Beranda / Romansa / Pelayan Cantik Sang Billionaire / Bab 6. Bagaimana Bisa Kau di Sini?! 

Share

Bab 6. Bagaimana Bisa Kau di Sini?! 

Penulis: Abigail Kusuma
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-03 20:34:27

Setelah pertemuan warisan yang mengejutkan, suasana di rumah keluarga Redford berubah. Cordelia, yang sebelumnya dikurung di kamar, kini bebas berjalan di dalam rumah megah itu. Namun, kebebasan itu terasa hambar. Brittany dan Veronica tidak lagi melontarkan hinaan secara terang-terangan, tapi sikap dingin mereka lebih tajam daripada kata-kata. Cordelia merasa seperti orang asing di rumahnya sendiri.

Pagi itu, di ruang makan keluarga yang penuh dengan kemewahan tapi terasa dingin, Cordelia duduk sendirian, menatap secangkir teh di depannya. Hatinya masih berdebar memikirkan warisan yang secara tidak terduga jatuh ke tangannya. Bagaimana mungkin dia, yang tidak pernah diberi kesempatan untuk bersinar, kini harus memikul beban besar ini?

Brittany dan Veronica akhirnya memasuki ruangan, wajah mereka tampak tenang tapi penuh dengan maksud tersembunyi. Cordelia menegakkan punggungnya, berharap mungkin ini adalah awal dari hubungan baru dengan mereka. Cordelia berdiri canggung di ruang makan. Brittany dan Veronica duduk di depan meja dengan sikap angkuh, tatapan mereka dingin. Meskipun tidak lagi dikurung, suasana di rumah itu jauh dari nyaman.

“Mom …  Kak Veronica …” Cordelia mulai dengan suara lemah, mencoba mencari kata yang tepat. “Aku ingin minta maaf. Aku tidak bermaksud—”

“Permintaan maafmu tidak ada gunanya,” potong Brittany dengan suara tajam. “Kita tidak bisa mengubah isi wasiat itu, dan yang lebih parah, kau telah menghancurkan kehormatan keluarga Redford.”

Veronica mengangguk setuju, menatap Cordelia dengan tatapan menghina. “Orang-orang melihatmu masuk ke hotel bersama pria tua. Kau sudah mempermalukan kita. Menjual diri seperti itu … bagaimana bisa kau sebodoh itu?”

Cordelia merasa sesak. “Itu tidak seperti yang kalian pikirkan. Aku diculik! Aku tidak mungkin—”

“Omong kosong! Berhenti melakukan pembelaan!” Brittany memotong lagi, suaranya semakin dingin. “Semua orang tahu apa yang mereka lihat. Kau bisa saja mengatakan apa saja, tapi kenyataannya tetap sama. Kau telah mempermalukan kami.”

Cordelia hampir menangis, suaranya gemetar saat dia mencoba lagi. “Tapi aku benar-benar diculik. Aku tidak mungkin menjual diri, aku—”

Veronica mendengkus, melipat tangannya. “Sudah cukup, Cordelia. Tidak ada yang akan percaya cerita dramatismu. Yang jelas, kau sudah menghancurkan citra keluarga ini. Sekarang kau harus bertanggung jawab.”

Cordelia mengerutkan kening, bingung. “Bertanggung jawab? Bertanggung jawab bagaimana?” 

Brittany menyeringai dingin. “Kau akan memperbaiki citra kita. Datangi beberapa acara sosial kelas atas, bertemu dengan orang-orang penting, dan jelaskan bahwa kau tidak menjual diri. Berbaur, buat mereka percaya. Itu satu-satunya cara kau bisa menebus kesalahanmu.”

Veronica menambahkan, “Ini kesempatan untuk membuktikan dirimu. Jangan kecewakan kami lagi.”

Cordelia, meskipun hatinya remuk, merasa sedikit lega. Wanita itu berpikir, mungkin ini cara mereka memberinya kesempatan. “Aku akan melakukannya,” katanya pelan tapi yakin. “Aku akan memperbaiki semuanya. Aku berjanji.” 

Brittany dan Veronica saling bertukar pandang dengan senyum tipis. Mereka tidak berkata apa-apa, tapi jelas bahwa mereka puas. Cordelia, yang begitu naif, merasa senang mendapat kesempatan dari ibu tiri dan kakaknya. Namun, dia belum menyadari permainan licik yang baru saja dimulai.

Setelah Cordelia pergi meninggalkan ruangan, senyum Brittany langsung hilang, digantikan oleh ekspresi dingin dan penuh perhitungan. “Dia terlalu bodoh,” gumam Brittany sambil menatap Veronica. “Besok dia akan menghancurkan dirinya di pesta, karena pandangan orang-orang, dan itu bisa jadi alasan bagus kenapa satu-satunya pewaris utama keluarga Redford ditemukan mati gantung diri.”

Veronica tertawa pelan. “Tentu saja. Perempuan itu selalu ingin mendapatkan persetujuan kita. Kita hanya perlu memberinya sedikit harapan, dan dia akan melakukan apa pun yang kita inginkan.”

“Setidaknya ini mempermudah kita untuk menyingkirkannya.” Brittany menyeringai dengan kejam

***

Malam itu, Cordelia hadir di pesta amal yang diadakan oleh keluarga Harson, salah satu keluarga terkaya di New York dan pemilik Harson Group. Bangunan megah yang dipenuhi kilauan lampu kristal dan dentingan gelas sampanye terlihat begitu indah, tapi atmosfirnya terasa dingin dan penuh kepura-puraan. Para tamu sosialita mengenakan pakaian terbaik mereka, sementara Cordelia, dengan gaun elegan berwarna gading yang dipilihkan oleh Brittany, mencoba untuk berbaur.

Saat Cordelia memasuki ruangan utama, suara musik lembut yang mengalun dan dentingan gelas sampanye yang saling bersulang seharusnya membawa kehangatan. Akan tetapi, bisik-bisik di sekitarnya semakin membuat napasnya sesak. Orang-orang berpaling ketika melihatnya, sebagian menyeringai, sebagian lagi hanya menatapnya dari atas ke bawah seolah dia adalah makhluk yang tak pantas berada di sana.

“Astaga, lihat siapa yang datang,” salah satu wanita berbisik kepada teman di sebelahnya, matanya menyipit penuh kebencian. “Bukankah itu Cordelia Redford? Yang katanya menjual diri demi harta warisan?”

“Iya, aku dengar dia masuk ke hotel dengan pria tua,” temannya menimpali dengan nada mengejek. “Memalukan sekali, ya? Keluarga Redford pasti sangat terhina.”

Cordelia bisa merasakan setiap kata yang dilontarkan seperti pisau tajam yang menyayat jiwanya. Dia mencoba berusaha tidak mendengarkan, tapi semakin lama, semakin banyak bisikan yang terdengar jelas di telinganya.

“Sungguh menyedihkan, anak seorang Carter Redford, tapi tingkahnya ... lebih mirip pelacur murahan,” seorang pria bergumam rendah kepada istrinya sambil melempar pandangan sinis ke arah Cordelia.

“Benar-benar mencoreng nama baik keluarga. Apa dia tidak punya rasa malu? Seharusnya dia tidak datang ke acara sosial seperti ini,” seorang wanita tua lainnya menyindir, matanya melirik Cordelia dengan jijik.

Cordelia berjalan semakin cepat, berharap bisa melarikan diri dari bisikan-bisikan penuh racun itu, tetapi langkah kakinya terasa berat. Telinganya dipenuhi dengan suara-suara jahat yang tak henti-hentinya menghakimi.

“Bayangkan, ayahnya meninggalkan seluruh warisan kepadanya, tapi lihat apa yang dia lakukan. Menjual diri? Oh, kalau Carter tahu, pasti dia akan malu setengah mati,” seorang pria paruh baya menambahkan dengan tawa menghina.

Cordelia berusaha menutup telinganya, tapi orang lain akan berbisik dengan intensitas yang sama. Dia bisa merasakan kulitnya terbakar oleh bisikan-bisikan yang menusuk itu. Setiap kali dia mencoba mendekati seseorang untuk berbicara, mereka tampak berpaling dengan jijik. Senyuman-senyuman yang seharusnya ramah berubah menjadi senyum sinis, sementara tawa-tawa kecil terdengar penuh ejekan.

Ini merupakan sesuatu fakta di mana kabar bohong telah tersebar. Sungguh, Cordelia tak tahu bagaimana bisa orang-orang di pesta ini mendengar kabar bohong itu. Pun memberikan penjelasan rasanya tak mungkin. Orang kerap menilai sembarangan dari apa yang dilihat, dan kerap tak mau mendengarkan penjelasan. 

“Dia itu Cordelia Redford, kan? Yang kabarnya menjual diri?”

“Sungguh memalukan, pewaris keluarga terhormat tapi tingkahnya seperti itu!” 

“Bayangkan, dengan siapa saja dia tidur demi mendapatkan warisan itu?”

“Apa? Jadi dia tidur dengan pria tua demi warisan?”

Cordelia berusaha keras untuk tidak menangis. Dia tidak mengerti mengapa mereka begitu kejam. Di balik senyum palsunya, hatinya berkecamuk, bertanya-tanya apa yang sudah mereka dengar dan bagaimana rumor itu bisa begitu merusak.

Setelah tak tahan lagi, Cordelia memutuskan untuk meninggalkan keramaian dan mencari ketenangan. Dia berjalan keluar menuju balkon yang sepi, berharap bisa menarik napas tanpa merasa tercekik oleh tatapan orang-orang di dalam.

Wanita itu memandang keluar, melihat pemandangan kota New York yang berkilauan di bawah cahaya bulan. Angin malam menyapu lembut wajahnya, memberikan sedikit ketenangan. Namun, ketenangan itu hanya bertahan sekejap.

“Tidak kusangka kau akan datang ke sini.” Sebuah suara yang dalam dan dingin memecah keheningan.

Tubuh Cordelia membeku. Suara itu begitu familiar. Dia perlahan menoleh, dan di sana, bersandar di pagar balkon dengan tatapan tajam—melihat sosok pria tampan bermata biru dingin. Pria itu kini menatapnya dengan penuh ejekan, sementara senyum tipis yang tidak bersahabat menghiasi wajahnya.

“Aku mencarimu ke mana-mana, tak kusangka kita justru bertemu di sini, Nona.” Tristan menyeringai penuh arti.

“K-kau … k-kau di sini? B-bagaimana bisa kau di sini?” Cordelia berbisik, suaranya bergetar, rasa takut langsung merayapi tubuhnya.

Bab terkait

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 7. Kau Milikku!

    Tristan berdiri di sudut ruangan, menghindari keramaian sambil menyesap wine dari gelas kristal yang dingin. Matanya mengawasi setiap gerak-gerik para tamu dengan pandangan malas, hingga tiba-tiba pandangannya berhenti pada sosok yang dia kenali dengan baik yaitu wanita yang dia beli. Senyum sinis langsung mengembang di wajahnya, dan tanpa ragu, dia meletakkan gelasnya di atas meja terdekat, berjalan mendekat. Cordelia yang baru saja keluar dari balkon, masih terhanyut dalam pikirannya, tidak menyadari kehadiran pria bermata biru yang telah merenggut keperawanannya. Dia mengusap matanya, berusaha menyembunyikan sisa air mata yang tertahan di sudut pipinya. Namun, sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, Tristan tiba-tiba menangkap lengannya dengan kasar, membuat Cordelia terkejut dan tubuhnya tersentak. “Jangan terlalu terkejut, bukankah kita sudah saling kenal luar dan dalam?” Tristan menyeringai, tatapan matanya dingin seolah menelanjangi Cordelia. “Bukankah aku sudah melihat sisi di

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 8. Permainan Panas

    Cordelia mencoba untuk mendorongnya menjauh, tapi tidak ada gunanya. Pria itu terlalu kuat untuknya. Dia sama sekali tidak bisa berontak sedikit pun. Dia sekarang merasakan jari-jari pria itu menyelidiki lebih dalam ke dalam pusat tubuhnya, menemukan klitorisnya. Ya, dia tidak bisa menghentikan desahannya. Jari-jari Tristan bergerak dengan seduktif di area sensitif Cordelia. Membuat wanita itu berteriak kager bercampur kenikmatan. Cordelia ingin menolak, tapi tubuhnya berkhianat. Dia tidak percaya apa yang terjadi padanya. Cordelia selalu menjadi wanita yang baik, selalu mematuhi aturan. Namun sekarang, dia diperlakukan seperti ini, seperti budak seks yang hina dan menjijikkan. “Tolong, Tuan ... jangan,” Cordelia memohon. “Hentikan. Aku ... aku ... sungguh tidak tahan lagi.” Dia melanjutkan dengan penuh permohonan, dia bahkan tak tahu nama pria yang telah merenggut kesuciannya ini. “Benarkah?” Tristan menyeringai, alisnya terangkat dengan mimik wajah seolah menikmati penderitaan C

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 9. Pria yang Keji 

    Suasana balkon yang tadinya sunyi kini berubah menjadi penuh ketegangan. Pria yang memergoki istrinya berselingkuh berdiri di hadapan mereka dengan wajah merah padam, sarat dengan amarah. “Kau benar-benar tak tahu malu!” suaranya menggelegar, menggetarkan balkon dan menarik perhatian semua orang di ruangan. Wanita yang ketahuan berselingkuh langsung membeku, wajahnya pucat pasi. “Sayang ... aku bisa jelaskan,” jawabnya seraya meraih lengan suaminya, mencoba memohon pengampunan dengan suara gemetar. “Ini ... ini tidak seperti yang kau pikirkan. Tolong dengarkan aku dulu!” Namun, pria itu hanya tertawa sinis, menarik tangannya dengan kasar dari genggaman istrinya. “Dengarkan? Untuk apa? Untuk kebohongan lainnya?” Dengan gerakan tiba-tiba, dia mengayunkan tangannya dan menampar pipi istrinya dengan keras. Suara tamparan itu menggema di udara, membuat semua orang yang berkumpul di sekitar mereka terdiam. Wanita itu terhuyung, terkejut, wajahnya yang kini memerah karena tamparan itu penu

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 10. Hampir Mati 

    Cordelia menatap bayangannya di cermin toilet, wajahnya berantakan, mata bengkak karena menangis. Dia menarik napas dalam, mencoba mengendalikan emosinya. Sisa-sisa make-up yang berantakan dia rapikan seadanya. Setelah merasa cukup, Cordelia melangkah keluar dari pesta, meninggalkan sorotan mata sinis dan bisik-bisik para tamu yang terus menggunjingkannya.“Dia masih berani datang setelah apa yang terjadi?”“Apa dia pikir kita lupa? Jalang murahan ...”Setiap kalimat menusuk telinga Cordelia. Kepalanya terasa berat, hatinya semakin hancur. Dia melangkah cepat, menuju pintu keluar, dan masuk ke dalam mobil—di mana sang sopir sudah menunggu dirinya. Setibanya di rumah, Brittany menunggu di ruang tamu, wajahnya merah padam. “Cordelia!” teriaknya begitu Cordelia masuk.Cordelia terkejut di kala Brittany memanggilnya dengan nada kencang. “I-iya, Mom?” jawabnya pelan, dan gugup. Brittany menatap dingin Cordelia. “Kau benar-benar tidak punya rasa malu! Setelah semua yang terjadi, kau masi

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 11. Ditipu Mentah-Mentah

    Beberapa hari kemudian, Brittany kembali menyusun rencana jahat lainnya untuk menyingkirkan Cordelia secara permanen. Kali ini, wanuta paruh baya itu memutuskan untuk menjebak Cordelia dengan sesuatu yang tak akan bisa diabaikan oleh masyarakat—kehamilan di luar nikah.Satu pagi yang tampak tenang, Veronica memasuki kamar Cordelia dengan wajah penuh keterkejutan dan kepura-puraan. Dia langsung menuju meja rias Cordelia, matanya tertuju pada sebuah tespek yang tergeletak di sana, menunjukkan hasil positif.“Astaga!” seru Veronica, suaranya meninggi. “Apa ini, Cordelia? Kau hamil?!” lanjutnya dengan raut wajah penuh kepura-puraan. Cordelia, yang sedang duduk di tepi ranjang, menatap Veronica dengan bingung. “Apa? Tidak mungkin! Itu bukan punyaku!”Teriakan Veronica menarik perhatian Brittany yang segera masuk dengan langkah cepat dan wajah penuh amarah. “Apa yang terjadi di sini?” tanyanya, tapi matanya sudah tertuju pada benda kecil di tangan Veronica.“Ini! Cordelia ternyata hamil, M

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 12. Wanita Misterius

    Tristan berdiri di ruang kerjanya, sambil menyesap wine. Pikirannya menerawang jauh, memikirkan Cordelia. Setiap tegukan wine seolah membawa kembali mengingat wajah ketakutan Cordelia yang sangat menggemaskan di matanya. Suara ketukan pintu terdengar, membuyarkan lamunan Tristan. Pria tampan itu menoleh—dan mempersilakan orang yang mengetuk pintu ruang kerjanya untuk masuk ke dalam. “Tuan,” sapa Jovian seraya masuk ke dalam ruang kerja Tristan. Tristan menatap dingin Jovian yang datang. “Jika kau ingin membahas pekerjaan, maka lebih baik kau pergi. Aku sedang malas membahas pekerjaan.” Jovian menggelengkan kepalanya. “Tidak, Tuan. Saya datang ke sini bukan ingin membahas pekerjaan, tapi saya ingin membahas wanita yang Anda minta untuk cari tahu informasi yang Anda minta.” Tristan mengangguk. “Katakan, apa informasi yang kau dapatkan tentang wanita itu?” “Tuan, saya minta maaf, saya tidak berhasil mendapatkan informasi tentang wanita itu. Nama yang tertuliskan hanya Cordelia, men

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 13. Delia Lysette Hanya Nama Samaranmu! 

    Tristan duduk di kursi mewahnya dengan wajah tegang, memandangi laporan di tangannya. Di depannya, Jovian berdiri, memberikan laporan yang mengejutkan. Ya, pria tampan itu telah meminta Jovian untuk menyelidiki nama ‘Delia Lysette’. Meski dia tahu itu nama samaran Cordelia, tapi dia masih ingin menyelidiki nama itu. Dia penasaran kenapa sampai Cordelia menggunakan nama samaran. “Saya sudah mencari tahu lagi tentang nama Delia Lysette seperti yang Anda perintahkan, Tuan,” kata Jovian dengan nada serius. “Tapi saya tidak menemukan apa pun. Satu-satunya keluarga Lysette yang berpengaruh adalah keluarga Tony Lysette, calon investor DVR Group, tapi jelas itu tidak mungkin,” lanjut Jovian memaparkan dugaannya yang tidak mungkin. Mata Tristan menyipit tajam. “Tony Lysette? Tidak mungkin wanita itu ada hubungannya dengan mereka. Dia tidak mungkin salah satu dari mereka,” gumamnya dengan suara rendah. Namun, semakin dia berpikir, semakin besar kecurigaannya. Tristan mulai merasa bahwa ada le

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 14. Bayangan Masa Lalu

    Cordelia berdiri di sana, gemetar di hadapan Tristan. Rasa takut menyelimuti dirinya sepenuhnya, tubuhnya terasa lemas. Wanita cantik itu bisa merasakan ketegangan di udara yang semakin menyesakkan, membuatnya sulit bernapas. Matanya tak berani menatap Tristan terlalu lama, takut akan tatapan tajam yang dipenuhi ancaman itu.Tristan, yang awalnya hanya menatap Cordelia dengan dingin, tiba-tiba merasakan sesuatu menggelitik pikirannya. Bayangan dari masa lalu menghantamnya tanpa ampun. Sosok Leony Pharton, mantan istrinya yang begitu dia benci, kembali menghantui pikirannya. Tatapan Cordelia yang penuh ketakutan dan gemetar di hadapan Tristan begitu mirip dengan Leony saat dia pertama kali ketahuan berkhianat. Wajah yang dulu tampak polos dan lemah lembut itu ternyata hanya topeng. Tristan telah tertipu sekali, dan dia bersumpah tidak akan tertipu lagi.“Berhenti gemetar seperti itu!” Tristan menggeram tiba-tiba, suaranya rendah namun penuh kemarahan. Cordelia tersentak, air matanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 43. Kau Sulit Ditebak!

    Cordelia menatap jam di dinding. Satu jam sudah berlalu, dan selama itu dia duduk di sofa, mendengarkan ocehan Tristan—dari hal penting hingga yang sama sekali tak penting. Dia hanya bisa mendengarkan tanpa membantah, karena Tristan sedang tidak dalam keadaan waras.“Tristan? Tristan?” Cordelia mencoba memanggil Tristan yang sudah terdiam selama beberapa menit.Tristan terbaring di sofa, tertidur dengan ekspresi lelah dan damai untuk pertama kalinya malam itu. Tampak Cordelia menatap pria itu sebentar, menghela napas panjang. Tubuh pria itu terlalu berat untuk dipindahkan ke ranjang—dan dia tak mau membuat keributan lagi. Hal yang dilakukan Cordelia adalah mengambil selimut dan menyelimuti Tristan dengan hati-hati, berusaha agar pria itu tetap nyaman.“Tidurlah dengan tenang, dan istirahat dengan baik. Besok kita akan sibuk. Selamat malam, semoga kau bermimpi indah,” bisik Cordelia lembut. Setelah memastikan semuanya beres, Cordelia berdiri dan berniat kembali ke kamarnya. Namun tib

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 42. Rencana Busuk

    Cordelia dan Tristan berjalan cepat di bandara internasional, mencoba menghindari puluhan wartawan yang terus mengintai mereka sejak skandal ciuman tersebar. Kilatan kamera dan pertanyaan-pertanyaan tajam menghujani mereka tanpa henti, membuat perjalanan yang seharusnya lancar berubah seakan menjadi medan pertempuran.“Tristan! Apa ini hubungan serius? Apa kalian akan menikah?” teriak salah satu wartawan.“Cordelia, bagaimana tanggapan Anda soal gosip dengan Leony?” seru yang lain sambil mendorong mikrofon mendekat.Cordelia menunduk sedikit, berusaha menyembunyikan wajahnya di balik rambut. Namun, Tristan tetap berjalan tegap dan tanpa ekspresi, mengabaikan semua pertanyaan dengan dingin. Tangan pria tampan itu bergerak cekatan menarik pinggang Cordelia lebih dekat ke tubuhnya, seolah memberi tahu semua orang bahwa mereka tak terpisahkan.“Jangan berhenti,” Tristan berbisik di telinga Cordelia sambil menuntunnya dengan mantap. “Kita tidak boleh memberi mereka kesempatan.”Cordelia me

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 41. Apa Kau Masih Mencintainya?

    Ciuman berlangsung begitu lama, hingga membuat kaki Cordelia terasa sangat lemas. Jika bukan karena Tristan yang memeluk pinggangnya, maka sudah dipastikan tubuh Cordelia akan terperosot jatuh ke bawah. Sungguh! Ciuman ini benar-benar membuat Cordelia tidak bisa berkutik sama sekali. Perlahan ciuman Tristan mulai terlepas, dan tampak pipi Cordelia tersipu malu. Mereka saling beradu pandang, tatapan yang tersirat memiliki makna khusus—yang memiliki arti begitu luas. Namun, terlihat sebisa mungkin Cordelia berusaha tenang meski dilanda kegugupan nyata. Paparazzi masih sibuk memotret, sementara Cordelia dan Tristan dengan tenang masuk ke dalam mobil yang menunggu. Begitu pintu tertutup, suasana hening mengisi ruang antara mereka. Keheningan yang begitu membentang hingga menunjukkan sedikit salah tingkah. “Ciuman tadi sepertinya kau menikmati,” ucap Tristan tiba-tiba, memecahkan keheningan yang ada. Cordelia gugup dan panik mendengar ucapan Tristan. “T-tidak, a-aku tidak menikmatinya.

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 40. Ciuman Skandal 

    Cordelia mengenakan gaun satin hitam yang memeluk tubuhnya dengan elegan. Wanita cantik itu berjalan di samping Tristan memasuki acara penyambutan perusahaan ternama, dikelilingi orang-orang berpengaruh dan para sosialita. Kehadirannya bersama Tristan semakin mengukuhkan statusnya sebagai Cordelia Redford, pewaris keluarga Redford yang kini tampil kembali di masyarakat dengan percaya diri.Namun, di balik senyumnya yang tenang, Cordelia tahu betul bahwa mata-mata iri dan gosip terus mengincarnya. Tristan—miliarder tampan dengan karisma luar biasa—menjadi magnet bagi segala macam intrik. Kehadirannya bersama pria seperti Tristan mengundang rasa penasaran dan kecemburuan banyak pihak.Saat Cordelia bergerak sedikit menjauh untuk mengambil minuman, sosok Leony Pharton tiba-tiba muncul dari kerumunan. Mantan istri Tristan itu mengenakan gaun merah menyala yang kontras, wajahnya dipoles sempurna dengan riasan anggun, tetapi matanya menyiratkan kebencian yang mendalam.Leony tersenyum manis

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 39. Cordelia Redford

    Veronica menekan tombol panggil dengan raut wajah menunjukkan rasa gelisah yang membentang. Ponsel di tangannya berdering beberapa kali sebelum suara ibunya, Brittany, terdengar di ujung sambungan.“Ada apa, sayang?” tanya Brittany dengan nada malas, seperti seseorang yang terlalu terbiasa memerintah.“Aku baru saja melihat Cordelia,” Veronica melaporkan, suaranya cepat dan penuh amarah. “Dia muncul di lobi bersama pria tampan—kaya dan terlihat berkuasa. Pria itu membela Cordelia dan ... dia bilang Cordelia miliknya! Apa-apaan ini?”Terdengar keheningan sesaat dari seberang telepon, diikuti suara langkah tergesa-gesa.“Cordelia dengan bersama pria kaya?” Brittany mengulangi dengan suara tajam. Ada sesuatu dalam nada ibunya yang membuat Veronica merinding.“Iya, dan dia—”Veronica belum selesai berbicara ketika tiba-tiba sambungan telepon diputus.“Mom? Mom!” Veronica menggerutu kesal.Sementara di sisi lain, tepat saat yang sama Brittany melempar ponselnya ke atas meja dengan wajah me

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 38. Sebuah Kesepakatan

    Cordelia menatap Tristan dengan ekspresi tidak percaya. Perasaannya campur aduk—marah, sedih, dan bingung. Selama ini dia hanya menerima nasib buruk yang menimpanya, tapi sekarang ada harapan untuk mencari tahu siapa yang menjualnya dan menyeret hidupnya ke dalam kekacauan ini.Cordelia menatap Tristan, mencoba mencari jawaban di matanya. “A-aku tidak tahu. T-tap apa mungkin kau bisa membantuku menemukan siapa yang menjualku?” tanyanya pelan, nyaris seperti bisikan.Tristan menyandarkan tubuhnya pada sofa, senyum miring menghiasi wajah tampannya, seolah semuanya hanyalah permainan bagi dirinya.“Aku bisa. Tapi dengan satu syarat,” ucap Tristan dingin. Cordelia mengerutkan kening. “Syarat?”Tristan mengambil sebuah map hitam di sampingnya dan membuka isinya. Di dalamnya, terdapat sebuah kontrak. Pria tampan itu menyerahkan kontrak itu pada Cordelia tanpa banyak penjelasan.Cordelia membuka halaman pertama dengan hati-hati, membaca isinya sambil mencoba memahami setiap kata. Semakin la

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 37. Pengakuan Cordelia  

    Cordelia menarik napas dalam-dalam, menyadari bahwa tidak ada jalan keluar selain mengatakan semuanya. Wanita cantik itu tahu, setiap kata yang akan dia ucapkan akan membawa konsekuensi besar. Tony menatapnya penuh harap dan kemarahan, sementara Tristan berdiri dengan ekspresi dingin tapi jelas menuntut penjelasan.“Baik,” ucap Cordelia akhirnya, dengan suara berat. “Aku akan menjelaskan semuanya.” Dia berdiri tegak, meski tubuhnya sedikit bergetar ketakutan. Tristan dan Tony sama-sama menyimak, menatap Cordelia dengan tatapan tak sabar ingin tahu. Mereka tentu tidak sabar ingin mendengar semua penjelasan yang keluar dari mulut Cordelia. “Pertama Tristan, perkenalkan ini adalah Tony Lysette ... dia pamanku. Paman Tony adalah kakak dari mendiang ibuku—Luciana Lysette.” Suara Cordelia terdengar gemetar, tapi tegas. “Ibuku menikah dengan seorang pria hebat bernama Carter Redford. Setelah ibu meninggal, ayah menikah lagi dengan Brittany dan membawa seorang anak perempuan bernama Veronic

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 36. Semua Terbongkar 

    Tristan dan Cordelia telah kembali dari villa yang mereka datangi untuk menenangkan pikiran. Tepat di saat Tristan tiba di mansion, pria tampan itu langsung memanggil seluruh pelayan berkumpul di ruang tengah. Sementara Cordelia yang ada di samping Tristan tampak bingung di kala Tristan memanggil seluruh pelayan. Tentu meski dilanda kebingungan, tetapi Cordelia tidak bisa mengajukan pertanyaan. “Aku akan kedatangan tamu penting malam ini. Pastikan kalian siapkan makanan utama dan makanan penutup yang lezat. Aku tidak ingin ada kesalahan sekecil apa pun! Kalian mengerti?!” perintah Tristan dengan nada dingin, dan penuh penekanan. Para pelayan mengangguk patuh merespon ucapan Tristan. Tristan mengalihkan pandangannya, menatap Cordelia dengan tatapan tegas. “Tubuhmu sudah sehat, kan?” Cordelia menganggukkan kepalanya. “Sudah, Tuan. Saya sudah membaik.” “Layani tamuku dengan baik malam ini. Jangan ada kesalahan,” tegas Tristan bicara pada Cordelia. Cordelia mengangguk patuh. “B

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 35. Senyuman Cordelia 

    Cordelia masih membeku di tempatnya melihat pemandangan Tristan yang tampak tertidur pulas. Wanita cantik itu hendak ingin menyentuh wajah Tristan, tapi dengan cepat dia menarik diri. Kepingan memorinya mengingat sifat Tristan. Detik itu dia memutuskan untuk menyibak selimut, dan hendak bangkit berdiri, tetapi ternyata gerakannya membuat Tristan membuka mata. “Kau sudah bangun?” suara Tristan terdengar rendah dan dalam, tapi ada nada khawatir yang tersirat.Cordelia menatapnya sejenak, lalu mengangguk. “Ya, saya baik-baik saja,” jawabnya pelan sambil tersenyum tipis. Itu adalah senyuman sederhana, tapi begitu tulus. “Terima kasih telah menjaga saya, Tuan Tristan.”Tristan tertegun beberapa saat. Pertama kalinya, dia melihat sisi lain dari Cordelia—senyum yang hangat dan murni, seolah-olah dia tidak menyimpan kebencian atau sakit hati. Tristan merasakan ada sesuatu yang bergetar di dalam dirinya. Dia membuang muka, berusaha mengabaikan perasaan aneh itu.“Jangan tersenyum seperti itu,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status