Share

Bab 3. Proses Bayi Tabung

last update Dernière mise à jour: 2025-01-25 21:26:04

Pembantu di rumah Arjuna mengetuk pintu kamar Melody dengan suara lembut namun tegas, "Nyonya Sasha dan Tuan Arjuna sudah menunggu, Nona."

Melody yang terburu-buru segera bergegas membangunkan Alea dan menitipkannya pada pembantu. Ia mencium kening anaknya dengan lembut, "Alea, Ibu akan segera kembali."

"Seharusnya kamu bersiap lebih awal," kata Sasha, suaranya dingin dan penuh tekanan. "Apa kamu tidak mengerti arti disiplin?"

Melody menundukkan kepala, wajahnya dipenuhi ketegangan. Kata-kata itu menghujamnya, tetapi ia tidak mampu membalas tatapan tajam Sasha. Perasaan cemas semakin menghimpit hatinya.

“Ma–maaf, Nyonya,” kata Melody lirih.

Sasha hanya berdecak, lalu melangkah lebih dulu. Jelas ia ingin semua ini cepat dilakukan dan cepat mendapat hasil.

****

Setibanya di rumah sakit, perasaan campur aduk menyelimuti mereka bertiga. Melody, yang akan menjalani pemeriksaan kesehatan rahim, tampak cemas namun berusaha tegar. Ini adalah langkah besar dalam perjalanan mereka—Melody bersedia menjadi ibu pengganti untuk anak Arjuna dan Sasha, dan ia merasakan beban yang berat.

Sasha dan Arjuna menjalani prosedur pengambilan sel telur dan sperma untuk IVF. Sasha melalui aspirasi folikel, sementara Arjuna mengumpulkan sampel sperma yang akan diperiksa kualitasnya. Meski cemas, keduanya bertekad untuk memiliki anak dengan cara ini, berharap proses ini berjalan lancar.

"Kondisi rahim Nyonya Melody sangat baik. Tidak ada tanda-tanda infeksi, fibroid, atau kelainan lainnya. Anda bisa tenang," ujar dokter, mencoba menenangkan.

Melody menatap dokter, tapi suara Sasha memecah ketenangan. "Apa dokter yakin? Aku hanya tidak ingin rahimnya menyimpan banyak bakteri atau virus," katanya dengan nada yang tajam, seraya melirik Melody dengan pandangan penuh kecemasan.

Hati Melody terasa perih mendengar ucapan yang pedas itu. Ia menahan napas, mencoba untuk tidak membiarkan kata-kata Sasha menghancurkan keinginannya untuk tetap kuat.

"Anda tidak perlu khawatir, kondisi rahim Melody bersih dan sangat siap untuk segera mengandung," jawab dokter dengan meyakinkan.

"Baiklah, bagaimana dengan program bayi tabung yang akan kami jalani, Dok?" tanya Sasha, berusaha tetap fokus.

"Ini adalah bagian dari program fertilisasi in-vitro, atau IVF. Sel telur yang berhasil diambil dari Sasha dan sperma dari Arjuna akan diuji dan dibuahi di luar tubuh, di laboratorium," jelas dokter dengan tenang. "Proses ini memberikan kesempatan besar bagi pasangan yang kesulitan hamil secara alami."

Dokter melanjutkan, "Kualitas sel telur dan sperma sangat penting. Kami akan terus memantau keduanya untuk memastikan hasil yang terbaik. Jika keduanya sehat dan berkualitas, kemungkinan keberhasilan akan lebih tinggi."

Melody mendengarkan, meskipun sebagian besar penjelasan itu masih terasa asing baginya.

Perasaan cemas kembali merasuki dirinya. Beban yang ia rasakan semakin berat, seolah seluruh tanggung jawab untuk keberhasilan proses ini ada di pundaknya. Ia menatap kosong, mencoba menenangkan dirinya, namun rasa takutnya semakin menguasai.

Melody masih tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan ini padanya. Hal seperti ini tentu saja bukan sesuatu yang remeh dan tidak memiliki resiko besar di masa depan.

“Dokter yakin kan kalau pertumbuhan janin masih akan baik meskipun dilakukan di rahim yang berbeda?” tanya Arjuna dengan wajah serius.

“Tentu. Selama rahim itu sehat dan pemilik tubuhnya bisa menjaga pola hidupnya dengan baik, tidak akan menjadi masalah. Kami juga tentunya akan selalu mengawasi perkembangan janin ketika sudah dimasukkan ke dalam rahim. Bapak, tidak perlu khawatir,” jelas Dokter dengan senyum di wajahnya.

Mendengar itu, Melody kembali bertanya-tanya, mungkinkah Arjuna sebenarnya juga tidak ingin melakukan langkah ini?

Namun, Melody tidak punya hak apapun selain patuh dan mengikuti mereka.

"Baik, Dok, terima kasih untuk penjelasannya," ujar Sasha yang langsung berdiri dari tempat duduk.

"Sama-sama, kami akan mengabari, jika hasilnya sudah keluar," ujar sang Dokter.

Saat mereka keluar dari ruang pemeriksaan, Sasha terus mengamati Melody, tatapannya begitu tajam hingga tak lama kemudian Sasha membuka pembicaraan.

"Melody, kami sangat berharap padamu. Jika program bayi tabung itu berhasil, tolong jaga dengan sepenuh hati benih cinta kami nantinya, jika benih itu berhasil tertanam dalam rahimmu," ujar Sasha, matanya penuh harapan, menatap Melody dengan penuh emosi.

Melody hanya bisa terdiam dan mengangguk, pikirannya berputar. Kenapa Sasha menolak untuk hamil dan melahirkan? Sebuah pertanyaan yang semakin mengguncang hatinya.

Sementara Arjuna, meskipun di luar ia terlihat begitu tenang, di dalam dirinya juga ada keraguan dan kecemasan lain. Namun, ia tidak bisa mengungkapkannya.

****

Keesokan paginya, sarapan khas Skotlandia terhidang di meja—jeroan domba dengan bawang dan rempah. Melody merasa mual dengan aroma kuat yang asing, berusaha tetap tenang meski perutnya terasa bergejolak.

Sasha yang duduk di ujung meja menatapnya tajam dan berkata dengan nada datar, "Kamu harus terbiasa dengan hidangan seperti ini, Melody. Ini adalah bagian dari tradisi keluarga kami."

Melody hanya mengangguk, meski perutnya berontak menolak makanan itu. Sementara itu, Alea yang duduk di sebelahnya menatap piringnya dengan ragu. Ia memandang jeroan domba itu dengan penuh kebingungan, lalu menggelengkan kepala.

"Aku nggak mau makan ini, Ibu," kata Alea pelan, matanya berkaca-kaca.

Melody mengusap punggung tangan putrinya, berusaha menenangkan, "Gak apa-apa, Alea. Coba sedikit saja."

Namun, Alea hanya mengambil sepotong roti, menolaknya dengan lembut dan tegas.

Sasha yang melihat itu tampak tidak sedikit kesal. “Jangan pilih-pilih makanan.”

Sementara Arjuna tidak begitu banyak bicara, seolah tidak peduli dengan apa yang terjadi. Namun, tak lama kemudian terdengar suara dering ponsel milik Arjuna, lalu ia meninggalkan meja makan untuk mengangkat telepon.

"Selamat pagi, Pak Arjuna," suara dokter terdengar di seberang sana. "Kami ingin menginformasikan bahwa kami telah melakukan evaluasi terhadap sampel sperma Anda. Sayangnya, kualitas sperma yang kami ambil tidak memenuhi standar yang dibutuhkan untuk proses pembuahan."

Hati Arjuna langsung berdebar. Ia terdiam sesaat, mencoba mencerna kabar yang baru saja diterimanya.

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Related chapter

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 4. Semakin Tidak yakin

    Setelah menerima kabar melalui telepon, Arjuna, Sasha, dan Melody kembali ke rumah sakit untuk menyelidiki lebih lanjut penyebab kegagalan kualitas sperma Arjuna dalam mencapai tahap fertilisasi."Jadi, hasil dari analisis kualitas sperma yang kami lakukan sebelumnya menunjukkan ada penurunan yang cukup signifikan," kata dokter dengan suara tenang, namun penuh perhatian. "Ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor. Yang paling umum adalah stres, pola hidup yang tidak sehat, atau bahkan faktor lingkungan."Melody yang duduk di samping Arjuna, meremas tangannya sendiri, perasaan semakin berat seiring penjelasan dokter."Apa ada solusi, Dok, untuk meningkatkan kualitas sperma?" tanya Sasha yang nampak sangat berharap."Stres harus dikurangi, gaya hidup lebih sehat, dan kami akan menunggu satu minggu lagi untuk evaluasi ulang," jawab dokter, memandang mereka dengan penuh perhatian."Apakah ada suplemen atau obat yang bisa membantu?" tanya Sasha, merasa khawatir jika hal ini memerlukan waktu

    Dernière mise à jour : 2025-01-25
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 5. Keputusan Terbesar

    Arjuna duduk di tepi ranjang, wajahnya tampak gelisah. Sasha berjalan masuk, membawa secangkir kopi panas dan meletakkannya di meja. Dia duduk di seberang Arjuna, menatap pria itu dengan wajah yang tegang. "Sayang, kita perlu bicara," kata Sasha, suaranya datar namun tegas. Arjuna menatapnya tajam, seolah mencoba membaca maksud di balik kata-katanya. "Apa lagi? Tentang bayi tabung itu?" Sasha mengangguk. "Iya, kamu tidak bisa menyerah begitu saja." Arjuna berusaha untuk lebih tenang, "Sebaiknya kamu saja yang hamil, dengan begitu kita tidak perlu repot-repot menjalani program bayi tabung." Sasha terdiam sejenak, hatinya serasa tercekat. "Aku tidak mau hamil. Aku tidak siap melihat tubuhku berubah, aku juga belum siap kehilangan karirku di dunia model," ujarnya, suaranya kini bergetar, tangan memegangi lengan Arjuna, seakan mencoba mencari pemahaman di mata suaminya. “Lagipula, kita juga sudah terlanjur membayar Melody,” kata Sasha lagi. “Jadi apa yang aku harus lakukan, Sasha?

    Dernière mise à jour : 2025-01-26
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 6. Talak yang Mengoyak Hati

    "Siapkan semua dokumenmu, besok kita menikah.” Kata-kata itu terus terngiang-ngiang di telinga Melody. Kini, ia sedang terjebak dalam masalah besar yang semakin rumit. Dalam kegelisahannya, Melody terus memandang putrinya, Alea, yang sudah tertidur pulas, seolah mencari ketenangan dari sosok yang tak menyadari kekalutannya. "Kenapa ini bisa terjadi?" ujar Melody, suaranya hampir tak terdengar, penuh dengan kebingungan. "Seandainya aku bisa memilih, aku pasti tidak ingin ini semua terjadi," bisiknya pada diri sendiri. Melody mengusap lembut kening Alea. Dengan suara pelan, ia membangunkan putrinya, "Sayang, bangun nak." Tubuh mungil Alea menggeliat, diiringi dengan kelopak matanya yang perlahan terbuka. "Ada apa, Bu? Alea masih ngantuk nih," kata Alea, suaranya serak dan matanya setengah terpejam saat mengusap wajahnya. Melody menjawab dengan tegas, "Kita pulang malam ini juga, Nak." Alea terkejut, hampir tidak percaya, "Pulang? Benarkah?" tanyanya, ekspresinya berubah m

    Dernière mise à jour : 2025-02-13
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 7. Malam Pertama

    Keesokannya, Melody berdiri di depan cermin besar, mengenakan kebaya putih pengantin yang indah. Namun, gaun itu terasa seperti beban berat di tubuhnya. Riasan wajahnya sempurna, tapi air matanya hampir tak terbendung. Ia menatap dirinya sendiri dengan perasaan kosong."Ibu, kamu cantik sekali!" ujar Alea, dengan mata berbinar. "Ibu terlihat seperti pengantin. Ibu mau menikah, ya?" tanya Alea dengan rasa ingin tahu.Alea mengerutkan keningnya, masih tidak mengerti sepenuhnya. "Tapi ayah bagaimana? Kenapa Ibu harus menikah dengan Tuan Arjuna? Bukankah aku sudah punya ayah?" tanya Alea dengan suara kecil.Melody menunduk, berusaha menahan tangis yang semakin sulit ia bendung. Ia menarik napas dalam-dalam, berusaha menemukan kata-kata yang tepat, meskipun hatinya terasa begitu rapuh."Iya, Nak," jawab Melody pelan, mencoba menyembunyikan perasaan sesaknya. "Ini adalah bagian dari pekerjaan, jadi Ibu harus menikah dengan Tuan Arjuna."Pintu kamar terbuka dengan suara pelan. Sasha, melangk

    Dernière mise à jour : 2025-02-13
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 8. Bermain Kasar

    Melody menutupi tubuhnya dengan selimut. Malam pertama yang gagal membuatnya semakin tertekan, karena hal itu hanya akan memperpanjang waktu.Pakaian dalam yang berserakan kembali dipungut Melody untuk segera dipakai. Namun, baru saja ia selesai mengenakan pakaian dalamnya, tiba-tiba suara pintu kamar terbuka, memperlihatkan Arjuna yang kembali datang."T-tuan... kembali lagi?" ujar Melody, suaranya bergetar."Tanggalkan pakaian dalammu," ujar Arjuna dengan suara dingin, mata tajam menatapnya.Perlahan-lahan, Melody melepas kembali pakaian dalamnya, kali ini tidak ada sehelai benang pun yang menutupi keindahan tubuhnya. Tubuh Arjuna memanas, darahnya berdegup kencang, saat matanya melihat lekuk tubuh Melody yang sempurna, kulitnya yang putih dan halus, dan bentuknya yang proporsional.Arjuna mendorong pelan tubuh Melody ke ranjang, kali ini Arjuna tidak ingin bermain terlalu lama, ia menghujamkan dengan keras tanpa ampun, membuat Melody tersentak kaget menahan nyeri dibagian area sens

    Dernière mise à jour : 2025-02-14
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 9. Curahan Hati Berakhir Di Ranjang

    Kilatan cahaya kamera terus menyambar, memotret setiap lekuk tubuh Sasha yang tampak cantik, namun ekspresinya terlihat canggung, seolah tidak bisa menyesuaikan diri dengan suasana. Beberapa kali ia berpose, namun wajahnya tampak kosong, seperti kehilangan arah.Pria bergaya kasual yang berprofesi sebagai fotografer, Leo, menghentikan sesi pemotretan.“Stop, Sasha. Kamu kenapa jadi nggak fokus gini?” tanyanya dengan nada sedikit cemas, menatap Sasha yang terlihat kehilangan konsentrasi.Sasha menarik napas, sedikit tertegun. “Maaf, Leo. Aku lagi banyak pikiran,” jawabnya pelan, mencoba menyusun kata-kata.Leo mengangguk, merasa ada yang tidak beres. "Kalau kamu butuh teman curhat, aku siap mendengarkan," tawarnya dengan lembut, mengajak Sasha duduk di salah satu kursi dekat studio.Sasha menghela napas panjang, lalu tanpa ragu berkata, “Suamiku menikah lagi.”Leo terdiam sejenak, lalu tertawa kecil, “Suamimu yang kaya kanebo keri

    Dernière mise à jour : 2025-02-14
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 10. Hampir Tercium Kebusukannya

    Sasha mulai sadar dari tidurnya, kedua tangannya menggenggam kepala yang terasa sangat berat. Ia merasakan kedinginan yang menusuk kulitnya, dan saat menyadari bahwa ia hanya mengenakan pakaian dalam, Sasha terkejut. Di sampingnya, ia melihat Leo terbaring tanpa busana, yang membuatnya semakin terkejut dan bingung."Apa yang terjadi?" Sasha bertanya dengan suara yang terdengar gemetar dan tidak stabil, kedua tangannya masih menggenggam kepalanya, seolah-olah mencoba untuk mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Sasha kemudian bergerak cepat untuk memakai kembali gaunnya yang tergeletak di lantai, dengan tangan yang gemetar dan napas yang terengah-engah. Setelah itu, ia menggoyangkan tubuh Leo dengan kasar, berusaha untuk membangunkan dari tidurnya yang lelap. Goyangan kasar itu membuat tubuh Leo terguncang, namun ia masih belum sadar dan terus terbaring dengan mata yang tertutup."Leo, bangun!" teriak Sasha.Leo membuka kedua kelopak matanya, terjaga dengan sisa-sisa nyawa yang

    Dernière mise à jour : 2025-02-15
  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 11. Apa yang Terjadi Pada Melody

    Malam harinya, entah mengapa rasa sakit di daerah sensitif milik Melody semakin terasa nyeri. Bahkan, Melody mulai mengalami demam, menggigil, dan kedinginan. Alea, yang sejak tadi setia menemani Melody, dengan penuh perhatian merawat ibunya. Sesekali, Alea mengganti kompres di dahi Melody, berusaha memberikan rasa nyaman dan meringankan demam yang semakin tinggi. "Ibu, demamnya masih belum turun. Apa aku harus panggil Papa untuk bawa Ibu ke dokter?" tanya Alea khawatir sambil memeras handuk kecil dengan hati-hati. "Jangan, Alea. Ibu nggak apa-apa, Ibu cuma butuh istirahat," cegah Melody lemah, berusaha meyakinkan putrinya. "Dan, jangan panggil Tuan Arjuna 'Papa' begitu, itu nggak sopan, Alea." "Tapi, Bu..." Alea terlihat ragu. "Jangan membantah, ya, Alea. Lebih baik kamu minta obat paracetamol sama Bibi," ujar Melody dengan lembut namun tegas. "Baik, Bu," jawab Alea dengan suara pelan, lalu perlahan berjalan pergi. Alea perlahan membuka pegangan pintu, langkah kecilnya t

    Dernière mise à jour : 2025-02-15

Latest chapter

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 37. Sebuah Kenyataan Pahit

    Keesokan harinya, suasana pagi itu terasa berat, penuh dengan ketegangan yang tak terungkapkan. Melody, Arjuna, dan Sasha berada di dalam mobil, masing-masing terbenam dalam pikiran mereka sendiri. Saat mobil berhenti di depan gedung rumah sakit, Arjuna, yang biasanya tenang dan penuh kontrol, secara refleks menggenggam tangan Melody dengan lembut. Genggaman itu, meski sederhana, terasa begitu berat. Melody, yang merasakan sentuhan itu, seolah terhenti sejenak. Jantungnya berdebar hebat, seperti ada ribuan serangga yang berkumpul di dalam dadanya, merayap naik ke tenggorokan, mematikan kata-kata. Sasha, yang duduk di kursi belakang, menatap pemandangan itu dengan rasa tidak suka yang begitu jelas. "Sayang," suaranya tajam, penuh nada protes, "Kita tidak sedang menyeberangi jalan. Kenapa kamu harus menggenggam tangannya seperti itu?" Nada suaranya mencerminkan kecemburuan yang tak bisa disembunyikan, seolah mengingatkan Arjuna akan kenyataan yang tak bisa ia elakkan.Arjuna, yang m

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 36. Positif

    Melody terbaring lemah di atas ranjang, wajahnya pucat, matanya setengah tertutup, seolah dunia di sekitarnya berputar begitu cepat. Arjuna, Sasha, dan dokter sudah berkumpul di sekelilingnya, masing-masing menatap dengan kecemasan yang tak bisa disembunyikan. Dokter itu, dengan tangan terampil, memeriksa kondisi Melody, namun ekspresinya berubah serius setelah beberapa saat. Ia berhenti sejenak, memandang Melody dengan pandangan penuh perhatian."Kapan terakhir kali Nona datang bulan?" suara dokter itu terdengar lembut, namun ada keheningan yang terasa begitu berat.Melody menatap ke bawah, mengumpulkan tenaga untuk menjawab, suara nyaris tak terdengar. "Sekitar satu bulan yang lalu, dan... hingga akhir bulan ini, saya belum juga datang bulan, Dok."Dokter itu mengangguk perlahan, senyum tipis muncul di wajahnya. Namun, ia tak segera mengalihkan pandangannya dari Melody. Sekilas, ia melirik Arjuna yang berdiri di dekat pintu, wajahnya tersembunyi di balik bayangan, namun matanya beg

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 35. Melody Jatuh Pingsan

    Arumi berdiri di sudut dapur yang remang-remang, memegang ponselnya dengan tangan yang sedikit gemetar. Suasana yang sepi menambah ketegangan di dalam hatinya. Ia mengangkat telepon dari Barata dengan hati-hati, memastikan tidak ada orang yang mendengar percakapannya.“Arumi, kamu dengar aku?” suara Barata terdengar rendah dan penuh tekanan.Arumi mendekatkan telepon ke telinga, berusaha berbicara dengan pelan. “Iya, saya dengar. Apa yang harus saya lakukan sekarang?”Suara Barata terdengar seperti berbisik dari ujung telepon, "Apa kamu punya rencana baru?"Arumi menelan ludah, menatap sekeliling dapur dengan waspada. "Saya sebenarnya sudah punya rencana...."Namun, tepat saat itu, tiba-tiba sebuah tangan menepuk punggungnya dengan keras. Arumi terlonjak kaget, hampir saja menjatuhkan ponselnya. Ia menoleh dengan cepat."Bibi sedang telepon siapa?"Keheningan yang menggantung di udara pecah ketika Alex memecahnya dengan suara yang datar dan penuh penekanan.Arumi tersentak, jantungnya

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 34. Pesan Mengejutkan

    "Sayang, aku dengar kamu batalkan kerja sama dengan Pak Barata?" tanya Sasha dengan suara serak, mencoba menahan kegelisahan yang menggerogoti hatinya.Arjuna melepaskan dasinya dengan gerakan cepat, lalu menoleh dengan pandangan yang tajam, "Dari mana kamu tahu?" jawabnya, suaranya rendah, seolah membawa beban yang berat."Aku tahu dari Leo," ujar Sasha, hampir berbisik. "Dia memintaku untuk membujukmu, agar kamu jangan batalkan kerja sama itu."Arjuna diam sejenak, lalu terbaring di kasur, seolah ingin tenggelam dalam pikiran yang membingungkan dan kacau. Angin malam berhembus lembut melalui jendela yang terbuka, menambah keheningan yang mendalam.Sasha, tak bisa duduk diam, akhirnya duduk di tepi ranjang dan menyentuh lengan Arjuna dengan lembut, seakan mencoba memberi ketenangan pada jiwa yang tengah bergelora. "Sayang, aku rasa keputusanmu itu salah besar."Arjuna menghela napas panjang, kemudian menjawab dengan nada datar namun tegas, "Keputusanku sudah tepat. Aku tidak bisa han

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 33. Melody menolak uang 1 Miliar

    Kenapa Tuan mengatakan hal itu pada Tuan Barata?" tanya Melody, suaranya bergetar sedikit saat ia duduk kembali di dalam mobil, tatapannya penuh tanya dan bingung.Dengan ekspresi serius, Melody melanjutkan, "Bukankah Tuan dan Nyonya sendiri yang meminta agar status saya di keluarga kalian tetap disembunyikan? Lalu kenapa tiba-tiba... seperti itu?"Arjuna terdiam, perlahan mengatur pernafasannya yang mulai terasa berat. Rasa bingung dan kekesalan menyelimuti hatinya, seolah ada kekuatan yang tak terduga mendorongnya untuk membongkar rahasia itu di hadapan Barata. Ia tak mengerti mengapa kata-kata itu bisa keluar begitu saja, seakan-akan semuanya terjadi tanpa kendali. Keheningan semakin menekan, membiarkan pertanyaan-pertanyaan tak terjawab terus menggelayuti pikirannya."Saya takut karir Nyonya Sasha akan hancur jika Tuan Barata membeberkan rahasia ini pada media," ujar Melody dengan nada gugup, matanya tak berani menatap Arjuna.Arjuna menatapnya tajam, suaranya berubah tajam dan p

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 32. Pengakuan Arjuna

    Melody berjalan dengan langkah yang masih gemetar, setiap langkah terasa lebih berat dari sebelumnya. Hati dan pikirannya bergejolak, dipenuhi dengan rasa takut dan kecemasan yang semakin mendalam. Saat sampai di pintu kamar Alea, ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Begitu pintu terbuka, Alea yang duduk di sudut kamar langsung berlari kecil menyambutnya. “Ibu!” Alea memanggil dengan riang, melompat ke pelukan Melody. “Alea kangen, Ibu!"Melody membalas pelukan Alea, merasakan kehangatannya yang sedikit menenangkan. Namun, kekhawatiran tentang ancaman Sasha terus membayangi pikirannya. Melihat Alea, Melody merasa beban semakin berat di dadanya.Alea melepas pelukan dan menatap ibunya dengan penuh perhatian. “Ibu kenapa sih? Kok mukanya kayak capek banget?” tanya Alea, khawatir melihat ekspresi Melody yang tampak lelah.Melody tersenyum tipis, mencoba menyembunyikan kegelisahannya di balik wajah yang lembut. “Ibu nggak

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 31. Ancaman Sasha

    Perjalanan panjang yang penuh lika-liku akhirnya mencapai ujungnya. Melody dan Arjuna tiba di rumah, namun rasa penasaran Melody masih terus membayangi setelah mendengar ucapan Arjuna mengenai Barata. Tanpa ragu, ia pun mengikuti langkah Arjuna, bertekad untuk menemukan jawaban yang selama ini mengganggu pikirannya."Tuan, kenapa kita harus menemui Tuan Barata? Bukankah kita sedang menghindarinya?" tanya Melody, sambil berlari-lari kecil, berusaha menyusul langkah Arjuna yang secepat kilat.Arjuna tiba-tiba menghentikan langkahnya dengan tiba-tiba, dan tanpa peringatan, kening Melody yang tengah mengejar langkahnya langsung "bertemu" dengan punggung Arjuna. Plak! Seketika, Melody merasa seperti ditabrak tembok, matanya berputar sejenak, dan dia pun hampir kehilangan keseimbangan.Melody mengusap keningnya yang sedikit sakit karena terbentur punggung Arjuna. “Maaf, Tuan,” ucapnya dengan cepat, suara sedikit cemas. Arjuna hanya mengangguk pelan tanpa menoleh, lalu berbalik dan menatapny

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 30. Suasana Semakin Terasa Canggung

    Barata memasuki rumah dengan langkah tergesa-gesa, wajahnya tampak penuh amarah. Begitu sampai di depan ruang tamu, ia melihat Suripto sedang duduk santai di salah satu kursi, namun begitu melihat ekspresi Barata, Suripto langsung merasakan ketegangan yang mencekam.Tanpa berkata banyak, Barata mendekat dengan langkah cepat dan langsung membuang kata-kata yang penuh kemarahan. "Suripto, kamu saya pecat," katanya dengan suara dingin, tanpa ada sedikit pun ampun.Suripto terkejut dan berdiri dari kursinya. "Apa? Kenapa Tuan Barata tiba-tiba memecat saya?" tanyanya dengan nada kebingungan, mencoba mencari penjelasan.Barata menatapnya dengan tatapan tajam, matanya penuh api kemarahan. "Semua rencanamu gagal, Suripto!" jawabnya, suaranya keras dan penuh amarah. "Aku tidak berhasil membawa Melody ke rumah! Kamu gagal melaksanakan tugasmu!"Suripto merasa jantungnya berdegup kencang. Ia telah bekerja keras untuk Barata, dan tak pernah terbayang akan berada dalam situasi seperti ini. Ia tahu

  • Ibu Pengganti 1 Milyar Untuk Anak CEO   Bab 29. Datang Tepat Waktu

    Sosok yang muncul di sudut mata Melody adalah Arjuna. Dengan langkah cepat dan tegas, Arjuna mendekat dan langsung menghentikan langkah Barata, berdiri di antara keduanya dengan sikap yang jelas menunjukkan perlindungan. Melody merasa sedikit lega meskipun ketegangan masih terasa di udara.Arjuna tiba tepat pada saat yang paling kritis, sementara Melody dengan sigap menepis tangan Barata dan berlari, bersembunyi di balik perlindungan Arjuna. Barata mendengus kesal, merasa semua rencananya hancur seketika akibat kehadiran Arjuna yang tak terduga."Apa yang sebenarnya Pak Barata lakukan? Saya melihat Pak Barata seolah memaksa Melody," ujar Arjuna, berusaha menahan emosinya agar tetap terkendali.Barata tersenyum dingin, mencoba menyembunyikan nada agresifnya. "Maaf, Pak Arjuna, saya hanya meminta Melody untuk mengantar saya ke toko kue. Namun, dia menolak dengan sangat keras. Pak Arjuna tahu sendiri, saya tidak suka sekali ditolak." Nadanya penuh d

Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status