Pelayan Cantik Sang Billionaire

Pelayan Cantik Sang Billionaire

By:  Abigail Kusuma  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
5Chapters
38views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Setelah kematian sang ayah, Cordelia Redford dijual oleh ibu tirinya kepada seorang billionaire paling kaya di New York, Tristan Lysander Devraux. Cordelia dibius dan dilemparkan ke ranjang Tristan. Setelah malam yang kejam itu berlalu, Cordelia yang naif berharap belas kasihan ibu tirinya. Namun, Cordelia justru diusir tanpa uang sepeserpun. Untuk bertahan hidup, Cordelia terpaksa menerima tawaran sebagai seorang pelayan di mansion Devraux. Paling parahnya saat Cordelia bertemu Tristan, pria yang menghancurkan hidupnya, Cordelia merasa telah masuk ke kandang singa! *** Follow me on IG: abigail_kusuma95

View More
Pelayan Cantik Sang Billionaire Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Michellyn
rajin2 up semua novelmu Abil
2024-10-02 19:14:28
0
5 Chapters

Bab 1. Aku Menginginkan Tubuhmu

Seorang gadis cantik bernama Cordelia membuka matanya perlahan, tetapi yang dia lihat hanyalah kegelapan karena kondisi matanya tertutup. Kepalanya terasa berat dan berdenyut, seolah-olah dipukul dengan benda keras. Dia mencoba bergerak, dan segera menyadari bahwa tangan dan kakinya terikat kuat. Kepanikan mulai merayapi dirinya saat kesadarannya kembali sepenuhnya. Dia berada di dalam mobil yang sedang bergerak, dengan matanya tertutup kain.“Apa yang terjadi? Kenapa aku diikat seperti ini?” gumam Cordelia penuh kegelisahan nyata.Dengan napas tersengal, Cordelia berusaha menenangkan dirinya. Dia mendengarkan dengan seksama, berharap mendapatkan petunjuk tentang keberadaannya. Dari suara mesin mobil dan getaran yang dirasakannya, dia bisa menebak bahwa mobil itu melaju di jalan yang tidak terlalu mulus.“Apa yang kalian inginkan dariku!?” teriak Cordelia, suaranya gemetar.Tidak ada jawaban. Hanya deru mesin mobil yang terus terdengar.“Aku mohon … siapa pun kalian, tolong lepaskan a
Read more

Bab 2. Keluarkan Desahanmu!

Seorang wanita paruh baya dengan rambut kemerahan duduk di atas sofa berlapis sutra. Matanya berbinar penuh kepuasan saat ponselnya di meja samping berdering. Dia mengangkatnya dengan tenang, menempelkan ponsel itu ke telinganya.“Ya, halo?” suaranya lembut, tapi penuh intrik.“Nyonya Brittany, saya hanya ingin memberi tahu bahwa gadis yang Anda jual kepada Tuan X sudah masuk ke kamar. Anda akan menerima uang senilai sepuluh juta dolar besok pagi,” suara pria di ujung telepon terdengar dingin dan profesional.Wanita paruh baya bernama Birttany tersenyum lebar, tatapannya menjadi semakin tajam. “Bagus sekali. Pastikan tidak ada yang mengganggu. Aku tidak ingin ada kesalahan dalam transaksi ini.”“Tentu, Nyonya. Semuanya sudah diatur dengan sempurna,” jawab pria itu sebelum memutuskan panggilan.Setelah panggilan itu terputus, Brittany meletakkan ponsel kembali ke atas meja. Wanita paruh baya itu tertawa senang. Suara tawanya menggema di seluruh ruangan, mengisi udara dengan aura menaku
Read more

Bab 3. Keperawanan yang Direnggut Paksa

Pria itu menciumnya dengan kasar, lalu meremas payudaranya. Memutar putingnya, dan membuat Cordelia mendesah. Namun Cordelia sendiri merasa terhina dengan perlakuan pria asing yang menjamahnya ini. Dia mencoba mendorongnya menjauh, tapi pria itu terlalu kuat untuknya. Tangannya menjelajah bebas di atas tubuhnya, menjelajahi setiap inci kulitnya. Dia mengangkat gaunnya, memperlihatkan kaki telanjang dan bibir kewanitaannya yang terbalut celana dalam.“Ti- tidak! Jangan!” Cordelia berteriak, mencoba menghalanginya, tapi tangannya sesegera mungkin ditepis.Pria itu menulikan telinganya tak peduli dengan teriakan Cordelia. Dia terus menjamah seluruh tubuh Cordelia. Tubuh mulus Cordelia membuat pria itu semakin menggila dalam melancarkan aksinya. Saat jari-jari pria itu mengusap paha bagian dalam Cordelia, sontak mata gadis itu terbelalak terkejut bercampur dengan ketakutan. Dia mencoba menggeliat menjauh, tapi cengkeraman tangan pria itu di pergelangan tangannya semakin kuat, menahannya
Read more

Bab 4. Kau Adalah Aib!

#Flashback On Cordelia duduk di ruang tamu besar, perasaan tidak menentu mengisi pikirannya. Telepon dari salah satu direksi perwakilan perusahaan masih terngiang jelas di kepalanya.“Nona Cordelia, Anda harus menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham besok. Ada keputusan penting yang membutuhkan persetujuan Anda sebagai pewaris utama Redford Group. Kami akan membahas siapa yang akan menjabat sebagai CEO sementara,” ujar Harland kala panggilan terhubung. Cordelia mengerutkan kening. Carter—ayahnya—meninggal mendadak tiga bulan yang lalu, meninggalkan kekosongan di pucuk pimpinan perusahaan yang dibangunnya dari nol. Tidak ada yang tahu siapa yang akan menggantikannya secara permanen, tapi rumor sudah beredar.“Siapa yang diusulkan?” tanya Cordelia dengan nada datar.“Alan. Anda mengenalnya,” jawab Harland dengan ragu-ragu. “Anak asuh Tuan Carter.”Cordelia tertegun mendengar nama itu. Alan … Nama itu membawa kilasan kenangan masa kecilnya—seseorang yang jarang dia lihat di rumah, tapi se
Read more

Bab 5. Ahli Waris Tunggal

Cahaya matahari pagi mulai merayap masuk melalui sela-sela jendela, membuat ruangan sedikit lebih terang. Tristan mengerjap-ngerjapkan matanya, tubuhnya masih terasa lelah dari malam sebelumnya. Pria tampan itu mengulurkan tangannya, menyentuh ke sisi kanan mengharapkan kehangatan tubuh Cordelia yang harusnya masih ada di sana. Namun, tangannya hanya menyentuh selimut yang dingin.Tristan segera duduk tegak, matanya menyapu ruangan. Ranjang kosong. Cordelia sudah tidak ada. “Sial, ke mana gadis itu?”Tristan mengerutkan alis berpikir sejenak. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Napasnya memburu saat dia menyadari bahwa tidak hanya Cordelia yang hilang. Kemejanya juga lenyap. Detik itu juga dia melompat dari ranjang, matanya liar mencari tanda-tanda ke mana gadis itu pergi. Dia berjalan cepat menuju meja kecil di sudut ruangan. Dompetnya tergeletak di sana, tapi ketika dia membukanya, beberapa lembar uang tunai sudah hilang. Tampak senyuman sinis terlukis di wajah tampannya.“Ber
Read more
DMCA.com Protection Status