Setelah dijual oleh suaminya demi uang 1 miliar, Melody harus merelakan rahimnya menampung janin hasil bayi tabung seorang CEO dengan istrinya. Namun, siapa sangka tiba-tiba Melody malah dinikahi CEO yang sudah beristri itu!
Lihat lebih banyak"Alex, kamu awasi dia... kamu pantau terus. Urusan ke vila, aku bisa nyetir sendiri," suara Arjuna terdengar tegas, tapi ada getar halus di ujung kalimatnya—seperti seseorang yang menahan amarah atau justru menahan luka."Baik, Tuan," jawab Alex cepat sambil mengangguk. Nada suaranya tegas, tapi matanya sempat menatap Arjuna sejenak, seolah ingin memastikan... bahwa pria itu benar-benar baik-baik saja.Tanpa banyak tanya lagi, Alex segera berbalik. Langkahnya cepat dan penuh beban. Ia kembali ke rumah, bersiap menunggu Sasha pulang. Tapi kalau wanita itu tak juga muncul, Alex tahu betul ke mana ia harus pergi—kembali ke klub, kembali ke sumber semua masalah.Sementara itu, Arjuna melanjutkan perjalanan ke puncak. Jalanan berkelok diselimuti kabut tipis, tapi bukan kabut itu yang membuat pandangannya kosong. Senyum Alea di jok belakang terus mengembang, polos dan tanpa beban. Tapi Arjuna—dia justru membisu, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Wajahnya keras, tapi sorot matanya... penuh
"Jangan lama-lama pelukannya, kasihan bayi di perut Ibu..."Suara Alea yang polos namun tajam itu memecah keheningan. Arjuna dan Melody sontak terdiam, seolah tersengat kenyataan yang baru saja diucapkan gadis kecil itu. Suasana haru yang semula hangat mendadak berubah menjadi canggung dan tak menentu.Melody buru-buru menyeka air mata yang masih menggantung di pipinya, lalu menghampiri Alea yang sudah duduk manis di atas kasur. Arjuna yang sempat mematung, mencoba menenangkan gejolak di dadanya, kemudian menyusul dengan langkah pelan."Tuan Papah, kalau ketahuan Tante Macan bisa kena marah, loh," celetuk Alea, matanya menyipit, menyimpan kekonyolan yang tak pernah gagal menghidupkan suasana.Melody tersenyum kaku, lalu mengusap lembut lengan kecil Alea. "Alea, jangan bicara seperti itu, ya. Jangan panggil Nyonya Sasha dengan sebutan Tante Macan."Alea menatap ibunya sekilas, lalu melirik Arjuna dengan gaya seolah menyampaikan rahasia besar. Arjuna hanya mengangguk sambil tersenyum ti
Sasha berlari naik tangga, napasnya memburu seiring dengan detak jantung yang tak karuan. Setiap langkah terasa berat, seperti menahan luapan emosi yang sudah tak bisa dibendung lagi. Matanya memerah, wajahnya tegang menahan amarah yang mendidih dalam dadanya.Begitu sampai di kamar, ia membuka pintu dengan kasar—BRAK!—dan langsung menghambur masuk. Hatinya bergemuruh, seolah dikhianati oleh seluruh dunia."BRENGSEK!!!" teriaknya lantang, nyaris histeris.Tangannya yang gemetar mulai mengobrak-abrik meja rias. Parfum, lipstik, sisir, dan botol skincare beterbangan ke lantai, berserakan bagai sisa-sisa hatinya yang hancur."Janda itu… Janda sialan itu… Dia benar-benar mau rebut Arjuna dariku!"PRANGG!Sebuah botol kaca dilemparnya ke cermin—kaca itu pecah, retakannya menjalar seperti jaring laba-laba, memantulkan wajah Sasha yang dipenuhi amarah dan luka. Matanya berkaca-kaca, tapi tak ada air mata—hanya kebencian yang membara.Ia menarik napas berat, mengambil tas dengan gerakan kasar
Sasha terkejut, matanya membelalak lebar, dan sekejap rasa takut menguasai dirinya. Dengan cepat ia menyadari arti dari kata-kata Arjuna, sebuah kenyataan yang membuatnya terhenyak. Jika begini, maka semua rencananya untuk menguasai harta Arjuna akan sia-sia."J-jangan... Bukan begitu sayang, aku hanya khawatir kamu akan berpaling dariku, maafkan aku, sayang," suara Sasha terputus, hampir tenggelam dalam isak tangis, saat ia memeluk Arjuna dengan erat, seolah takut kehilangannya.Namun Arjuna hanya diam, wajahnya tetap dingin dan kosong. Tangan Sasha meremas pakaiannya, tapi pelukan itu tak mendapat respon. Ada perasaan aneh yang merayapi hati Arjuna, sebuah perasaan yang tak bisa ia nafikan. Meskipun bibirnya bungkam, hatinya tak bisa berbohong. Perasaan yang mulai tumbuh untuk Melody, untuk Alea—gadis kecil yang telah memberi warna baru dalam hidupnya—semuanya mulai menghantui pikirannya. Sasha tidak bisa lagi menjadi pusat dunia Arjuna."Alex,
Dokter dan perawat di rumah sakit itu seolah membeku, terpaku dalam ketegangan mendalam mendengar ancaman yang keluar dari mulut Arjuna. Di sudut ruang yang sunyi itu, suasana menjadi sangat berat, setiap kata yang diucapkan menggantung di udara. Barata menggenggam erat pergelangan tangannya, napasnya tersengal. Wajahnya tampak berwarna merah marah. Sementara Arjuna, dengan wajah dingin, membantu Melody untuk duduk di kursi roda, perlahan-lahan."Barata, dengar baik-baik. Aku peringatkan, jangan ganggu Melody lagi. Kalau kau sekali lagi bertindak gila seperti ini, hidupmu akan hancur," ancam Arjuna, suaranya penuh ketegasan. Setelah berkata demikian, dia segera mendorong kursi roda dengan langkah cepat, meninggalkan ruang yang semula penuh amarah itu.Suripto, yang sejak tadi terdiam, maju perlahan, berusaha menahan Arjuna. Namun, Barata dengan gerakan cepat menarik pundak Suripto, menghentikan langkahnya."Tuan, kenapa Tuan biarkan Arjuna membawa Melody pergi?" tanya Suripto."Arju
Barata akhirnya tiba di Rumah Sakit Kencana, suasana tegang langsung menyelimuti udara saat Suripto membuka pintu mobil dan membantunya mengangkat Melody yang terkapar lemas. Melody meronta, tubuhnya berusaha menolak, namun tak ada yang bisa menahan kekuatan dua pria yang kini memaksanya berjalan dengan paksa."Lepaskan saya... saya tidak mau kehilangan bayi saya... tindakan Tuan sudah melanggar batas!" teriak Melody, suara tenggelam dalam isak tangis yang tak tertahankan.Barata menatapnya, wajahnya penuh dengan tekad yang dingin. "Justru aku sedang menyelamatkan hidupmu, Melody. Bersamaku, kamu akan bahagia. Tidak ada lagi yang menghalangi kita. Kamu satu-satunya di hidupku. Bukan seperti Arjuna yang sudah punya istri," ucapnya dengan suara serak, penuh pengaruh.Melody menatap Barata dengan tatapan penuh kebencian, namun tubuhnya terasa lemah dan tak mampu melawan lagi. Langkahnya dipaksa menuju ruang dokter kandungan, dan sekelompok perawat serta dokter yang ada di dalam ruangan i
Arjuna kini telah sampai di kediaman Barata. Langkahnya terburu-buru, seolah waktu sedang mengejarnya, ingin segera membawa pulang Melody dan Alea yang entah di mana. Di belakangnya, Alex mengikutinya dengan cermat, matanya tak pernah lepas mengawasi Arumi, memastikan wanita itu tak akan sempat kabur."Melody! Alea!" Teriakan Arjuna membelah kesunyian saat ia mendobrak pintu rumah Barata dengan tangan yang gemetar, hatinya dipenuhi kegelisahan yang memuncak.Namun, rumah Barata tampak sunyi, sepi. Teriakannya hanya bergema, menggantung tanpa ada balasan, seperti tak ada yang mendengarnya. Arjuna melangkah lebih dalam, menyusuri setiap sudut rumah yang hening."Alea! Melody! Dimana kalian?!" Teriak Arjuna sekali lagi, suaranya mulai serak, penuh cemas."Tuan, sepertinya rumah ini sudah kosong," ujar Alex dengan nada datar, namun matanya tajam, mengawasi setiap gerak gerik Arumi yang ada di dekatnya.Arjuna, yang semakin gelisah, mendekatkan diri kepada Arumi dengan tatapan yang membaka
Dalam kesunyian yang mencekam, Melody masih terjaga, menahan rasa sakit yang menyiksa tubuhnya. Mentari perlahan mulai terbit, namun tak ada kehangatan yang bisa menyentuh hatinya. Setiap gerakan terasa seperti siksaan, perutnya masih berdenyut penuh rasa nyeri yang tak kunjung reda. Ia ingin melarikan diri, tapi ada satu hal yang menghantui pikirannya yakni Alea. Putri kecilnya itu masih dalam kendali Barata, dan Melody tak bisa meninggalkannya begitu saja.Dengan susah payah, Melody mencoba bangkit. Tubuhnya limbung, seolah tak memiliki kekuatan sama sekali. Setiap gerakan hanya menambah rasa sakit yang teramat dalam, membuatnya harus membungkuk untuk menahan agar tak jatuh. Namun, sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, terdengar suara pintu yang terbuka perlahan, disusul langkah kaki yang menghampiri."Selamat pagi, Nona," suara itu terdengar datar dan tanpa emosi, namun ada sesuatu yang mencurigakan dalam nada suara itu.Melody tersentak, kebingungan. "Ibu siapa?" tanyanya denga
Arjuna, yang sudah berada di rumah sakit, tampak seperti kehilangan harapan. Di balik tatapan kosongnya, ada gejolak emosi yang membuncah. Wajahnya yang pucat tak mampu menyembunyikan kepedihan yang meronta. "Bi," suara Arjuna serak, seolah dipenuhi rasa putus asa, "Katakan sesuatu... Bibi pasti tahu kan? Keberadaan Melody, dan juga Alea, Apa yang Bibi ketahui?" Arjuna menatap tajam Arumi, matanya penuh dengan amarah yang tak terkendali, seolah mencari jawaban yang dapat meruntuhkan kebisuan yang menyelimuti semuanya.Arumi, yang biasanya tenang, kini terlihat gugup. Wajahnya memucat, seolah sebuah rahasia yang berat tersembunyi di balik matanya. Ia mencoba menyembunyikan rasa takut yang menghantui dirinya, namun tubuhnya bergetar hebat, tak bisa menutupi kecemasannya."Saya... saya tidak tahu apa-apa, Tuan. Saya berani bersumpah," kata Arumi dengan suara gemetar, mencoba meyakinkan Arjuna, meskipun hatinya sendiri tak yakin.Namun, Arjuna tak mau menerima begitu saja. Rasa frustasin
“Siapkan semua barangmu, aku sudah menjualmu pada seorang CEO dengan imbalan 1 miliar,” kata Suripto dengan begitu santai ketika baru memasuki rumahnya.Melody yang sedari tadi sibuk membersihkan dapur langsung terkejut mendengar ucapan suaminya. “Maksudmu apa, Mas?”“Aku sudah menjualmu, seorang CEO kaya sedang mencari wanita yang mau menyewakan rahimnya untuk mengandung anaknya. Jadi, aku menjualmu kepadanya untuk mendapat imbalan itu,” jelas Suripto seolah tidak ada yang salah di sini. “Aku butuh uang itu untuk bayar hutang karena kalah judi.”Melody membelalakkan matanya lebar-lebar. Ia tahu, menikah dengan Suripto adalah penyesalan terbesarnya, dan sekarang semua itu benar-benar membuatnya menjadi semakin menyesal. Namun, saat itu dia harus menuruti permintaan terakhir neneknya, melihatnya menikah dengan Suripto yang dianggap sebagai laki-laki paling baik di kampungnya.“Kenapa harus aku yang menanggung semuanya? Kenapa aku yang harus membayar harga dari kesalahanmu? Semua itu ul...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen