Accueil / Rumah Tangga / Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya / Bab. 08. Dagangan Cani Ditutup Sosok Hitam Besar

Share

Bab. 08. Dagangan Cani Ditutup Sosok Hitam Besar

Auteur: Kurnia
last update Dernière mise à jour: 2024-07-12 19:55:21

Mbak Fatin menoleh ke arah Cani yang bersuara lantang.

“Ya lumayan. Baru dapat dua ratus ribu doang,” jawab Mbak Fatin enteng.

“Mbak Fatin mau makan nggak? Kalau mau aku ambilkan.” Cani menawari Mbak Fatin.

“Ogah! Palingan juga makanan nggak enak! Aku alergi makan makanan orang susah,” tolak Mbak Fatin congkak.

Tingkah tidak tahu diri yang selalu ditampilkan Mbak Fatin. Sukses membuat Han tergelitik. Namun Han terus berusaha menahan diri agar tidak tertawa.

“Ya sudah kalau, Mbak Fatin nggak mau makan. Aku makan dulu, Mbak. Tolong jagain warungku sebentar,” pesan Cani.

“Ngapain aku jagain warungmu? Kalau mau makan, tinggal aja! Lagian, nggak bakal ada yang beli juga. Keripik pisangmu apek!” cakap Mbak Fatin asal.

“Memangnya kamu siapa? Nyuruh aku jagain daganganmu? Bikin kesal saja,” gerutu Mbak Fatin tidak senang.

Cani memilih untuk tak menghiraukan Mbak Fatin. Dia ingin makan bersama suami dan para tukang di ruang tamu rumah.

Kedatangan Cani disambut baik oleh beberapa tukan
Chapitre verrouillé
Continuer la lecture sur GoodNovel
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 09. Mbak Fatin Main Halus

    Sampainya di depan rumah. Cani turun dari atas motor. Tubuhnya berbalik menghadap Han yang masih di atas motor. “Tapi, kali ini aku nggak mau diam saja. Kayaknya mereka memang sengaja, ingin membangunkan singa yang tertidur,” tandas Cani. Han tertawa mendengar ucapan Cani. Wajah Cani tak ada gahar-gaharnya. Justru terlihat makin imut di mata Han. “Singa? Daripada singa. Kamu lebih terlihat seperti kucing, Sayang,” kelakar Han. “Apaan sih, Mas Han! Aku singa kok! Bukan kucing!” sanggah Cani mengerucutkan bibir. Senyuman Han makin lebar. Istrinya sangat menggemaskan. Cani yang merajuk, berjalan memasuki rumah dengan hentakan kaki. Bukannya takut istrinya marah. Han justru terus menggoda Cani. “Pelan-pelan jalannya. Awas nanti jatuh,” kata Han melihat istrinya seperti anak kecil. Setelah mengunci pintu rumah. Han menghampiri istrinya yang kini duduk santai di atas ranjang. “Jadi, apa yang akan kamu lakukan?” tanya Han. Cani menengok ke samping. Matanya menatap Han dengan intens

    Dernière mise à jour : 2024-07-13
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 10. Mbak Fatin Menyambut Karma

    “Huh? Apa, Mas? Coba ulang, barusan ngomong apa? Tadi ada truk lewat. Jadi suara, Mas Han tidak kedengeran!”Han tersenyum tipis. Dia menggelengkan kepala. “Lupakan saja, Sayang. Aku juga sudah lupa,” kata Han. “Iiihhh ... Apa sih? Baru juga bentar! Sudah lupa saja,” gerundel Cani. Cani tak mau ambil pusing. Dia lebih memilih untuk mengakhiri obrolan. Dan menyandarkan kepala pada punggung suaminya. Keesokan hari. Cani meminta sang suami untuk membereskan barang milik Mbak Fatin yang masih ada di depan rumahnya. Seperti kursi dan meja kayu. Han menyewa sebuah tosa untuk mengembalikan barang tersebut. Setelah Han kembali dari mengantar barang Mbak Fatin. Mereka mulai membersihkan toko. Cani berniat menggunakan toko tersebut untuk berjualan. Daripada dianggurin. “Kenapa toko ini, lama dibiarkan tak terpakai?” tanya Han masih penasaran. Sebenarnya, pertanyaan seperti itu pernah Han pertanyakan pada Cani. Namun, waktu itu Cani enggan menjawab. “Ibu tiriku tidak memperbolehkan tok

    Dernière mise à jour : 2024-07-13
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 11. Meninggalnya Mbak Fatin. Goodbye, Mbak

    Mbak Fatin mengungkapkan rasa malunya pada Cani. Karena hanya Cani yang bersedia menemaninya di rumah sakit. Bahkan, dengan senang Hati Cani merawat anak Mbak Fatin, tanpa diminta. “Kenapa kamu tidak menertawakan kondisiku?” ucap Mbak Fatin. Suaranya terdengar lirih. Kini Mbak Fatin tengah berbaring lemas, di atas ranjang rumah sakit. Cani tersenyum lembut sambil mengelus kening Mbak Fatin. “Orang lagi kena musibah, kok diketawain?” balas Cani. “Apa yang terjadi, Mbak? Kenapa, Mbak bisa seperti ini? Terus, suamimu ada di mana?” cecar Cani ingin tahu. “Aku memergoki suamiku bercinta dengan wanita lain,” lirih Mbak Fatin. Mbak Fatin terdiam cukup lama. Cani sengaja tak memaksa Mbak Fatin untuk langsung bercerita. Toh, kondisi Mbak Fatin belum sepenuhnya pulih. “Kami bertengkar hebat. Lalu dia pergi entah ke mana. Setelah kepergiannya. Banyak debt collector datang untuk menagih hutang suamiku. Aku sangat tertekan,” urai Mbak Fatin. “Dadakku sesak setiap kali aku mengingat kelak

    Dernière mise à jour : 2024-07-14
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 12. Mister X, Si Penagih Hutang Dadakan

    “Astagfirullah ... Nggak perlu sampai ngatain anak orang idiot!” murka Cani. “Aku yang bakal merawat Roni!” Cani paling tidak bisa melihat anak kecil ditindas atau dihina. “Oh ... Mbak Cani mau merawat Roni? Bagus lah ... Sekalian, bayarin biaya anak pertama Mbak Fatin yang lagi mondok. Biar tambah miskin,” ledek Victory. “Merawat seorang anak nggak bakal mungkin bisa bikin makin miskin,” tandas Cani. “Malah enak. Hidupku bakal dipenuhi keberkahan,” tambahnya. “Halah!! Banyak omong! Yaudah sana! Pungut tuh anak! Palingan juga bakal jadi beban doang,” komentar Bu Helena sinis. Cani terus beristigfar setiap kali Bu Helena berbicara. Karena semua yang keluar dari mulut wanita setengah baya itu, tak patut untuk didengar. “Sekarang kalian pulang gih! Rumah ini mau aku kosongin,” usir Victory. “Kita juga mau pulang. Setelah mengambil baju-baju, dan surat penting anak-anak Mbak Fatin,” sosor Cani. “Yaudah! Buruan! Ambil semua kain lusuh itu!” dengus Bu Helena. Cani bergegas mengambi

    Dernière mise à jour : 2024-07-14
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 13. Ancaman Mematikan Untuk Mister X

    “Apa maksudmu, Sayang?” Han sungguh tidak mengerti. Cani tak menjawab. Ia justru mengalihkan perhatiannya pada Roni yang masih digendong Han. “Roni, ayo kita makan siang bersama,” ajak Cani. Roni menggelengkan kepala. “Loh, kenapa?” tanya Cani. “Maci ngantuk,” jawab Roni setelah menguap. “Yaudah, ayo balik tidur. Sini ... Bulek temani.”Dalam budaya jawa, Bulek merupakan sebutan untuk tante. Roni meminta turun dari gendongan. Han pun menuruti. Han membiarkan Cani dan Roni menuju ke kasur lantai yang berada di belakang etalase. “Mas Han, tolong jaga toko sebentar. Aku mau menemani Roni tidur,” pesan Cani. “Iya, Sayang. Kamu juga, sekalian tidur siang. Yang tadi, bisa kita lanjut omongin nanti,” balas Han mengerti. Cani mengangguk. “Terima kasih, Mas,” ucap Cani berbaring di atas kasur. Beberapa menit berlalu. Tak butuh waktu lama bagi Roni, untuk kembali terlelap. Anak kecil itu pasti sering tidur siang. “Sayang,” panggil Han lirih. Cani menoleh ke belakang. Menyaksikan ka

    Dernière mise à jour : 2024-07-15
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 14. Mister X Memilih Pilihan Tepat

    Mister X mengeluarkan air mata. Dirinya sangat ketakutan ketika melihat anak buah Han mengeluarkan tali tambang. Saking takutnya, sampai pipis di celana. “Bukankah, uang bisa melakukan segalanya? Kalau kamu mati. Aku bisa mengambil anakmu. Dan menjualnya,” dalih Han sengaja. “Anak yang malang ... Indra tidak mungkin merawat anakmu. Memangnya siapa dirimu? Hanya pesuruh,” lanjut Han. Mister X makin tertekan. Ditambah, rematan di bahunya belum terlepas. Mister X bisa merasakan jika tulangnya mungkin saja remuk. Han sedikit melonggarkan cengkeramannya. Namun, Han segera mengentak tangannya. Hingga tubuh Mister X berubah posisi menjadi berlutut. Tenaga Han sungguh luar biasa. Han berjongkok guna menyejajarkan posisi dengan Mister X. “Urusan kita selesai,” tandas HanHan kembali berdiri. Dia melempar tatapan kepada anak buahnya. “Sisanya aku serahkan ke kalian. Selamat bersenang-senang ... Tapi, jangan ada pertumpahan darah,” pesan Han pada mereka. Sebelum benar-benar pergi. Han se

    Dernière mise à jour : 2024-07-15
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 15. Acara Makan Malam Berujung Tawuran

    “Sekali lagi aku minta maaf atas nama perusahaan. Karena telah membuat anda tidak nyaman,” lanjut Putri menegaskan. “Iya, nggak masalah kok. Setiap orang pernah melakukan kesalahan. Manusiawi,” timpal Cani mengerti. Han sudah menduga jika Cani tak mungkin marah. “Kalau begitu, saya pamit undur diri. Masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan,” ucap Putri berpamitan. Putri sempat melirik Han. Kemudian berlalu pergi. “Mas sadar nggak? Wanita barusan rambutnya pirang. Hidung mancung. Terus matanya biru. Tapi, namanya Putri. Aneh banget ....” komentar Cani heran. Han sedikit gelagapan. “Apanya yang aneh, Sayang? Jaman makin maju. Aku rasa, sekarang tidak ada wanita muda yang tidak pandai merias wajah,” kilah Han memberi pandangan pada Cani. Namun, sepertinya Cani enggan menelan penjelasan Han. Dia memiliki pemikirannya sendiri. “Masak sih? Berarti Mbak Putri jago banget merias. Sampai-sampai wajahnya mirip banget sama bule,” ujar Cani. Han tersenyum hambar. Dia tak tahu har

    Dernière mise à jour : 2024-07-16
  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 16. FAKE Or REAL?? Apa Hanya Rumor?

    Seorang wanita berusia enam puluh tiga tahun itu datang dengan kehebohan. Namanya Mak Ti. Beliau merupakan juragan sembako.“Sesama saudara kok saling adu argumen. Hidup itu harus menjaga kerukunan,” tutur Mak Ti memberi nasihat kepada Victory dan Cani. “Mak Ti bawa apa?” tanya Cani senang. Hubungan Cani dan Mak Ti memang baik. Cani sering berbelanja kebutuhan pokok di toko Mak Ti. “Bawa badan doang!” jawab Mak Ti santai. “Tamu nggak perlu bawa apa-apa,” tambah Mak Ti. Setiap kali Mak Ti bergerak. Badannya mengeluarkan suara merdu dari gesekan perhiasan yang dia kenakan. “Oh ... Ada Nak Indra. Suaminya Cani. Eh ... Suaminya Victory. Aduh, maaf. Aku salah. Ya, soalnya dulu katanya Nak Indra naksir Cani. Aku pikir, nikahnya sama Cani. Ups! Enggak ya?” cerocos Mak Ti. Meskipun sudah tidak berusia muda. Mak Ti cukup endel. Suka sekali menggoda orang lain dengan gosip-gosip yang dia tahu. “Habisnya, Cani cantik sih. Kembang desa,” lanjut Mak Ti ceriwis. Victory memandang jijik Mak

    Dernière mise à jour : 2024-07-17

Latest chapter

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 131. Rio Mulai Terobsesi

    Rio memutuskan untuk melihat langsung tempat kejadian. Begitu sampai di sana, Rio benar-benar dibuat bingung. Rio mengamati anak buahnya yang sedang membersihkan lokasi. Terdapat banyak darah yang menghiasi pelabuhan miliknya. "Han seperti kembali ke masa sebelum dia menjadi Godfather. Apakah Kania setara dengan Tuan Felix?" Rio terus bertanya-tanya serta menerka-nerka mengenai alasan dibalik tindakan Han. "Bukankah Godfather secara tidak langsung menyatakan perang?" celetuk Mizu. "Kita harus melapor pada Pemimpin Kartel," usulnya khawatir. "Jangan sampai peristiwa ini sampai ke telinga Pemimpin. Aku ingin bermain-main dengan Godfather." Rio melarang. Ia tersenyum lebar, darahnya mendidih akibat terlalu senang. "Akhirnya! Setelah tujuh tahun hidup dalam kebosanan, aku bisa merasakan gairahku bangkit!" Rio terlihat sangat menyeramkan di mata para anak buahnya. Mereka sadar jika monster yang selama ini tertidur, kini telah bangun. Tak hanya satu monster, melainkan dua monster. At

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 130. Sentuhan Hangat Rio Pada Tubuh Cani

    "Mulai sekarang, jangan pikirkan apa pun. Tuan Han akan segera datang, dan membawamu kembali ke pelukannya," tegas Xuxi tak menyerah untuk meyakinkan Cani. Cani menganggukkan kepalanya sebagai tanda bahwa ia mempercayai perkataan Xuxi. "Tuan Han jauh lebih hebat ketimbang Rio, atau pria lain di luar sana." Xuxi menggenggam erat kedua tangan Cani. "Mas Han ...." lirih Cani. Xuxi tersenyum tipi. "Iya, Mas Han, suamimu, seorang pemimpin mafia terhebat sejagat raya," ucapnya mantap. "Mas Han masih hidup," gumam Cani. Sebuah beban berat seakan terangkat dari pundak Cani setelah mendengar penuturan Xuxi. Bagaimana tidak?Semenjak Han dinyatakan meninggal oleh Rio, Cani dalam bayang-bayang duka, dan hati yang terluka akibat harapan yang hampir sirna. Kehilangan Han bagaikan kehilangan separuh jiwanya. Cani menjalani hari-hari dengan kesedihan yang mendalam. Dan kabar ini bagaikan embun pagi yang menyegarkan jiwa yang haus.Cani merasa sangat lega, sebuah harapan yang terkubur dalam

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 129. Xuxi, Pembunuh Bayaran Han

    Angin malam berdesir di antara pepohonan yang mengelilingi penginapan sederhana di pinggir kota. Rombongan kecil yang terdiri dari beberapa pengawal dan seorang wanita berambut hitam legam bernama Harlin, berhenti di sana untuk beristirahat.Harlin kelelahan dari perjalanan panjang, ia masuk ke kamarnya yang sederhana, bau kayu dan debu menyapa indranya. Ia melepas pakaiannya dan segera tertidur lelap.Dari kejauhan, di balik bayangan pepohonan, sesosok wanita lain mengamati penginapan. Pakaian wanita itu serba hitam, menutupi tubuhnya dengan sempurna, seperti ninja.Mata tajamnya, yang tersembunyi di balik kain penutup wajah, tak melewatkan satu gerakan pun di dalam penginapan. Ia menunggu dengan sabar seperti ular yang mengintai mangsanya.Ketika malam semakin larut, dan keheningan menyelimuti penginapan, wanita berpakaian ninja itu bergerak. Dengan lincah dan senyap, ia menyusup masuk ke dalam penginapan. Pergerakannya begitu cepat dan mematikan. Satu per satu pengawal Harlin r

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 128. Jebakan Han Untuk Hime

    Keesokan harinya, Hime menyerahkan sebuah flashdisk kepada Han. Wajahnya pucat, tangannya gemetar sedikit.Han menerima flashdisk itu.“Terima kasih, Hime. Aku akan segera memeriksa isi flashdisk. Kamu boleh kembali ke tempatmu,” ujar Han.“Han, aku dengar kemarin utusan Rio datang ke sini. Ada apa? Kenapa kamu tidak memberi tahuku?” Tentu Hime akan menanyakan hal tersebut.“Itu bukan hal penting yang harus dibicarakan. Bisakah kamu meninggalkanku?” Han enggan menjawab, ia kembali mengusir Hime secara halus.Hime mengeluarkan napas lelah. “Kalau kamu butuh sesuatu, hubungi aku segera,” pungkas Hime sebelum melenggang meninggalkan ruangan Han.Setelah kepergian Hime, Han kembali ke tempat duduknya. Ia membuka laptop miliknya, lalu menancapkan flashdisk hitam yang diberikan Hime. Ia mulai menganalisa data.Sebenarnya, tadi malam, setelah memerintahkan Hime untuk merekap kegiatan Kartel selama ia bersembunyi di Indonesia, Albert mendatangi Han, dan dengan senang hati Albert memberi tahu

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 127. Mizu, Si Pengirim Surat Untuk Han

    Di tengah malam yang sunyi, sepotong keberanian menembus batasan gelap. Seorang pria, utusan dari Rio, bergegas menuju kediaman utama Keluarga Ditmer. Dengan hati penuh tekad, ia yakin Han berada di dalam sana.Langkahnya dipercepat, semangatnya tak tergoyahkan meski ia tahu risiko yang mengintai. Namun, ketika ia mendekati gerbang, suara tembakan menghampirinya. Beberapa peluru bersarang di sekitarnya, dan tanpa ampun, satu di antaranya mengena di lengannya. Rasa sakit menjalar, tetapi ia tak mundur. Misi ini adalah tentang pengorbanan, dan ia telah siap untuk menghadapi segala konsekuensi.Saat pria itu terjatuh, salah satu anak buah Han yang berjaga berlari menghampiri. Di belakangnya ada Albert yang mengikuti. "Siapa kau?" tanya Albert tegas."Aku hanya orang yang diutus oleh Bos Rio," jawab Si Pria menahan sakit di lengannya. Albert mengernyitkan dahi. Detik kemudian, Albert mengarahkan moncong senjatanya tepat di kepala orang itu. "Di mana Cani?" tekan Albert penuh ancaman

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 126. Mental Cani Dipermainkan Rio

    Rio berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke lautan, ia memandang gelombang yang menghantam pantai. Dengan ketenangan yang dipaksakan, Rio merencanakan langkah berikutnya. Ia tahu bahwa waktu semakin sempit. Mengingat anggota kartel Han sudah mengepung kediamannya. "Aku ingin kalian bersiap. Kita akan menggunakan jalan rahasia untuk keluar dari sini," perintah Rio kepada anak buahnya.Jalan rahasia yang dimaksud Rio adalah rute tersembunyi, yang hanya diketahui oleh Rio dan beberapa orang terpercayanya saja. "Pastikan untuk meninggalkan semua jejak yang bisa mengindikasikan keberadaan kita di sini," lanjut Rio. "Biarkan mereka berpikir bahwa kita masih ada di dalam rumah."Sementara anak buahnya bersiap, Rio kembali ke kamar tempat Cani dikurung. Ia melihat Cani yang terbaring lemah di ranjang, wajah Cani terlihat pucat dengan lengan yang sudah dibalut perban. "Kamu begitu indah, Cani," gumam Rio terus memperhatikan Cani. Rio tidak bisa berbohong, Cani memang cantik den

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 125. Han Mengejar Ke Meksiko

    Detik-detik setelah mengetahui jika Cani sedang bersama Rio, wajah Han menegang. Amarah membara di matanya. "Rio, si bajingan itu, berani-beraninya menculik istriku!"Tanpa ragu, Han langsung menghubungi Marci menggunakan ponselnya. Han menceritakan semua yang menimpanya kepala Marci. "Marci, lacak Cani. Pakai semua yang kamu punya," perintah Han dingin dan penuh ancaman.Marci yang dari dulu sudah terbiasa dengan sifat tegas bosnya, segera menjalankan tugas. Ia mengakses sistem pelacak canggih yang terhubung ke perangkat kecil di bawah kulit Cani, sebuah alat yang ditanamkan Han tanpa sepengetahuan Cani. Data lokasi Cani muncul di layar monitor, titik bergerak cepat menuju bandara. "Cani menuju bandara, sepertinya Rio akan membawa Cani ke Meksiko. Tidak ada tempat lain selain Meksiko," lapor Marci dengan napas tersengal.Han langsung tancap gas. Ia melaju dengan kecepatan tinggi menuju bandara. Adrenalinnya memuncak saat bayangan wajah Cani yang ketakutan terbayang di benaknya. I

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 124. Penculikan Cani?

    Mobil bagaikan sebuah peti mati yang beroda. Gelap, sempit, dan mencekik. Tali nilon yang melilit pergelangan tangan Cani terasa semakin mengerat, menciptakan rasa sakit yang membakar.Cani mencoba lagi, dan lagi, menarik-narik tali itu, namun hanya rasa perih yang menusuk kulitnya. Di bibirnya, lirih dan putus asa, terucap hanya satu kalimat, "Mas Han ... Tolong aku ...." Kalimat itu bergema dalam kegelapan, sebuah permohonan yang mungkin tak akan pernah sampai.Di luar, kegelapan pedesaan berganti dengan pemandangan jalan raya yang semakin ramai. Lampu-lampu kota mulai bermunculan, tapi bukan kota yang dikenalnya. Cani menyadari, ia dibawa jauh, jauh dari tempat tinggalnya. Jalan raya berganti dengan jalan yang menuju bandara.Hati Cani mencelos. Ia jelas sudah dibawa ke luar kota, dan sekarang ... Sebuah bandara? Ke mana ia akan dibawa? Keputusasaan mencengkeram Cani lebih erat."Mas Han ... Kamu di mana?" isakannya terdengar di antara giginya yang terkatup.Cani menendang k

  • Suami Miskinku Ternyata Mafia Kaya   Bab. 123. Rio Mulai Bertingkah

    Kedatangan Rio membuat Han makin memperketat penjagaannya. Terutama pada Cani yang sepertinya diincar oleh Rio. Han ingin melakukan pertemuan kembali dengan Rio, guna mempertanyakan maksud, dan tujuan Rio datang ke Indonesia. Akan tetapi, Rio seperti belut yang licin. Tak mudah untuk bertemu Rio lagi. Bahkan Han tak mampu melacak keberadaan Rio. "Ke mana si keparat itu?" geram Han meremas gelas yang ia genggam. "Entah lah, apa mungkin dia kembali? Tapi, aku sudah mengecek di seluruh bandara, dan pelabuhan. Rio belum keluar dari negara ini," jelas Marci. "Mungkin Rio hanya menggertak saja," sahut Hime. Semua orang tampak panik, dan gelisah saat mengetahui Rio mengunjungi Han, kecuali Hime yang terlihat biasa saja, malah cenderung ke santai. "Rio itu pembisnis, kalau boleh menebak, mungkin ada pekerjaan di sini, berhubung dia tahu kamu bersembunyi di sini, Rio mengunjungimu," urai Hime. Han menyipitkan matanya saat mendengar celoteh Hime. "Jadi, Rio sudah tahu aku bersembunyi d

Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status