Home / Rumah Tangga / Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya / Bab. 13. Ancaman Mematikan Untuk Mister X

Share

Bab. 13. Ancaman Mematikan Untuk Mister X

Author: Kurnia
last update Last Updated: 2024-07-15 20:20:10

“Apa maksudmu, Sayang?” Han sungguh tidak mengerti.

Cani tak menjawab. Ia justru mengalihkan perhatiannya pada Roni yang masih digendong Han.

“Roni, ayo kita makan siang bersama,” ajak Cani.

Roni menggelengkan kepala.

“Loh, kenapa?” tanya Cani.

“Maci ngantuk,” jawab Roni setelah menguap.

“Yaudah, ayo balik tidur. Sini ... Bulek temani.”

Dalam budaya jawa, Bulek merupakan sebutan untuk tante.

Roni meminta turun dari gendongan. Han pun menuruti. Han membiarkan Cani dan Roni menuju ke kasur lantai yang berada di belakang etalase.

“Mas Han, tolong jaga toko sebentar. Aku mau menemani Roni tidur,” pesan Cani.

“Iya, Sayang. Kamu juga, sekalian tidur siang. Yang tadi, bisa kita lanjut omongin nanti,” balas Han mengerti.

Cani mengangguk. “Terima kasih, Mas,” ucap Cani berbaring di atas kasur.

Beberapa menit berlalu. Tak butuh waktu lama bagi Roni, untuk kembali terlelap. Anak kecil itu pasti sering tidur siang.

“Sayang,” panggil Han lirih.

Cani menoleh ke belakang. Menyaksikan ka
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 14. Mister X Memilih Pilihan Tepat

    Mister X mengeluarkan air mata. Dirinya sangat ketakutan ketika melihat anak buah Han mengeluarkan tali tambang. Saking takutnya, sampai pipis di celana. “Bukankah, uang bisa melakukan segalanya? Kalau kamu mati. Aku bisa mengambil anakmu. Dan menjualnya,” dalih Han sengaja. “Anak yang malang ... Indra tidak mungkin merawat anakmu. Memangnya siapa dirimu? Hanya pesuruh,” lanjut Han. Mister X makin tertekan. Ditambah, rematan di bahunya belum terlepas. Mister X bisa merasakan jika tulangnya mungkin saja remuk. Han sedikit melonggarkan cengkeramannya. Namun, Han segera mengentak tangannya. Hingga tubuh Mister X berubah posisi menjadi berlutut. Tenaga Han sungguh luar biasa. Han berjongkok guna menyejajarkan posisi dengan Mister X. “Urusan kita selesai,” tandas HanHan kembali berdiri. Dia melempar tatapan kepada anak buahnya. “Sisanya aku serahkan ke kalian. Selamat bersenang-senang ... Tapi, jangan ada pertumpahan darah,” pesan Han pada mereka. Sebelum benar-benar pergi. Han se

    Last Updated : 2024-07-15
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 15. Acara Makan Malam Berujung Tawuran

    “Sekali lagi aku minta maaf atas nama perusahaan. Karena telah membuat anda tidak nyaman,” lanjut Putri menegaskan. “Iya, nggak masalah kok. Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Manusiawi,” timpal Cani mengerti. Han sudah menduga jika Cani tak mungkin marah. “Kalau begitu, saya pamit undur diri. Masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan,” ucap Putri berpamitan. Putri sempat melirik Han. Kemudian berlalu pergi. “Mas sadar nggak? Wanita barusan rambutnya pirang. Hidung mancung. Terus matanya biru. Tapi, namanya Putri. Aneh banget ....” komentar Cani heran. Han sedikit gelagapan. “Apanya yang aneh, Sayang? Jaman makin maju. Aku rasa, sekarang tidak ada wanita muda yang tidak pandai merias wajah,” kilah Han memberi pandangan pada Cani. Namun, sepertinya Cani enggan menelan penjelasan Han. Dia memiliki pemikirannya sendiri. “Masak sih? Berarti Mbak Putri jago banget merias. Sampai-sampai wajahnya mirip banget sama bule,” ujar Cani. Han tersenyum hambar. Dia tak tahu har

    Last Updated : 2024-07-16
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 16. FAKE Or REAL?? Apa Hanya Rumor?

    Seorang wanita berusia enam puluh tiga tahun itu datang dengan kehebohan. Namanya Mak Ti. Beliau merupakan juragan sembako.“Sesama saudara kok saling adu argumen. Hidup itu harus menjaga kerukunan,” tutur Mak Ti memberi nasihat kepada Victory dan Cani. “Mak Ti bawa apa?” tanya Cani senang. Hubungan Cani dan Mak Ti memang baik. Cani sering berbelanja kebutuhan pokok di toko Mak Ti. “Bawa badan doang!” jawab Mak Ti santai. “Tamu nggak perlu bawa apa-apa,” tambah Mak Ti. Setiap kali Mak Ti bergerak. Badannya mengeluarkan suara merdu dari gesekan perhiasan yang dia kenakan. “Oh ... Ada Nak Indra. Suaminya Cani. Eh ... Suaminya Victory. Aduh, maaf. Aku salah. Ya, soalnya dulu katanya Nak Indra naksir Cani. Aku pikir, nikahnya sama Cani. Ups! Enggak ya?” cerocos Mak Ti. Meskipun sudah tidak berusia muda. Mak Ti cukup endel. Suka sekali menggoda orang lain dengan gosip-gosip yang dia tahu. “Habisnya, Cani cantik sih. Kembang desa,” lanjut Mak Ti ceriwis. Victory memandang jijik Mak

    Last Updated : 2024-07-17
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 17. Naksir Biasa Kok!! Malah Cani Dilabrak!

    Malam hari, setelah Indra dan Victory memutuskan untuk pergi, sebelum acara makan malam usai. Victory terlihat sangat kesal dengan suaminya. Dari tadi pun, dia hanya diam hingga sampai di kediaman megah Indra. “Mau sampai kapan kamu tidak menghiraukanku, Dek?” tanya Indra begitu mereka berada di dalam kamar. “Mas nggak jujur. Katanya nggak kenal Mbak Cani. Eh ... Nggak taunya pernah naksir,” sindir Victory mengungkapkan isi hati. “Jangan-jangan, Mas sengaja menikahiku, hanya untuk membuat Mbak Cani cemburu,” tuduh Victory. “Astaga! Untuk apa aku melakukan hal tersebut, Dek? Kamu pikir aku nggak punya harga diri?” sanggah Indra. “Terus? Kenyataannya, Mas pernah menyukai Mbak Cani!” sosor Victory menunjukkan kekesalannya. “Itu dulu. Sebelum aku bertemu denganku, Dek,” jawab Indra. Indra berusaha menenangkan Victory. “Oh ... Jadi benar? Mas dulu suka sama Mbak Cani! Akhirnya ngaku sendiri ‘kan!” sungut Victory makin menjadi. Indra menghela napas. Sepertinya, Indra akan selalu s

    Last Updated : 2024-07-17
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 18. Kakak Pertama Muncul, Mas Irawan

    “Pernah pukul Roni?” tanya Cani sekali lagi. Ingin memastikan. “Bapak pelnah dolong Roni. Ibu pelnah pukul Roni. Coalnya Roni nakal,” terang Roni sambil berusaha mengingat. Cani tersenyum tipis lalu berkata, “Mulai sekarang. Selama Bulek masih hidup. Nggak akan ada yang bisa pukul kamu lagi.”“Bulek janji?” Roni mengangkat jari kelingkingnya. Menunjukkannya tepat di depan wajah Cani. “Janji.” Cani menaut jari kelingking Roni sembari terus melempar senyuman manis.“Udah kayak anak sendiri, Ni.”Otomatis Cani menoleh ke arah seseorang yang berbicara. Senyuman di wajah Cani luntur seketika. “Mas Irawan? Tumben ke sini? Ada apa, Mas?” tanya Cani tak berniat untuk basa-basi.“Galak bener, Ni. Kayak sama siapa aja,” sindir Mas Irawan.Mas Irawan merupakan Kakak Pertama Cani. Salah satu orang yang menjadi saksi, ketika ayah Cani mengatakan jika rumah Keprabon jatuh ke tangan Cani.“Aku hanya galak kok, Mas. Enggak jahat,” tandas Cani.Mas Irawan tersenyum tipis. Perhatiannya tertuju pada

    Last Updated : 2024-07-18
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 19. Keinginan Tidak Tahu Diri Mas Irawan

    “Masmu yang menusukmu dari belakang?” tanya Han melempar senyuman ke arah Cani. “Jangan ngomong gitu, Mas. Mungkin Mas Irawan sudah berubah,” tukas Cani seakan membela kakaknya. “Seseorang tidak mungkin bisa berubah dalam waktu singkat,” timpal Han.“Bukan hanya mengkhianatimu. Mas Irawan juga pernah menghinamu. Karena kamu hanya meminta sepuluh ribu rupiah untuk maharmu,” tambah Han. Kenyataan di masa lalu yang dibeberkan Han, tak bisa Cani hempaskan dari ingatannya. “Emh, Mas Han tidak mengizinkan Mas Irawan bekerja di sini ya?” Cani menyimpulkan berdasarkan respons yang diberikan oleh Han. “Aku khawatir dengan keselamatanmu, Sayang,” ungkap Han. Bukannya tidak ingin memberi izin. Han hanya takut jika istrinya dilukai lagi. Sesuatu paling menyakitkan bagi Han adalah, ketika melihat Cani mengeluarkan air mata. “Aku baik-baik saja kok, Mas. ‘Kan ada, Mas yang selalu berada di sisiku. Jadi, aku nggak takut bakal dilukai oleh orang lain,” tutur Cani meyakinkan. Cani berusaha me

    Last Updated : 2024-07-19
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 20. Loh? Ke Mana Uang Cani?

    “Bukannya aku nyesel atau apa, Ni. Aku pengen tinggal di sini untuk sementara waktu. Setelah hubunganku sama istriku membaik. Aku bakal pergi dari sini. Dan nggak kerja lagi sama kamu, Ni,” kilah Mas Irawan.Cani menghembuskan napas lelah. Tidak ada gunanya saling melempar argumen dengan kakaknya. Melawan seseorang yang pandai bersilat lidah memang susah, dan tidak ada gunanya. “Baiklah, Mas Irawan boleh tinggal di rumah ini. Kebetulan. Rumah ini ‘kan punya banyak kamar,” sahut Han mengambil keputusan. Sebenarnya Cani tak setuju. Mengingat kelakuan tercela Mas Irawan terhadapnya. Cani masih sedikit kesal. Namun, berhubung Cani sangat menghormati suaminya. Mau tak mau, Cani setuju dengan Han.Perbincangan mereka terhenti saat ada beberapa pembeli yang datang. Dengan sigap Cani melayani para pembeli. Begitu pun dengan Mas Irawan yang menunjukkan kinerjanya. Sementara Han berpamitan untuk berangkat bekerja. “Hati-hati, Mas,” ucap Cani setelah mencium punggung tangan Han. Selama b

    Last Updated : 2024-07-20
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 21. Mas Irawan Keterlaluan!

    Mendengar suara berisik di dalam kamar. Han bergegas menghampiri sang istri. Begitu sampai di dalam kamar. Pemandangan pertama yang disaksikan oleh Han adalah, istrinya yang sedang membongkar isi lemari pakaian. “Kamu ngapain, Sayang?” tanya Han ketika menyadari jika Cani terlihat seperti orang kebingungan bercampur panik. “Mas ... Uang yang tadi, Mas kasih ke aku hilang,” lapor Cani sudah bergelimang air mata. “Hilang? Kok bisa hilang? Emang kamu taro di mana?” Han merasa kasihan pada istrinya. “Aku taro di dalam lemari, Mas. Di bawah pakaian. Seperti biasa aku naro uangku,” jelas Cani menangis. “Haduh, Mas ... Di mana ya uangku?” resah Cani. “Tenangkan dirimu terlebih dahulu, Sayang. Mungkin kamu lupa menyimpan uang itu di mana,” tutur Han berusaha membuat Cani tidak panik. “Enggak lupa, Mas. Aku ingat dengan persis. Aku menyimpan uangku di sini!” tandas Cani sangat yakin. “Jangan-jangan?” gumam Han. “Jangan-jangan apa, Mas?” tanya Cani mendengar suara lirih Han. “Aku tid

    Last Updated : 2024-07-21

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 140. Selalu Makan Di Rumah Han Dan Cani

    Tentu Cani tidak ingin adiknya ikut tinggal bersama dirinya di sini. Satu alasan, terlalu berbahaya. Cani tidak akan membiarkan adiknya berada di dalam situasi yang akan merugikannya, cukup Cani saja.Meski jauh di lubuh hati Cani, ia ingin sekali merawat adiknya yang kini sudah tidak mampu berbicara lagi. Tapi kali ini Cani harus mengeraskan hatinya, semua demi kebaikan, dan keselamatan Victory.“Huh ... Kenapa dari sekian banyak anak buah yang dimiliki Han, suamiku yang harus menjaga Victory? Padahal mereka pernah berselingkuh. Mungkin sekarang mereka juga sedang berselingkuh,” ujar Hime mengeluhkan hal tersebut.Cani yang awalnya melamun, kini memfokuskan dirinya pada Hime yang baru duduk di depannya.“Mbak Hime, mereka nggak mungkin selingkuh lagi. Jadi, Mbak Hime nggak perlu khawatir,” balas Cani mencoba memberi Hime pengertian yang ia percaya.“Oh ya? Meskipun mereka telah berjanji tidak akan kembali berselingkuh. Namun kesempatan selalu ada. Yeah, namanya juga manusia,” sanggah

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 139. Kembalinya Cani Kepelukan Han

    "Bergantian? Aku bersedia," sahut Rio. "Gila kamu ya! Mana sudih aku berbagi," sosor Han menarik Cani cukup kencang hingga Cani langsung tersentak kepelukannya. "Cani hanya milikku, sialan," tegas Han melempar tatapan sinis pada saudara kembarnya. Zeilla memutar kedua matanya malas. Ia tahu persis sisi lain dari adiknya yang seperti anak kecil. Tapi, satu hal yang mengejutkan, Rio ternyata tak jauh beda dari Han. “Kania, kamu tahu sendiri kalau aku tidak memiliki teman selain kamu. Sekarang suamimu pun ingin merebutmu dariku,” ujar Rio sengaja mengeluarkan ekspresi memelas.Han berdecap ketika Cani menunjukkan gelagat iba pada Rio.“Kamu nggak kasihan sama aku?” tanya Rio penuh harap. “Kalau kamu ikut suamimu, pasti dia nggak bakal izinin kita bertemu,” imbuhnya.Cani hanya terdiam, ia tak tahu harus menjawab apa. Pertemuannya dengan Han juga sangat mengejutkan. Bisa dibilang, Cani malu bertatap muka dengan suaminya, karena ia telah ditiduri pria lain, Rio.Di sisi lain, Cani juga

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 138. Pertemuan Cinta Segitiga

    Rio memperhatikan Cani yang sedang sibuk memilih-milih pakaian yang pantas untuk ia kenakan di pertemuan nanti. Ada raut kesedihan yang Rio perlihatkan, jelas Rio tidak rela melepas Cani. Rio berjalan perlahan ke arah Cani, kemudian memeluk erat perut Cani, meletakkan kepalanya pada pundak wanita yang membuatnya tergila-gila itu. "Rio? Kok peluk aku? Aku lagi memilih baju loh. Katanya mau ngajak aku jalan-jalan," protes Cani berusaha melepaskan diri dari Rio. Rio sengaja tidak memberitahu Cani jika hari ini, Cani akan dikembalikan kepada Han. Rio tidak rela. "Aku masih ingin bersamamu, Kania," bisik Ruo menciumi pipi Cani. Cani menggelengkan kepalanya, bermaksud menghindari kecupan Rio. Entah sejak kapan hubungan keduanya terasa begitu dekat. Rio yang awalnya menjadi ancaman, kini berbalik 360 derajat. "Rio ... Nanti make up-ku berantakan, loh ...." keluhnya memukul-mukul prlan punggung tangan Rio yang melingkar di perutnya. "Panggil aku Mas juga. Sama seperti kamu memanggil s

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 137. Saudara Kembar Bertemu Lagi

    Matahari sore menerobos celah tirai sutra tebal, menyorot debu-debu halus yang menari-nari di udara ruangan pribadi Han. Ruangan itu sendiri, mewah dan dingin, mencerminkan pemiliknya, seorang pemimpin kartel yang kejam namun terselubung di balik topeng keanggunan.Di sofa kulit berwarna gelap, duduklah dua sosok yang kontras, yakni Zeilla, Presiden Meksiko dengan aura kepemimpinan yang kuat, dan Han, adik kembarnya yang terbungkus aura misterius dan bahaya.Udara di antara mereka dipenuhi ketegangan yang tak terucapkan, lebih dari sekadar canggung, itu adalah keheningan yang dipenuhi sejarah perselisihan."Kau terlihat baik, Han," ucap Zeilla memecah keheningan yang mencekam. Ia tersenyum tipis, sebuah senyum yang tak mampu menyembunyikan kekhawatiran di baliknya.Han hanya berdehem, matanya menatap ke arah jendela, mengamati kota yang terbentang di bawahnya."Seperti yang kau lihat," jawab Han singkat, tanpa sedikitpun minat.Han tampak acuh, seolah kehadiran Zeilla tak lebih dari

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 136. Selamat Tinggal Haily

    Gerimis mengguyur Dermaga Tua, air laut beriak pelan menghantam tumpukan kayu lapuk. Hime berdiri tegak dengan mantel hitamnya yang membalut tubuh rampingnya.Dinginnya angin laut menusuk kulitnya, namun amarahnya lebih menusuk lagi.Tak berselang lama, Haily datang terlambat dari jadwal perjanjian mereka. Ia dalam kondisi basah kuyup, dan rambutnya melekat di wajahnya yang pucat."Kenapa kamu berani mengkhianatiku, Haily?" suara Hime tajam, menusuk seperti pisau. "Kamu bicara pada Han tentang Cani."Haily yang bingung menggelengkan kepala dengan mata berkaca-kaca. "Kamu ngomong apa sih?" tanya Haily tidak mengerti. "Tidak usah berlagak seperti orang bodoh," ketus Hime, menggertak. "Sumpah! Aku tidak pernah bertemu Han. Lagian, ngapain juga aku bertemu denganya?" Haily menyangkalnya. Karena memang itu kenyataannya. "Bohong!" Hime mendekat, tangannya mengepal."Han tahu semuanya. Dia tahu kita terlibat dalam penculikan Cani. Han bilang kamu yang membocorkannya!""Apaan, sih? Han ya

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 135. Eila, Si Pelayan Gila Fantasi

    Satu per satu pelayan datang, mereka berkumpul lalu berbaris rapi di depan Cani dan Rio. Rio meminta Mizu mengambil pistol kesayangannya yang sering ia pakai ketika beraksi. Sebagai anak buah, Mizu hanya bisa menurut, meski di benaknya terdapat banyak pertanyaan yang ingin ia tanyakan pada Rio. Mizu kembali dengan membuka kotak berisi sentaja, lalu menyerahkannya pada Rio. Melihat Rio memasukkan beberapa peluru pada pistol tersebut, para pelayan menjadi gugup, dan takut. "Kania, tunjuk pelayang yang sudah menyakitimu," pinta Rio berusara lembut. Cani belum mengetahui bahwa Rio memegang senjata di tangan kirinya. "Kania ...." Rio memanggilnya pelan. Kani yang bingung perlahan menggerakkan tangannya, jari telunjuknya mengacung pada salah satu pelayan secara acak. Dan .. Detik itu juga ... BANG! Suara tembakan terdengar hingga membuat semua orang di sana panik, tak terkecuali Cani yang berteriak kencang ketika melihat kening pelayan yang ia tunjuk berlubang sebelum pel

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 134. Kemunculan Zeilla

    Ada apa dengan Bosnya? Tindakan Rio tidak seperti biasanya. Kendati merasa heran, Mizu tak mau ambil pusing, dan lebih memilih membereskan kekacauan yang dibuat Rio. Mizu juga mewanti-wanti anah buahnya yang lain agar menjaga sikap mereka, dan sebisa mungkin tidak membuat Rio kesal atau marah. Keesokan harinya, Cani terbangun dari tidurnya ketika seorang pelayan menguncang tubuhnya dengan kasar. Dengan nyawa yang belum sepenuhnya terisi, Cani memperhatian gerak-gerik pelayan yang terlihat kesal. "Enak ya? Jadi pemuas nafsu Tuan Rio?" sungutnya melempar tatapan sengit pada Cani. Cani terkejut atas pernyataan lantang pelayan itu. "Wanita sepertimu tidak layak tidur di kamar Tuan Rio!" teriaknya menoyor kepala Cani hingga Cani terhuyung ke samping. Tak sampai di situ, pelayan tersebut meraih kedua lengan Cani, lalu menarik Cani ke depan, membiarkan Cani terjungkal di atas karpet berbulu. Pantat Cani yang terekspos, mengeluarkan cairan putih milik Rio yang tidak mampu ia bendung.

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   133. Hasrat Yang Tersalurkan

    Dengan kesadahan yang hampir sirna, Xixu panik melihat Mizu berjalan mendekati Cani yang berada di pangkuan Rio. "Bagaiman, Bos?" Alis Mizu bergerak naik turun, bermaksud menggoda Bosnya. "Jangan menodai istri Tuan Han!" Xixu berteriak kencang, membuat Mizu kembali padanya dan langsung menampar pipi Xixu. "Sepertinya obat yang aku beri terlalu sedikit," ketus Mizu tersenyum miring. Mizu memerintahkan anak buahnya beraksi lebih brutal dari sebelumnya. "Kalau bisa, sampai kelamin jalang ini hancur," desisnya. Perintah Mizu langsung dilaksanakan, jeritan mulai terdengar dari mulut kecil Xixu. Sementara Cani tak sanggup menyaksikan penderitaan Xixu. "Hentikan ...." lirih Cani menundukkan kepala. Pelayan yang masih ada di sana, justru sangat menikmati tontonan yang tersaji di depan mereka, di mana Xixu yang digagahi oleh banyak pria. Cani merasakan pelukan Rio makin mengerat, seolah ingin mencekiknya. "Kania ...." Rio memaksa Cani untuk menatap matanya yang sendu,

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   132. Hukuman Menyedihkan Xixu 18+

    Ketika malam semakin larut, ketika kondisi kediaman Rio makin sepi, Xixu menyelinap masuk ke dalam ruangan pribadi Rio. Sebelumnya, Xixu sudah mematikan seluruh kamera CCTV melalui ruang kontrol yang ada di ruang bawah tanah kastil. Tanpa membuang-buang waktu, Xixu langsung menggeledah seisi ruangan. Tak lupa, ia mengenakan pakaian tertutup serba hitam. Xixu tidak mungkin membiarkan sidik jarinya tertinggal. Saat sedang asyik membuka berbagai macam dokumen di dalam laptop Rio yang berhasil Xixu rentas, tanpa Xixu sadari, Mizu berdiri di belakang Xixu dengan senjata yang siap melubangi kepala Xixu. "Apa yang kau lakukan?" tanya Mizu santai. Xixu tersentak, tubuhnya tiba-tiba kaku tak kala merasakan dinginnya ujung pistol yang menempel di kulit lehernya. Secara perlahan, Xixu mencoba meraih pisau kecil yang telah ia siapkan sebelumnya di dalam kantong celananya. Akan tetapi, gerakannya langsung dihentikan oleh Xixu. Mizu mencengkeram pergelangan tangan Xixu, mengunci pegerakan Xi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status