Home / Romansa / Pelayan Cantik Sang Billionaire / Bab 1. Aku Menginginkan Tubuhmu

Share

Pelayan Cantik Sang Billionaire
Pelayan Cantik Sang Billionaire
Author: Abigail Kusuma

Bab 1. Aku Menginginkan Tubuhmu

last update Last Updated: 2024-09-19 13:20:54

Seorang gadis cantik bernama Cordelia membuka matanya perlahan, tetapi yang dia lihat hanyalah kegelapan karena kondisi matanya tertutup. Kepalanya terasa berat dan berdenyut, seolah-olah dipukul dengan benda keras. Dia mencoba bergerak, dan segera menyadari bahwa tangan dan kakinya terikat kuat. Kepanikan mulai merayapi dirinya saat kesadarannya kembali sepenuhnya. Dia berada di dalam mobil yang sedang bergerak, dengan matanya tertutup kain.

“Apa yang terjadi? Kenapa aku diikat seperti ini?” gumam Cordelia penuh kegelisahan nyata.

Dengan napas tersengal, Cordelia berusaha menenangkan dirinya. Dia mendengarkan dengan seksama, berharap mendapatkan petunjuk tentang keberadaannya. Dari suara mesin mobil dan getaran yang dirasakannya, dia bisa menebak bahwa mobil itu melaju di jalan yang tidak terlalu mulus.

“Apa yang kalian inginkan dariku!?” teriak Cordelia, suaranya gemetar.

Tidak ada jawaban. Hanya deru mesin mobil yang terus terdengar.

“Aku mohon … siapa pun kalian, tolong lepaskan aku!” suaranya semakin serak, bercampur antara rasa takut dan frustrasi.

Tiba-tiba, suara berat dari depan menjawab, “Diamlah! Semakin banyak kau bicara, semakin buruk akibatnya.”

Cordelia mencoba mengenali suara itu, tetapi kepalanya masih terasa pusing. “Siapa kau? Kenapa kau melakukan ini padaku?”

Suara itu tertawa kecil, dingin dan mengancam. “Kau tidak perlu tahu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah diam dan menunggu.”

Cordelia semakin takut, dia merasa bahwa dirinya sedang berada dalam bahaya. Namun, selama ini dia tidak memiliki musuh. Hal itu yang membuatnya bingung kenapa dirinya bisa sampai diculik.

Cordelia mencari cara untuk keluar dari mobil, tapi hasil yang didapatkan nihil. Gadis itu tidak bisa lepas dalam kondisi mobil yang tertutup rapat, dan sudah berjalan cukup kencang. Jalanan yang tak bagus membuat tubuh Cordelia seakan terkoyak.

Sampai suatu ketika, akhirnya mobil yang membawaanya berhenti. Cordelia mendengar pintu di sampingnya terbuka. Seseorang menariknya keluar dengan kasar. Tubuhnya yang lemas membuatnya sulit berjalan, dan dia terseret, terseok-seok di atas tanah yang tak rata.

“Lepaskan aku. S-sebenarnya siapa kalian?” tanya Cordelia dengan nada lemah.

“Diam! Kau terlalu cerewet! Jika kau ingin selamat, jangan berontak!” ancam pria itu di dekat telinga Cordelia.

Cordelia tak bisa berkata apa pun di kala mendapatkan ancaman itu. Dua pria yang memegangnya terus menyeretnya, sampai Cordelia merasakan lantai yang berbeda di bawah kakinya, mungkin marmer atau kayu yang halus. Langkah mereka terdengar menggema di ruangan besar. Kemudian, tubuhnya diangkat dan diletakkan dengan kasar di atas sesuatu yang empuk, mungkin ranjang.

Cordelia mencoba meronta, tetapi ikatan di pergelangan tangan dan kakinya terlalu kuat. “Tolong, lepaskan aku. Apa salahku pada kalian?” teriaknya putus asa.

“Ck! Kau berisik sekali. Sudah aku bilang diam kenapa kau masih juga berisik!” bentak pria berpostur tubuh besar.

Cordelia mulai menangis sesenggukan. Rasa takut mulai menggrogotinya. Dia tak bisa memahami apa yang terjadi atau siapa yang menginginkannya dalam kondisi seperti ini. Tubuhnya lemas dan pikirannya kacau. Di tempat yang gelap dan tak dikenal ini, Cordelia hanya bisa berharap ada seseorang yang akan menyelamatkannya.

Saat Cordelia merasakan ketakutan yang menyesakan, tiba-tiba saja dia mendengar dua pria berbicara di dekatnya. Salah satu dari mereka, seperti sedang menghubungi seseorang—yang entah siapa.

“Target sudah berada di tempat dan siap dieksekusi,” katanya dengan suara dingin.

Pria lainnya menambahkan, “Kami meninggalkannya di kamar sesuai instruksi Anda.”

Setelah itu, mereka meninggalkan Cordelia di ranjang besar itu, terikat dan tak berdaya. Tepat di kala dua pria itu pergi, beberapa kali Cordelia berusaha berontak, tapi berujung sia-sia. Ikatan di tangannya sangat kuat, tak mungkin dia bisa lepas.

***

Satu jam sudah Cordelia berusaha berontak. Gadis cantik itu sampai kelelahan akibat mencari celah untuk melarikan diri. Kondisi mata yang masih tertutup dan tangan terikat, membuatnya benar-benar tidak berdaya. Otaknya berusaha berpikir kenapa bisa dirinya diculik.

Tangis Cordelia sudah berhenti akibat rasa lelah yang membentang. Dia mulai pasrah dengan keadaan dirinya. Entah apa yang terjadi setelah ini. Begitu banyak terkaan di pikirannya, yang membuat dirinya menjadi sangat sakit kepala.

Suara pintu terbuka …

Cordelia terkejut mendengar suara pintu terbuka. “Tolong, siapa pun di sana lepaskan aku!” serunya dengan nada penuh permohonan.

Seorang pria tampan berdiri di depan pintu kamar hotel mewah yang telah dipesannya. Pria dengan tinggi 192 sentimeter itu melangkah masuk, pemandangan yang disuguhkan membuatnya tersenyum puas. Di atas tempat tidur, seorang gadis terbaring dengan tubuh terikat. Gadis itu mengenakan gaun selutut bermotif bunga-bunga berwarna krim, yang kontras dengan kulitnya yang pucat.

“Tolong aku. Aku mohon lepaskan aku,” pinta Cordelia dengan penuh permohonan, merasakan ada yang mendekatinya.

Pria tampan itu tak merespon ucapan Cordelia. Dia hanya menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. “Sempurna. Kau sangat cantik.”

Tubuh Cordelia bergetar ketakutan mendapatkan pujian dari seorang pria asing. “K-kau siapa? T-tolong lepaskan aku.”

Pria tampan itu menundukkan kepalanya, menarik kasar rahang Cordelia sambil berbisik serak, “Aku adalah pria yang membelimu. Kau adalah barang mahalku.”

Tubuh Cordelia membeku akibat keterkejutannya. Debar jantungnya berpacu kencang seakan ingin berhenti berdetak. Aroma parfume pria yang mencengkeram rahangnya, membuat bulu kuduknya merinding ketakutan. Dari aroma parfume meyakinkan bahwa pria yang ada di dekatnya bukan pria sembarangan.

“D-dijual? A-apa maksudmu?” tanya Cordelia dengan nada bergetar.

Pria tampan itu mulai menelusuri wajah mulus Cordelia. “Aku yakin perkataanku cukup jelas, dan aku tidak perlu mengulangi perkataanku lagi.”

Cordelia menelan salivanya susah payah. “A-aku tidak mengenalmu. T-tolong lepaskan aku.”

“Bagaimana bisa aku melepaskanmu, huh? Malam ini aku sangat menginginkanmu,” bisik pria tampan itu serak.

Tubuh Cordelia semakin bergetar ketakutan. Sentuhan pria tampan itu membuat bulu kuduknya meremang. Dia adalah gadis kuno yang belum pernah sama sekali disentuh oleh pria mana pun. Mendapatkan sentuhan ini membuat dirinya merasakan sesuatu hal aneh dalam dirinya.

Namun, Cordelia tidak akan membiarkan siapa pun sembarangan menyentuh dirinya. “A-aku berjanji akan membayarmu jika kau melepaskanku. A-aku mohon lepaskan aku.”

Pria tampan itu tertawa mendengar ucapan Cordelia akan membayarnya. Tawaran Cordelia sangat lucu di indra pendengarnya. “Kau benar-benar gadis naif. Aku bahkan membelimu dengan harga mahal. Aku tidak membutuhkan uangmu.”

Napas Cordelia memberat. Jantungnya merasa berdetak lebih cepatt. “L-lalu apa yang kau inginkan?”

“Kau ingin tahu apa yang aku inginkan?” bisik pria tampan itu lagi, dengan tatapan berkabut nafsu pada Cordelia.

Cordelia mengangguk lemah. “K-katakan padaku, apa yang kau inginkan?”

Pria tampan itu mendekatkan bibirnya ke telinga Cordelia, lalu berbisik serak, “Tubuhmu … aku menginginkan tubuhmu.”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Hasminah Abd Gani
Kekuatan cinta kita kok blum ada update nya malah bnyak novel baru
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 2. Keluarkan Desahanmu!

    Seorang wanita paruh baya dengan rambut kemerahan duduk di atas sofa berlapis sutra. Matanya berbinar penuh kepuasan saat ponselnya di meja samping berdering. Dia mengangkatnya dengan tenang, menempelkan ponsel itu ke telinganya.“Ya, halo?” suaranya lembut, tapi penuh intrik.“Nyonya Brittany, saya hanya ingin memberi tahu bahwa gadis yang Anda jual kepada Tuan X sudah masuk ke kamar. Anda akan menerima uang senilai sepuluh juta dolar besok pagi,” suara pria di ujung telepon terdengar dingin dan profesional.Wanita paruh baya bernama Birttany tersenyum lebar, tatapannya menjadi semakin tajam. “Bagus sekali. Pastikan tidak ada yang mengganggu. Aku tidak ingin ada kesalahan dalam transaksi ini.”“Tentu, Nyonya. Semuanya sudah diatur dengan sempurna,” jawab pria itu sebelum memutuskan panggilan.Setelah panggilan itu terputus, Brittany meletakkan ponsel kembali ke atas meja. Wanita paruh baya itu tertawa senang. Suara tawanya menggema di seluruh ruangan, mengisi udara dengan aura menaku

    Last Updated : 2024-09-19
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 3. Keperawanan yang Direnggut Paksa

    Pria itu menciumnya dengan kasar, lalu meremas payudaranya. Memutar putingnya, dan membuat Cordelia mendesah. Namun Cordelia sendiri merasa terhina dengan perlakuan pria asing yang menjamahnya ini. Dia mencoba mendorongnya menjauh, tapi pria itu terlalu kuat untuknya. Tangannya menjelajah bebas di atas tubuhnya, menjelajahi setiap inci kulitnya. Dia mengangkat gaunnya, memperlihatkan kaki telanjang dan bibir kewanitaannya yang terbalut celana dalam.“Ti- tidak! Jangan!” Cordelia berteriak, mencoba menghalanginya, tapi tangannya sesegera mungkin ditepis.Pria itu menulikan telinganya tak peduli dengan teriakan Cordelia. Dia terus menjamah seluruh tubuh Cordelia. Tubuh mulus Cordelia membuat pria itu semakin menggila dalam melancarkan aksinya. Saat jari-jari pria itu mengusap paha bagian dalam Cordelia, sontak mata gadis itu terbelalak terkejut bercampur dengan ketakutan. Dia mencoba menggeliat menjauh, tapi cengkeraman tangan pria itu di pergelangan tangannya semakin kuat, menahannya

    Last Updated : 2024-09-19
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 4. Kau Adalah Aib!

    #Flashback On Cordelia duduk di ruang tamu besar, perasaan tidak menentu mengisi pikirannya. Telepon dari salah satu direksi perwakilan perusahaan masih terngiang jelas di kepalanya.“Nona Cordelia, Anda harus menghadiri Rapat Umum Pemegang Saham besok. Ada keputusan penting yang membutuhkan persetujuan Anda sebagai pewaris utama Redford Group. Kami akan membahas siapa yang akan menjabat sebagai CEO sementara,” ujar Harland kala panggilan terhubung. Cordelia mengerutkan kening. Carter—ayahnya—meninggal mendadak tiga bulan yang lalu, meninggalkan kekosongan di pucuk pimpinan perusahaan yang dibangunnya dari nol. Tidak ada yang tahu siapa yang akan menggantikannya secara permanen, tapi rumor sudah beredar.“Siapa yang diusulkan?” tanya Cordelia dengan nada datar.“Alan. Anda mengenalnya,” jawab Harland dengan ragu-ragu. “Anak asuh Tuan Carter.”Cordelia tertegun mendengar nama itu. Alan … Nama itu membawa kilasan kenangan masa kecilnya—seseorang yang jarang dia lihat di rumah, tapi se

    Last Updated : 2024-09-19
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 5. Ahli Waris Tunggal

    Cahaya matahari pagi mulai merayap masuk melalui sela-sela jendela, membuat ruangan sedikit lebih terang. Tristan mengerjap-ngerjapkan matanya, tubuhnya masih terasa lelah dari malam sebelumnya. Pria tampan itu mengulurkan tangannya, menyentuh ke sisi kanan mengharapkan kehangatan tubuh wanita yang dia beli harusnya masih ada di sana. Namun, tangannya hanya menyentuh selimut yang dingin. Tristan segera duduk tegak, matanya menyapu ruangan. Ranjang kosong. Wanita itu sudah tidak ada. “Sial, ke mana wanita itu?” Tristan mengerutkan alis berpikir sejenak. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Napasnya memburu saat dia menyadari bahwa tidak hanya wanita itu yang hilang, tapi kemejanya juga lenyap. Detik itu juga dia melompat dari ranjang, matanya liar mencari tanda-tanda ke mana wanita itu pergi. Dia berjalan cepat menuju meja kecil di sudut ruangan. Dompetnya tergeletak di sana, tapi ketika dia membukanya, beberapa lembar uang tunai sudah hilang. Tampak senyuman sinis terlukis di wa

    Last Updated : 2024-09-19
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 6. Bagaimana Bisa Kau di Sini?! 

    Setelah pertemuan warisan yang mengejutkan, suasana di rumah keluarga Redford berubah. Cordelia, yang sebelumnya dikurung di kamar, kini bebas berjalan di dalam rumah megah itu. Namun, kebebasan itu terasa hambar. Brittany dan Veronica tidak lagi melontarkan hinaan secara terang-terangan, tapi sikap dingin mereka lebih tajam daripada kata-kata. Cordelia merasa seperti orang asing di rumahnya sendiri. Pagi itu, di ruang makan keluarga yang penuh dengan kemewahan tapi terasa dingin, Cordelia duduk sendirian, menatap secangkir teh di depannya. Hatinya masih berdebar memikirkan warisan yang secara tidak terduga jatuh ke tangannya. Bagaimana mungkin dia, yang tidak pernah diberi kesempatan untuk bersinar, kini harus memikul beban besar ini? Brittany dan Veronica akhirnya memasuki ruangan, wajah mereka tampak tenang tapi penuh dengan maksud tersembunyi. Cordelia menegakkan punggungnya, berharap mungkin ini adalah awal dari hubungan baru dengan mereka. Cordelia berdiri canggung di ruang mak

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 7. Kau Milikku!

    Tristan berdiri di sudut ruangan, menghindari keramaian sambil menyesap wine dari gelas kristal yang dingin. Matanya mengawasi setiap gerak-gerik para tamu dengan pandangan malas, hingga tiba-tiba pandangannya berhenti pada sosok yang dia kenali dengan baik yaitu wanita yang dia beli. Senyum sinis langsung mengembang di wajahnya, dan tanpa ragu, dia meletakkan gelasnya di atas meja terdekat, berjalan mendekat. Cordelia yang baru saja keluar dari balkon, masih terhanyut dalam pikirannya, tidak menyadari kehadiran pria bermata biru yang telah merenggut keperawanannya. Dia mengusap matanya, berusaha menyembunyikan sisa air mata yang tertahan di sudut pipinya. Namun, sebelum dia bisa melangkah lebih jauh, Tristan tiba-tiba menangkap lengannya dengan kasar, membuat Cordelia terkejut dan tubuhnya tersentak. “Jangan terlalu terkejut, bukankah kita sudah saling kenal luar dan dalam?” Tristan menyeringai, tatapan matanya dingin seolah menelanjangi Cordelia. “Bukankah aku sudah melihat sisi di

    Last Updated : 2024-12-03
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 8. Permainan Panas

    Cordelia mencoba untuk mendorongnya menjauh, tapi tidak ada gunanya. Pria itu terlalu kuat untuknya. Dia sama sekali tidak bisa berontak sedikit pun. Dia sekarang merasakan jari-jari pria itu menyelidiki lebih dalam ke dalam pusat tubuhnya, menemukan klitorisnya. Ya, dia tidak bisa menghentikan desahannya. Jari-jari Tristan bergerak dengan seduktif di area sensitif Cordelia. Membuat wanita itu berteriak kager bercampur kenikmatan. Cordelia ingin menolak, tapi tubuhnya berkhianat. Dia tidak percaya apa yang terjadi padanya. Cordelia selalu menjadi wanita yang baik, selalu mematuhi aturan. Namun sekarang, dia diperlakukan seperti ini, seperti budak seks yang hina dan menjijikkan. “Tolong, Tuan ... jangan,” Cordelia memohon. “Hentikan. Aku ... aku ... sungguh tidak tahan lagi.” Dia melanjutkan dengan penuh permohonan, dia bahkan tak tahu nama pria yang telah merenggut kesuciannya ini. “Benarkah?” Tristan menyeringai, alisnya terangkat dengan mimik wajah seolah menikmati penderitaan C

    Last Updated : 2024-12-08
  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 9. Pria yang Keji 

    Suasana balkon yang tadinya sunyi kini berubah menjadi penuh ketegangan. Pria yang memergoki istrinya berselingkuh berdiri di hadapan mereka dengan wajah merah padam, sarat dengan amarah. “Kau benar-benar tak tahu malu!” suaranya menggelegar, menggetarkan balkon dan menarik perhatian semua orang di ruangan. Wanita yang ketahuan berselingkuh langsung membeku, wajahnya pucat pasi. “Sayang ... aku bisa jelaskan,” jawabnya seraya meraih lengan suaminya, mencoba memohon pengampunan dengan suara gemetar. “Ini ... ini tidak seperti yang kau pikirkan. Tolong dengarkan aku dulu!” Namun, pria itu hanya tertawa sinis, menarik tangannya dengan kasar dari genggaman istrinya. “Dengarkan? Untuk apa? Untuk kebohongan lainnya?” Dengan gerakan tiba-tiba, dia mengayunkan tangannya dan menampar pipi istrinya dengan keras. Suara tamparan itu menggema di udara, membuat semua orang yang berkumpul di sekitar mereka terdiam. Wanita itu terhuyung, terkejut, wajahnya yang kini memerah karena tamparan itu penu

    Last Updated : 2024-12-09

Latest chapter

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 71. Ending Scene 

    Kehadiran Theo dan Candena bagaikan kebahagiaan yang tak terkira di keluarga Tristan dan Cordelia. Rosalia, Bernard, dan Alstair selalu sering mengajak Theo dan Candena bermain. Tidak jarang Rosalia, Bernard, dan Alstair mengajak si kembar untuk menginap. Pun bahkan Tony yang tinggal di London kerap mengunjungi kembar. Biasanya setiap kali Tony datang pasti si kembar akan bersama dengan Tony untuk waktu yang cukup lama. Well, Tristan dan Cordelia sudah terbiasa di kala anak-anak mereka diculik oleh keluarga mereka sendiri. Tidak hanya keluarga saja, tapi Rowen dan Alan juga sangat dekat dengan si kembar. Ah, Jovian juga masuk hitungan. Bisa dikatakan si kembar sangat ramah pada orang-orang di sekeliling Tristan dan Cordelia. Menikah sering menjadi hal yang ditakutkan oleh banyak orang. Namun, Cordelia berhasil mematahkan semua itu. Ketakutan dalam pernikahan adalah ketika orang tersebut tak menemukan sosok yang sesungguhnya. Sementara Cordelia telah berhasil menemukan sosok yang men

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 70. Extra Part Lima 

    Sore itu, Cordelia menyambut Tristan dan si kembar yang pulang lebih cepat dari biasanya. Begitu melihat suami dan anak-anaknya melangkah masuk, Cordelia tersenyum lebar, sudah memprediksi bahwa hari mereka di kantor tidak akan bertahan lama.“Jadi, bagaimana rasanya mengasuh dua anak di kantor?” Cordelia bertanya sambil menyembunyikan tawa.Tristan hanya menggeleng kecil, wajahnya sedikit letih tapi penuh kasih. Pria tampan itu menarik Cordelia ke dalam pelukannya dan berbisik serak, “Aku butuh asupan energi merawat dua anak kita yang sangat aktif.” Cordelia tertawa mendengar keluhan kecil itu dan melingkarkan tangannya di punggung Tristan. “Nah, Daddy bilang senang karena ada Theo dan Cadena, jadi kalian boleh ikut ke kantor Daddy kapan pun kalian mau!” katanya seraya melirik si kembar dengan penuh cinta.Theo dan Cadena bersorak girang mendengar pernyataan itu, tangan kecil mereka langsung terangkat tinggi-tinggi sambil melompat-lompat di sebelah Cordelia. Sementara Tristan menata

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 69. Extra Part Empat

    Tiga tahun kemudian … Pagi itu, aroma sarapan yang menggoda memenuhi ruang makan, berpadu dengan suara riuh tawa dan celoteh Theo dan Cadena yang sedang menggambar di lantai bersama pengasuh mereka. Dulu, ruangan ini selalu terjaga kaku dan elegan, tapi kini berubah penuh warna ceria dengan gambar-gambar tempel dan mainan anak-anak di setiap sudut. Di tengah suasana yang hangat ini, Jovian masuk dan segera disambut teriakan penuh semangat.“Paman Jovian, ayo Main kuda-kudaan lagi!” teriak Theo sambil berlari menghampirinya, diikuti Cadena yang tak kalah antusias.Jovian yang sudah hafal dengan ritual pagi ini, hanya bisa tersenyum kecil, menghela napas sejenak sebelum merendahkan tubuhnya. “Baiklah, tapi jangan pukul Paman Jovian seperti kemarin, ya?” ujarnya sambil bercanda, berusaha menahan geli.Theo memekik kegirangan, “Iya! Iya! Ayo, Paman Jovian, jalan cepat!” Cadena, yang lebih manis, memeluk Jovian dengan erat dan ikut berteriak, “Ayo, Paman Jovian, cepat! Kami di punggung k

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 68. Extra Part Tiga

    Cordelia duduk di kursi ruang tamu, jarum rajutannya bergerak perlahan, membentuk sepasang sepatu bayi mungil. Senyum hangat tersungging di bibirnya, membayangkan bayi kembarnya yang sebentar lagi akan lahir. “Sayang,” panggil Tristan tiba-tiba. Cordelia terlonjak terkejut dan refleks menarik kakinya, hingga tak sengaja membuat tubuhnya tergelincir ke belakang. Dia jatuh duduk di lantai, dan seketika itu juga, perasaan aneh menghantam dirinya. Air ketubannya pecah, mengalir ke lantai di bawahnya.“Ah,” rintih Cordelia. Tristan langsung panik, kedua matanya membesar melihat cairan di lantai. “Cordelia! Kau kenapa? Ada apa ini?” Tangannya gemetar saat dia membantu Cordelia berdiri.Cordelia yang masih berusaha menahan rasa sakit, berusaha tersenyum. “A-aku tidak ap-apa. Sekarang lebih baik kita segera ke rumah sakit.” Tanpa pikir panjang, Tristan langsung menggendong Cordelia ke mobil dan melaju secepat mungkin ke rumah sakit. Tepat sesampainya di sana, beberapa dokter dan perawat l

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 67. Extra Part Dua 

    Cordelia tersenyum hangat saat mobil berhenti di depan hotel. Namun, senyuman itu seketika berubah gugup ketika dia menyadari semua orang sudah menunggu mereka di dalam, terlihat dari beberapa wajah akrab yang melirik keluar jendela. Mereka memang terlambat—lebih terlambat dari yang dikira.Saat Cordelia dan Tristan melangkah masuk, tatapan mata dari orang-orang terdekat langsung menyapa mereka. Bernard tersenyum bijaksana, sedangkan Tony dan Alstair menyeringai penuh arti. Alstair yang sejak sibuk mengelola Pharton Inc. nyaris tak pernah muncul, langsung mengejek mereka.“Aku rasa kalian sedang berusaha keras memberiku keponakan, ya? Setiap pertemuan pagi, pasti kalian yang paling akhir,” sindir Alstair dengan nada menggoda. Cordelia memerah, merasa malu dengan sindiran itu, sedangkan Tristan tak mengindakan ucapan adiknya itu. Hal yang dilakukan Tristan adalah menggenggam erat tangan Cordelia seolah tidak peduli dengan olokan itu.Semua orang tertawa lepas mendengar ledekan yang te

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 66. Extra Part Satu 

    Pagi yang tenang menyelimuti kamar Cordelia dan Tristan. Matahari baru saja muncul, menyorotkan cahaya lembut ke wajah mereka. Cordelia terbangun melihat Tristan yang masih tertidur di sampingnya. Dia tersenyum, hatinya terasa penuh. Beberapa bulan pernikahan berjalan dengan begitu indah. Tristan benar-benar menepati janji padanya. Suaminya itu pergi ke psikiater dan perlahan sindrom tidur berjalannya mulai terkendali. Cordelia memperhatikan wajah suaminya yang damai, menyadari betapa beruntungnya dia memiliki seseorang yang berusaha untuk terus menjadi lebih baik. Tristan adalah sosok yang mencintainya dengan luar biasa. Pun dia selalu merasa beruntung, karena diperilakukan dengan begitu istimewa oleh suaminya itu. “Kau benar-benar tampan,” bisik Cordelia lembut seraya membelai pipi Tristan. “Dan kau benar-benar cantik.” Tristan yang tadi memejamkan mata, tiba-tiba membuka mata, dan menarik tubuh Cordelia masuk ke dalam pelukannya. Cordelia terkejut mendapatkan pelukan dari Trist

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 65. Penyatuan Cinta (Perfect Ending) 

    Mansion megah Tristan terasa sangat sunyi saat Cordelia menatap Tristan dari ujung ruangan. Keduanya bertemu di aula besar, dan selama beberapa detik yang terasa seperti selamanya, mereka hanya berdiri diam. Tristan akhirnya bicara, suaranya rendah dan pelan tapi terdengar tegas.“Aku ingin bicara denganmu, Cordelia,” ujar Tristan sambil memberi isyarat agar dia mengikutinya ke taman belakang mansion. Cordelia mengangguk menuruti permintaan Tristan, dan melangkah bersama pria itu melihat sekeliling taman yang sunyi—di mana angin membawa aroma mawar dan daun berguguran.Saat Cordelia dan Tristan berhenti di bawah pohon tua, Tristan menatap Cordelia dengan tatapan penuh tekad. “Aku tahu kau mungkin masih meragukanku,” kata Tristan perlahan, dan tenang. “Tapi aku sudah menutup bab masa laluku. Aku tidak ingin kau terluka lebih jauh karena bayang-bayang Leony atau hal lain yang kulakukan selama ini.”Cordelia menatap Tristan memastikan kebenaran di balik ucapannya. “Jadi, kau yakin semua

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 64. Serangan Terakhir 

    Cordelia berdiri di lorong, memperhatikan persiapan konferensi pers yang akan segera dilakukan Tristan. Wanita itu tidak terlibat kali ini karena tahu ini adalah masalah Tristan dan Leony, dan mungkin, momen bagi Tristan untuk benar-benar menyelesaikan masa lalunya. Namun tak menampik di dalam hatinya, perasaan yang selama ini dia simpan justru datang menyerbu. Cordelia tidak yakin apa itu benar-benar cinta atau sekadar perasaan nyaman bercampur kasihan saat melihat Tristan terjebak dalam kesulitan. Kadang jantungnya berdebar saat di dekat Tristan, tapi kadang juga hatinya berkata bahwa mereka berdua mungkin memang tidak bisa bersama, dan mungkin itu memang jalan yang tepat.Saat Cordelia tenggelam dalam pikirannya, tiba-tiba Rowen muncul di sisinya tanpa suara, seperti biasa.“Kau bimbang, ya?” Rowen bertanya dengan nada lembut tapi menusuk, tatapannya seolah bisa menembus jauh ke dalam perasaannya.Cordelia menoleh, terkejut tapi tidak menjawab. “Jangan bimbang, Cordelia.” Rowen m

  • Pelayan Cantik Sang Billionaire   Bab 63. Keputusan Akhir

    Cordelia terbangun dengan terkejut di kala mendengar keributan dari lantai bawah. Suara langkah kaki dan teriakan samar memecah kesunyian malam. Dengan napas tertahan, dia segera turun dari kamar, mengikuti sumber suara yang datang dari ruang tamu utama di lantai satu.Saat Cordelia muncul di tangga, mata Leony langsung menyala-nyala penuh amarah. Tanpa peringatan tiba-tiba, Leony berlari menghampirinya.“Dasar jalang murahan!” Leony berteriak, menarik rambut Cordelia dengan kasar, membuat tubuh Cordelia terhuyung. “Kau pikir bisa merebut suami orang?!”Semua pelayan yang berada di ruangan itu terkejut. Bahkan Tristan terperangah, tak menyangka Leony akan bertindak segila ini. Cordelia mencoba melepaskan diri, tapi cengkeraman Leony terlalu kuat.Leony menambah kekuatan tarikannya. “Kau bukan siapa-siapa di sini! Aku sempat menyerah, tapi kali ini tidak! Tristan hanya milikku!” Cordelia meringis kesakitan, dan saat itu Tristan bergerak cepat. Dalam satu gerakan brutal, Tristan memuku

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status