Home / Romansa / Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO / Bab 6. Talak yang Mengoyak Hati

Share

Bab 6. Talak yang Mengoyak Hati

last update Last Updated: 2025-02-13 16:14:50

"Siapkan semua dokumenmu, besok kita menikah.”

Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga Melody. Kini, ia sedang terjebak dalam masalah besar yang semakin rumit. Dalam kegelisahannya, Melody terus memandang putrinya, Alea, yang sudah tertidur pulas, seolah mencari ketenangan dari sosok yang tak menyadari kekalutannya.

"Kenapa ini bisa terjadi?" ujar Melody, suaranya hampir tak terdengar, penuh dengan kebingungan.

"Seandainya aku bisa memilih, aku pasti tidak ingin ini semua terjadi," bisiknya pada diri sendiri.

Melody mengusap lembut kening Alea. Dengan suara pelan, ia membangunkan putrinya, "Sayang, bangun nak."

Tubuh mungil Alea menggeliat, diiringi dengan kelopak matanya yang perlahan terbuka.

"Ada apa, Bu? Alea masih ngantuk nih," kata Alea, suaranya serak dan matanya setengah terpejam saat mengusap wajahnya.

Melody menjawab dengan tegas, "Kita pulang malam ini juga, Nak."

Alea terkejut, hampir tidak percaya, "Pulang? Benarkah?" tanyanya, ekspresinya berubah menjadi penuh harap, matanya berbinar.

"Iya, ayo kita siap-siap sekarang," ajak Melody, lalu meraih tasnya.

Lantas, Melody dan Alea pun sudah siap untuk segera meninggalkan istana megah itu. Keputusan Melody sudah bulat, dan ia tak lagi ragu. Dengan tegas, Melody menolak permintaan yang menurutnya sangat tidak masuk akal itu. Bagi Melody, pernikahan adalah suatu hal yang suci, bukan untuk dipermainkan atau dipermudah.

Langkah kaki Melody terdengar pelan, ia berusaha mengendap-ngendap saat melintasi ruang tamu. Tangan Melody berhasil menggenggam handle pintu, namun beberapa detik kemudian, lampu yang semula redup tiba-tiba menyala dengan terang benderang.

"Mau kemana kalian?"

Suara Arjuna yang tiba-tiba terdengar berhasil membuat Melody terkejut. Tubuhnya langsung gemetar, dan perlahan ia membalikkan tubuhnya, mencoba mengendalikan ketegangan yang tiba-tiba muncul. Dengan hati-hati, ia menoleh, dan kini ia bisa melihat dengan jelas sosok Arjuna yang sedang berdiri sambil menuruni anak tangga, pandangannya yang tajam mengarah padanya.

"Ka...kami mau pulang," ujar Melody ragu, dengan nada bicara yang terbata-bata.

Arjuna menatap mereka dengan sorot mata tajam, lalu berkata, "Memang siapa yang menyuruh kalian pulang?"

Melody membisikkan sesuatu di telinga Alea, memberitahunya dengan lembut bahwa Alea harus kembali ke kamar. Setelah Alea pergi menjauh, Melody menarik napas dalam-dalam, berusaha mengumpulkan keberanian. Dengan hati yang berdebar, ia mencoba memberanikan diri untuk membuka suara dan berbicara.

"Maaf, Tuan," suara Melody bergetar, "Saya tidak bisa mengikuti perintah Tuan dan Nyonya. Saya tidak bisa menikah dengan Tuan. Ini terlalu berat untuk saya."

Arjuna menatapnya dengan tajam, suaranya tegas dan dingin. "Kalau ingin pergi dari sini, kembalikan dulu uangku."

Bagaikan disambar petir di siang bolong, mengembalikan uang sebanyak itu? Bagaimana mungkin? Padahal, uang itu sekarang ada di tangan Suripto, dan Melody sendiri sama sekali tidak menerima uang tersebut.

Apa yang harus Melody jelaskan? Apakah Melody harus mengatakan yang sejujurnya bahwa dirinya telah dijual oleh suaminya sendiri demi menutupi sebuah hutang?

"Ma... maaf, Tuan, tapi uang satu milyar itu ada di tangan Suripto. Sepeser pun saya tidak memakai uang itu," ujar Melody dengan suara gemetar, berusaha membela diri.

"Itu bukan urusanku," jawab Arjuna dingin, sambil menatapnya tanpa belas kasihan.

Arjuna berbalik dan pergi, meninggalkan Melody yang masih berdiri kaku, terperangkap dalam kebingungannya yang semakin dalam.

Melody terdiam, menahan tangis yang semakin sulit ia bendung. Namun, akhirnya air mata itu pun jatuh juga, mengalir tak terkendali. Dengan langkah gontai yang penuh beban, Melody perlahan kembali ke kamarnya. Hidupnya kini terasa seperti seorang tawanan, yang hanya bisa mengharapkan kebebasan jika ada uang sebagai jaminannya.

Begitu memasuki kamar, Melody berusaha keras menyembunyikan raut kesedihannya di depan putrinya. Ia mengatur nafas dan berusaha tersenyum meski hatinya terasa hancur. Dengan hati yang berat, Melody duduk di samping Alea, berusaha tampil seolah semuanya baik-baik saja, meski di dalam dirinya, segala beban dan keputusasaan semakin membebani.

"Ibu, katanya kita mau pulang, kenapa kita kembali lagi ke kamar?" tanya Alea dengan suara penuh tanya.

"Iya, Nak, malam ini kita nggak jadi pulang," jawab Melody sambil memaksakan senyum yang terasa begitu berat di bibirnya.

"Padahal Alea ingin sekali pulang, Bu. Di sini Alea bosan," rengek Alea dengan suara kecil, penuh harapan.

Melody menatap putrinya dengan hati yang tersayat. "Sabar ya, Nak. Ibu akan berusaha agar kita bisa pulang secepatnya. Sekarang, tidurlah lagi, ya?" Melody berkata seraya dengan lembut menyelimuti tubuh kecil Alea.

Setelah memastikan bahwa putri kecilnya tertidur dengan lelap, Melody perlahan menjauh dari tempat tidur dan dengan hati-hati mengambil ponselnya. Dengan harapan, ia mencoba menghubungi Suripto.

Beberapa detik berlalu, namun tidak ada tanda-tanda respons dari Suripto. Meski demikian, Melody tidak lantas menyerah. Dengan tekad yang kuat, ia mencoba menghubungi kembali Suripto, berharap kali ini ada jawaban.

"Halo... ada apa kamu menelepon? Kamu pasti kangen tidur bersamaku, ya?"

Suara yang terdengar serak dan seperti seseorang yang sedang mabuk berat membuat Melody menghela napas panjang. Dengan penuh kesabaran, ia berusaha menenangkan diri dan berbicara dengan tegas.

"Kembalikan uang satu milyar itu! Aku tidak bisa lagi berada di tempat ini!" ujar Melody dengan suara bergetar, mencoba menahan emosinya.

"Apa? Kamu menyuruhku kembalikan uang itu? Uang satu milyar itu sudah habis, tak tersisa sedikit pun," jawab Suripto dengan nada enteng, seolah tak ada yang serius.

Melody terkejut dan tak percaya, "Habis? Satu milyar itu bukan jumlah yang sedikit, bagaimana bisa habis dalam sekejap? Kalau seperti ini, bagaimana aku dan Alea bisa pulang?" tanyanya, suaranya bergetar penuh kebingungan dan kesal.

"Untuk apa kamu merengek minta pulang? Hidupmu sudah enak di sana," sahut Suripto dengan nada dingin, tanpa sedikit pun rasa empati.

"Aku tidak bisa lagi menuruti keinginan mereka! Aku dipaksa untuk menikah dengan Tuan Arjuna!" teriak Melody, suaranya mulai meninggi, menunjukkan betapa dalamnya rasa frustasi dan ketakutannya.

"Kalau begitu menikahlah dengan dia! Lagi pula, kamu sudah aku ceraikan!" jawab Suripto tanpa belas kasihan, suaranya keras dan penuh ketidakpedulian.

Melody terdiam sejenak, tercengang oleh kata-kata yang baru saja terlontar dari mulut suaminya. Tanpa sadar, ponselnya terjatuh dari tangannya, jatuh ke lantai dengan suara pelan. Tak percaya, ia memandang layar ponsel yang masih menyala, mencoba mencerna apa yang baru saja ia dengar—sebuah talak yang mengoyak hatinya.

Setelah percakapan itu, Melody merasa seperti terperangkap dalam sebuah labirin tanpa jalan keluar. Setiap langkah terasa semakin berat.

Melody masuk ke ruang kerja Arjuna, suasana dingin dan tegang menyelimuti ruangan. Arjuna duduk di meja kerjanya, matanya tajam menatap layar. Melody menghampiri meja Arjuna, menghela napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.

"Tu...tuan, saya bersedia untuk menikah," ucap Melody dengan suara yang sedikit bergetar.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Related chapters

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 7. Malam Pertama

    Keesokannya, Melody berdiri di depan cermin besar, mengenakan kebaya putih pengantin yang indah. Namun, gaun itu terasa seperti beban berat di tubuhnya. Riasan wajahnya sempurna, tapi air matanya hampir tak terbendung. Ia menatap dirinya sendiri dengan perasaan kosong."Ibu, kamu cantik sekali!" ujar Alea, dengan mata berbinar. "Ibu terlihat seperti pengantin. Ibu mau menikah, ya?" tanya Alea dengan rasa ingin tahu.Alea mengerutkan keningnya, masih tidak mengerti sepenuhnya. "Tapi ayah bagaimana? Kenapa Ibu harus menikah dengan Tuan Arjuna? Bukankah aku sudah punya ayah?" tanya Alea dengan suara kecil.Melody menunduk, berusaha menahan tangis yang semakin sulit ia bendung. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menemukan kata-kata yang tepat, meskipun hatinya terasa begitu rapuh."Iya, Nak," jawab Melody pelan, mencoba menyembunyikan perasaan sesaknya. "Ini adalah bagian dari pekerjaan, jadi Ibu harus menikah dengan Tuan Arjuna."Pintu kamar terbuka dengan suara pelan. Sasha, melangk

    Last Updated : 2025-02-13
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 8. Bermain Kasar

    Melody menutupi tubuhnya dengan selimut. Malam pertama yang gagal membuatnya semakin tertekan, karena hal itu hanya akan memperpanjang waktu.Pakaian dalam yang berserakan kembali dipungut Melody untuk segera dipakai. Namun, baru saja ia selesai mengenakan pakaian dalamnya, tiba-tiba suara pintu kamar terbuka, memperlihatkan Arjuna yang kembali datang."T-tuan... kembali lagi?" ujar Melody, suaranya bergetar."Tanggalkan pakaian dalammu," ujar Arjuna dengan suara dingin, mata tajam menatapnya.Perlahan-lahan, Melody melepas kembali pakaian dalamnya, kali ini tidak ada sehelai benang pun yang menutupi keindahan tubuhnya. Tubuh Arjuna memanas, darahnya berdegup kencang, saat matanya melihat lekuk tubuh Melody yang sempurna, kulitnya yang putih dan halus, dan bentuknya yang proporsional.Arjuna mendorong pelan tubuh Melody ke ranjang, kali ini Arjuna tidak ingin bermain terlalu lama, ia menghujamkan dengan keras tanpa ampun, membuat Melody tersentak kaget menahan nyeri dibagian area sens

    Last Updated : 2025-02-14
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 9. Si Kaku Itu Mulai Tersenyum

    Melody merasa gelisah, wajahnya memerah. Ia melirik Arjuna, lalu cepat-cepat menunduk lagi, berusaha menutupi rasa malunya. Alea yang tak tahu malu terus berbicara dengan polos, seolah-olah sedang memberikan wawancara langsung kepada Arjuna. "Jadi papa punya kantor besar?" Alea kembali bertanya dengan mata berbinar-binar, jelas ingin tahu lebih banyak. Arjuna menahan tawa, mencoba menjawab dengan serius meskipun kesulitan menahan godaan untuk melibatkan diri dalam obrolan yang konyol ini. "Ya, aku bekerja di gedung yang sangat tinggi. Tapi aku lebih banyak duduk di meja kerja daripada berjalan-jalan." "Meja kerja?" Alea mengernyitkan dahi, lalu memandang Arjuna dengan ekspresi serius, "Papa nggak capek duduk terus, ya? Kalau Alea capek, Alea mau lari-lari terus!" Melody merasakan tubuhnya semakin memanas. “Alea, kamu…” Tapi kata-katanya terhenti, matanya malah bertemu dengan tatapan Arjuna yang berusaha menahan tawa. Arjuna tersenyum geli, "Alea, kamu sangat enerjik ya. Kalau aku

    Last Updated : 2025-02-14
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 10. Mendadak Sakit

    Melody baru saja selesai mengantarkan putrinya ke sekolah. Ia merasa sangat lelah hari itu, bahkan tak bisa lagi menahan rasa nyeri yang masih terasa di area sensitifnya. Ia sangat ingin merebahkan tubuhnya. Saat baru saja masuk ke dalam, tiba-tiba Sasha pulang. Sasha memperhatikan cara Melody berjalan, wajahnya memerah menahan amarah. Sasha tahu betul, itu pasti akibat dari malam pertama Melody bersama Arjuna. "Melody, tugasmu sudah selesai! Sekarang, kami hanya menunggumu hamil! Aku harap kamu tidak berlama-lama, karena aku tidak ingin melihatmu terus-terusan berhubungan dengan suamiku!" ujar Sasha dengan suara serak penuh kebencian, matanya memancarkan amarah yang tak terbendung. Saat Sasha berbicara Melody mencium bau alkohol yang begitu menyengat, ingin rasanya Melody menutup hidung lantaran tak tahan dengan bau yang menyeruak itu, namun Melody lebih memilih untuk menahan, dan mengangguk pelan seolah mengiyakan apa yang Sasha perintahkan barusan. "Jadi, semalam apakah malam

    Last Updated : 2025-02-15
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 11. Apa yang Terjadi Pada Melody

    Malam harinya, entah mengapa rasa sakit di daerah sensitif milik Melody semakin terasa nyeri. Bahkan, Melody mulai mengalami demam, menggigil, dan kedinginan. Alea, yang sejak tadi setia menemani Melody, dengan penuh perhatian merawat ibunya. Sesekali, Alea mengganti kompres di dahi Melody, berusaha memberikan rasa nyaman dan meringankan demam yang semakin tinggi. "Ibu, demamnya masih belum turun. Apa aku harus panggil Papa untuk bawa Ibu ke dokter?" tanya Alea khawatir sambil memeras handuk kecil dengan hati-hati. "Jangan, Alea. Ibu nggak apa-apa, Ibu cuma butuh istirahat," cegah Melody lemah, berusaha meyakinkan putrinya. "Dan, jangan panggil Tuan Arjuna 'Papa' begitu, itu nggak sopan, Alea." "Tapi, Bu..." Alea terlihat ragu. "Jangan membantah, ya, Alea. Lebih baik kamu minta obat paracetamol sama Bibi," ujar Melody dengan lembut namun tegas. "Baik, Bu," jawab Alea dengan suara pelan, lalu perlahan berjalan pergi. Alea perlahan membuka pegangan pintu, langkah kecilnya t

    Last Updated : 2025-02-15
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 12. Nyeri Di Area Intim

    "Pak Arjuna, saya sudah memeriksa Bu Melody. Ternyata, area kewanitaan beliau bengkak dan itu menyebabkan nyeri yang sangat hebat. Efek dari rasa sakit tersebut membuat beliau demam dan menggigil." ujar dokter dengan suara lembut dan penuh empati.Arjuna dan Sasha saling berpandangan, tatkala dokter menjelaskan keluhan yang dirasakan oleh Melody. Terutama Arjuna, yang tampak sedikit tertegun mendengar penjelasan tersebut.Dengan penuh rasa penasaran, Sasha bertanya, "Penyebabnya apa, Dok?""Maaf, itu disebabkan oleh hubungan intim," jawab dokter dengan tenang."Dok, Melody itu janda dengan satu anak. Bagaimana mungkin dia merasakan nyeri hebat sampai bengkak, kecuali jika dia masih perawan?" sahut Sasha membantah penjelasan dokter."Begini, Bu Sasha," ujar sang dokter dengan tenang, "Nyeri iritasi yang mengakibatkan pembengkakan pada area kewanitaan bukan hanya dialami oleh wanita yang masih perawan. Wanita yang sudah lama menikah pun bisa merasakannya, terutama jika dalam hubungan in

    Last Updated : 2025-02-16
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 13. Lucunya Alea

    Arjuna baru saja menuruni anak tangga dan tercengang melihat Melody yang sedang menyiapkan sarapan di meja makan. Dengan langkah tergesa-gesa, Arjuna mendekat, dan raut wajahnya tampak menyimpan amarah."Bi! Semalam aku sudah menyuruhmu untuk menjaga Melody, kenapa sekarang dia ada di sini malah membantu pekerjaanmu?" ujar Arjuna dengan sorot mata tajam.Pelayan tua itu menundukkan wajah, jelas terlihat ketakutan yang menyelimuti dirinya. Tubuhnya sedikit bergetar, seolah tak mampu menahan beratnya kemarahan Arjuna."Tuan, saya yang memaksa. Karena saya sudah merasa pulih," jawab Melody dengan nada lembut, berusaha melindungi pelayan itu dari amukan Arjuna.Arjuna menghela napas kasar, matanya semakin membara. "Kembali ke kamar! Jangan buat semuanya menjadi berantakan!" serunya dengan suara yang keras, menambah ketegangan di ruangan itu."T-tapi Tuan, saya hanya membantu sedikit pekerjaan di rumah ini," sanggah Melody, suaranya penuh kecemasan, berusaha menjelaskan, namun takut menamb

    Last Updated : 2025-02-17
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 14. Garis Satu

    Seminggu kemudian...Melody berdiri di depan cermin kamar mandi, memegangi alat tes kehamilan yang sudah dipakai. Tangannya gemetar, napasnya terasa berat. Wajahnya pucat, lelah, dan matanya sayu, tak ada sinar harapan. Kecemasan menghantui tubuhnya, membuatnya terasa semakin berat.Di hadapannya, garis merah samar muncul, semakin jelas dan nyata. Namun, kegelisahan tumbuh dalam hatinya. "Bagimana ini?" pikirnya, tubuhnya kaku. Suara desakan Sasha di luar kamar mandi membayangi pikirannya, membuatnya semakin takut.Garis itu... satu garis saja... tidak ada tanda dua garis merah yang menyatakan kehamilan.Sepuluh detik berlalu, namun rasanya seperti berjam-jam. Tak ada yang berubah. "Negatif," bisik Melody dalam hati. Ia memandang alat tes itu dengan tatapan kosong, air matanya mulai mengalir. Sesuatu yang berat menekan dadanya, membuatnya sesak.Di luar kamar mandi, suara Sasha yang tak sabar makin terdengar jelas. "Ayo, cepat!" suaranya seolah semakin memaksa, menghancurkan kehening

    Last Updated : 2025-02-18

Latest chapter

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 62. Gagal Terkuak

    Alex terus membuntuti mobil Sasha, yang melaju seperti peluru di tengah malam. Mesin mobil meraung, ban menghantam aspal, dan lampu-lampu jalan memantul di kaca depan seperti kilatan mimpi buruk. Tapi Alex tak mengendurkan gas sedikit pun. Matanya fokus, napasnya cepat. Ia tak boleh kehilangan jejak—bukan sekarang.Setelah beberapa menit membelah jalanan kota dengan kecepatan tinggi, akhirnya mobil Sasha berbelok tajam dan masuk ke sebuah kompleks apartemen mewah. Alex segera mematikan lampu utama mobil dan menjaga jarak. Ia meraih ponselnya dan mulai merekam—semua harus terdokumentasi, ini bisa jadi bukti penting untuk Arjuna.Dari kejauhan, Alex melihat Sasha turun dari mobil. Mini dress cokelatnya berkibar ditiup angin malam, rambut panjangnya tampak berkilau di bawah cahaya lampu taman. Tapi yang membuat Alex terhenyak bukanlah penampilan Sasha—melainkan sosok pria yang menyambutnya di pintu utama. Lelaki itu tersenyum lebar, memeluk Sasha seolah mereka sudah lama saling mengenal,

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 61. Kembali Emosi

    "Alex, kamu awasi dia... kamu pantau terus. Urusan ke vila, aku bisa nyetir sendiri," suara Arjuna terdengar tegas, tapi ada getar halus di ujung kalimatnya—seperti seseorang yang menahan amarah atau justru menahan luka."Baik, Tuan," jawab Alex cepat sambil mengangguk. Nada suaranya tegas, tapi matanya sempat menatap Arjuna sejenak, seolah ingin memastikan... bahwa pria itu benar-benar baik-baik saja.Tanpa banyak tanya lagi, Alex segera berbalik. Langkahnya cepat dan penuh beban. Ia kembali ke rumah, bersiap menunggu Sasha pulang. Tapi kalau wanita itu tak juga muncul, Alex tahu betul ke mana ia harus pergi—kembali ke klub, kembali ke sumber semua masalah.Sementara itu, Arjuna melanjutkan perjalanan ke puncak. Jalanan berkelok diselimuti kabut tipis, tapi bukan kabut itu yang membuat pandangannya kosong. Senyum Alea di jok belakang terus mengembang, polos dan tanpa beban. Tapi Arjuna—dia justru membisu, tenggelam dalam pikirannya sendiri. Wajahnya keras, tapi sorot matanya... penuh

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 60. Bimbang

    "Jangan lama-lama pelukannya, kasihan bayi di perut Ibu..."Suara Alea yang polos namun tajam itu memecah keheningan. Arjuna dan Melody sontak terdiam, seolah tersengat kenyataan yang baru saja diucapkan gadis kecil itu. Suasana haru yang semula hangat mendadak berubah menjadi canggung dan tak menentu.Melody buru-buru menyeka air mata yang masih menggantung di pipinya, lalu menghampiri Alea yang sudah duduk manis di atas kasur. Arjuna yang sempat mematung, mencoba menenangkan gejolak di dadanya, kemudian menyusul dengan langkah pelan."Tuan Papah, kalau ketahuan Tante Macan bisa kena marah, loh," celetuk Alea, matanya menyipit, menyimpan kekonyolan yang tak pernah gagal menghidupkan suasana.Melody tersenyum kaku, lalu mengusap lembut lengan kecil Alea. "Alea, jangan bicara seperti itu, ya. Jangan panggil Nyonya Sasha dengan sebutan Tante Macan."Alea menatap ibunya sekilas, lalu melirik Arjuna dengan gaya seolah menyampaikan rahasia besar. Arjuna hanya mengangguk sambil tersenyum ti

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 59. Kebencian Kian Berkobar

    Sasha berlari naik tangga, napasnya memburu seiring dengan detak jantung yang tak karuan. Setiap langkah terasa berat, seperti menahan luapan emosi yang sudah tak bisa dibendung lagi. Matanya memerah, wajahnya tegang menahan amarah yang mendidih dalam dadanya.Begitu sampai di kamar, ia membuka pintu dengan kasar—BRAK!—dan langsung menghambur masuk. Hatinya bergemuruh, seolah dikhianati oleh seluruh dunia."BRENGSEK!!!" teriaknya lantang, nyaris histeris.Tangannya yang gemetar mulai mengobrak-abrik meja rias. Parfum, lipstik, sisir, dan botol skincare beterbangan ke lantai, berserakan bagai sisa-sisa hatinya yang hancur."Janda itu… Janda sialan itu… Dia benar-benar mau rebut Arjuna dariku!"PRANGG!Sebuah botol kaca dilemparnya ke cermin—kaca itu pecah, retakannya menjalar seperti jaring laba-laba, memantulkan wajah Sasha yang dipenuhi amarah dan luka. Matanya berkaca-kaca, tapi tak ada air mata—hanya kebencian yang membara.Ia menarik napas berat, mengambil tas dengan gerakan kasar

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 58. Terungkap Sebuah Perasaan

    Sasha terkejut, matanya membelalak lebar, dan sekejap rasa takut menguasai dirinya. Dengan cepat ia menyadari arti dari kata-kata Arjuna, sebuah kenyataan yang membuatnya terhenyak. Jika begini, maka semua rencananya untuk menguasai harta Arjuna akan sia-sia."J-jangan... Bukan begitu sayang, aku hanya khawatir kamu akan berpaling dariku, maafkan aku, sayang," suara Sasha terputus, hampir tenggelam dalam isak tangis, saat ia memeluk Arjuna dengan erat, seolah takut kehilangannya.Namun Arjuna hanya diam, wajahnya tetap dingin dan kosong. Tangan Sasha meremas pakaiannya, tapi pelukan itu tak mendapat respon. Ada perasaan aneh yang merayapi hati Arjuna, sebuah perasaan yang tak bisa ia nafikan. Meskipun bibirnya bungkam, hatinya tak bisa berbohong. Perasaan yang mulai tumbuh untuk Melody, untuk Alea—gadis kecil yang telah memberi warna baru dalam hidupnya—semuanya mulai menghantui pikirannya. Sasha tidak bisa lagi menjadi pusat dunia Arjuna."Alex,

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 57. Menusuk Relung Hati

    Dokter dan perawat di rumah sakit itu seolah membeku, terpaku dalam ketegangan mendalam mendengar ancaman yang keluar dari mulut Arjuna. Di sudut ruang yang sunyi itu, suasana menjadi sangat berat, setiap kata yang diucapkan menggantung di udara. Barata menggenggam erat pergelangan tangannya, napasnya tersengal. Wajahnya tampak berwarna merah marah. Sementara Arjuna, dengan wajah dingin, membantu Melody untuk duduk di kursi roda, perlahan-lahan."Barata, dengar baik-baik. Aku peringatkan, jangan ganggu Melody lagi. Kalau kau sekali lagi bertindak gila seperti ini, hidupmu akan hancur," ancam Arjuna, suaranya penuh ketegasan. Setelah berkata demikian, dia segera mendorong kursi roda dengan langkah cepat, meninggalkan ruang yang semula penuh amarah itu.Suripto, yang sejak tadi terdiam, maju perlahan, berusaha menahan Arjuna. Namun, Barata dengan gerakan cepat menarik pundak Suripto, menghentikan langkahnya."Tuan, kenapa Tuan biarkan Arjuna membawa Melody pergi?" tanya Suripto."Arju

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 56. Ketegangan di Rumah Sakit

    Barata akhirnya tiba di Rumah Sakit Kencana, suasana tegang langsung menyelimuti udara saat Suripto membuka pintu mobil dan membantunya mengangkat Melody yang terkapar lemas. Melody meronta, tubuhnya berusaha menolak, namun tak ada yang bisa menahan kekuatan dua pria yang kini memaksanya berjalan dengan paksa."Lepaskan saya... saya tidak mau kehilangan bayi saya... tindakan Tuan sudah melanggar batas!" teriak Melody, suara tenggelam dalam isak tangis yang tak tertahankan.Barata menatapnya, wajahnya penuh dengan tekad yang dingin. "Justru aku sedang menyelamatkan hidupmu, Melody. Bersamaku, kamu akan bahagia. Tidak ada lagi yang menghalangi kita. Kamu satu-satunya di hidupku. Bukan seperti Arjuna yang sudah punya istri," ucapnya dengan suara serak, penuh pengaruh.Melody menatap Barata dengan tatapan penuh kebencian, namun tubuhnya terasa lemah dan tak mampu melawan lagi. Langkahnya dipaksa menuju ruang dokter kandungan, dan sekelompok perawat serta dokter yang ada di dalam ruangan i

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 55. Menemukan Alea

    Arjuna kini telah sampai di kediaman Barata. Langkahnya terburu-buru, seolah waktu sedang mengejarnya, ingin segera membawa pulang Melody dan Alea yang entah di mana. Di belakangnya, Alex mengikutinya dengan cermat, matanya tak pernah lepas mengawasi Arumi, memastikan wanita itu tak akan sempat kabur."Melody! Alea!" Teriakan Arjuna membelah kesunyian saat ia mendobrak pintu rumah Barata dengan tangan yang gemetar, hatinya dipenuhi kegelisahan yang memuncak.Namun, rumah Barata tampak sunyi, sepi. Teriakannya hanya bergema, menggantung tanpa ada balasan, seperti tak ada yang mendengarnya. Arjuna melangkah lebih dalam, menyusuri setiap sudut rumah yang hening."Alea! Melody! Dimana kalian?!" Teriak Arjuna sekali lagi, suaranya mulai serak, penuh cemas."Tuan, sepertinya rumah ini sudah kosong," ujar Alex dengan nada datar, namun matanya tajam, mengawasi setiap gerak gerik Arumi yang ada di dekatnya.Arjuna, yang semakin gelisah, mendekatkan diri kepada Arumi dengan tatapan yang membaka

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 54. Semakin Terdesak

    Dalam kesunyian yang mencekam, Melody masih terjaga, menahan rasa sakit yang menyiksa tubuhnya. Mentari perlahan mulai terbit, namun tak ada kehangatan yang bisa menyentuh hatinya. Setiap gerakan terasa seperti siksaan, perutnya masih berdenyut penuh rasa nyeri yang tak kunjung reda. Ia ingin melarikan diri, tapi ada satu hal yang menghantui pikirannya yakni Alea. Putri kecilnya itu masih dalam kendali Barata, dan Melody tak bisa meninggalkannya begitu saja.Dengan susah payah, Melody mencoba bangkit. Tubuhnya limbung, seolah tak memiliki kekuatan sama sekali. Setiap gerakan hanya menambah rasa sakit yang teramat dalam, membuatnya harus membungkuk untuk menahan agar tak jatuh. Namun, sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, terdengar suara pintu yang terbuka perlahan, disusul langkah kaki yang menghampiri."Selamat pagi, Nona," suara itu terdengar datar dan tanpa emosi, namun ada sesuatu yang mencurigakan dalam nada suara itu.Melody tersentak, kebingungan. "Ibu siapa?" tanyanya denga

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status