Chef Galak, (tapi) Kucinta

Chef Galak, (tapi) Kucinta

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-01-18
Oleh:  L Liana  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
4 Peringkat. 4 Ulasan-ulasan
56Bab
9.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Bariqi Galanga, seorang executive chef yang sangat galak. Dalam satu bulan, pria itu bisa berganti asisten delapan belas kali. Saking galaknya, banyak orang yang angkat tangan dengan pria itu. Hingga, Bariqi tertarik dengan seorang gadis yang bekerja di bagian potong sayur. Dengan wewenangnya, Bariqi menjadikan gadis itu sebagai asistennya. Elya Rembulan, gadis berusia dua puluh tahun yang bekerja keras demi menyekolahkan adiknya. Gadis malang itu harus merelakan cita-citanya pupus demi sang adik. Saat diangkat menjadi asisten chef membuat Elya sangat senang, karena sudah pasti gajinya akan naik. Setidaknya bisa menambah pemasukannya. Namun, siapa sangka kalau menjadi asisten chef tidak seenak yang Elya pikirkan. Elya harus menderita karena Bariqi yang senantiasa menyiksanya. "Hidupmu adalah milikku!" kata-kata itu yang selalu Bariqi ucapkan untuk mengancam Elya.

Lihat lebih banyak

Bab terbaru

Pratinjau Gratis

1. Chef Otoriter

Hari Senin bisa dikatakan sebagai hari yang menyebalkan untuk sebagian orang. Pasalnya di hari Senin adalah awal mulai bekerja setelah weekend. Namun, beda dengan Elya. Gadis berusia dua puluh tahun itu paling membenci hari Sabtu dan Minggu, tetapi mendambakan hari Senin. Karena di hari Sabtu dan Minggu, pekerjaannya sangat padat. Elya, salah satu gadis beruntung di antara pekerja lainnya di hotel Crown Sunflower, Bumiaji, Batu. Elya hanya lulusan sekolah menengah atas di salah satu sekolah kejuruan di Tulungagung. Hanya bermodalkan nekat, Elya melamar kerja dan menduduki posisi sebagai tukang potong sayur. Tidak lama kemudian Elya diangkat menjadi Asisten Executive Chef. Ternyata pangkat yang dia kira tinggi bisa membuatnya bahagia lahir batin, ternyata yang ada ngenes. Elya selalu menjadi tempat bosnya meluapkan kekesalannya. “Kon iku ngene ae ora iso. Otak buat mikir, tangan buat kerja.” Satu kalimat yang biasa bosnya ucapkan pun selalu terlintas di otak Elya. (Kamu itu begini

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Leniar
komedi romantis yang bagus
2024-01-15 09:05:02
0
user avatar
TintaBiru
Suka banget ceritanya... ayo kak terus berkarya... tetap semangat
2023-06-03 20:47:14
0
user avatar
Anita Ratna
Sudah baca sampe bab 10. Ceritanya bagus, seru🫰🏻...
2023-01-17 16:30:42
1
user avatar
Mblee Duos
ceritanya seru kak... suka gaya permainan bahasanya... semangat nulisnya ya,,,...... saling support juga yuk, dicerita aku, MAMA MUDA VS MAS POLISI
2022-11-19 13:39:41
1
56 Bab

1. Chef Otoriter

Hari Senin bisa dikatakan sebagai hari yang menyebalkan untuk sebagian orang. Pasalnya di hari Senin adalah awal mulai bekerja setelah weekend. Namun, beda dengan Elya. Gadis berusia dua puluh tahun itu paling membenci hari Sabtu dan Minggu, tetapi mendambakan hari Senin. Karena di hari Sabtu dan Minggu, pekerjaannya sangat padat. Elya, salah satu gadis beruntung di antara pekerja lainnya di hotel Crown Sunflower, Bumiaji, Batu. Elya hanya lulusan sekolah menengah atas di salah satu sekolah kejuruan di Tulungagung. Hanya bermodalkan nekat, Elya melamar kerja dan menduduki posisi sebagai tukang potong sayur. Tidak lama kemudian Elya diangkat menjadi Asisten Executive Chef. Ternyata pangkat yang dia kira tinggi bisa membuatnya bahagia lahir batin, ternyata yang ada ngenes. Elya selalu menjadi tempat bosnya meluapkan kekesalannya. “Kon iku ngene ae ora iso. Otak buat mikir, tangan buat kerja.” Satu kalimat yang biasa bosnya ucapkan pun selalu terlintas di otak Elya. (Kamu itu begini
Baca selengkapnya

2. Perintah Mutlak

Bariqi memasukkan Elya dengan kasar ke mobilnya. Elya berteriak sembari memberontak, gadis itu bak menjadi korban pemerkosaan saat Bariqi sudah memasukkan-nya dalam mobil dengan paksa. Namun, seperti biasa Bariqi tidak pernah menganggap, pria itu menutup pintu mobil dengan kencang hingga membuat Elya tersentak. Elya mengusap dada-nya dengan pelan. Hati Elya isinya hanya umpatan kekesalan untuk Bariqi, manusia dengan ekspresi datar. Bariqi, pria yang menurut para pekerja di Hotel Crown Sunflower adalah pria tampan. Sebenarnya Elya mengakuinya. Paras Bariqi, gaya rambut Bariqi, persis dengan aktor idola Elya, Dylan Wang. Namun kekesalannya dengan Bariqi membuat sisi plus pria itu musnah di mata Elya. Setiap hari, pria yang kakinya penuh bulu itu tidak pernah bersikap baik kepada Elya. Setiap hari pria itu selalu menebar aura negatif dan menistakan asistennya yang sebetulnya sangat dia butuhkan kehadirannya. Elya melirik Bariqi yang mulai memasukkan kunci mobilnya ke tempatnya. Saat
Baca selengkapnya

3. Sisi Lain Elya

Hari Senin Elya benar-benar libur dan berkencan ria dengan Didi, nama kasurnya. Gadis itu sama sekali tidak peduli bila chef Bariqi akan mengamuk karena dia libur. Toh, ini memang jadwalnya. Elya terkadang heran dengan dirinya sendiri, kerja terus tetapi nggak kaya-kaya. Biasanya saat libur akhir bulan, Elya pulang ke Tulungagung. Namun, kali ini Elya tidak akan pulang, ia belum gajian, dan sudah pasti saat dia pulang tanpa membawa uang akan terkesan tidak enak. Elya adalah gadis pekerja keras, di balik sikap dingin dan cueknya, terselip sisi lain dirinya—yang sangat rapuh. Saat tidak ada orang lain di sampingnya, Elya lebih sering menangis. Elya merasa jalan hidupnya tidak pernah mulus, dia tidak apa-apa bila sekadar lahir dari keluarga yang kurang mampu. Elya selalu bersyukur lahir dari rahim ibunya dan dibesarkan di lingkungannya. Anugerah terbesar Elya saat memiliki ibu sebaik Arumi. Namun, menginjak bangku sekolah, Elya selalu menjadi anak yang tidak pernah beruntung. Gadis i
Baca selengkapnya

4. Kehebohan Bariqi

Bariqi kembali ke dapur dengan napas yang terus memburu. Pria itu masih mengingat jelas bagaimana marahnya ia saat mendengar Elya berkencan. Namun, siapa sangka kalau Elya berkencan dengan kasur. Bariqi berdiri di pembatas dapur panas dan dapur dingin, pria itu meneguk air mineral. Satu botol air mineral tandas dalam sekejap, pria itu kembali mengambil air dan meneguknya lagi. Wajah Bariqi memerah dan pipinya terasa panas. Plak! Plak!Bariqi memukul-mukul pipinya sendiri, "Kenapa aku heboh sekali," gerutu Bariqi. Napas Bariqi masih naik-turun, pria itu melempar botolnya ke meja dengan asal. Bariqi berkacak pinggang, pria itu salah tingkah dan bingung dengan apa yang akan dia lakukan. Hanya mendengar kata 'kencan', sudah membuatnya menggila! Chef Vino mencuri pandang ke arah Bariqi, pria seumuran Elya itu tampak penasaran dengan apa yang terjadi. Bibir Vino sudah terbuka, pria itu bersiap bertanya. Bertepatan dengan itu, Bariqi juga menatap Vino. "Ada apa?!" pekik Bariqi. "Eh itu
Baca selengkapnya

5. Berbuat Ulah

Belum sempat Elya lari, kerah baju belakangnya sudah ditarik pria di belakangnya. "Mau ke mana?" tanya Bariqi dengan tajam. "Aku mau pergi, salah jalan," jawab Elya mencoba berlari, tetapi tarikan tangan Bariqi sangat kuat, membuatnya tidak bisa berkutik. "Kamu gak salah jalan, itu Pak Dadang ada di sana," tunjuk Bariqi. "Aku nggak beli nasi goreng, lepasin!" titah Elya. Bariqi tidak melepasnya, melainkan pria itu menarik Elya untuk mengikutinya. "Eh, eh! Aku mau dibawa ke mana?!" jerit Elya. Elya mencebikkan bibirnya kesal. Hari ini ia sudah kesal dengan Bariqi yang mengganggu tidur siangnya, dan malam ini harusnya ia bisa makan nasi goreng dengan tenang, tetapi ia malah bertemu dengan Bariqi. "Sepertinya aku harus belajar lari jarak jauh, biar saat bertemu Bariqi bisa kabur," cicit Elya. "Semakin kamu kabur, semakin semangat aku mengejar," jawab Bariqi tersenyum puas."Lepasin, aku mau beli nasi," ucap Elya memaksa Bariqi melepas cekalan tangannya. "Aku beli kebanyakan, nih
Baca selengkapnya

6. Malam yang Harusnya Indah

Elya terdiam di tempatnya, gadis itu memakan nasi yang dibelikan Bariqi. Elya tampak makan dengan lahap, sesekali Bariqi akan melirik ke arah gadis itu yang telinganya tidak lagi tersumpal headset. Bariqi tidak tahu kenapa Elya bisa menarik perhatian banyak laki-laki di tempat kerjanya. Perawakan yang kecil sama sekali tidak menarik, tapi Bariqi pun sama dengan laki-laki lain yang selalu ingin menarik perhatian Elya. Hanya saja semua perasaannya tertutup oleh perasaan gengsi. Bariqi menyisihkan ayam dan telur di nasi gorengnya, pria itu memberikannya di nasi goreng Elya. “Aku gak suka ayam dan telurnya,” ujar Bariqi. Elya tidak menjawab, gadis itu tetap memakan nasinya yang kini ada ayam yang lebih banyak. Elya melirik Bariqi yang sudah selesai makan, pria itu menuju ke motor untuk mengambil air mineral yang tersimpan di jog. Elya benar-benar tidak mengelak kalau malam ini Bariqi jauh lebih tampan dari pada saat memakai baju koki. Perawakan tinggi tegap, rambut rapi dan wangi yang
Baca selengkapnya

7. Menjagamu

Elya memasuki kamarnya dan membanting pintu dengan asal, gadis itu segera menuju ke ranjang dan merebahkan tubuhnya di sana. Elya mengusap air matanya yang masih saja terjatuh. Padahal Elya sudah berjanji pada dirinya untuk tidak menangis lebih dari dua kali satu minggu. Namun hari ini ia sudah menangis dua kali. Hal yang menjadi pantangan Elya adalah menangis, tapi mau bagaimana lagi, ia tetap perempuan yang rapuh. Suara nada dering terdengar dari hp Elya, gadis itu buru-buru mengambilnya. Elya menerima telepon dari ibunya. “Assalamualaikum, ibu,” sapa Elya berusaha menggunakan nada seceria mungkin. “Waalaikumsalam, Elya. Bagaimana kerja kamu? Lancar?” “Lancar, Bu.” “Uangnya sudah ditransfer belum?” "Ibu butuh uang berapa memang?""Tidak banyak, hanya lima ratus ribu." "Oh.""Jadi gimana? Sudah atau belum?"Elya kembali ingin menangis. Ini masih di tengah bulan yang uangnya pun sudah pas-pasan, tapi ia sudah ditanya uang lagi oleh Ibunya. Elya melirik tempat ia menyimpan bera
Baca selengkapnya

8. Nasib Sial Bariqi

Elya bangun cukup pagi hari ini, gadis itu segera membersihkan diri dan melakukan kewajiban subuhnya. Setelah selesai, Elya bersenandung pelan, menyanyikan lagu-lagu cinta kesukaannya. Tadi malam memang menjadi malam yang menyedihkan untuk Elya, tapi pagi ini menjadi pagi yang indah untuk Elya. Pasalnya hari ini adalah hari selasa, dimana si bosnya jadwalnya off. Hari selasa menjadi hari yang paling ditunggu Elya selain senin. Tidak bertemu bosnya sehari sudah membuat otak Elya rasanya fres bagai healing di tempat yang indah. “Akhhh tidak bertemu Si Anjing yang sering menggonggong itu rasanya sangat senang,” ucap Elya menguncir rambutnya dengan rapi. Gadis itu sudah siap dengan seragam kokinya, tanpa sarapan atau memakan apapun, gadis itu segera keluar dari kamarnya. Mata Elya membulat sempurna saat membuka pintu, ia melihat ada dua kardus besar di depan pintu messnya. Mata gadis itu mengarah ke samping kanan. Elya terkejut melihat seorang pria tengah tidur di kursi seraya menutup w
Baca selengkapnya

9. Ada Uang Abang Disayang

“Hari ini kamu gak usah kerja,” ucap Bariqi yang membuat Elya menatap pria itu. “Aku telpon manager untuk ijin kamu. Lagian tidak banyak orderan hari ini,” tambah Bariqi sembari mencuci gelas bekas jahe anget. “Enak saja, aku tetap kerja meski gak banyak orderan. Kalau gak kerja gajiku dipotong sehari, bisa rugi bandar,” oceh Elya. “Aku ganti.” “Gak usah seenaknya jadi orang. Aku mau kerja hasil keringatku sendiri. Sekarang kamu keluar dari sini!” titah Elya menarik tangan Bariqi. “Gak, aku gak akan keluar,” kata Bariqi dengan keukeuh. “Terus mau kamu apa sih?” “Aku mau kamu ikut aku.” “Aku harus kerja.” “Gak usah kerja, aku ijinkan sama manajer.” “Kok kamu seenaknya sendiri jadi orang. Aku asistenmu di kerjaan, tapi aku bukan siapa-siapa kamu saat di luar,” sentak Elya ingin menendang kaki Bariqi. Namun Bariqi segera menghindar. Bariqi merogoh celananya, mengambil dompet dan menarik dua kartu debit berwarna biru dan hitam. Elya membulatkan matanya melihat itu. S
Baca selengkapnya

10. Perasaan yang Berbeda

Setelah perdebatan panjang dan prahara rumah tangga, akhirnya Bariqi dan Elya duduk anteng dalam mobil. Elya masih menatap sinis ke arah Bariqi, pun dengan Bariqi yang tidak kalah sinis. Bariqi menatap Elya dari atas sampai bawah, teman-temannya selalu mengatakan kalau Elya adalah gadis polos, dan teman-temannya seolah menjadi garda terdepan dalam menjaga Elya. Namun mereka tidak tahu kalau aslinya Elya tidak sepolos yang mereka kira. Elya saja sering menonton drama Petir merah, jelas otak Elya tidak polos lagi. Juga Elya bisa menjaga dirinya sendiri lebih baik dari orang lain. Bariqi tampak menimang-nimang, pantas saja Elya jomblo akut, karena tingkah lakuknya saja lebih ganas daripada laki-laki. “Kenapa lihat-lihat? Naksir?” tanya Elya sewot. Bariqi menjitak kepala Elya dengan kencang membuat Elya balas memukul pundak Bariqi. Bariqi tidak diam saja, pria itu kembali memukul lengan Elya. Tentu saja Elya memukul dada Bariqi lebih kencang. Tak! Bugh!Jrot! Suara jitakan, pukulan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status