PERSETAN!

PERSETAN!

Oleh:  Almirah  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
3 Peringkat
21Bab
2.3KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Indri hamil di luar nikah! Pacar yang menghamilinya, Radit, tidak mau menikah. Alhasil, Naren, kakak Radit, mau mengambil alih tanggung jawab itu. Mengapa Naren mau menggambil tanggung jawab itu? Bagaimana perjuangan Indri yang masuk menjadi anggota keluarga pak Handoyo, mertuanya yang kaya raya, dan tinggal serumah dengan Radit dan Naren? Bagaimana Indri menghadapi Radit yang selalu merongrongnya? Temans, kisah ini masih terbuka. Silahkan kasih ide dan masukan agar ceritanya menjadi semakin menarik! Tapi ingat ya, kisah ini harus tetap realistis, tidak berhalusinasi terlalu jauh... hehe...

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Ntut Roesnawati
ceritanya menarik kak.. lanjut ya
2021-09-23 08:51:06
0
user avatar
Iswar Hadiani
ceritanya menarik. semangat author...
2021-09-20 18:46:30
0
user avatar
Pena Air
wahhh ceritanya keren kak. mantab!
2021-09-20 17:25:59
1
21 Bab

PROLOG

Hai, selamat berjumpa lagi dalam sebuah novel by Almirah.Kali ini aku akan menceritakan kisahku, seorang perempuan, yang mengalami berbagai kepahitan hidup gara-gara mempunyai pacar yang brengsek. Aku 'terpaksa' menceritakan ini karena kebetulan ada lomba di GoodNovel bertajuk 'Kekasih Brengsekku', dan aku pikir kisahku ini sesuai dengan tema lomba itu. Mudah-mudahan dengan dukungan pembaca yang budiman, novel ini pantas menjadi pemenangnya.Kisahku akan kumulai dari peristiwa yang paling kusesali dalam hidupku, yaitu ketika aku positif hamil padahal aku belum menikah! Dari sinilah semua rentetan peristiwa terjadi, di mana aku ‘terpaksa’ nikah dengan kakak dari pacarku, masuk dalam keluarga terkaya di kotaku, dan tinggal serumah dengan ‘mantan’ pacarku.Alur cerita kehidupanku menjadi penuh kelok. Aku kemudian menjadi pembunuh, lalu menjadi janda, dan mengalami aneka pahitnya kehidupan. Mudah-mudahan kalian suka dengan alur kisah ini, sa
Baca selengkapnya

Bab 1

NAMAKU Indri, umur 20, masih kuliah, tetapi aku sekarang hamil. Aku sudah melakukan beberapa kali tes karena tidak percaya, tetapi hasilnya selalu positif.Aku mencurigai diriku hamil karena menstruasiku tidak kunjung muncul, dan tanda-tanda kehamilan semakin banyak. Aku jelas stres, karena aku belum menikah!Aku sudah bilang ke Radit, pacarku, tetapi Radit tidak percaya, atau tidak mau percaya.“Dit, kamu jangan gitu dong, ini gimana?” tanyaku ke Radit via telepon. Aku tidak bisa menghadapi ini sendiri.“Kalau kamu memang hamil, gugurin saja!” kata Radit. Enak sekali dia ngomong, kayak ini peristiwa biasa saja.“Radit, kamu jangan seenaknya ngomong!” aku menjadi marah. “Kamu pikir menggugurkan kandungan itu gampang, apa?”“Ya, terserah kamu!” jawab Radit.Aku jadi putus asa dan sedih. “Radit, please. Kamu jangan gitu dong, kamu kan yang berbuat, jadi kamu haru
Baca selengkapnya

Bab 2

SEBENARNYA tidak ada prosesi menjadi pacar yang resmi antara aku dan Radit, namun sejak peristiwa mesra dalam bioskop itu, aku dan Radit jadi sering berciuman. Bukan hanya cium pipi, tetapi juga ciuman bibir yang menggelora. Radit suka banget mencium dan memelukku dengan erat jika ada kesempatan tidak dilihat orang.Kami melalui hari-hari dengan bahagia, sehingga teman-temanku sudah menganggap kami resmi berpacaran. Kami sering keluar bersama, dan makin sering nonton di bioskop karena kesempatan itu selalu digunakan untuk berciuman.Aku menjadi semakin tahu kebiasaan Radit. Dia nafsunya besar, dan sudah ngajak-ngajak nginap di hotel. Katanya, biar kalau berciuman tidak takut kelihatan orang. Padahal aku tahu maksudnya, tetapi aku selalu menolak karena kami belum menikah.Radit suka meraba-raba bagian tubuhku, membuat aku jadi terangsang. Dia selalu menjamah payudara, padahal itu bagian paling sensitif yang membuat aku bangkit birahi. Kalau sudah begitu aku akan
Baca selengkapnya

Bab 3

“RADIT, aku tidak bisa menginap di sini. Sebentar lagi ibuku pasti akan telepon…”Radit masih tetap tersenyum. “Indri sayang, kita akan merayakan hari ulang tahunmu di sini. Aku sudah memesan makanan yang enak buat kita malam ini.”Aku tidak bisa berkata-kata lagi. Pikiranku bekerja untuk mencari alasan jika ibuku menelepon. Hari hampir maghrib, dan jika aku belum muncul juga di rumah, ibu otomatis akan menelepon.Radit menuang segelas teh hangat untukku. Rupanya sudah disediakan di sebuah water pot. Radit pasti sudah merencanakan semua ini.“Radit, kita tidak akan nginap di sini kan, malam ini?” tanyaku masih berharap kalau semua ini hanya canda yang dibuatnya.Radit menarikku lalu memelukku dengan erat. Tangannya meraba-raba sekujur tubuhku, membuatku kadang-kadang merinding, namun lama-lama aku menikmatinya. Bibirnya mulai mengecup bibirku perlahan, namun makin lama makin ganas dan liar.Mendapat
Baca selengkapnya

Bab 4

BESOKNYA aku harus menghadapi pertanyaan-pertanyaan dari teman-temanku. Semuanya menjadi tahu kalau aku pulang malam gara-gara ibu menelepon Fien!“Kamu ke mana sama Radit?”“Kok tidak langsung pulang?”“Kenapa tidak bisa dihubungi?”Aku terpaksa mengarang cerita, dan mencoba bersikap biasa. Padahal dalam bathinku aku sangat merana.Ketika bertemu Radit, aku tidak tahu harus senang atau marah. Sebagai wanita di kampus ini, aku mungkin dipandang beruntung karena bisa dekat dengan Radit. Radit juga seorang pria yang tampan sehingga menjadi idola semua wanita, membuat kita jatuh cinta, memberikan kasih sayang kepadanya. Tetapi Radit telah mengambil mahkota yang menjadi milikku satu-satunya! Tidak ada lagi yang akan aku jaga dan simpan, yang akan aku persembahkan kepada laki-laki yang menjadi suamiku di malam pertama, malam pengantin kami nanti.Kesimpulannya, Radit harus menjadi suamiku!Apakah bisa? M
Baca selengkapnya

Bab 5

TERUS-TERANG, aku lagi sensi terhadap kata hamil. Aku tidak mau mendengar kata itu. Tetapi sekarang, di hadapan Fien dan Yulia, Radit menyebutnya dan terang-terangan menuduh aku mengaku hamil untuk memerasnya!Mengaku hamil! Itu satu soal. Memerasnya, itu soal kedua.Kalau mengaku hamil, setidaknya itu sudah mengindikasikan kalau aku sudah berhubungan intim, padahal aku belum menikah. Jadi… itu sama saja mengumumkan bahwa aku sudah melakukan hubungan intim dengan dia, Radit!“Bengsek kamu,” kataku putus asa.Aku menarik tangan Fien untuk segera berlalu dari tempat itu. Aku tidak ingin memperjelas ‘statusku’ dengan membantah atau berbicara terlalu banyak soal hamil itu di depan semua orang.Tetapi Radit malah menarik tanganku, lalu menjejalkan setumpuk uang itu ke tanganku!“Kamu nggak usah pura-pura, Indri! semua orang tahu kalau kamu mendekatiku untuk mendapatkan uang!” kata Radit dengan sangat jel
Baca selengkapnya

Bab 6

MUNGKIN terlalu cepat aku memutuskan untuk tidak menikah dengan Radit, tetapi aku memang putus asa dan merasa sakit hati dengan perlakuan Radit yang menghinaku di kampus.Nyatanya, setelah lewat seminggu, aku dan Fien tidak berhasil juga mendapatkan dokter atau bidan yang mau membantu aborsi.“Tidak bisa, tidak mungkin,” rata-rata mereka menjawab seperti itu. “Harus ada alasan medis untuk melakukannya, bukan alasan malu atau belum menikah. Aturan aborsi sekarang sangat ketat karena berkaitan dengan hukum. Salah-salah kita yang masuk penjara!”Jadi, bagaimana? Usia kandungan semakin tua, dan tentu akan semakin sulit untuk mendapatkan alasan untuk aborsi. Jika dilakukan secara tradisional, akan semakin berbahaya. Bahkan secara nekat aku meminum obat peluntur, atau obat atau makanan dan minuman yang dilarang untuk wanita hamil. Tetapi tidak ada efeknya.Dalam keputusasaan, aku menghadapi dua pilihan yang sulit. Apakah aku biarkan anak
Baca selengkapnya

Bab 7

AKU kenal mas Naren, kakaknya Radit, karena pernah bertemu waktu Radit mengajakku ke rumahnya. Mas Naren orangnya pendiam, slow, tidak seperti Radit yang grusa-grusu (bahasa Jawa yang artinya suka tergesa-gesa tanpa banyak berpikir).Mas Naren tampak lebih kurus dari Radit, mungkin karena badannya tinggi dengan rambut panjang yang kadang menutupi mukanya. Dia juga berkacamata, dan lebih suka pakai kemeja --kata Radit mencemooh kakaknya. Radit bahkan sering menyebut kakaknya itu ‘si culun’.Jadi, aku akan kawin dengan ‘si culun’? Betapa akan bahagianya Radit menertawakan aku nanti!“Om, aku tidak mengerti…” gumamku setengah sadar, karena aku sibuk membayangkan si culun Naren.“Begini Indri. Seperti yang tadi aku bilang, kita dikejar waktu, karena umur kehamilanmu yang terus bertambah. Jadi kami menuntut pertanggungjawaban dari orang tua Radit. Orang tua Radit, pak Handoyo, tadinya menolak u
Baca selengkapnya

Bab 8

TERNYATA, seperti dugaanku, Radit tidak bersedia menikah denganku. Om Aryo memberitahu kami bahwa rencana pernikahanku dengan Naren tetap akan dilakukan. Waktunya hari Minggu, jadi tinggal tiga hari lagi. Pernikahan akan dilakukan di sebuah hotel di pusat kota.Kami tidak membuat undangan karena yang akan hadir hanya beberapa orang keluarga inti saja. Tidak cukup waktu untuk melakukan berbagai prosesi acara pernikahan, seperti lamaran, siraman, midodareni, dan lain-lain. Karena kesalahan yang telah aku lakukan, semua keindahan prosesi pernikahan itu tidak akan pernah aku alami, selamanya…“Ini saja kamu harus bersyukur, Ndri, ada orang yang mau menikahimu dan menyelamatkan keluarga kita!” kata bapak seperti tanpa perasaan. Yah, aku harus menelan pil pahit dari kesalahan pergaulanku. Pernikahan di hotel ini pun agar kami tidak malu, karena merayakan pernikahan dengan mendadak akan menimbulkan kecurigaan orang.Aku sendiri tidak memberitahukan p
Baca selengkapnya

Bab 9

“RADIT, ngapain kamu di sini?” tanyaku heran.Radit mendatangiku, lalu tiba-tiba memeluk dan menciumku, bahkan di depan mbak-mbak tukang rias pengantin!“Radit, apa-apaan sih kamu!” bentakku sambil mendorongnya.“Tidak usah pura-pura, Indri. kamu maunya aku, kan?” sahut Radit sambil cengegesan.Mungkin teriakanku cukup keras tadi sehingga terdengar sampai di luar. Beberapa orang masuk, termasuk om Aryo. Melihat banyak orang mendatangi, Radit menyeringai lalu keluar dari ruang rias.…Ketika acara pernikahan selesai, aku dan mas Naren di antar ke kamar pengantin di hotel itu. Aku merasa lega telah melewati prosesi pernikahan, dan kini aku bisa mengganti baju dengan baju biasa dan merasa bebas.“Mas, maafkan aku ya, dan terima kasih kamu bersedia menikahi aku,” kataku kepada mas Naren dengan penuh rasa terima kasih.Mas Naren menatapku sejenak, lalu berkata biasa, “Tida
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status