The Billionaire Chasing Cinderella (Bahasa Indonesia)

The Billionaire Chasing Cinderella (Bahasa Indonesia)

last updateTerakhir Diperbarui : 2022-07-22
Oleh:  MiafilyTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
20 Peringkat. 20 Ulasan-ulasan
30Bab
13.4KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Achazio adalah pria yang sempurna. Wajah tampan, tubuh proporsional, otak cerdas, harta berlimpah semuanya ia miliki. Namun, hingga usianya menginjak tiga puluh enam tahun, ia belum bertemu dengan satu pun wanita yang mampu menggerakkan hatinya. Hingga suatu hari, ia bertemu dengan seorang gadis menarik. Terdengar klise, tetapi Achazio mengakui jika dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama pada gadis itu. Aio jatuh cinta pada Tessa, mahasiswi berusia dua puluh satu tahun yang sudah terbiasa mengalah dan berkubang dalam luka. Gadis itu berbeda, sekaligus terasa familier bagi Aio karena memiliki cukup banyak kemiripan dengan sang adik bungsu. Sayangnya, Tessa tidak memberikan respon terlalu baik untuk Aio. Namun, itu bukan masalah bagi Aio. Karena apa pun yang ia inginkan, pada akhirnya pasti akan ia dapatkan. “Kakak bukan kakak kandungku atau pacarku, jadi berhenti untuk mengatur hidupku!”—Tessa Aretina Heidi “Aku memang bukan keduanya. Tapi aku bisa lebih menjadi keduanya. Aku bisa menjadi suamimu. Kau setuju?”—Achazio Riutha Dawson

Lihat lebih banyak

Bab 1

1. Pertemuan Pertama

Vania—sang nyonya rumah di kediaman Heidi—memberikan isyarat pada putrinya Elena untuk mengikutinya. Elena yang mengerti, segera melangkah mengikuti langkah ibunya dengan senang hati. Elena melirik kotak berisi gaun dari desainer terkenal di tangan ibunya. Elena mengerucutkan bibirnya dan mengeluh, “Kenapa Bunda menyiapkan gaun secantik itu untuknya? Harusnya, Bunda menyiapkan gaun cantik hanya untukku. Malam ini, aku harus terlihat lebih baik daripada siapa pun.”

Vania menatap putrinya yang cantik sembari mengulum senyum. “Bukan Bunda yang menyiapkan gaun ini, Elena. Ayahmu yang menyiapkannya. Toh, gaun yang kau kenakan terlihat lebih cantik. Dengan gaun yang kau kenakan, jelas kau lebih cantik daripada siapa pun di rumah ini. Tidak perlu mencemaskan apa pun,” ucap Vania sembari menenangkan putrinya.

Elena memang terlihat sangat cantik dengan gaun malam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sempurna. Elena sendiri memanglah seorang model yang harus memperhatikan dan mempertahankan bentuk tubuhnya agar tetap sempurna di hadapan kamera. Suatu kebanggaan bagi Elena karena dirinya memiliki wajah cantik dan tubuh yang sempurna hingga sanggup memesona siapa pun dengan mudahn. Namun, malam ini Elena lebih berusaha untuk merias dirinya, mengingat tamu yang akan datang untuk makan bersama dengan keluarganya. Elena berupaya menjadi pusat perhatian. Karena itulah, Elena agak terganggu dengan gaun cantik yang dibawa oleh sang bunda, yang rasanya akan membuat rencananya terganggu.

Vania mengetuk sebuah pintu dan membukanya. Lalu seorang gadis yang terlihat masih lusuh karena kelelahan terihat berbaring dengan kaki menjuntai di tepi ranjang. Elena yang melihat gadis itu seketika mengernyitkan kening. “Aku akan benar-benar malu jika memperkenalkanmu sebagai adikku,” ucap Elena.

Gadis manis itu pun bangkit dan berkata, “Seperti Kakak pernah memperkenalkan Tessa pada teman Kakak saja.”

Ya, gadis manis tersebut bernama Tessa Aretina Heidi. Putri bungsu di keluarga Heidi, dan adik tiri dari Elena. Benar, Tessa dan Elena adalah saudari tiri. Jika Elena adalah putri kandung Vania, maka Tessa adalah putri kandung dari Galih Heidi sang kepala keluarga yang tak lain adalah pemilik perusahaan Heidi yang bergerak dalam bidang produk pangan. Meskipun terlihat akur ketika Galih berada di tengah-tengah mereka, dua saudari tiri itu sama sekali tidak terlihat seperti saudara ketika hanya ada Vania di sana. Vania sendiri tidak mempermasalahkan perselisihan tersebut. Ia malah mendukung putri kandungnya untuk melakukan apa pun yang ia inginkan. Elena sendiri sangat tidak menyukai Tessa. Padahal, Tessa sendiri tidak pernah mengganggu Elena. Malah sebaliknya, Elena yang selalu mengganggu Tessa.

Perawakan Tessa sendiri, sangat berbeda dengan Elena. Jika Elena memiliki tubuh semampai yang ramping sebagai seorang model yang tengah naik daun, maka Tessa memiliki tubuh yang mungil. Tessa memiliki rambut sepunggung yang tipis berwarna hitam kelam, serta tinggi badan yang mungkin hanya mencapai seratus enam puluh sentimeter. Tentu saja, ia kalah tinggi dari Elena yang seorang model. Tessa juga jarang berias, dan membuat Elena sering kali mencela penampilannya yang sangat sederhana. Siapa pun yang melihat Tessa, pasti tidak akan menyangka jika Tessa adalah putri dari seorang pengusaha.

Elena menatap jengkel pada Tessa yang barusan mengatakan sesuatu yang terdengar menyebalkan. Saat Elena akan mengatakan kekesalannya, Vania pun mengiterupsi. Ia memberikan kotak gaun pada Tessa dan berkata, “Cepat bersiap. Kita akan kedatangan tamu.”

Tessa menerimanya dan bertanya, “Kita akan malam bersama?”

“Benar. Jadi berdandanlah dengan layak walaupun sulit. Jangan terlihat menyedihkan,” ucap Vania lalu berbalik pergi diikuti oleh Elena yang tidak mengatakan apa pun. Tessa sendiri menghela napas. Ia baru pulang kuliah, dan merasa sangat lelah. Rasanya, ia benar-benar malas untuk mengikuti acara sepeti itu. Namun, perut Tessa sendiri berbunyi keras.

“Ya, setidaknya aku menghadiri acara itu untuk mengisi perut,” ucap Tessa lalu dengan riang segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

***

Elena tidak bisa melepaskan pandangannya dari pria yang saat ini duduk di seberangnya. Pria itu memiliki netra tajam yang berkilauan seperti galaksi dan rambut sekelam warna langit malam. Wajahnya juga tidak kalah indah, tampak terpahat sempurna. Seakan-akan ingin membuktikan jika sosoknya diciptakan oleh Tuhan dengan sangat sempurna. Elena melirik ayahnya yang mulai memperkenalkan anggota keluarga. Galih—ayah tiri Elena—menunjuk Vania dan berkata, “Seperti yang sudah kau ketahui, dia adalah istri Om, Vania.”

“Selamat malam Nyonya Heidi,” ucap pria itu dengan senyum formal.

“Ah, tidak perlu bertindak terlalu formal. Karena kau memanggil suamiku Om ketika di luar pekerjaan, maka panggil aku Tante saja,” ucap Vania ramah.

Pria itu mengangguk. Galih pun beranjak memperkenalkan putri sulungnya dengan berkata, “Lalu di sana ada putri sulungku, Elena. Dia bekerja sebagai seorang model. Sepertinya awal tahun ini dia juga pernah bekerja untuk iklan salah satu perusahaanmu.”

Pria itu menatap Elena dengan tajam dan berkata, “Entahlah, aku tidak mengingatnya, Om.”

Elena yang mendengar hal itu sama sekali tidak melepaskan kesempatan emas dan berkata, “Itu wajar saja, karena Anda pasti bertemu banyak orang penting dan sibuk mengerjakan banyak hal. Tapi, saya bisa mengenalkan diri kembali. Saya, Elena Heidi, Tuan Achazio.”

Benar, lawan bicara Elena saat ini adalah Achazio Riutha Dawson. Putra sulung dari keluarga Dawson yang jelas memiliki nama besar mengikuti jejak kedua orang tuanya. Sejak dulu, Elena sudah menantikan kesempatan untuk bertemu dan bertatap muka dengan pria ini. Achazio atau yang lebih dipanggil sebagai Aio oleh orang-orang terdekatnya itu, hanya mengangguk tipis dan berkata, “Senang bertemu dengan Anda, Nona.”

Tampaknya, Aio tidak berniat memiliki kedekatan apa pun dengan Elena. Karena itulah, jika dengan Vania dan Galih dirinya bisa berbicara dengan santai, maka dengan Elena berbeda. Ia memasang tembok pembatas yang berisi peringatan jika dirinya tidak boleh melewati batasan yang sudah ia tetapkan. Elena menyadari hal itu dan berusaha untuk menahan kedutan pada sudut bibirnya yang tertarik menjadi sebuah senyuman manis. Jika ia ditolak, maka itu hanya akan membuat Elena semakin tertantang untuk menaklukannya Aio.

Galih pun melirik kursi yang dipersiapkan untuk putri bungsunya. Ia berbisik pada Vania, “Apa, Tessa belum selesai?”

Vania tersenyum dan menjawab, “Sepertinya, Tessa terlalu lelah setelah pulang kuliah, ia langsung tertidur. Aku tidak tega membangunkannya.”

Mendengar jawaban tersebut, Galih pun menghela napas panjang. Putrinya satu itu, memang selalu sibuk dengan kegiatan sekolahnya, dan sering kali pulang terlambat dengan keadaan kelelahan. Jadi, Galih menganggap jika kejadian kali ini sangat wajar. Ia berkata pada Aio, “Putri bungsuku sepertinya tertidur karena kelelahan. Jadi, Om tidak bisa mengenalkannya padamu. Tapi, seperti yang Om pernah katakan padamu, Tessa itu mirip dengan adik bungsumu. Selain seumuran, mereka juga memiliki tingkah manis yang mirip.”

“Wah, kalau begitu sayang sekali, aku tidak bisa berkenalan dengannya di kesempatan ini,” ucap Aio tampak tidak terlalu peduli.

Reaksinya itu jelas disukai oleh Elena yang memang sudah sangat tertarik pada Aio. Galih pun memulai acara makan malam. Elena berulang kali berusaha menarik perhatian Aio, tetapi Aio sama sekali tidak menanggapi. Hingga, di satu titik Aio pun undur diri sejenak untuk mengangkat telepon. Elena segera memasang ekspresi kesal karena Aio yang terus mengabaikannya. Galih yang melihat hal itu berbisik pada putrinya, “Elena, tenanglah. Aio bisa-bisa melarikan diri karena melihat kamu terlalu agresif mendekatinya. Putri Ayah sangat memesona, bersikaplah seperti biasanya, dan pesonamu pasti akan lebih terlihat.”

Sementara itu, Tessa yang dikira oleh Galih sudah benar-benar tidur, tampak kesal karena kelaparan. Ia tidak bisa mengikuti acara makan malam bukan karena tidur, tetapi karena dirinya dikuci dari luar. Tessa tidak bisa keluar kamar karena ia tidak memiliki kunci kamarnya. “Menyebalkan, padahal aku hanya ingin makan,” ucap Tessa lalu melangkah menuju balkon sembari menghentak-hentakkan kakinya dengan kasar.

Ini bukan kali pertama Tessa diperlakukan seperti ini oleh ibu dan kakak tirinya. Namun Tessa sama sekali tidak terbiasa. Apalagi, jika sikap tidak adil ini berkaitan dengan masalah makanan. Tessa sangat sensitif dengan masalah perutnya. Tessa menendang-nendang pembatas balkon yang memiliki celah. Tepat saat itulah, salah satu sepatunya yang memiliki hak pendek itu terlepas dan jatuh. Tessa memekik pelan, dan pekikan tersebut ternyata mendapat sahutan geraman yang cukup menyeramkan. Tessa yang tampak cantik dengan gaun pilihan ayahnya, segera melongok dan memeriksa sepatunya yang jatuh tepat menimpa seorang pria yang tidak Tessa kenali. Pria itu memegangi sepatu milik Tessa dan mendongak, menatap Tessa dengan tajam.

Tessa begidik ngeri. Namun, Tessa melontarkan sebuah pertanyaan yang membuat binar geli tiba-tiba menghiasi netra tajam yang menatapnya tersebut, “Om, sepatu Tessa enggak papa, kan?”

Pemilik netra yang tak lain adalah Aio tersebut menyunggingkan senyum tipis yang tak kasat mata. Ia pun bergumam karena mengingat sosok adiknya, “Ternyata perkataan Om Galih benar. Kalian benar-benar mirip. Tingkah aneh kalian sama persis.”

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Puteri
Good story ......️...️
2022-08-01 12:17:40
0
user avatar
Ririe TU'mel
lanjut seru nih
2021-11-30 09:33:43
0
user avatar
Apriliaintans
cerita si kembar abc yaa😍
2021-06-27 23:23:10
0
user avatar
Maxi Maru
keep good work¡
2021-06-12 16:57:52
0
default avatar
Adi80
Jalan cerita yang agak bagus dan plot cinedrella zaman moden
2021-05-13 13:20:11
1
user avatar
Adelina Lopes
the story is really good
2021-04-25 02:26:55
1
user avatar
Adelina Lopes
it's really a good book read. the story it's like a real one
2021-04-24 08:56:36
0
user avatar
ummu jhiju
ditunggu kelanjutannya yaa
2020-12-31 15:02:15
0
user avatar
Barra Della
mimi ceritanya bagus semangat
2020-12-30 07:28:10
0
user avatar
riskandria06
Semangat ngelanjutinnya ya🥰
2020-12-26 15:57:23
1
user avatar
Emilia Nur Sya'bana
keren banget ceritanya🤩👍
2020-12-24 15:00:51
1
user avatar
Apriliaintans
Yeay kisah ABC😍
2020-12-21 17:23:50
1
user avatar
Andriano Pras._
lanjut😊👍👍👍
2020-11-25 07:05:28
0
default avatar
lian.saputri
update lago dunk thor
2020-11-14 14:53:57
0
user avatar
Reynhie Sido
ceritanya bagus, tpi sayang up nya setahun sekali. ?
2020-11-13 19:44:00
0
  • 1
  • 2
30 Bab
1. Pertemuan Pertama
Vania—sang nyonya rumah di kediaman Heidi—memberikan isyarat pada putrinya Elena untuk mengikutinya. Elena yang mengerti, segera melangkah mengikuti langkah ibunya dengan senang hati. Elena melirik kotak berisi gaun dari desainer terkenal di tangan ibunya. Elena mengerucutkan bibirnya dan mengeluh, “Kenapa Bunda menyiapkan gaun secantik itu untuknya? Harusnya, Bunda menyiapkan gaun cantik hanya untukku. Malam ini, aku harus terlihat lebih baik daripada siapa pun.”Vania menatap putrinya yang cantik sembari mengulum senyum. “Bukan Bunda yang menyiapkan gaun ini, Elena. Ayahmu yang menyiapkannya. Toh, gaun yang kau kenakan terlihat lebih cantik. Dengan gaun yang kau kenakan, jelas kau lebih cantik daripada siapa pun di rumah ini. Tidak perlu mencemaskan apa pun,” ucap Vania sembari menenangkan putrinya.Elena memang terlihat sangat cantik dengan gaun malam yang memperlihatkan lekuk tubuhnya yang sempurna. Elena sendiri memanglah seoran
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-06
Baca selengkapnya
2. Calon Kakak Ipar
Mendengar keributan di taman, Galih pun beranjak dari ruang makan dan terkejut melihat putrinya yang tengah bergelayut di pembatas balkon. “Astaga, Tessa! Kenapa kamu seperti itu? Berbahaya, kembali ke tempat yang aman!” seru Galih.Seruan tersebut membuat Vania dan Elena beranjak mengikuti Galih. Keduanya merasa kesal karena Tessa yang terlihat muncul dengan kondisi cantik, merusak rencana yang sudah mereka susun. Perkiraan Tessa memang benar. Keduanya yang mengunci Tessa di dalam kamar, agar Aio tidak bisa bertemu dengan Tessa. Hal itu dilakukan, agar Aio hanya fokus dan jatuh hati pada Elena yang cantik. Namun, Tessa malah merusak semua usaha yang sudah dilakukan oleh ibu dan anak itu. “Iya, Ayah!” jawab Tessa sedikit berseru.Galih pun menatap Vania dan berkata, “Bawa Tessa turun.”Vania beranjak melaksanakan apa yang diminta oleh suaminya. Sementara itu, Elena menatap Aio dan melihat kening pria tampan itu yang berubah me
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-12
Baca selengkapnya
3. Meminta Restu
Meskipun agak terkejut, Galih pun segera menyambut kedatangan Aio yang mengunjungi kantornya. Ia pun mempersilakan Aio untuk duduk dan meminta sekretarisnya unutuk menyiapkan teh untuk mereka. Mereka berbincang ringan sebelum sekretaris Galih kembali dan menyajikan teh yang diminta oleh Galih. Setelah ditinggalkan berdua dengan Aio, barulah Galih mempertanyakan alasan kedatangan Aio. Bagi Galih, kedatangan Aio tanpa janji seperti ini di luar kebiasaan Aio. Pria muda di hadapannya itu sangatlah sibuk mengurus kerajaan bisnis keluarganya hingga sulit untuk meluangkan waktu. Pasti kedatangan Aio membawa hal yang penting.“Jadi apa yang membawamu datang ke mari, Aio? Apa aku harus memanggilmu sebagai Tuan Achazio?” tanya Galih mempertanyakan apakah Aio datang untuk masalah kerjasama mereka sebagai rekan bisnis, atau Aio datang dengan membawa masalah pribadi.Aio yang mengerti hal itu pun menyunggingkan senyum tipisnya. Mereka memang sudah menjadi rekan bisnis s
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-12
Baca selengkapnya
4. Rencana Dimulai
Tessa berdiri di tepi jalan, menunggu ojek online pesanannya. Ia mendongak dan menghela napas karena dirinya sudah hampir setengah jam berdiri di bawah terik matahari karena ojek online pesanannya selalu dibatalkan. Jika tahu begini, Tessa akan memilih untuk berangkat pagi, walaupun kelas pertamanya berlangsung siang hari. Karena lebih baik dirinya menghabiskan waktu di perpustakaan yang nyaman dan dingin, daripada harus berdiri di bawah terik matahari seperti ini. Tentu saja bukan untuk belajar, tetapi untuk tidur. Tessa, sudah membagi waktunya dengan baik. Ia memiliki jam belajar yang cukup dan tidak perlu ditambah lagi, atau dirinya akan sakit kepala.Merasa putus asa karena pesanan ojek online-nya kembali dibatalkan, Tessa pun terpikirkan untuk menghubungi temannya yang juga satu jurusan dan satu kelas dengannya. Saat Tessa menunduk dan sibuk mengirim pesan, Tessa melonjak terkejut saat mendengar suara kelakson mobil mewah yang berhenti tepat di hadapann
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-12
Baca selengkapnya
5. Kecemburuan Elena
Walaupun tahu jika saat ini dirinya harus segera mandi dan bersiap untuk pergi kuliah, mengingat jika dirinya memiliki kelas di pagi harim Tessa benar-benar terlihat enggan untuk beranjak dari ranjangnya yang nyaman. Rasanya, Tessa ingin tetap di sana seharian. Selain karena merasa lelah karena ia bekerja hingga cukup malam, alasan lainnya adalah dirinya sudah mendapatkan pesan beruntun dari seseorang yang sangat tidak ingin Tessa temui dalam waktu dekat, atau lebih tepatnya tidak ingin Tessa temui selamanya. Siapa lagi jika bukan Aio. Rasanya Tessa benar-benar ingin memukul wajah tampan yang selalu berekspresi menyebalkan itu.Meskipun masih merasa enggan, pada akhirnya Tessa beranjak untuk membersihkan diri dan bersiap untuk berangkat kuliah. Karena Tessa tidak berias seperti gadis yang lainnya, Tessa tidak membutuhkan waktu terlalu lama untuk bersiap. Ia hanya memerlukan pelembab bibir, dan bedak tabur untuk merias wajahnya dan mengikat rambutnya tinggi-tinggi dengan rapi.
last updateTerakhir Diperbarui : 2020-10-12
Baca selengkapnya
6. Pertengkaran
“Jangan cemberut seperti itu, seperti biasanya Bunda akan memastikan jika ayahmu akan berpihak pada kita. Selain itu, Bunda juga akan memastikan jika Aio pada akhirnya akan menjadi milikmu,” ucap Vania saat sudah mendengarkan cerita dari Elena, bahwa selama ini ternyata Tessa diantar jemput oleh Aio. Dengan kata lain, Tessa dan Elena sering kali berhubungan.Tentu saja Vania merasa jengkel. Bagaimana bisa Aio tertarik pada Tessa? Padahal jika dibandingkan dengan Elena, tentunya Tessa kalah telak. Menurut Vania, Elena lebih cantik dan elegan daripada Tessa yang terlihat belum bisa mengurus dirinya sendiri. Atau mungkin saja, Tessa yang menggoda Aio demi hidup nyaman dan bergelimang harta di tengah keluarga Dawson yang terkenal dengan kekayaan mereka. Bagi Vania, Tessa sangat tidak tahu malu.Elena yang mendengar hal itu pun senang bukan main. Karena ia sendiri tahu, ibunya selalu menepati apa yang ia katakan. Ibunya memiliki segudang ide untuk mendapatkan ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya
7. Menjaga Jarak
Haikal menempelkan kemasan minuman dingin pada pipi Tessa yang terlihat murung. Hal tersebut membuat Tessa berjengit dan memukul tangan Haikal yang tertawa karena berhasil mengerjai Tessa. Tentu saja Tessa menggerutu karena sikap Haikal yang jail itu. Sejak mereka kecil, Haikal selalu saja memiliki tingkah jail untuk menggoda dan membuatnya tertawa. Sayangnya, kali ini Tessa tidak bisa tertawa karena lelucon yang diberikan oleh Haikal.Sebelumnya, Haikal berharap jika usahanya menggoda dan membelikan Tessa minuman kesukaan sahabtnya itu bisa membuat suasana hati Tessa. Namun, pemikiran Haiklah tersebut terpatahkan karena Tessa masih terlihat murung. Haikal pun bertanya, “Apa yang terjadi? Kenapa wajahmu terihat murung seperti itu?”Namun, Tessa menggeleng. Tidak berniat untuk menceritakan masalah yang mengganggunya. Haikal memang sahabat yang sudah sangat ia percaya. Tessa bahkan tidak ragu untuk berbagi rahasia dengan sahabatnya itu. Namun, untuk masalah i
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya
8. Tidak Percaya
Tessa melangkah berjinjit, dan mengintip dari balik bangunan gedung kampusnya. Hari ini, Tessa mendapat libur dari semua tempat kerjanya, dan kebetulan bisa pulang lebih cepat. Saat ini, Tessa berusaha untuk memastikan jika Aio tidak ada di depan kampusnya dan menunggu kepulangannya. Mungkin, saat berhadapan terakhir kalinya dengan Aio, Tessa masih belum sadar sepenuhnya, dan belum merasa malu.Namun sekarang berbeda. Dengan pikiran jernih, Tessa merasa begitu malu karena tingkahnya sendiri yang marah, dan meluapkan semua kemarahannya itu pada Aio hingga dirinya menangis. Itu sungguh memalukan dan Tessa tidak ingin bertemu dengan Aio. Bagaimana bisa dirinya lepas kendali seperti itu? Ia bahkan menangis seperti anak kecil di dalam pelukan Aio. Membayangkannya saja sudah membuat Tessa begidig dibuatnya.“Tessa?”“Astaga!” Tessa berjengit terkejut dan berbalik untuk melihat siapa yang menepuk bahunya.Tessa menghela napas leg
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya
9. Kemarahan Aio
“Apa?” tanya Aio memukul meja kerjanya dengan keras dan membuat dewan direksi yang tengah rapat dengannya tersentak karena terkejut.Mereka berusaha untuk tetap tenang. Apalagi saat ini, Aldi sang asisten Aio yang bisa mereka andalkan untuk menenangkan Aio tengah tidak berada di sana. Benar, Aldi tidak berada di sana karena mendapatkan tugas khusus dari Aio untuk mengantarkan Tessa ke kampus. Setidaknya, Aio ingin memastikan jika Tessa bisa sampai ke kampus dengan selamat dan aman, walaupun dirinya tidak bisa bertemu langsung dengan Tessa.Aio sadar Tessa masih merasa malu karena sempat menangis dan mengungkapkan isi hatinya. Jadi Aio berusaha untuk memberikan waktu bagi Tessa. Selain itu, Aio juga harus menghadiri rapat dengan dewan direksi mengenai masalah perusahaannya. Namun, Aio ternyata mendapatkan kabar yang tidak menyenangkan dari Aldi.Karena itulah, Aio memilih untuk menutup teleponnya dan berkata, “Rapat ini kutunda. Coba cari solusi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya
10. Mencari Tessa
Jika Haikal dan Aio tengah berusaha untuk mencari keberadaan Tessa, maka Tessa sendiri tengah berusaha untuk memulai kehidupannya yang baru. Tessa kini sudah berada di sebuah desa yang tentu saja jauh dari jangkauan orang-orang yang ia kenal. Bermodalkan uang yang tersisa di dalam tabungannya, dan menjual beberapa benda berhaga yang ia miliki, Tessa memilih untuk pergi sejauh mungkin, dengan memantapkan hati memutuskan semua hubungannya dengan masa lalu. Tessa tahu, jika hal ini hanyalah sikap pengecut. Ia hanya lari dari lukanya. Namun, ini adalah langkah paling tepat yang bisa Tessa lakukan saat ini.Tessa sadar, keputusannya ini mungkin sangat gegabah. Ia mengambil keputusan untuk benar-benar keluar dari rumah bahkan memutuskan hubungannya dengan sang ayah, karena dipengaruhi oleh rasa marah yang membuatnya merasa sesak. Benar, Tessa marah. Bukan hanya marah, ia juga merasa sangat kecewa, karena ayah yang seharusnya menjadi orang terakhir yang berada di sisinya, kini malah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-04-27
Baca selengkapnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status