    Beberapa hari berlalu, Han melangkah pelan ke sisi ranjang, tangannya terulur untuk meraih tangan Cani yang dingin. Han tahu istrinya masih bersedih, masih terombang-ambing dalam kenyataan pahit tentang siapa ayah dari bayi di perutnya.Tanpa berkata apa pun, Han menggenggam tangan Cani, memberikan ketenangan yang hanya bisa diberikan oleh sentuhan lembut seorang suami.Cani terisak, sesekali mengusap perutnya yang masih tampak rata. Kehamilannya, seharusnya menjadi kabar gembira, namun malah membuatnya hancur."Sayang ...." bisik Han lembut. "Percayalah, aku tak peduli siapa ayah bayi kita. Yang penting, bayi ini akan tumbuh dalam keluarga kita, dengan cinta dan kasih sayang kita berdua. Aku akan menjadi ayahnya, aku akan bertanggung jawab sepenuhnya."Air mata Cani kembali menetes, kali ini bukan air mata kesedihan, melainkan haru. Han bersungguh-sungguh, Cani dapat melihatnya dari sorot mata Han yang penuh kasih sayang."Kenapa? Aku telah mengkhianatimu, Mas," lirih Cani mengalihka

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 156. Kenyataan Pahit Dari Hime

    Senja menyelimuti kediaman keluarga Albert. Di ruang kerjanya yang luas, Albert, kepala keluarga yang disegani, duduk termenung dengan ditemani secangkir kopi yang masih hangat di tangannya. Pikiran Albert dipenuhi oleh cerita Eila, pelayan pribadi sekaligus sahabat Nyonya Ditmer, tentang kecurigaan Eila terhadap sikap aneh Hime.Setelah beberapa saat berpikir, Albert mengambil keputusan. Ia bangkit dari kursinya, wajahnya dipenuhi dengan keraguan. Ia memanggil anak buahnya yang berada tak jauh darinya. "Ya, Tuan?"“Aku perlu kau melakukan sesuatu. Awasi Hime. Laporkan setiap gerak-geriknya kepadaku. Lakukan dengan hati-hati, jangan sampai ia menyadari hal ini.” Suara Albert terdengar tegas. Pria tinggi tegap itu mengangguk hormat, menerima perintah tanpa bantahan.***Di sisi lain, angin yang berhembus sepoi-sepoi, membawa aroma tanah basah dan sedikit bau anyir dari kandang buaya raksasa.Hime memandang Han yang berdiri sambil memperhatikan buaya peliharaannya, beberapa ekor buay

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 155. Kehamilan Yang Disembunyikan

    Cani terbangun dengan kepala yang terasa pusing. Cahaya redup menyinari wajahnya. Bau disinfektan klinik memenuhi hidungnya. Ia mengerjapkan mata, pandangannya masih kabur. Sebuah tangan hangat menggenggam tangan Cani. Ia menoleh dan melihat Hime duduk di sampingnya, wajah Hime tampak lelah namun dihiasi senyum lembut.“Cani ... Kamu sudah sadar,” bisik Hime, suaranya lembut seperti sutra.Cani mengerjapkan mata beberapa kali, mencoba mengingat kejadian sebelum ia pingsan. Kenangan samar-samar berkelebat, perkebunan yang luas, aroma tanah basah, lalu gelap.“Mbak Hime ... Aku dimana? Apa yang terjadi?” tanya Cani, suaranya masih lemah.“Kamu pingsan di perkebunan,” jawab Hime, “Untungnya, tidak terjadi apa-apa yang serius.”Hime meraih tangan Cani, matanya berkaca-kaca. Ia memiliki raut wajah yang serius."Ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu, Cani,” lirih Hime, suaranya sedikit gemetar. Ia menggenggam tangan Cani lebih erat. “Dokter sudah memeriksakanmu tadi ....” Ia berhenti s

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 154. Kehamilan Cani

    Semakin Hime mendekati Han, semakin Hime tahu bahwa yang ada di otak dan pikiran Han hanyalah Cani seorang. Hime seperti tidak ada celah untuk merebut hati Han. "Jika aku tidak bisa merebut Han, maka akan aku buat hubungan mereka berdua berantakan." Janji telah meluncur dari bibir Hime. Membangkitkan gairah amarah pada diri Hime. Seiring berjalannya waktu, Hime berhasil mengambil hati Cani, dan menjadikannya sebagai orang paling dipercaya Cani, menggeser posisi Eila. Hime juga memutuskan untuk membantu Cani mengurus segala keperluan dan masalah di kediaman Keluarga Ditmer. Hal tersebut membuat Hime mengetahui seluk beluk kegiatan di rumah. Termasuk sektor perkebunan yang nilainya fantastis. Hime begitu takjub, selama ini ia hanya membantu pekerjaan Han tanpa mengetahui kegiatan sesungguhnya di rumah Keluarga Ditmer. "Hasil perkebunan langsung dijual ke pemerintah?" tanya Hime pada Cani. Cani yang sedang membawa catatan menoleh ke arah Hime. "Iya, Mbak. Katanya untuk membantu ra

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 153. Usaha Hime

    Rio menatap tajam Xander yang sudah ketakutan melihat Rio mengayunkan katana. "Tuan Rio! Tolong ampuni saya!" mohon Xander bersujud di kaki Rio. Rio mendesis, "Orang sepertomu, yang mengkhianati kartelmu."Xander mendongak guna melihat wajah Rio. "Terlebih kelakuanmu, yang membuat Kania bersedih, tak akan pernah termaafkan!" tandas Rio penuh penekanan di nada bicaranya. Ketika Rio hendak menebas leher Xander, kedatangan Mizu membuatnya berhenti. Mizu meminta agar Xander tak dilenyapkan, sebab, Xander masih bisa digunakan untuk kepentingan Kartel. Karena Rio sangat percaya pada Mizu, dan mempertimbangkan perkataan Mizu, akhirnya Rio lebih memilih menurut pada Mizu. Ia menyerahkan Xander pada Mizu.Rio juga menegaskan jika Xander melakukan hal-hal yang berhubungan dengan Cani, maka Mizu harus menyerahkan nyawa Xander padanya. "Baik, Tuan. Aku pastikan, Xander berada di bawah kendaliku," tegas Mizu mantap. Rio menyembunyikan katanya, lalu bergegas keluar dari ruang bawah tanah, m

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status