Share

Pelayan Cantik Sang Billionaire
Pelayan Cantik Sang Billionaire
Penulis: Abigail Kusuma

Bab 1. Aku Menginginkan Tubuhmu

Seorang gadis cantik bernama Cordelia membuka matanya perlahan, tetapi yang dia lihat hanyalah kegelapan karena kondisi matanya tertutup. Kepalanya terasa berat dan berdenyut, seolah-olah dipukul dengan benda keras. Dia mencoba bergerak, dan segera menyadari bahwa tangan dan kakinya terikat kuat. Kepanikan mulai merayapi dirinya saat kesadarannya kembali sepenuhnya. Dia berada di dalam mobil yang sedang bergerak, dengan matanya tertutup kain.

“Apa yang terjadi? Kenapa aku diikat seperti ini?” gumam Cordelia penuh kegelisahan nyata.

Dengan napas tersengal, Cordelia berusaha menenangkan dirinya. Dia mendengarkan dengan seksama, berharap mendapatkan petunjuk tentang keberadaannya. Dari suara mesin mobil dan getaran yang dirasakannya, dia bisa menebak bahwa mobil itu melaju di jalan yang tidak terlalu mulus.

“Apa yang kalian inginkan dariku!?” teriak Cordelia, suaranya gemetar.

Tidak ada jawaban. Hanya deru mesin mobil yang terus terdengar.

“Aku mohon … siapa pun kalian, tolong lepaskan aku!” suaranya semakin serak, bercampur antara rasa takut dan frustrasi.

Tiba-tiba, suara berat dari depan menjawab, “Diamlah! Semakin banyak kau bicara, semakin buruk akibatnya.”

Cordelia mencoba mengenali suara itu, tetapi kepalanya masih terasa pusing. “Siapa kau? Kenapa kau melakukan ini padaku?”

Suara itu tertawa kecil, dingin dan mengancam. “Kau tidak perlu tahu. Yang harus kau lakukan sekarang adalah diam dan menunggu.”

Cordelia semakin takut, dia merasa bahwa dirinya sedang berada dalam bahaya. Namun, selama ini dia tidak memiliki musuh. Hal itu yang membuatnya bingung kenapa dirinya bisa sampai diculik.

Cordelia mencari cara untuk keluar dari mobil, tapi hasil yang didapatkan nihil. Gadis itu tidak bisa lepas dalam kondisi mobil yang tertutup rapat, dan sudah berjalan cukup kencang. Jalanan yang tak bagus membuat tubuh Cordelia seakan terkoyak.

Sampai suatu ketika, akhirnya mobil yang membawaanya berhenti. Cordelia mendengar pintu di sampingnya terbuka. Seseorang menariknya keluar dengan kasar. Tubuhnya yang lemas membuatnya sulit berjalan, dan dia terseret, terseok-seok di atas tanah yang tak rata.

“Lepaskan aku. S-sebenarnya siapa kalian?” tanya Cordelia dengan nada lemah.

“Diam! Kau terlalu cerewet! Jika kau ingin selamat, jangan berontak!” ancam pria itu di dekat telinga Cordelia.

Cordelia tak bisa berkata apa pun di kala mendapatkan ancaman itu. Dua pria yang memegangnya terus menyeretnya, sampai Cordelia merasakan lantai yang berbeda di bawah kakinya, mungkin marmer atau kayu yang halus. Langkah mereka terdengar menggema di ruangan besar. Kemudian, tubuhnya diangkat dan diletakkan dengan kasar di atas sesuatu yang empuk, mungkin ranjang.

Cordelia mencoba meronta, tetapi ikatan di pergelangan tangan dan kakinya terlalu kuat. “Tolong, lepaskan aku. Apa salahku pada kalian?” teriaknya putus asa.

“Ck! Kau berisik sekali. Sudah aku bilang diam kenapa kau masih juga berisik!” bentak pria berpostur tubuh besar.

Cordelia mulai menangis sesenggukan. Rasa takut mulai menggrogotinya. Dia tak bisa memahami apa yang terjadi atau siapa yang menginginkannya dalam kondisi seperti ini. Tubuhnya lemas dan pikirannya kacau. Di tempat yang gelap dan tak dikenal ini, Cordelia hanya bisa berharap ada seseorang yang akan menyelamatkannya.

Saat Cordelia merasakan ketakutan yang menyesakan, tiba-tiba saja dia mendengar dua pria berbicara di dekatnya. Salah satu dari mereka, seperti sedang menghubungi seseorang—yang entah siapa.

“Target sudah berada di tempat dan siap dieksekusi,” katanya dengan suara dingin.

Pria lainnya menambahkan, “Kami meninggalkannya di kamar sesuai instruksi Anda.”

Setelah itu, mereka meninggalkan Cordelia di ranjang besar itu, terikat dan tak berdaya. Tepat di kala dua pria itu pergi, beberapa kali Cordelia berusaha berontak, tapi berujung sia-sia. Ikatan di tangannya sangat kuat, tak mungkin dia bisa lepas.

***

Satu jam sudah Cordelia berusaha berontak. Gadis cantik itu sampai kelelahan akibat mencari celah untuk melarikan diri. Kondisi mata yang masih tertutup dan tangan terikat, membuatnya benar-benar tidak berdaya. Otaknya berusaha berpikir kenapa bisa dirinya diculik.

Tangis Cordelia sudah berhenti akibat rasa lelah yang membentang. Dia mulai pasrah dengan keadaan dirinya. Entah apa yang terjadi setelah ini. Begitu banyak terkaan di pikirannya, yang membuat dirinya menjadi sangat sakit kepala.

Suara pintu terbuka …

Cordelia terkejut mendengar suara pintu terbuka. “Tolong, siapa pun di sana lepaskan aku!” serunya dengan nada penuh permohonan.

Seorang pria tampan berdiri di depan pintu kamar hotel mewah yang telah dipesannya. Pria dengan tinggi 192 sentimeter itu melangkah masuk, pemandangan yang disuguhkan membuatnya tersenyum puas. Di atas tempat tidur, seorang gadis terbaring dengan tubuh terikat. Gadis itu mengenakan gaun selutut bermotif bunga-bunga berwarna krim, yang kontras dengan kulitnya yang pucat.

“Tolong aku. Aku mohon lepaskan aku,” pinta Cordelia dengan penuh permohonan, merasakan ada yang mendekatinya.

Pria tampan itu tak merespon ucapan Cordelia. Dia hanya menarik sudut bibirnya membentuk senyuman tipis. “Sempurna. Kau sangat cantik.”

Tubuh Cordelia bergetar ketakutan mendapatkan pujian dari seorang pria asing. “K-kau siapa? T-tolong lepaskan aku.”

Pria tampan itu menundukkan kepalanya, menarik kasar rahang Cordelia sambil berbisik serak, “Aku adalah pria yang membelimu. Kau adalah barang mahalku.”

Tubuh Cordelia membeku akibat keterkejutannya. Debar jantungnya berpacu kencang seakan ingin berhenti berdetak. Aroma parfume pria yang mencengkeram rahangnya, membuat bulu kuduknya merinding ketakutan. Dari aroma parfume meyakinkan bahwa pria yang ada di dekatnya bukan pria sembarangan.

“D-dijual? A-apa maksudmu?” tanya Cordelia dengan nada bergetar.

Pria tampan itu mulai menelusuri wajah mulus Cordelia. “Aku yakin perkataanku cukup jelas, dan aku tidak perlu mengulangi perkataanku lagi.”

Cordelia menelan salivanya susah payah. “A-aku tidak mengenalmu. T-tolong lepaskan aku.”

“Bagaimana bisa aku melepaskanmu, huh? Malam ini aku sangat menginginkanmu,” bisik pria tampan itu serak.

Tubuh Cordelia semakin bergetar ketakutan. Sentuhan pria tampan itu membuat bulu kuduknya meremang. Dia adalah gadis kuno yang belum pernah sama sekali disentuh oleh pria mana pun. Mendapatkan sentuhan ini membuat dirinya merasakan sesuatu hal aneh dalam dirinya.

Namun, Cordelia tidak akan membiarkan siapa pun sembarangan menyentuh dirinya. “A-aku berjanji akan membayarmu jika kau melepaskanku. A-aku mohon lepaskan aku.”

Pria tampan itu tertawa mendengar ucapan Cordelia akan membayarnya. Tawaran Cordelia sangat lucu di indra pendengarnya. “Kau benar-benar gadis naif. Aku bahkan membelimu dengan harga mahal. Aku tidak membutuhkan uangmu.”

Napas Cordelia memberat. Jantungnya merasa berdetak lebih cepatt. “L-lalu apa yang kau inginkan?”

“Kau ingin tahu apa yang aku inginkan?” bisik pria tampan itu lagi, dengan tatapan berkabut nafsu pada Cordelia.

Cordelia mengangguk lemah. “K-katakan padaku, apa yang kau inginkan?”

Pria tampan itu mendekatkan bibirnya ke telinga Cordelia, lalu berbisik serak, “Tubuhmu … aku menginginkan tubuhmu.”

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status