Chapter: Bab. 106. Keturunan Kebaikan Adalah KebahagiaanMark berjalan memasuki ruang keluarga. Dia membawa beberapa berkas di tangannya. Kedatangan Mark membuat Ibu Tutik dan Dini sedikit tegang. “Maaf menunggu,” ucap Mark duduk di sofa tunggal. “Aku tidak suka basa-basi, jadi langsung saja. Maksudku mengundang kalian berdua adalah, aku ingin memberi tahu kalian bahwa, semua aset tidak bergerak milik Lusi, telah berganti nama menjadi milik kalian berdua. Aku membaginya seadil mungkin.” “Maksudnya? Aset apa?” tanya Dini tidak mengerti. “Aku membeli banyak tanah, dan bangunan atas nama Lusi. Sekarang, seluruh tanah dan bangunan tersebut telah berganti nama menjadi milik kalian berdua,” jelas Mark. Dini dan Ibu Tutik sangat terkejut. Mereka berdua sampai tidak bisa berkata-kata lagi. “Kenapa? Itu ‘kan milik Lusi, Kenapa diberikan kepada kami?” tanya Ibu Tutik menundukkan kepala. “Anda berhak memilikinya, Ibu. Berkat kebaikan hati, Ibu yang mengizinkan Lusi ikut bersamaku di Inggris,” jawab Mark bersuara lembut. “Maksudku, kami tidak per
Terakhir Diperbarui: 2023-12-15
Chapter: Bab. 105. Kelahiran Bayi KembarMark tersenyum puas karena telah berhasil membalas perbuatan Nyonya Maria dan Aldo terhadapnya. Sebenarnya, hal seperti ini tidak disenangi oleh Mark. Apalagi sampai harus mengorbankan banyak waktu dan uang. Benar-benar bukan tipe Mark. “Kasihan Nyonya Maria dan Tuan Aldo, mereka harus tidur di penjara. Tetapi, aku gak menyangka, Nyonya Maria yang menghilangkan nyawa Ningsih. Mengapa harus begitu sih jadi orang?” Lusi menggelengkan kepala mengingat perbuatan Nyonya Maria. “Pada akhirnya, semua akan mendapatkan balasan, sesuai dengan yang mereka perbuat,” balas Alex. “Tumben, Mister Alex pintar?” kata Lusi polos. “Aku memang pintar, hanya berpura-pura bodoh saja,” sahut Alex tidak mau ambil pusing. “Sayangku, kamu sudah siap tinggal di Inggris?” tanya Mark menarik perhatian Lusi. “Kita bakal pergi ke Inggris?” Bukannya menjawab, Lusi malah balik bertanya. “Aku ‘kan lagi hamil, emangnya boleh naik pesawat?” tanya Lusi. Lusi menyentuh perutnya yang telah membuncit. Sudah sembilan b
Terakhir Diperbarui: 2023-12-15
Chapter: Bab. 104. Balasan Terbaik Untuk Nyonya MariaNyonya Maria menjalani kehidupannya di dalam penjara dengan penuh kehampaan. Dia sangat sedih melihat tangannya tidak dihiasi perhiasan. Nyonya Maria juga mengeluh dengan kondisi kulitnya yang kusam, dan tidak bersih. Keadaan sel yang begitu jorok juga membuat Nyonya Maria sering mengalami demam. “Ada yang ingin bertemu denganmu, keluarlah,” pinta Petugas Polisi meminta Nyonya Maria keluar dari dalam sel. “Bertemu denganku? Siapa?” tanya Nyonya Maria heran. “Nanti kamu juga tahu.” Begitu sampai di ruang temu. Nyonya Maria ingin kembali ke dalam sel. Namun petugas polisi malah menyuruhnya untuk duduk di kursi. “Tatap aku, Madam,” kata Mark tidak senang melihat Nyonya Maria menundukkan wajah. “Kamu mau mengejekku? Aku gak ada waktu buat dengerin ocehanmu,” cetus Nyonya Maria memberanikan diri menatap mata tajam Mark. “Aku tidak suka mengejek orang yang tidak berdaya,” balas Mark menyeringai. “Aku hanya ingin menanyakan perihal keadaanmu saja. Apakah kamu baik-baik saja? Sepertinya
Terakhir Diperbarui: 2023-12-12
Chapter: Bab. 103. Pengakuan Felix“Dengan kamu yang mengatakan terima kasih, apakah tugasku sudah selesai?” canda Miky.“Sayang sekali, tugasmu belum selesai. Aku masih membutuhkan bantuanmu,” jawab Mark.“Aku senang mendengarnya,” balas Miky.Mark tersenyum tipis kemudian melihat jam berwarna perak di tangan sebelah kanan. Rupanya jam telah menunjukkan pukul sebelas malam, sudah terlalu larut untuk Mark yang biasanya tidur di jam delapan atau sembilan malam.“Miky, pergilah tidur. Jangan terlalu sering bergadang. Sayangi juga tubuh mudamu, sebelum kamu menyesal sepertiku.” Mark memberi sedikit wejangan kepada Miky.“Apa yang kamu sesali di waktu muda? Boleh aku mengetahuinya?” Karena kalimat Mark, Miky jadi penasaran.“Aku menyesal karena terlalu sering bekerja, tanpa memedulikan kesehatanku. Sekarang aku sudah tua, jadi sedikit merasakan akibat dari kurangnya aku mengatur pola tidur,” jelas Mark menepuk pelan pundak Miky. “Aku pergi tidur dulu. Besok akan ada pertunjukkan yang menakjubkan. Memikirkannya saja, membuat
Terakhir Diperbarui: 2023-12-11
Chapter: Bab. 102. Keberhasilan Misi MikyMark tidak mungkin membiarkan Aldo hidup tenang di dalam penjara. Mark sengaja menyewa seseorang untuk mengerjai Aldo selama berada di dalam penjara. Keputusan Mark terbukti ampuh, Aldo tak berhenti berbuat kericuhan di dalam sel. Hal tersebut akan membuat Aldo kesulitan untuk mendapat keringanan hukuman. “Dia duluan yang menyenggolku! Dia menghinaku!” teriak Aldo keras. Kalimatnya ditujukan kepada seorang pria suruhan Mark. Para petugas sudah tidak memercayai Aldo lagi, karena Aldo telah terbukti mengalami depresi. Mereka menganggap jika sikap tidak menentu Aldo akibat dari penyakit Aldo. “Lepaskan aku! Kalian harusnya menangkap pria jelek itu!” Aldo berusa melepaskan diri dari genggaman para polisi. Polisi menyeret Aldo menuju sel tunggal. Mereka benar-benar memperlakukan Aldo dengan tidak baik. Sedangkan Aldo hanya bisa mencerocos tidak jelas ketika pintu sel tertutup rapat. *** “Aldo, pasti sangat menderita sekarang,” kata Mark berjalan mendekati Nyonya Maria. Melihat kehad
Terakhir Diperbarui: 2023-12-10
Chapter: Bab. 101. Aldo Masuk Penjara“Lusi menyewa tim audit untuk memeriksa keuangan perusahaan Asia Victory Grup? Yang benar saja, memangnya siapa Lusi?” tanya Nyonya Maria seperti tidak percaya dengan ucapan Bobi. “Apakah anda tidak tahu? Nona Lusi adalah pemegang sembilan puluh persen saham Liba Company,” kata Bobi. Nyonya Maria dan Aldo sangat terkejut mendengar pernyataan Bobi. “Bukankah, pemilik saham dari Liba Company adalah Mark Junior George?” tanya Aldo nyalang. “Tuan Mark tidak memiliki sepersen pun saham Liba Company. Tuan Smith, selaku pemilik Liba Company, telah menyerahkan seluruh hak perusahaan Liba kepada Nona Lusi. Tuan Mark adalah orang yang menjalankan Liba Company. Astaga, ternyata kalian baru mengetahui fakta ini. Aku pikir, kalian sudah mengetahuinya sebelum aku tahu.” Bobi sedikit meledek Nyonya Maria dan Aldo. Mengetahui kenyataan itu, Nyonya Maria terlihat memendam rasa kesal. Bagaimana bisa dia selama ini begitu santai. Nyonya Maria merasa sangat bodoh. Mark pasti memanfaatkan kewarganegar
Terakhir Diperbarui: 2023-12-07
Chapter: Bab. 115. Pertengkaran Kecil Hime Dan MarciHime keluar dari lift yang langsung menuju ke ruangan makan. Ia tersenyum begitu melihat Marci yang sedang duduk nyaman di salah satu kursi.“Sarapan apa hari ini?” tanya Hime menghampiri Marci.“Koki masak nasi goreng,” jawab Marci.Hime menganggukkan kepala sambil duduk di samping Marci.“Nasi goreng, makanan favoritku,” ucap Hime basa-basi.“Tapi, tidak untuk sarapan. Terlalu berat,” balas Marci.Hime melihat piring Marci yang berisi telur, dan kentang rebus.“Kamu masih menjaga pola makanmu? Wah, kamu mengagumkan.” Hime mencibir Marci.“Tidak ada yang mencintai tubuhku, sehebat aku,” timpal Marci.Hime tertawa kecil mendengar perkataan Marci.“Kamu masih muda. Tidak perlu terlalu berlebihan,” balas Hime menggelengkan kepala, heran dengan gaya hidup Marci.“Nikmati saja hidupmu,” tambah Hime mengambil satu centong nasi ke piringnya.“Kamu lah yang harus menikmati hidupmu, selagi kamu tinggal di sini,” sahut Marci.“Negara ini sangat aman, dan menyenangkan,” terang Marci.“Bagiku, t
Terakhir Diperbarui: 2024-11-16
Chapter: Bab. 114. Haily Mengingatkan VictoryTak perlu menunggu waktu lama. Anak buah Marci datang dengan membawa pesanan Marci. Yakni sebuah ponsel baru, dan rekening untuk Victory.“Kamu boleh pergi,” ucap Marci meminta anak buahnya untuk keluar dari kamar Victory.Marci menyerahkan ponsel yang masih terbungkus Box, menandakan jika ponsel itu memang masih baru.Mata Victory berbinar saat membuka box ponsel. Ia tak menyangka, akan memiliki ponsel mahal ini.“Kita memiliki ponsel yang sama,” kata Marci.Seperti biasa, Marci selalu menebar senyuman.Karena Victory sudah kebal dari senyuman palsu Marci, Victory jadi bisa bersikap biasa saja. Tidak seperti dulu yang selalu terpesona setiap kali Marci tersenyum.(“Kepalaku pusing. Aku ingin pergi tidur. Kamu bisa pulang?”)Marci agak kecewa saat Victory mengusir dirinya. Namun, Marci tak mungkin memaksakan kehendaknya.“Sepertinya, kamu memang harus beristirahat. Aku sudah terlalu lama di sini. Aku pulang dulu,” pamit Marci.Sebenarnya Marci tak rela meninggalkan Victory. Ia masih i
Terakhir Diperbarui: 2024-11-15
Chapter: Bab. 113. Marci Ingin Berteman Dengan VictoryHari demi hari berganti tanpa terasa. Victory seakan menikmati segala perhatian yang ia terima dari Cani maupun Han. Sepasang suami-istri itu memperlakukan Victory dengan begitu baik.Sekarang Victory sedang asyik bermain game di ponsel Cani yang ia bawa. Victory hanya sendirian di dalam kamar. Suster yang menjaganya sedang keluar entah ke mana. Victory tak mau ambil pusing. Yang penting ia aman.Pintu kamar terbuka, Victory pikir itu suster yang menjaganya. Namun, tebakkan Victory salah besar. Orang yang kini telah berdiri di depannya adalah Marci. Pria yang paling dibenci Victory.“Aku membawakan jus buah kesukaanmu. Kamu bisa meminumnya kapan pun,” ujar Marci meletakkan bungkusan di atas meja di samping ranjang.(“Di dalam minuman itu ada racunnya, ya?”)“Tidak ada racunnya. Aku membelinya di restoran. Aku tidak membuatnya sendiri,” jelas Marci.Marci duduk di sisi ranjang Victory, tanpa meminta izin terlebih dahulu kepada Victory.(“Aku tidak suka kamu di sini. Kamu mau ngapain?”)
Terakhir Diperbarui: 2024-11-14
Chapter: Bab. 112. Victory Resmi Menjanda“Senang mendengarmu telah memiliki pengganti Victory,” celetuk Cani. Lebih terengar sarkas.“Kamu sudah ada pendamping baru?” Hime pura-pura terkejut.“Padahal aku ingin memperkenalkanmu ke salah satu temanku,” imbuh Hime seakan menyayangkan Indra yang telah memiliki kekasih baru.Indra tertawa kecil mendengar ucapan Hime.“Itu semua bisa diatur, Nyonya Hime. Sekarang, bagiku wanita tidaklah penting,” tandas Indra.Indra menatap tajam Cani, kemudian beralih pada Hime.“Aku akan mengganti wanita yang ada di sisiku jika aku sudah bosan,” kekeh Indra.“Kalau prinsipmu seperti itu, kamu bisa terkena penyakit,” seloroh Hime.“Penyakit bisa diobati. Jangan seperti orang susah,” timpal Indra tak mau ambil pusing.“Indra, aku sangat tahu bagaimana rasanya dikhianati,” ucap Hime.“Masak? Sepertinya Marci tipe pria yang setia,” sahut Indra tak percaya.Hime buru-buru berkelit, dan mengatakan jika bukan Marci yang dimaksud olehnya.“Pria lain sebelum Marci,” tandas Hime.Indra menganggukkan kepa
Terakhir Diperbarui: 2024-11-13
Chapter: Bab. 111. Kenyataan Yang Baru Marci Tahu“Cani, pertanyaanmu itu aneh. Hubunganku dengan Victory sudah lama berakhir. Tentu saja aku tak memiliki perasaan apa pun padanya,” jawab Marci.Marci agak tercekat saat berbicara. Seakan kalimat yang ia ucapkan sangat sulit keluar dari bibirnya yang tipis.“Syukurlah ... Aku tidak ingin Victory dibenci Mbak Hime lagi.” Cani bernapas lega.“Bagaimana pun juga, dalam sebuah perselingkuhan, tak hanya pihak wanita yang bersalah,” terang Cani seperti memberi nasihat pada Marci.“Aku mengerti, Cani. Kamu jangan salah paham dulu. Aku hanya ingin mengetahui kondisi Victory. Tidak lebih dari itu,” tukas Marci meluruskan.“Baiklah, kalian boleh mengobrol berdua. Tapi, jangan lebih dari tiga puluh menit ya.”Meskipun diliputi keraguan, Cani tetap memberi Marci kesempatan untuk berbincang bersama Victory. Lagi pula, uang yang Cani dapat berasal dari Marci.“Kamu tenang saja, aku tidak suka mengingkari janji,” balas Marci.Marci masuk ke dalam kamar di mana Victory berada. Rupanya, Victory tak ti
Terakhir Diperbarui: 2024-11-10
Chapter: Bab. 110. Pertemuan Kembali"Sayang, kamu mempertanyakan pertanyaan aneh." Han enggan menjawab. "Enggak aneh kok, Mas. Emang, Mas Han beneran bukan asli orang sini?" Cani malah memperjelas dugaannya terhadap Han. "Tampang suamimu memang terlihat seperti orang dari negara latin. Tapi, Cani, suamimu tetap suamimu," sahut Hime geregetan. "Maksud, Mbak Hime apa?" tanya Cani bingung. Jawaban Hime justru makin membuat Cani merasa aneh. "Perasaanku nggak enak, Mas. Kayak ada yang janggal," ungkap Cani menyentuh dadanya. “Cani, otakmu sudah konslet gara-gara kebanyakan mikirin Victory. Sampai ada yang janggal segala.” Sosor Hime. “Biasanya kamu kalau pusing ‘kan pergi sembayang. Kayaknya kamu kurang mendekatkan diri sama Tuhanmu. Mangkanya perasaanmu nggak enak terus,” terang Hime. “Iya, Mbak. Pasti karena aku kurang berdoa akhir-akhir ini.” Cani menelan mentah-mentah pendapat Hime.
Terakhir Diperbarui: 2024-11-09
Chapter: Bab Spesial. Beni Louzi menjadi topik utama perbincangan warga dunia. Bagaimana tidak, kasus Beni sangat menggemparkan.Mulai dari penggelapan uang perusahaan, pencucian uang. Dan, yang lebih parah adalah kasus pembunuhan, serta pelecehan seksual yang pernah dilakukan Beni terhadap adik Nunu.Semuanya muncul ke permukaan. Tak terkecuali perbuatan Beni yang menghabisi nyawa ayahnya sendiri demi harta.Setiap pengadilan yang dijalani oleh Beni, Elina tak pernah absen. Tujuannya hanya satu. Elina ingin mengolok-olok mantan suaminya itu.Kejahatan yang dilakukan oleh Beni membuat pria itu dijatuhi hukuman mati pada awalnya. Kemudian diganti dengan hukuman seumur hidup.Nunu lah yang tidak ingin Beni dihukum mati. Setidaknya, Beni harus merasakan bagaimana penderitaan menjalani kehidupan di dalam rutan.Ada momen menggemaskan di pertengahan sidang. Di mana Beni menyangkut-pautkan Elina Yus ke dalam kasus pemalsuan surat wasiat.Sebagai seorang suami, tentu saja Jimmy tidak terima jika istrinya asal dit
Terakhir Diperbarui: 2024-05-27
Chapter: Bab. 105. Akhir Yang Menyenangkan“Kak Elina?”Melisa tak kuasa menahan tangis. Rasa takut menjalar ke seluruh tubuhnya. Terlebih posisinya yang berada tepat di tepi tebing.Melisa berusaha memundurkan kursi rodanya menggunakan tangan. Namun hasilnya nihil. Kursi roda tersebut sama sekali tidak bisa bergerak.“Percuma, kursi rodamu dikendalikan oleh remot kontrol. Kamu tidak mungkin bisa menggerakkan kursi roda secara manual,” terang Daniel.“Tolong aku!” rengek Melisa. “Daniel, tolong aku, jangan biarkan aku mati,” mohonnya.Daniel berdecap. “Tidak ada untungnya menolongmu. Kamu harus merasakan apa yang dulu dirasakan oleh Elina. Terjatuh dari atas tebing,” tandasnya.Melisa menangis keras.“Jangan terlalu aktif bergerak. Nanti tubuhmu bisa jatuh lalu hancur,” ucap Daniel memperingati Melisa.Melisa pun berhenti bergerak. Dia hanya bisa terdiam sambil terus menangis ketakutan.“Seseorang yang kamu cintai akan datang. Kamu harus bisa meyakinkan dia agar mau menyelamatkanmu,” pungkas Daniel.Kini yang ada di pikiran Me
Terakhir Diperbarui: 2024-05-27
Chapter: Bab. 104. Melisa Ada Di Posisi ElinaElina merawat Melisa dengan begitu baik. Melisa pun merasa sangat senang atas semua perhatian yang dilimpahkan Elina untuknya. Namun, satu hal yang tidak Melisa tahu. Elina sengaja membiarkan Melisa tetap dalam keadaan lumpuh.“Kapan ibumu pulang? Sekarang ibumu ada di mana sih?” tanya Elina.“Ibuku sedang berada di Iran. Dia pergi berlibur bersama teman-teman arisan,” jawab Melisa.“Ibumu sudah tahu tentang kondisimu?”Melisa menggelengkan kepala sebagai jawaban.“Kenapa kamu tidak memberi tahu ibumu? Dia bisa pulang untuk merawatmu,” ujar Elina.“Aku enggak mau ibuku ikut sedih. Sudah sewajarnya jika ibuku hidup bahagia sekarang,” tutur Melisa.“Jadi begitu ya?”Perhatian dua wanita itu terfokus pada berita di televisi yang menayangkan sebuah kecelakaan pesawat.Melisa meraung ketika identitas ibunya terpampang menjadi salah satu penumpang pesawat yang tidak selamat.Elina memeluk erat adiknya sembari terus menenangkan adiknya yang seperti orang gila.Sementara itu, Elina tak memada
Terakhir Diperbarui: 2024-05-27
Chapter: Bab. 103. Rencana Baru ElinaSisca dijebloskan ke dalam penjara atas laporan yang dibuat oleh Jimmy. Sebenarnya Beni juga dilaporkan. Tapi, berhubung Beni memiliki banyak uang, lelaki itu terbebas dari hukuman penjara.Beni hanya diharuskan untuk membayar denda.Awalnya Sisca murka. Namun, setelah mendengar penjelasan Beni, dan janji Beni yang akan membebaskannya. Sisca menerima dengan lapang dada.Mungkin tinggal di dalam penjara bisa membuat pikiran Sisca menjadi sedikit jernih.***Karena terjatuh dari mobil yang tengah melaju cukup kencang, Melisa mengalami patah tulang kaki. Untuk saat ini, Melisa harus duduk di kursi roda.“Nasibku benar-benar mirip Kak Elina,” kata Melisa sedih.Beni menghembuskan napas, kemudian mengelus kepala kekasihnya.“Jangan bicara seperti itu lagi. Nasibmu sama sekali tidak mirip dengan kakakmu. Aku masih mencintaimu,” tutur Beni berusaha memberi semangat pada Melisa.“Aku tidak bisa berjalan,” gumam Melisa. “Aku lumpuh,” tambahnya.Beni menggelengkan kepalanya. Tidak setuju dengan
Terakhir Diperbarui: 2024-05-27
Chapter: Bab. 102. Perceraian James Dan SiscaKetika Melisa ingin membuka pintu kamar hotel, Elina mencegahnya.“Kenapa?” tanya Melisa melihat sengit ke arah kakaknya.“Aku sudah menghubungi suami dari si wanita yang bersama Beni. Dia sedang dalam perjalanan menuju ke sini,” terang Elina.Melisa tampak terkejut. “Apa? Bahkan wanita yang bersama suamiku sudah memiliki seorang kekasih? Sungguh menggelikan!”“Sabar dulu ya. Kita tunggu sampai dia datang. Kamu harus bisa menahan amarahmu,” tutur Elina menangkan Melisa.Mau tak mau Melisa mengalah. Keduanya berdiri di depan pintu sembari menunggu kedatangan Jimmy.Tak lama kemudian Jimmy menampakkan wujudnya di hadapan Melisa dan Elina.“Kamu ‘kan pacarnya Kak Elina? Kok Ngapain kamu ada di sini?” tanya Melisa heran.“Melisa kamu jangan salah paham dulu. Pria yang ada di hadapanmu bukanlah kekasihku. Melainkan suami dari si wanita yang sekarang ada di dalam kamar bersama Beni.”“Apa?”“Bisa kalian berdua minggir? Aku sudah tidak sabar melihat sesuatu yang ada di dalam sana,” tandas Ji
Terakhir Diperbarui: 2024-05-27
Chapter: Bab. 101. Ketahuan Nih? “Apa yang kamu lakukan, Sisca?” tanya Beni.Sisca berhenti mengerjakan pekerjaannya. Dia memfokuskan diri pada Beni, Sang Bos sekaligus kekasih gelapnya.“Apa yang aku lakukan?” Bukannya menjawab, Sisca justru balik bertanya.Beni tersenyum tipis. “Jangan pura-pura bodoh gitu. Aku sudah tahu apa yang kamu lakukan terhadap uang perusahaan,” ujar Beni.Meski telah ketahuan, Sisca sama sekali tidak merasa takut.“Kamu ingin memasukkanku ke dalam penjara?” tantang Sisca.“Kamu berani sekali, Sisca.” Beni mencondongkan kepalanya, mendekatkan bibirnya tepat di telinga Sisca. “Aku makin tertarik denganmu,” bisik Beni.Sisca mendorong pundak Beni agar menjauh dari tubuhnya.“Bisa-bisanya kamu menggodaku di kantor. Bagaimana jika ada pegawai lain yang melihat kita? Mereka bisa melaporkan perbuatanmu pada kekasihmu,” ejek Sisca.“Siapa yang berani mengusikku? Aku akan menghabisi mereka yang tidak tunduk,” tandas Beni.“Kamu terlihat menawan setiap kali mengeraskan rahangmu,” puji Sisca.Awaln
Terakhir Diperbarui: 2024-05-19