Share

Bab. 13. Ancaman Mematikan Untuk Mister X

“Apa maksudmu, Sayang?” Han sungguh tidak mengerti.

Cani tak menjawab. Ia justru mengalihkan perhatiannya pada Roni yang masih digendong Han.

“Roni, ayo kita makan siang bersama,” ajak Cani.

Roni menggelengkan kepala.

“Loh, kenapa?” tanya Cani.

“Maci ngantuk,” jawab Roni setelah menguap.

“Yaudah, ayo balik tidur. Sini ... Bulek temani.”

Dalam budaya jawa, Bulek merupakan sebutan untuk tante.

Roni meminta turun dari gendongan. Han pun menuruti. Han membiarkan Cani dan Roni menuju ke kasur lantai yang berada di belakang etalase.

“Mas Han, tolong jaga toko sebentar. Aku mau menemani Roni tidur,” pesan Cani.

“Iya, Sayang. Kamu juga, sekalian tidur siang. Yang tadi, bisa kita lanjut omongin nanti,” balas Han mengerti.

Cani mengangguk. “Terima kasih, Mas,” ucap Cani berbaring di atas kasur.

Beberapa menit berlalu. Tak butuh waktu lama bagi Roni, untuk kembali terlelap. Anak kecil itu pasti sering tidur siang.

“Sayang,” panggil Han lirih.

Cani menoleh ke belakang. Menyaksikan ka
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status