21++ Lila Luciana adalah gadis buta pembawa keberuntungan yang tidak pernah dianggap oleh keluarganya sendiri. Bahkan kala ia dijebak hingga tidur dengan seorang pria asing, tak ada yang peduli! Adik tirinya pun merebut tunangan Lila, hingga gadis itu terdesak dan menawarkan kerja sama dengan seorang Mafia yang bernama Lucas Francesco yang juga sepertinya... pria asing di malam itu. Lantas bagaimana nasib Lila selanjutnya?
View MoreRuby menoleh ketika mendengar suara itu. “Suamimu sedang sakit kau malah bercanda dengan pria lain di sini.” Michael memasukkan tangannya ke dalam saku. “Tutup mulutmu.” Ruby berdiri. Ia malu jika teman-teman Leonard tahu kakaknya seperti ini. Michael mendekati Ruby. “Sadarlah, kau keterlaluan.” “kau yang keterlaluan.” Ruby mencekal tangan Michael. Hendak menarik pria itu pergi. Tapi, Michael menghempaskan tangannya begitu saja. “Jangan membuat keributan di sini,” Ruby menekankan itu. Michael tertawa pelan. “keributan? Aku memperingatimu agar kau tidak berselingkuh di belakang suamimu.” Daniel menatap Michael tidak suka. “Kita ini teman-teman Leonard. Kami hanya mengobrol dengan Ruby.” “Aku tahu pemikiran pria.” Michael tertawa. “Kalian akan mencuri kesempatan jika ada.” “Apa maksudmu?” tanya Garry yang tersulut emosi. Ruby menarik Michael. “Pergi dari sini!” “Tidak usah kembali ke sini. tidak usah menjenguk Leonard.” Ruby menatap tajam kakaknya itu. “Kalau p
1 bulan lamanya… Leonard tidak kunjung bangun. Ruby setia menemani suaminya. Setiap hari datang ke rumah sakit untuk menemani Leonard. Ruby duduk di samping Leonard. mengusap pelan punggung tangan suaminya. “Apa kamu tidak rindu denganku?” tanya Ruby. “Kamu sudah tidur dua minggu dan tidak melihatku.” Ruby mengecup punggung tangan Leonard. “Tangan kamu semakin dingin. Aku takut, Leonard.” “Jangan pergi ya. Tetap di sampingku.” Ruby menunduk—menangis. Lagi-lagi menangis. Selama dua minggu ini pula ia tidak bisa makan dan tidur dengan benar. “Aku mencintaimu.” Ruby mengecup dahi Leonard. Ruby mengganti bunga yang sudah layu itu dengan bunga baru yang baru ia beli. Tok tok! Ruby menoleh. Itu Garry, Daniel dan Riku. Mereka memang sering datang berkunjung. Akhirnya Ruby meninggalkan mereka bertiga agar bisa menjenguk Leonard dengan leluasa. Setelah itu—mereka bertiga duduk bersama di sebuah bangku kantin. Meski canggung, tapi semua teman-teman Leonard memang b
“Aku tidak menyangka akan bekerja sama dengan musuh bebuyutanku.” Thomas menatap Lucas yang berada di hadapannya. Di dalam kantor polisi. Dengan santai duduk di hadapan polisi yang dulu selalu mengejarnya. “Bukankah kau sudah terlalu tua menjadi polisi?” tanya Lucas. Thomas tertawa pelan. “Sebentar lagi aku pensiun. Kau puas?” “Aku tidak akan basa-basi.” Lucas menatap Thomas. “Selesaikan kasus Leonard dengan benar. hukum orang-orang itu dengan benar.” Thomas tersenyum pelan. “Tentu saja aku akan menyelesaikan kasus dengan benar. Julukanku adalah si paling suci Thomas. Untuk itu kau ke sini bukan? Karena hanya polisi jujur sepertiku yang bisa menangani kasus putramu.” Lucas mengangguk. Benar, ia memang ingin Thomas yang memegang kasus ini karena polisi itu terkenal jujur dan menghukum orang-orang bersalah dengan benar. “Jika kau menghukum mereka dengan tuntas, aku akan memberi sebanyak apapun yang kau mau.” Thomas tersenyum pelan. “Aku tidak membutuhkannya.” Lucas
Pertama kali membuka mata… Tubuhnya terasa begitu sakit. Ruby mengerjap pelan—melihat sekitar ruangannya. Ruby menatap kakinya yang digips. Ketika ia hendak menoleh—lehernya terasa begitu kaku. Apalagi perutnya. Kepalanya juga diperban. “Ibu…” panggil Ruby pelan. Ibu Ruby yang semula tertidur sekarang terbangun. Segera mendekati anaknya yang memanggilnya. “Bagaiamana dengan tubuh kamu? Ada yang sakit?” tanya ibu Ruby. Ruby menggeleng pelan. yang ia cemaskan hanyalah Leonard. Bagaimana keadaan suaminya. “Ruby ingin bertemu dengan Leonard…” lirih Ruby. “Tunggu dulu.” Ibu menggenggam tangan Ruby. “Keadaan kamu sekarang tidak memungkinkan. Leonard juga sedang perawatan.” Ruby menggeleng lagi. “Tidak. Ruby ingin bertemu Leonard…” lirihnya. “Sekarang,” lanjutnya putus asa. Ibu Ruby tidak tahan dengan anaknya yang merengek. Walaupun keadaan Ruby belum memungkinkan untuk berjalan. akhirnya Ruby menggunakan kursi roda dibantu oleh ibu dan juga satu perawat. Ruby
Leonard menyeret Michael keluar dari gedung. Di dalam mobil, Ruby yang melihat mereka keluar segera berlari. Ruby menghampiri Leonard terlebih dahulu. “Kamu baik-baik saja?” tanya Ruby. Memeriksa keadaan Leoanard yang mulus tanpa luka sedikitpun. Sedangkan kakaknya yang berada di hadapannya, penuh dengan luka di sekujur tubuh. Ruby mengabaikannya. Hatinya terlalu sakit. Ia begitu kesal dengan kakaknya. “Aku yang terluka, kenapa kau hanya memeriksa suamimu itu?” tanya Michael menyipitkan mata. Wajahnya lebam, lehernya tergores dan bibirnya juga berdarah. Ruby menatap kakaknya. “Apa kau tahu apa yang aku rasakan sekarang?” “Aku ingin sekali menghajarmu habis-habisan. Aku ingin sekali memukul kepalamu agar kau bisa berpikir lebih pintar.” Ruby menatap tajam kakaknya. “Apa kau pernah memikirkan ibu yang di rumah sendirian? Apa kau pernah memikirkan bagaimana perasaan ibu jika kau terlibat dengan hutang lagi? bagaimana perasaan ibu saat melihatmu babak belur seperti ini
Leonard mengambil lembaran perjanjian yang berisi tandatangan Michael. “Perjanjian ini tidak sah. Di buat asal-asalan.” Leonard menunjuk satu kalimat yang terletak di bawah. “Peraturan penting untuk pengajuan peminjaman adalah dibuat oleh notaris.” Leonard menunjuk satu tandatangan seorang yang katanya notaris. “Kau pikir apa?” tanya Leonard. “Tidak ada pengacara yang memiliki gelar sarjana Pertanian!” Entah bagaimana, yang membuat memang asal-asalan. Hanya meniru di internet. Ada gelar hukum yang dicampur aduk dengan gelar Hukum. Leonard menghela napas. “Semua berkas tindakan ilegalmu sudah aku serahkan ke pengacaraku.” “Hanya dengan satu kalimat di telepon saja, polisi bisa langsung bergerak ke sini dan menghancurkan semuanya.” Leonard merogoh kantung sakunya. Mengeluarkan rokoknya dengan santai. “Kalau kau berani..” rentenir itu bergerak di belakang Michael. “aku akan menghabisi bajingan ini.” “Habisi saja.” Leonard dengan santainya menghembuskan rokok ke atas.
Leonard berjalan masuk dengan hati-hati bersama para anak buahnya. Sebagian anak buahnya ada di bawah dan berjaga. Gedung tua ini merupakan markas rentenir itu. bukan markas untuk bekerja—melainkan markas untuk eksekusi. Maka dari itu letaknya sangat jauh dari pemukiman. Leonard memasukkan tangannya ke dalam saku. Berhadapan dengan seorang pria yang penuh dengan tatto di tubuh. Bahkan sampai wajah pria itu. “Inikah cucu Carlo?” tanya pria itu sembari mematik rokoknya. “cucu yang selalu dibanggakan pria tua itu?” Leonard menyipitkan mata. Pria ini mengenal kakek Carlo. Pantas saja, Kakek juga mantan rentenir dan mengelola kasino. Tapi sekarang kakek sudah tobat dengan meminjamkan uang pada orang terpilih namun tanpa bunga. Kakek Carlo memang terkenal sejak dulu—kasinonya memang tidak besar namun bertahan sangat lama. Tapi tutup dua tahun lalu karena kakek tobat.“Jika kau mengenal kakekku dengan baik. seharusnya kau tidak berurusan denganku.” Leonard menyipitkan mata. “Ak
Dering ponsel yang terdengar membuat Leonard yang awalnya baru saja mau memejamkan mata kini terbuka kembali. Ia mengambil ponselnya dengan hati-hati. Lengannya dijadikan bantal oleh Ruby yang saat ini sedang tidur. “Kenapa?” tanya Leonard pelan. Setelah mendengar penjelasan dari telepon itu, Leonard bergerak melepaskan diri dari Ruby. Baru saja kakinya menyentuh lantai… “Mau ke mana?” tanya Ruby yang mengucek matanya. “Kamu mau pergi?” Leonard terdiam sebentar sebelum menoleh. “Hm. Aku pergi sebentar. Kamu jangan menungguku.” Setelah itu Leonard pergi dari kamar. Ia menuju ruang kerjanya. Di sanalah ia mengambil satu pistol yang berada di dalam laci. Pistol buatan khusus dari pabrik orang tuanya.Di dalam laci itu ada sekitar 10 pistol. Leonard terlatih menggunakan berbagai senjata. Namun, ia hanya akan menggunakan satu senjata saja. “Kenapa kamu membawa pistol…” ucap Ruby yang berada di ambang pintu. Leonard segera membawa pistolnya ke belakang. “Ada yang harus aku laku
21++ Pulang ke rumah dan disambut oleh istri tercinta. Leonard tersenyum. Namun sebenarnya merasa bersalah. Ruby tidak tahu apapun mengenai dirinya. Ruby membantu Leonard membuka jas. “Bagaimana hari ini? kamu terlihat lelah.” Leonard menarik pinggang Ruby dan memeluknya. “Aku…” menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Ruby. “Aku sedikit lelah.” Ruby mengusap pelan punggung Leonard. Pria itu mengangkat tubuhnya ke atas meja. “Aku merindukanmu.” Leonard mencium pipi Ruby. Ruby tertawa pelan. “Hanya beberapa jam meninggalkanku sudah rindu?” Leonard mengangguk. Jemarinya mengusap pipi Ruby perlahan. “bagaimana dengan harimu? Apa kamu kelelahan?” Ruby menggeleng. “Aku tidak melakukan apapun dan hanya bersantai sepanjang hari. Aku baru masak tadi. Aku tidak kelelahan sama sekali.” “Apa semua ini kamu yang masak?” tanya Leonard menatap berbagai makanan yang dimasak oleh Ruby. Ruby mengangguk. “Iya.” Leonard menyipitkan mata. “Pintarnya…” mengusap pipi Ruby pelan. “
Di sebuah tempat yang penuh dengan orang-orang yang menghamburkan uang. Suasana yang ramai.. Permainan kartu yang melibatkan uang itu terjadi begitu saja. Ada beberapa wanita yang menemani tuannya bermain permainan yang disebut dengan judi. Namun, di sisi lain… Ada seorang gadis buta yang duduk di ujung bar… Perempuan yang bernampilan tertutup dengan rambut panjang berwarna keemasan. Mempunyai mata sebening air laut yang begitu terang. Namanya… “Lila…” “Kenapa kau memanggilku?” tanya perempuan itu. Pegawai itu terkekeh pelan. “Kau tidak bosan duduk di sini?” tanyanya. Lila menggeleng. “Ini kan sudah menjadi pekerjaanku.” Pegawai itu bertopang dagu menatap Lila yang tidak memandangnya. Cantik, meski tidak bisa melihat. Memiliki mata indah meski mata itu tidak berfungsi. “Aku iri denganmu.” Pegawai itu berdecak pelan. “Aku juga ingin memiliki keberuntungan sepertimu.”Lila memejamkan mata. Seperti mendapatkan sebuah petunjuk. “Beritahu Paman, tempat ini berantakan. Seper...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments