21++ Lila Luciana adalah gadis buta pembawa keberuntungan yang tidak pernah dianggap oleh keluarganya sendiri. Bahkan kala ia dijebak hingga tidur dengan seorang pria asing, tak ada yang peduli! Adik tirinya pun merebut tunangan Lila, hingga gadis itu terdesak dan menawarkan kerja sama dengan seorang Mafia yang bernama Lucas Francesco yang juga sepertinya... pria asing di malam itu. Lantas bagaimana nasib Lila selanjutnya?
View MoreLucas membenarkan posisi jam di tangannya. “Kau mengingat konsekuensimu bukan?” tanya Lucas. Lila yang berada di hadapannya mengangguk. Menyentuh meja yang berada di hadapannya. Lucas memandang Lila yang tidak takut dengan perkataannya. Lucas bersandar pada kursinya. “Aku akan mengeluarkan banyak uang untuk pembangunan resort yang kau maksud. Sebagai pengusaha aku tidak ingin rugi. Jika nanti resort itu gagal..” “Aku pasti akan menyalahkanmu.” Lucas memandang Lila sembari tersenyum miring. “Jika aku berbaik hati—aku akan langsung membunuhmu. Jika tidak mungkin aku akan menyiksamu.” “Iya, Lucas. Aku mengerti,” balas Lila dengan santai. Lucas mengernyit. “Kau tidak takut?” Lila mengambil gelas yang berada di hadapannya. Meminumnya perlahan… Lucas semakin bingung lagi dengan Lila. Wanita itu buta—tapi kenapa terkadang bisa bertindak seperti manusia normal. “Yang aku lihat tidak pernah salah…” lirih Lila. “Maka aku tidak perlu takut kalau resort itu akan gagal.” Luca
Suasana yang mendadak begitu dingin. Setelah perbincangan itu—Lucas diam dan langsung mengajak Lila pergi. Lila sendiri merasa kalau Lucas memang marah. Tapi ia tidak berani mengajak berbicara pria itu. Meski tidak bisa melihat bagaimana raut wajah marah pria itu. Lila bisa membayangkan betapa menyeramkannya Lucas. “Kita sampai,” suara berat pria itu. Lila turun dari mobil dengan hati-hati. Berjalan mengikuti suara langkah kaki orang-orang yang berada di sekitarnya. Lucas menoleh ke belakang. Lila berjalan ke arah yang salah. Ia berdecak pelan sebelum menarik tangan wanita itu dan membawanya berjalan bersamanya. Berjalan dengan langkah kakinya yang lebar namun sulit diikuti oleh Lila. Lila mengatur nafasnya ketika mereka sampai di sebuah gedung. “Di mana ini?” tanya Lila sangat pelan. Lucas mengangkat dagu untuk memerintah anak buahnya menjelaskan di mana mereka berada. Jika tidak kesal, Lucas pasti menjelaskannya dengan panjang lebar. Tapi ia sungguh kes
Lucas memandang Lila yang tengah berdiri menunggunya. Rambut pirang nan panjang wanita itu masih sama. Tidak mengalami banyak perubahan. Tubuh wanita itu lebih berisi dari pertemuan pertama mereka. Lila menggunakan dress panjang putih bercorak bunga. Sangat pas di tubuh wanita itu. Lucas sempat termenung beberapa detik sebelum wanita itu memanggilnya.“Lucas,” panggil Lila. Lucas tersenyum miring mendengar panggilan Lila. Memasukkan kedua tangannya ke dalam saku. Kemudian mendekati Lila. Menunduk dan mengamati wanita itu lebih dekat. “Hanya orang-orang tertentu yang bisa memanggilku seperti itu.” Lila mengerjap pelan. mengambil langkah mundur—namun tangan Lucas lebih cepat menarik pinggangnya. Hingga jarak mereka tanpa halangan apapun. “Haruskah aku memanggilmu ‘tuan’?” tanya Lila. “Seharusnya seperti itu.” Lucas mengangguk. “Tapi—setelah kau mengucapkannya, entah kenapa aku merasa sangat tua.” Lila tersenyum. Lucas sempat terdiam melihat senyum Lila. Pertama kalinya wa
[Nona Lila sudah melahirkan, Sir. Kata dokter bayinya sehat dalam keadaan normal.]Lucas membaca pesan itu pagi-pagi setelah dirinya terbangun. Jadi, tadi malam wanita itu melahirkan. Kenapa tidak memanggilnya? Lucas menggeleng. Untuk apa juga memanggilnya. Tadi malam ia tidak bisa tidur juga karena perutnya sakit. Entah kenapa.. Terasa tidak enak saja. tapi tidak bisa mendiaknosis kenapa..Dini hari Lucas baru bisa memejamkan mata saat perlahan perutnya perlahan membaik. “Aku akan memberinya waktu pemulihan dulu.” lucas bangkit—pergi ke kamar mandi. Kemudian mengguyur tubuhnya dengan shower. Jika melihat tubuh Lucas tanpa apapun, pasti akan bergidik ngeri. Bagian atas tubuhnya di penuhi dengan bekas luka senjata. Entah goresan pisau atau bekas jahitan luka. Lucas mematikan showernya dan menyugar pelan rambutnya. “Haruskah aku menjenguknya?” tanya Lucas pada dirinya sendiri. Ia menatap dirinya di depan cermin. Tangannya terangkat menyentuh dadanya yang tiba-tiba terasa a
Lila tidak pernah merasa sebebas ini sebelumnya. Semuanya terasa nyata. Udara di sekitarnya terasa lebih segar. Ia merebahkan dirinya di atas ranjang. Kemudian tangannya mengusap perutnya perlahan. “Mom akan menjaga kamu dengan baik. Mom akan memberitahu ayah kamu jika waktunya tepat.” Lila mengusap perutnya yang terasa membesar. Tok tok “Nona, ini susunya.” Mendekat—kemudian menaruh susu itu di atas meja. Lila tidak bergerak dari posisinya. Rasanya sangat sulit mempercayai orang lain. Ia sudah percaya dengan maid di rumahnya. Maid itu sudah bekerja dengannya hampir lima tahun. Ia pikir, ia bisa percaya. Tapi tidak. Kepercayaannya hancur begitu saja. uangnya diambil. Kehamilannya pun dibocorkan pada ibu tirinya. “Nona,” panggil maid itu. “Nona sedari tadi hanya diam.” Lila menarik tangannya yang disentuh oleh maid itu. “Bibi tidak masalah kalau nona tidak ingin bicara dengan bibi. Tapi nona kalau memerlukan apa-apa bilang saja ya.” Maid itu memandang Lila yang masih di
Door!Door!Lucas yang sedang fokus menembak sebuah apel yang berada di atas kepala anak buahnya. Door! Sebuah pelurunya tidak ada yang melesat. Lucas menurunkan pistolnya. Semuanya anak buahnya yang bertugas membawa apel di kepala itu bernafas dengan lega. Mereka terduduk lemas dengan dengkul yang bergetar. “Jangan melakukan kesahalan lagi!” teriak Lucas. “Kalia ini aku mengampuni kalian!” Anak buahnya berdiri itu melakukan kesalahan pada pekerjaan mereka. Hingga, Lucas sedikit menghukum mereka dengan pukulan dan adrenalin. Lucas melepaskan kacamata hitamnya. “Sudah?” tanya wanita yang menggunakan dress seksi itu memeluk Lucas dari belakang. Lucas mengusap pelan tangan lentik yang memeluk perutnya. “Sudah.” Kemudian memutar tubuhnya menatap wanita yang mempunyai tinggi sebatas lehernya. “Apa yang kau lakukan akhir-akhir ini?” tanya Lucas. Isabel tersenyum. Wanita cantik dengan tubuh semampai. Menggunakan dress seksi berwarna hitam. Rambutnya bergelombang dengan make up d
“Kau tadi memberi mereka uang?” tanya Lila. Lucas mengangguk. mengamati Lila dari samping. “Hm.” “Berapa banyak?” “Tidak banyak.” “Berapa?” tanya Lila mendesak. “Yang pastinya cukup untuk digunakan biaya kampanye.” Mobil berhenti di sebuah rumah. Rumah modern yang bertingkat dengan taman depan. Lila menyentuh lengan Lucas. Menghentikan pergerakan pria itu yang akan keluar. “Aku akan menggantinya.” Lucas terdiam—mengamati tangan mungil Lila yang masih memegang jasnya. Anehnya, ia tidak keberatan. Padahal ia tidak suka disentuh oleh sembarang orang. Tapi ia membiarkan wanita ini begitu saja. “Dengan apa kau menggantinya?” tanya Lucas. Lila tersadar dan melepaskan tangannya. “Aku akan membuat usahamu semakin maju.” Lucas memandang Lila. Sebenarnya, mengenai keberuntungan yang dimaksud Lila. Lucas tidak terlalu percaya. Maksudnya, sulit mempercayai hal seperti itu. Tapi Lila tidak terlihat sedang berbohong. Apalagi wanita itu mengatakannya dengan sangat percaya diri.“Bag
Berada di dalam mobil dan menuju rumah orang tua Lila. Tadi… Lila tidak sempat menyentuh bibir pria itu. Ia mengalihkan tangannya—hingga menyentuh rahang Lucas. Lila hanya memuji kecil Lucas dengan berkata. “Rahangmu bagus.” Tapi sepertinya Lucas sangat senang. Mestinya, kepercayaan diri pria itu semakin tinggi. Lila duduk seperti patung berada di samping Lucas. Tidak ada pembicaraan lain di antara mereka.Tidak menunggu waktu yang lama. Mereka sampai. Lucas turun lebih dahulu. Mengamati sebuah rumah tinggi nan luas bergaya eropa. Semuanya serba putih. Lila masih menggunakan pakaian pernikahannya. Sama seperti Lucas yang masih menggunakan setelan jas dan kemeja rapi. Lucas memeluk pinggang Lila dari samping tanpa aba-aba. “Bukankah kau terlalu kaku untuk sekelas istriku?” tanya Lucas. Lila berdehem pelan. “Aku akan berusaha.” Duduk berhadapan dengan dua orang yang menatapnya tajam. Tentu saja Lucas tidak akan takut. Ia malah tersenyum… Semakin mesra memeluk pinggang Lil
Di sebuah gereja yang indah…Pemandangan yang langsung mengarah pada sebuah pegunungan. Seluruh ruangan yang dihias dengan bunga berwarna putih. Namun sayang, yang hadir dalam pernikahan ini hanya beberapa orang saja. Meskipun seperti itu… Sang pengatin wanita dirias begitu cantik. Menggunakan gaun panjang berwarna putih yang sangat pas ditubuhnya. Lila berjalan pelan menuju altar. Dengan pandangan lurus ke depan… Membawa bunga yang berada di tangannya. sampai Lila berhenti dengan ragu. Sampai ada tangan yang menarik tangannya pelan. membawanya berjalan sedikit lagi dan berhenti. Sehingga janji pernikahanpun dimulai. “Sekarang kalian resmi menjadi suami istri.” Suara pendeta. Lila terkesiap ketika pinggangnya ditarik. Kemudian ia merasakan deru nafas Lucas yang mengenai wajahnya. “Tutup matamu,” lirih Lucas. “Tidak ada bedanya jika aku menutup mataku.” Lucas tersenyum miring. Jemarinya mengusap pipi Lila. “Kita harus mengambil foto yang bagus..” Jemarinya menelusuri l
Di sebuah tempat yang penuh dengan orang-orang yang menghamburkan uang. Suasana yang ramai.. Permainan kartu yang melibatkan uang itu terjadi begitu saja. Ada beberapa wanita yang menemani tuannya bermain permainan yang disebut dengan judi. Namun, di sisi lain… Ada seorang gadis buta yang duduk di ujung bar… Perempuan yang bernampilan tertutup dengan rambut panjang berwarna keemasan. Mempunyai mata sebening air laut yang begitu terang. Namanya… “Lila…” “Kenapa kau memanggilku?” tanya perempuan itu. Pegawai itu terkekeh pelan. “Kau tidak bosan duduk di sini?” tanyanya. Lila menggeleng. “Ini kan sudah menjadi pekerjaanku.” Pegawai itu bertopang dagu menatap Lila yang tidak memandangnya. Cantik, meski tidak bisa melihat. Memiliki mata indah meski mata itu tidak berfungsi. “Aku iri denganmu.” Pegawai itu berdecak pelan. “Aku juga ingin memiliki keberuntungan sepertimu.”Lila memejamkan mata. Seperti mendapatkan sebuah petunjuk. “Beritahu Paman, tempat ini berantakan. Seper...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments