Embrace Fate

Embrace Fate

last updateLast Updated : 2021-08-30
By:  Chani yohCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
32 ratings. 32 reviews
176Chapters
30.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Esmeralda Bandares melarikan diri dari rumahnya, bersama Catherine, sepupunya, dan bersembunyi di Hawaii, sebagai Leah dan Alicia Spencer. Di sana, mereka mengenal Hale dan Darren. Jika Hale berusaha menjerumuskan mereka, Darren selalu menjadi dewa penolong mereka. Namun, itu sebelum Esme mengetahui siapa Darren sebenarnya. Saat telah mengetahui siapa Darren sesungguhnya entah keberadaan pria itu masihkah disyukurinya atau malah disesalinya?

View More

Chapter 1

01. Secret Plan

- Besok kita akan melakukannya. Apakah sudah siap semua? -

Sebuah pesan dari Catherine baru saja diterima Esme di ponsel baru, yang dibelinya seminggu yang lalu. Ponsel itu juga berisi nomor baru yang hanya diketahui oleh Catherine.

Esmeralda Bandares, gadis 19 tahun, yang berasal dari Mexico, sedang merencanakan sesuatu bersama Catherine, teman baik yang juga sepupu jauhnya. Bagi mereka, rencana besar super rahasia ini akan mengubah hidup mereka berdua. Rencana untuk meraih kebebasan mereka. Dan besok adalah waktunya!

Catherine, gadis 24 tahun, sepupu jauh Esmeralda, tinggal di New York bersama keluarganya. Namun seperti Esme, dia sudah muak hidup dikekang ayahnya, yang juga sepupu dari ayah Esme.

- Sudah siap. Kau? -

Esme membalas pesan Catherine, yang juga memakai ponsel baru dan nomor baru yang hanya diketahui oleh Esme. Mereka telah berbulan-bulan merencanakan ini. Jadi, besok mereka harus berhasil. Tidak boleh gagal. Kesempatan hanya satu kali. Jika gagal, tidak akan mungkin mereka bisa mendapatkan kesempatan lainnya.

- Sudah siap dong! Baiklah. Good night, Esme. Take rest. And it'll gonna be our show time tomorrow! Buat ayah-ayah kita kelabakan! Hahaha, aku sudah tidak sabar membayangkan wajah mereka berdua! -

Itu balasan dari Catherine, membuat Esme yang tegang jadi ikut tersenyum. Sepupunya itu memang berani. Dia terlalu liar untuk menjadi putri keluarga Bandares yang hidup terkekang. 

Tapi, biar bagaimanapun, Catherine tidak seterkurung Esme. Dia masih bersekolah di sekolah umum. Dia masih diperbolehkan keluar-keluar meski dengan diikuti beberapa pengawal di belakangnya.

Esme kini menutup ponsel barunya yang berwarna hijau tentara. Kemudian, dia menyelipkannya di tas ransel hitam yang akan dibawanya besok. Tas itu tidak terlalu besar. Tapi cukup untuk membawa beberapa lembar pakaian ganti.

Di sebelahnya terdapat tas pinggang berisi uang 10 ribu dolar, hasil tabungan dari uang sakunya selama satu tahun ini. Ya, dia sudah berhemat demi bisa menabung untuk pelariannya ini.

Besok siang, ayahnya akan mengadakan pertemuan bisnis dengan klien penting di London. Ayah Catherine juga menghadirinya. Mereka semua sudah berangkat dari kemarin. Jadi, besok kedua ayah mereka akan tersita perhatiannya pada meeting mereka. Rumah Esme akan tetap dikawal, tapi sebagian besar pengawal akan dikerahkan untuk mengawal ayahnya. Dengan begitu Esme akan lebih mudah melarikan diri.

Hanya satu hal yang tidak boleh terjadi. Mereka tidak boleh gagal. Jika mereka gagal, sudah pasti ayah mereka akan mengawasi mereka setiap detik dengan pengawalan berlipat kali dari sebelumnya.

Jadi, dia tidak boleh gagal!

Esme memandang sekelilingnya, kemudian teringat bahwa dia ingin menuliskan surat perpisahan untuk ibunya. 

Diraihnya pena dan ditulisnya perlahan.

Maafkan aku, Mom. Aku sudah lelah hidup seperti ini. Kita tak hentinya lari, pindah, bersembunyi, kemudian setelah aku mulai bisa beradaptasi di tempat baru, semua harus berulang lagi. Kita lari, pindah, dan bersembunyi lagi. Aku tak tahan lagi hidup seperti itu, Mom. 

Aku tidak punya teman. Aku tidak merasakan hal-hal yang dirasakan gadis muda seusiaku. Jalan-jalan ke mall dengan teman segank, nonton di bioskop dengan pacar, ikut kemah di musim panas, belajar selancar, pokoknya banyak hal yang ingin aku lakukan tapi tak pernah bisa karena kita harus bersembunyi. 

Aku bahkan selalu home schooling, sendirian. Aku tak tahan lagi, Mom. Masa mudaku menjadi sia-sia di sangkar emas yang Dad sediakan ini, sementara ada banyak hal menungguku di luar sana. Banyak hal, Mom. Dan aku ingin merasakannya sebelum usia mudaku terlewati.

Tertanda, Esme. 

Please, Mom, jangan cari aku. Aku akan pulang saat aku sudah merasa puas di luar sana.

Esme melipat kertas itu dan meletakkannya di atas meja. Di bagian luar kertas, dia menuliskan: untuk Mom. 

Setelahnya dia membaringkan dirinya, mengelap air matanya yang berjatuhan di pipinya. Sungguh lucu, berbulan-bulan dia merasa tak sabar menanti hari ini tiba. Tapi saat hari ini tiba, dia malah menangis dan merasa berat di hatinya.

Tidak! Dia tidak boleh menangis! Besok adalah hari kebebasannya! Besok semuanya akan berubah! Besok adalah hidup barunya ... sebagai Leah Spencer! 

      

                        ***

Di suatu sudut kota Miami, di sebuah gedung perkantoran, Darren Javier baru saja keluar dari ruang atasannya. Wajahnya merengut marah dan sesampainya dia di meja kerjanya, dia menghantamkan pukulan ke tembok di sampingnya. 

Rekan-rekannya yang lain melirik diam-diam aksi Darren melampiaskan kemarahannya. Sementara benak pria itu mengulang lagi apa yang baru saja disampaikan atasannya.

"Kau terlalu memendam emosi yang tak tersalurkan, Darren. Itu tidak baik untukmu." Arnold Drawenskiey berujar pelan. Namun tetap saja, kata-katanya terasa menohok bagi Darren. 

Terlebih lagi pertanyaan lanjutannya, bagaikan petir yang menyambar pelipis Darren. Arnold bertanya lagi, "Kapan terakhir kalinya kau bercinta?"

Darren melayangkan tatapan tajam pada atasannya itu. Pertanyaan macam apa itu? Tidak beretika!

Pria berusia 30 tahun itu hanya menghunus atasannya dengan tatapan tajam, tanpa sepatah katapun jawaban yang keluar. 

Sang atasan yang berperut buncit menghela napasnya dalam-dalam dan berkata lagi, "Jangan bilang rumor tentangmu itu benar adanya?" 

Kini Darren yang mengernyit. "Rumor apa?" tanyanya dengan suara kering dan terdengar bagai debu beracun.

"Rumor bahwa kau masih perjaka, Darren!" sergah Arnold kesal.

Kedua mata kelabu Darren yang kelam tidak membelalak lebar. Tapi siapapun yang melihatnya akan mengetahui bahwa pria itu sungguh terkejut.

"Shit, Darren! Itu benar?" tanya atasannya lagi, lebih dari terkejut. "Astaga, Darren! Berapa sih umurmu?" Sang atasan mengacak-acak rambutnya sendiri.

Pria yang hampir berkepala lima itu tak habis pikir pada Darren. Pria setampan dan semaskulin Darren, pria dengan tubuh sekeras dan seindah Darren yang otot-ototnya terawat dengan baik, benar-benar belum pernah menyentuh seorang wanitapun?

Dengan menggeleng-gelengkan kepalanya, dia pun membuka laci mejanya, dan mengambil sebuah amplop putih dari sana. Diserahkannya kepada Darren.

Pria yang berambut halus di sepanjang garis rahangnya itu membuka dengan tatapan penuh tanya. Dan saat dia membacanya, dia menjawab gusar, "Aku tidak butuh ini!"

"Oh, ya, kau butuh! Dan ini perintah! Kau akan dibebastugaskan selama tiga bulan. Itu tiket untukmu. Berliburlah ke pulau itu selama tiga  bulan. Sampai semua emosimu stabil. Take this, atau kau dipecat!"

Mereka berdua beradu tatap yang sangat tajam. Sama-sama tidak ada yang mau mengalah. Hingga semenit kemudian Darren akhirnya mengambil lagi amplop putih yang tadinya telah dilemparnya ke meja. 

Dengan tatapan tak beranjak sedikit pun dari wajah atasannya hingga di detik terakhir, Darren berbalik dan meninggalkan ruang kerja atasannya itu tanpa sepatah katapun. 

Kurang ajar? Entahlah! Tapi sang atasan sudah memahami Darren yang memang biasanya selalu irit bicara! 

                              ***

Bersambung ...

Terima kasih sudah membaca bab pertama ini. Semoga enjoy dengan kisah ini, ya.

Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

10
97%(31)
9
3%(1)
8
0%(0)
7
0%(0)
6
0%(0)
5
0%(0)
4
0%(0)
3
0%(0)
2
0%(0)
1
0%(0)
10 / 10.0
32 ratings · 32 reviews
Write a review
user avatar
Chani yoh
tidak perlu dibaca ya... cerita gaje
2024-09-15 00:14:21
0
user avatar
De Edward
Selalu suka gaya penuturan author yang satu ini #pelukonline
2021-07-08 22:29:09
1
user avatar
Ryanty_tian
makin gaspoollll thor sayang😍😍😍😍
2021-06-10 00:23:14
2
user avatar
Gusti
authorkuu syg...
2021-06-09 17:48:24
3
user avatar
Tian Yosdi
lanjuuttin critanya thorr!!!
2021-05-21 18:00:01
1
user avatar
Feny Antasia
Very interesting story!
2021-05-09 20:54:53
1
user avatar
cabe bonsai
up tiap hr thor!!
2021-05-04 16:49:39
0
user avatar
Irha Daffa Pratama
Esme bawa aku pergi bersama mu🤭
2021-04-25 11:14:29
1
user avatar
Tian Yosdi
crita ini menarik, sbg pembaca sy ikut berimaginasi masuk kedlm crita, bagus thorrr lanjutkan seri berikutnya 👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻
2021-04-20 22:48:24
1
user avatar
Nastar777
lanjuuuut seruuu
2021-04-17 00:31:13
0
user avatar
Gusti
Esmeraldaa, woww 😍😍
2021-04-02 21:39:14
0
user avatar
Ayunina Sharlyn
Esmeralda, batu permata hijau. Kok bukan banderas kak 😁😁
2021-04-01 21:38:53
0
user avatar
Zanaka
Bayangin Hale dan Chaterine, saya ngos2an sendiri, kak hehehe. Suka bgt interaksi mereka
2021-04-01 00:29:48
1
user avatar
CahyaGumilar79
Waw, Kren kak... aku suka alur ceritanya
2021-03-31 21:25:10
0
user avatar
vhiiilut
lanjut thoor keren banget ceritanyaa. aku penasaran hehehe
2021-03-31 21:04:25
0
  • 1
  • 2
  • 3
176 Chapters
01. Secret Plan
- Besok kita akan melakukannya. Apakah sudah siap semua? -Sebuah pesan dari Catherine baru saja diterima Esme di ponsel baru, yang dibelinya seminggu yang lalu. Ponsel itu juga berisi nomor baru yang hanya diketahui oleh Catherine.Esmeralda Bandares, gadis 19 tahun, yang berasal dari Mexico, sedang merencanakan sesuatu bersama Catherine, teman baik yang juga sepupu jauhnya. Bagi mereka, rencana besar super rahasia ini akan mengubah hidup mereka berdua. Rencana untuk meraih kebebasan mereka. Dan besok adalah waktunya!Catherine, gadis 24 tahun, sepupu jauh Esmeralda, tinggal di New York bersama keluarganya. Namun seperti Esme, dia sudah muak hidup dikekang ayahnya, yang juga sepupu dari ayah Esme.- Sudah siap. Kau? -Esme membalas pesan Catherine, yang juga memakai ponsel baru dan nomor baru yang hanya diketahui oleh Esme. Mereka telah berbulan-bulan merencanakan ini. Jadi, besok mereka
last updateLast Updated : 2021-03-21
Read more
02. Run Away
Esme memanfaatkan siang yang tenang itu untuk menyelinap. Dia sudah menghapal kebiasaan para pengawal di rumahnya. Saat siang seperti ini, mereka biasanya bersiaga di bagian depan dan samping rumah. Bagian belakang yang berupa taman sering dilupakan.Dengan berbekal ranselnya, Esme mengendap menuju lantai bawah dan menuju taman belakang. Ibunya pastilah sedang menonton serial drama di televisi bersama dengan sepupunya. Sedangkan Enrique, kakak lelakinya, sudah dua tahun lalu memutuskan hengkang dari rumah itu.'Good bye, Mom,' ucap Esme dalam hatinya saat melewati kamar ibunya dan mendengar suara serial drama dari televisi sang ibu.Esme bergegas turun ke lantai bawah, menghindari pertemuan dengan para pelayan yang sedang bekerja di dapur. Gadis itu mengitari taman belakangnya dan memanjat tembok tinggi di sudut sana. Salah satu pengawal ayahnya baru saja melewati
last updateLast Updated : 2021-03-23
Read more
03. First Meet
"Bagaimana menurutmu?" Catherine menoleh pada Esme saat pintu lift telah menutup, dan hanya mereka berdua yang masuk.Dari nomor unit yang didapat Catherine tadi, unit mereka di lantai 17. Lift melaju naik ke lantai 17."Bagus. Ini pas untuk kita. Cukup mewah, tapi tetap pas di kantong," jawab Esme apa adanya.Catherine terkikik mendengarnya. "Tenang saja! Jika uang kita habis, kita tinggal menelepon Jullio atau Enrique, dan merayu mereka untuk mengirimkan kita uang.""Tapi itu kan bisa membocorkan di mana keberadaan kita?""Pintar sedikit dong. Kita bisa pergi ke kota lain dulu barulah menelepon dari sana."Esme mengangguk-angguk mendengarnya. Tiba-tiba lift berbunyi dan berhenti di lantai 3. Saat pintu terbuka, sepasang insan yang sempat dilihat Catherine di lobby tadi yang masuk. Catherine mundur sampai ke dinding belakang lift, seraya menarik Esme mengikutinya. Entah mengapa dia merasa t
last updateLast Updated : 2021-03-25
Read more
04. What'd You Do?
Margarita Bandares mengelap sudut matanya yang basah karena adegan drama yang baru saja ditontonnya. Drama keluarga yang tentram, yang menceritakan kehidupan keseharian yang solid, perjuangan melewati hari demi hari dalam keluarga sederhana adalah jenis drama yang paling dia  sukai.Adegan yang simpel, yang mengungkapkan betapa hangat tokoh pria memperlakukan istrinya, meski hanya dengan sesuatu hal yang kecil, akan mampu meloloskan air matanya. Inilah yang baru saja terjadi. Wanita 51 tahun itu begitu terenyuh oleh kehangatan cinta tokoh pria di dalamnya.Wanita berambut coklat pendek, dengan ujung-ujungnya yang mengikal itu bangkit dari sofa empuknya, yang senantiasa menemaninya menonton serial drama setiap siang. Perasaan yang begitu terikat pada adegan di serial dramanya membuat Margarita menginginkan perbincangan dengan gadis kecilnya yang manis.Dia pun melangkahkan kaki menuju kamar Esme. Diketuknya perlahan sambil menan
last updateLast Updated : 2021-03-25
Read more
05. When Jogging
Pagi hari di Honolulu terasa berbeda. Cuaca yang terasa hangat membuat semangat pagi menjadi lebih membara. Belum lagi aroma pantai yang begitu menggoda, membuat Esme bersemangat menjelajahi kota utama Hawaii itu.Esme sudah siap dengan pakaian joggingnya. Dia sedang mengucir rambut panjangnya menjadi ikatan ekor kuda.Diliriknya jam di dinding. Sudah pukul 05.03, tapi langit di luar sudah cukup terang. Esme menuju pintu dan membukanya. Tepat bersamaan dengannya, di depan pintu unit seberangnya, pria yang menolongnya kemarin juga keluar dari sana.Mereka sempat berpandang-pandangan beberapa saat lamanya, meskipun keduanya sembari menutup pintu. Esme memberikan pria itu senyuman manis yang berbinar-binar. "Hai," sapanya dengan rona malu-malu di wajahnya.Pria di hadapannya hanya tersenyum sedikit sembari mengangguk kecil. "Silakan." Tangan pria itu terulur mempersilakannya untuk lewat terlebih dahulu. Secercah ra
last updateLast Updated : 2021-03-27
Read more
06. Let's Out
Dokter menyerahkan resep kepada Darren yang duduk di kursi depan meja kerja sang dokter. Sedangkan Esme dipapah suster menuruni examination table dengan hati-hati menuju kursi di sebelah Darren. Wajah pria itu tetap datar dan tak berubah sedari tadi."Ini resep untuk pain killer dan salep olesnya. Untuk pain killer bisa diminum tiga kali sehari. Jika sudah tidak sakit, bisa distop. Untuk salep boleh dioles sesering yang diinginkan."Selesai menjelaskan, sang dokter tersenyum pada Darren, kemudian menatap Esme yang meringis menahan sakit. "Kalau kekasihnya belai penuh rasa sayang, pasti akan cepat sembuh," celetuk dokter yang terlihat berusia pertengahan lima puluh tahun itu, dengan tersenyum penuh arti kepada Esme.Gadis itu merona mendengar ucapan salah paham sang dokter. Diliriknya Darren yang ternyata malah mengangguk kecil. "Terima kasih, Dokter.""Maaf, dokter tadi jadi salah paham mengir
last updateLast Updated : 2021-03-27
Read more
07. Boyfriend?
Ada 4 pria dan 2 wanita yang diakui Catherine sebagai teman-temannya. Ke empat pria itu berpakaian kaos kasual dengan celana panjang jeans yang sobek di lutut, di paha, ataupun di betis. Dua di antara mereka memakai topi terbalik. Dua lagi yang tidak memakai topi memiliki rambut yang warnanya di cat hijau dan abu-abu, atau biru bercampur merah.Esme melirik tato di lengan pemuda-pemuda itu. Mereka memasang tato bergambang sama di lengan kanan mereka. Tato bergambar elang yang sedang berdiam di daratan. Selain tato, hal lain yang membuat Esme merasa tidak nyaman adalah motor gede yang mereka bawa. Dia akan ikut naik motor? Yang benar saja! Esme belum pernah naik motor! Perasaannya berkecamuk antara takut tapi juga antusias. Sepertinya naik motor akan terasa seru. Tapi, berada dekat pemuda-pemuda itu membuatnya terintimidasi. Mereka terlihat seperti pemberontak jalanan."Hai semua! Ini adikku, Leah. Dan Leah, ini Hale, Akoni, Ek
last updateLast Updated : 2021-03-28
Read more
08. Forced Kiss
Dalam sepuluh menit berikutnya, mereka tiba di sebuah night club terbesar di Honolulu. Setidaknya begitu yang dikatakan Hale. Setelah memarkir, mereka semuanya turun dari motor, termasuk Esme. Jika mau jujur, rasa antusiasme Esme sudah meletup-letup di dalam dadanya karena akhirnya dia bisa datang ke kelab malam bersama pemuda sebayanya. Rasa tidak nyamannya terhadap Brandon seketika dia lenyapkan dari benaknya.Dengan berpasang-pasangan, mereka memasuki night club itu. Musik berdentum-dentum menyambut kedatangan mereka. Dan karena malam ini malam spesial yang digelar oleh night club itu, semua pengunjung diharuskan membayar biaya masuk. Hale dan Catherine menuju kasir dan dapat Esme lihat bahwa Catherine-lah yang mengeluarkan sejumlah uang dan membayar biaya masuk mereka semua."Mau minum apa?" tanya Hale pada Catherine, juga yang lainnya saat mereka sudah mendapatkan tempat di sofa melingkar.
last updateLast Updated : 2021-03-29
Read more
09. The Man
Esme mengeluarkan tenaga terakhirnya untuk meronta dengan sia-sia, sampai di satu titik dia tahu usahanya takkan mungkin menghalau kebejatan Brandon. Esme menangis karena merasa kalah. Dan di sisa-sisa tenaganya itu, dia hanya sanggup berharap alam berpihak padanya dan membantunya menghentikan Brandon.Dan sedetik kemudian, Esme benar terbebas dari cengkeraman Brandon. Secepat itu harapannya didengar Tuhan? Terima kasih Tuhan, batinnya penuh syukur.Bugh!!"Hei, apa-apaan! Siapa kau!" Suara pukulan di tengah bising musik, diikuti erangan sakit dari Brandon, mulai sampai di telinga Esme. Tatapannya kini terarah pada Brandon yang ternyata sedang diserang oleh seseorang.Seorang pria sudah menyelamatkannya dari terkaman nafsu Brandon. Pria itu memukuli Brandon bertubi-tubi hingga Brandon tergeletak di lantai dan tak sanggup melawan lagi.Beberapa saat berlalu dan akhirnya pria itu mulai berhenti dan menegakkan dirinya. Saat itulah Esme baru mel
last updateLast Updated : 2021-03-30
Read more
10. Whatever
"Berhati-hatilah dengan pemuda tadi. Sekali dia sudah kurang ajar padamu, berikut-berikutnya dia masih mungkin bersikap seperti itu."Entah kenapa, nasihat Darren yang biasa saja terdengar begitu manis bagi Esme. Seolah pria itu begitu mengkhawatirkannya. Tak ayal, Esme memberikan senyum manisnya yang malu-malu. Jarinya spontan menyelipkan helaian rambutnya di belakang telinga. Terlihat bibir Darren seakan siap mengucapkan perpisahan mereka untuk malam itu. Namun, dering ponsel Esme telah lebih dulu mengisi keheningan mereka yang canggung.Esme mengambil ponselnya dengan Darren yang masih di hadapannya."Ya, halo?""Little Girl, are you okay?" seru Catherine di ujung telepon. Suaranya terdengar sangat panik."Ya. Aku baik-baik saja. Dan aku sudah pulang.""Huft, syukurlah. Aku panik sekali tadi. Dengan siapa kau pulang?" tanya Catherine lagi."Dengan Darren," jawab Esme. Dia sebenarnya masih ingin menjelaskan banyak hal tenta
last updateLast Updated : 2021-03-31
Read more
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status