Share

Mengandung Anak Kembar Tiga Suami yang Koma
Mengandung Anak Kembar Tiga Suami yang Koma
Penulis: Elsie

Bab 1

"Buka lagi kakimu, buka lebih lebar!"

"Ah ...."

Rasa sakit di dalam tubuhnya membuat Phoebe Damanik tak kuasa merasa gemetaran. Melihat keringat di dahinya dan ekspresi kesakitan di wajahnya, dokter berkata dengan penuh perhatian, "Proses pengambilan sel telur memang sangat menyakitkan. Kamu harus bersabar."

"Baik," Phoebe mengangguk sambil menahan rasa sakit.

Ya, dia harus bersabar! Dia harus tahan!

Satu bulan yang lalu, Keluarga Damanik bangkrut. Ayahnya bunuh diri dengan melompat dari gedung, dan tunangannya menghilang begitu saja. Hanya dalam waktu semalam, dia berubah dari seorang nona kaya menjadi wanita yang terlilit utang.

Di saat dia merasa terdesak oleh para kreditur, Cheria muncul bagaikan malaikat penyelamat baginya.

"Dua tahun lalu, putraku mengalami cedera parah dan koma sampai sekarang. Ada seorang master yang mengatakan bahwa dia harus menikahi seorang wanita dengan primbon yang cocok dan melahirkan seorang anak."

"Dengan begitu, dia baru punya peluang untuk sadar kembali. Primbonmu cocok sekali dengannya. Kalau kamu setuju, aku bisa membayar semua utang Keluarga Damanik."

Itulah syarat yang diajukan oleh Cheria dan Phoebe tidak punya hak untuk menolak.

Seperti yang diharapkan, setelah itu Phoebe akhirnya hamil. Selain itu, hasilnya bahkan melebihi ekspektasi ... Phoebe mengandung tiga anak kembar! Cheria merasa sangat gembira. Dia memberikan perawatan terbaik untuk Phoebe dalam masa kehamilan dengan perawat, ahli gizi, dan dokter yang selalu siap siaga 24 jam.

Setelah Phoebe memaksakan diri untuk minum semangkuk sarang burung walet yang membuatnya merasa mual, Cheria mengangguk dengan puas, "Meski merasa mual, kamu harus tetap habisin suplemen sesuai menu ya. Ini demi kebaikan bayimu."

"Ya, Ibu." Phoebe merasa bersyukur kepada Cheria.

"Bu, aku sudah tinggal di sini cukup lama dan sekarang juga sedang hamil. Tapi sampai sekarang, aku belum pernah ketemu sama suamiku. Trimester pertamaku sudah lewat. Lagi pula, aku pernah belajar kedokteran, jadi aku bisa merawatnya."

Cheria memang memperlakukan Phoebe dengan sangat baik. Namun, ada satu hal yang membuat Phoebe merasa sangat aneh. Dia tidak pernah membiarkan Phoebe bertemu dengan suaminya dan tidak pernah membicarakannya. Phoebe tidak tahu apa-apa tentang pria itu.

"Nggak perlu," ucap Cheria. "Setelah dia sadar nanti, aku akan bawamu menemuinya. Kamu fokus rawat anakmu saja sekarang."

Phoebe tidak mengerti, mengapa Cheria tidak pernah membiarkannya bertemu dengan suaminya? Apakah karena bekas lukanya terlalu menakutkan atau penampilannya sangat jelek? Makanya Cheria takut Phoebe akan melarikan diri karena takut?

Mungkin saja ....

Sembilan bulan kemudian, ukuran perut Phoebe telah sangat besar. Berhubung janinnya adalah kembar tiga, Phoebe terpaksa harus menjalani operasi caesar.

Cheria sudah mempersiapkan segalanya dan operasi dijadwalkan pukul tiga siang. Waktu operasi semakin dekat, Phoebe mulai merasa cemas karena Cheria belum juga datang dan perutnya mulai terasa nyeri. Setelah beberapa waktu berlalu, tiba-tiba pintu kamar rumah sakit terbuka dengan keras dan Cheria masuk dengan wajah marah.

"Akhirnya Ibu datang juga. Aku ...." Sebelum Phoebe sempat menyelesaikan kalimatnya, Cheria langsung melayangkan sebuah tamparan.

"Wanita jahat! Nggak kusangka kamu selicik itu!" makinya.

"Apa yang Ibu bicarakan?" tanya Phoebe. Dia benar-benar kebingungan. Apa maksud Cheria?

"Kamu masih berani nanya?" hardik Cheria dengan emosi. Kemudian, dia langsung melemparkan selembar hasil tes DNA ke arah Phoebe. "Kamu lihat sendiri!"

Ternyata laporan itu adalah hasil tes DNA yang membandingkan DNA bayi di dalam perutnya dengan anak Cheria yang dalam keadaan koma. Tertera tulisan "tidak ada hubungan darah" yang begitu mencolok. Hal ini membuat Phoebe merasa sangat terpukul.

"Nggak mungkin!" Phoebe berkata dengan tegas, "Aku nggak pernah berhubungan sama orang lain. Mana mungkin anak ini bukan anaknya? Pasti ada yang salah."

"Hasil DNA ini sudah jelas sekali. Kamu masih mau berkelit?" Cheria benar-benar marah. Dia menarik kerah baju Phoebe dan memarahinya, "Phoebe, berani-beraninya kamu menipuku! Kamu akan mati mengenaskan!"

Saat itu juga, rasa sakit yang sangat hebat menyerangnya. Phoebe langsung berlutut di lantai. Di tengah rasa sakit yang melanda, Phoebe merasakan ada cairan yang keluar di antara kakinya. Air ketubannya pecah, anaknya sudah mau lahir!

"Ibu ... tolong aku. Ini benar-benar cucumu .... Tolong aku ..." ucap Phoebe memohon pada Cheria sambil menarik bajunya. Namun, Cheria malah langsung menepiskan tangannya.

"Wanita sialan! Kamu sudah membohongiku, masih berharap aku menolongmu dan anak harammu itu?"

"Ibu, kumohon ...." Phoebe telah kesakitan hingga tidak bisa berkata-kata.

"Pasien sudah hampir melahirkan." Pada saat ini, seorang dokter berkata pada Cheria dengan panik, "Bu Cheria, kita harus lakukan operasi sekarang juga."

"Operasi apanya? Biarin saja wanita ini mati kesakitan. Nggak boleh ada yang operasi dia!" Saat ini, Cheria bahkan ingin mengulitinya hidup-hidup.

Mendengar ucapan Cheria, dokter juga merasa tidak berdaya. Dia terpaksa membawa Phoebe ke ruang bersalin untuk melakukan persalinan normal. Sejam kemudian, dokter menggendong seorang bayi laki-laki untuk menemui Cheria.

"Bu Cheria, pasien mengeluarkan banyak darah. Di antara ketiga bayinya, cuma satu yang berhasil diselamatkan. Kami sudah berusaha."

Sudah meninggal? Wanita sialan itu meninggal?

Cheria melirik bayi laki-laki itu dengan ekspresi benci, tetapi sebulum dia bisa mengucapkan apa pun. Pada saat ini, kepala pelayan yang bernama Ollie menghampirinya dengan tergesa-gesa, "Nyonya, kabar baik! Tuan Muda sudah sadar! Tuan Muda sadar!"

"Apa katamu?" Bahkan Cheria sendiri juga tidak berani memercayai apa yang didengarnya. "Kamu bilang, Russel sudah sadar?"

"Ya, Nyonya. Tuan Russel yang koma selama tiga tahun akhirnya sadar!"

Benarkah?

"Bu Cheria, lalu anak ini ..." tanya dokter dengan buru-buru saat melihat Cheria hendak pergi.

Cheria melirik anak itu sekilas, lalu berpikir sejenak sebelum berkata, "Sudahlah, begitu anak ini lahir, putraku juga langsung sadar. Mungkin dia memang pembawa keberuntungan bagi Keluarga Herlambang. Rawat saja dia."

Ollie langsung mengambil bayi laki-laki itu dari tangan dokter, lalu masuk ke mobil mengikuti Cheria dan pulang ke rumah ....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status