Share

10. Perasaan yang Berbeda

Aвтор: L Liana
last update Последнее обновление: 2024-10-29 19:42:56

Setelah perdebatan panjang dan prahara rumah tangga, akhirnya Bariqi dan Elya duduk anteng dalam mobil. Elya masih menatap sinis ke arah Bariqi, pun dengan Bariqi yang tidak kalah sinis. Bariqi menatap Elya dari atas sampai bawah, teman-temannya selalu mengatakan kalau Elya adalah gadis polos, dan teman-temannya seolah menjadi garda terdepan dalam menjaga Elya. Namun mereka tidak tahu kalau aslinya Elya tidak sepolos yang mereka kira. Elya saja sering menonton drama Petir merah, jelas otak Elya tidak polos lagi. Juga Elya bisa menjaga dirinya sendiri lebih baik dari orang lain.

Bariqi tampak menimang-nimang, pantas saja Elya jomblo akut, karena tingkah lakuknya saja lebih ganas daripada laki-laki.

“Kenapa lihat-lihat? Naksir?” tanya Elya sewot.

Bariqi menjitak kepala Elya dengan kencang membuat Elya balas memukul pundak Bariqi. Bariqi tidak diam saja, pria itu kembali memukul lengan Elya. Tentu saja Elya memukul dada Bariqi lebih kencang.

Tak!

Bugh!

Jrot!

Suara jitakan, pukulan dan tinjuan saling bersahutan dalam mobil sempit Bariqi. Kedua manusia beda kelamin itu sibuk bertengkar dengan bibir yang terkunci, hanya tangan yang bergerak untuk memukul satu sama lain.

“Rasain,” umpat Elya menjambak rambut Bariqi.

“Akhhh … aduh, jangan main jambak!” pekik Bariqi menahan tangan Elya. Mau dipukul sekeras apa, Bariqi masih punya toleransi, tapi kalau sudah rambut, bariqi tidak akan memaafkannya.

“Akhhh … Bariqi jahat!” teriak Elya saat bariqi mencubit tangannya dengan kencang. Elya melepaskan tangannya dari rambut Bariqi, gadis itu mengelus tangannya yang memerah karena cubitan tangan Bariqi.

“Elya, kamu main jambak-jambak rambut orang.”

“Kamu juga cubit tanganku.”

“Kamu yang duluan jambak.”

“Kalau kamu gak ngeselin aku juga gak akan jambak kamu. Dasar Bariqi sialan!” seru Elya dengan kesal.

“Siapa yang kamu panggil Bariqi, hah?” tanya Bariqi menarik dagu Elya. Elya menepis tangan Bariqi.

“Jelas kamu, siapa yang punya nama itu di sini selain kamu.”

“Gak sopan banget jadi bocah.”

“Enak saja panggil bocah.”

“Terus harus panggil apa? Baby atau Balita?”

“Dasar tua bangka, sono bawa tongkat buat alat bantu jalan,” ketus Elya.

“Panggil Mas gitu, kek. Biar sama kayak saat kamu manggil Vino,” ucap Bariqi menarik tangan Elya dan menggenggam tangan gadis itu. Elya memicingkan matanya menatap Bariqi, tidak ada angin tidak ada hujan, pria di hadapannya menyuruhnya memanggil ‘Mas. Lidah Elya menolak menyebutnya, terasa gatal dan geli.

“Eh jangan jangan, jangan kayak manggil Vino. Panggilan yang beda,” ralat Bariqi.

“Kamu apa-apaan sih?” tanya Elya.

“Cepat pikirin panggilan yang cocok!” titah Bariqi mengalihkan pembicaran.

“Enak panggil Chef gitu saja.”

“Itu kan kalau di pekerjaan, di luar harus beda.”

“Ya disamain saja.”

“Gak enak. Jangan manggil Chef, jangan manggil Mas.”

“Manggil Pakde saja kalau begitu,” jawab Elya.

“Enak saja, jangan.”

“Pakde saja, sekarang nyetir yang bener kalau gak mau aku jambak lagi!” kata Elya menghadapkan tubuhnya ke depan. Tubuh Elya rasanya sudah sakit semua karena perang dengan Bariqi.

“Bagaimana kalau manggil ‘Sayang?” tanya Bariqi.

“Hueeek ….” Elya berlagak ingin muntah mendengar ucapan Bariqi.

“Pacar kamu banyak, di setiap belokan ada, kalau aku manggil sayang, sudah pasti nanti malam di depan kamarku ada demo besar-besaran. Seluruh pacar kamu bakal nyerang aku,” oceh Elya.

“Elya, aku gak punya pacar,” aku Bariqi dengan jujur.

“Ya siapa peduli,” jawab Elya masih dengan nada sewot. Bariqi menatap Elya dengan intens, Elya sudah salah sangka padanya perihal pacar. Meski cewek Bariqi banyak, bukan berarti mereka adalah pacarnya.

“Aku jujur, Elya. Aku gak punya pacar,” jelas Bariqi lagi.

“Ya siapa yang peduli, Mas? Mau kamu punya pacar, mau jomblo juga gak ada urusannya sama aku,” kata Elya yang kini menggunakan panggilan ‘Mas.

Bariqi terdiam, ia sadar buat apa ia harus menjelaskan pada Elya. Toh Elya bukan siapa-siapanya. Bariqi menatap kaos yang ia pakai dan juga dipakai Elya. Saat berdekatan, kaos yang mereka pakai akan bermotif love sempurna. Baju yang mereka pakai memang baju pasangan, tetapi mereka seolah tidak ditakdirkan menjadi pasangan. Karena di setiap kesempatan dan pertemuan, tidak ada kata akur pada Bariqi dan Elya.

Bariqi menegakkan tubuhnya, pria itu menarik sabuk pengaman dan mulai menjalankan mobilnya pergi dari kawasan mess karyawan. Sepanjang perjalanan, Bariqi mencoba untuk tidak menatap Elya. Pria itu menatap lurus ke depan dengan bibir yang terkunci rapat. Kalau ada yang melihat mereka, sudah pasti banyak yang mengira mereka sepasang kekasih yang tengah berkencan, tapi siapa sangka kalau hubungan mereka tidak lebih dari atasan dan bawahan juga musuh bebuyutan.

Di dunia ini banyak manusia yang bisa ditemui Bariqi, tapi hanya satu orang yang bisa membuat perasaan Bariqi jungkir balik. Terkadang Bariqi suka dengan kehadiran Elya, terkadang juga ia membenci gadis itu. Perasaan Bariqi tidak bisa konsisten dengan Elya, tapi satu hal yang Bariqi tahu, ia ingin selalu berada di dekat Elya, entah itu dalam keadaan suka atau pun benci.

Tidak berapa lama, Bariqi sampai di ‘Wisata Petik Apel Mandiri Kota Batu yang berada di daerah Punten Kecamatan Bumiaji, masih satu kecamatan dengan tempat Elya dan Bariqi tinggal. Setelah memarkirkan mobilnya, Bariqi segera turun. Sedangkan Elya tampak turun dengan ogah-ogahan.

“Elya, sini!” ajak Bariqi setelah ia turun dari mobilnya. Elya malah gelendotan di pintu dengan malas.

“Elya,” panggil Bariqi lagi.

“Gak mau,” jawab Elya.

“Kenapa?”

“Kamu pukul aku.”

“Siapa pukul siapa?”

“Kamu pukul aku.”

“Ulangi!” titah Bariqi dengan mata yang menghunus tajam menatap asistennya.

“Aku pukul kamu,” jawab Elya dengan pasrah. Elya pun menutup pintu mobil dengan lemas dan berjalan menghampiri Bariqi.

Bariqi merangkul pundak Elya dan mengajak gadis itu untuk masuk ke tempat wisata. Elya menatap berbinar ke arah apel-apel yang tampak segar-segar. Wisata apel dengan mess Elya tidak terlalu jauh, masih di jalan yang sama Jl Selecta, tetapi Elya tidak pernah mampir karena menghemat uang.

“Waah apelnya besar-besar,” pekik Elya yang sudah ingin kabur memetik Apel. Namun tangannya ditahan oleh Bariqi.

“Ambil keranjang dulu,” kata Bariqi.

”Ambilin!” titah Elya. Bariqi memutar bola matanya jengah. Kendati demikian, pria itu tetap mengambil keranjang untuk Elya.

Setelah mendapatkan keranjangnya, Elya segera ngacir begitu saja untuk memetik apel yang paling besar. Elya berani memetik buah apel karena ia yakin seratus persen kalau Bariqi lah yang akan bayar.

Elya berlarian bagai bocah berusia lima tahun yang sangat antusias dengan apel-apel yang bergelantungan. Sedangkan Bariqi, dengan pasrah pria itu mengikuti Elya.

“Mas … mas, lihat, besar yang mana?” tanya Elya menunjukkan dua buah apel yang bergelantungan bersebelahan.

“Besar dua-duanya,” jawab Bariqi.

“Aku hanya minta kamu pilih salah satu.”

”Kenapa hanya satu, dua saja biar kayak gunung fuji,” jawab Bariqi menatap tubuh atas Elya.

Dugh!

”Aww.” Baiqi memekik kecil saat Elya menendang tulang keringnya.

“Aku tanya serius,” ujar Elya kesal.

“Iya dua duanya saja, gak usah dibikin ribet.”

Elya memetik dua buah apel dan memasukkannya ke keranjang. “Eh fotoin aku, Mas!” pinta Elya merogoh saku celananya untuk mengambil hp.

“Pakai Hpku saja,” kata Bariqi menarik hpnya dan mulai memotret Elya.

Elya berpose dengan berbagai gaya yang sangat konyol. Bariqi tertawa kecil melihat tingkah Elya. Selama bersama Elya, Bariqi hampir tidak pernah melihat Elya berfoto atau pun mengunggah fotonya di media sosial. Namun kali ini Elya meminta foto terlebih dahulu. Gadis itu menjulurkan lidahnya, menjulingkan matanya dan berpose aneh yang lainnya.

“Eh aku cantik gak di foto?” tanya Elya menyibak poninya.

“Jangan disibak poninya!” kata Bariqi. Elya menuruti ucapan Bariqi dan kembali berpose. Sudah banyak gambar yang diambil Bariqi, pria itu mendekati Elya dan merangkul pundak gadis itu.

Bariqi mengubah stelan kamera depan, mengambil gambar berdua dengan Elya. Bariqi tersenyum tipis, sedangkan Elya tampak berpose seolah menggigit apel. Bariqi tidak mengelak kalau gadis yang persis seperti singa itu bisa berpose menggemaskan juga.

“Elya, satu kali lagi,” kata Bariqi. Elya yang sempat menjauhkan kepalanya pun kembali mendekat.

“Satu … dua … tiga … Cup!”

Bariqi mencium pipi Elya sembari memencet ikon untuk mengambil gambar. Elya yang semula berpose tersenyum lebar kini membulatkan matanya. Bibir Bariqi menempel tepat di pipinya.

Related chapter

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   11. Semak-semak

    Wajah Elya memanas mendapat ciuman dari Bariqi. Bukan memanas karena tersipu atau pun terbawa perasaan, melainkan memanas karena rasa marah. Bariqi tersenyum puas, pria itu menatap hpnya yang kini ada gambar dirinya tengah mencium Elya. “Bariqi!” desis Elya mengepalkan tangannya dengan kuat. Elya mengangkat tangannya dan meninju pipi Bariqi dengan kuat. Jrot! “Akhh!” Brukk!Tubuh Bariqi ambruk tepat di semak-semak yang ada di bawah tumbuhan apel. Tinjuan Elya sangat kuat membuat Bariqi tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya. “Siapa yang mengijinkan kamu menciumku, hah?” teriak Elya menduduki perut Bariqi yang kini jatuh telentang. Elya meninju lagi pipi Bariqi, tidak hanya meninju, gadis itu juga mencekik Bariqi. Sebisa mungkin Bariqi menahan teriakannya. Di seberang sedang banyak orang dan ibu-ibu grub senam tengah bertamasya, kalau ia berteriak, sudah pasti dikira ia aneh-aneh dengan Elya. Apalagi kini mereka berada di semak-semak. “Elya, jangan begini. Kita selesaikan deng

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   12. Prahara Rumah Tangga

    Saat ini Bariqi dan Elya tengah duduk di ruang tamu rumah Bariqi. Tadi saat Elya sudah masuk ke mobil Bariqi dan Bariqi tengah membayar apel, ibu Bariqi nyelonong masuk ke mobil Bariqi dan ingin ikut anaknya bersama seorang gadis bernama Elya. Mau tidak mau Bariqi pun membiarkan ibunya ikut ke mobilnya. Ibunya memaksanya pulang bersama Elya. Bariqi duduk diam, sedangkan Elya di sampingnya pun juga mengunci mulutnya rapat. Bu Putri pergi mengambil minyak telon untuk mengobati tubuh Bariqi dan Elya yang penuh gigitan semut juga terkena bulu ulat. Dalam hati Bariqi, pria itu terus mengomeli ibunya yang pakai acara bertamasya dengan grub senamnya di Wisata Petik Apel. Ibunya sungguh mengganggu acaranya dengan Elya. Tidak hanya ibunya yang mendapatkan rutukan Bariqi, melainkan ibu-ibu yang lain. Sudah tahu tim senam, tapi pakai acara petik apel. Sudah senam paling semangat, tapi saat pulang makan gorengan, beli punten, sompil, lontong dan lain-lain. Bagi Bariqi, orang paling tidak konsis

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   13. Apa Mau Elya

    Elya masih terdampar di rumah Bariqi. Bahkan saat ini di depannya ada sepiring nasi lengkap dengan urap dan bandeng, makanan kesukaan Elya, tetapi ia tidak enak hati ketika akan memakannya. “Nak, dimakan. Ibu ke dalam dulu, nikmati makanannya,” ujar Putri setelah menyodorkan satu teko air pada Elya. Putri memilih pergi dari ruang tamu agar anak-anaknya tidak canggung. Elya menatap pintu penghubung ruang tamu yang sudah menelan punggung Bu Putri. Elya tidak habis pikir kenapa orang yang sangat kalem dan cantik seperti Bu Putri mempunyai anak seperti Bariqi. “Dimakan, Elya!” titah Bariqi. “Kamu anak hadiah beli pasta gigi ya?” tanya Elya pada Bariqi. Bariqi mengerutkan alisnya bingung. “Kalau tidak gitu, pasti kamu anak pungut. Bagaimana bisa Bu Putri yang lemah lembut punya anak seperti kamu?” tanya Elya lagi. Bariqi menampilkan raut kesalnya, pria itu menjitak kepala Elya dengan pelan. “Mau aku anak hadiah dari pasta gigi atau anak pungut juga bukan urusan kamu,” ketus Bariqi.

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   14. Tidak Cemburu

    Meski sudah mendapat bentakan dari Bariqi, Elya tidak kunjung menurunkan kakinya dari paha Bariqi. Gadis itu juga tidak peduli kalau kakinya juga sudah dipukul dengan kencang. “Elya!” desis Bariqi menatap Elya tajam. Elya hanya menampilkan ekspresi sinisnya pada Bariqi. Ia sudah terbiasa mendapatkan tatapan tajam dari Bariqi, ia tidak takut lagi. “Dek, adek mau apa? Di depan ada penjual sempol, adek mau biar Mbak belikan,” ucap Cici pada Elya. Elya membulatkan matanya mendengar ucapan Cici, sedangkan Bariqi yang tadi menampilkan raut garangnya kini menahan tawanya yang akan meledak ketika mendengar ucapan Cici. Elya bukan gadis biasa yang mudah disuap dengan sempol, gadis itu sukanya hanya sama duit. Elya mengembungkan pipinya, gadis itu segera menurunkan kakinya dan beranjak berdiri. “Mau kemana?” tanya Bariqi. “Pulang,” jawab Elya. “Oh iya mau aku pesenin ojek online?” Tangan Elya terkepal dengan kuat, tadi ia pulang tidak boleh dan Bariqi juga bilang kalau tidak ada ojek. Nam

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   15. Alasan Leher Merah

    “Elya, boleh aku tanya sesuatu sama kamu?” tanya Vino sedikit ragu. “Boleh,” jawab Elya. “Kamu ada hubungan apa sama Chef Bariqi?” “Babu dan atasannya,” jawab Elya dengan santai. “Maksudku bukan begitu. Em … seperti misalnya teman tapi mesra.” Brakk! “Demi langit bumi bersaksi, apa kamu gila, Vino?” teriak Elya dengan spontan memukul meja dengan kencang. Vino tersentak kaget karena ulah Elya, pria itu mengusap dadanya pelan. “Teman tapi mesra dari mananya? Setiap aku bertemu sama dia, sama saja aku bertemu dengan setan yang sangat ingin aku hindari. Mungkin saat dulu di dalam kandungan aku sangat nakal, suka gigit-gigit jantung ibuku dan main sepak bola dalam perut, makanya saat aku sudah gede, aku dipertemukan sama orang yang freak seperti Bariqi. Melihat tampangnya saja sudah membuatku ingin mencakarnya sampai habis. Lihat wajah sombongnya itu, apa kamu pikir aku mesra sama dia? Jadi temannya saja aku tidak sudi.” Elya mengoceh bertubi-tubi dengan nada yang sangat menggebu-ge

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   16. Pertengkaran

    Sejak pagi aura dapur terasa sangat suram dan mencekam. Tidak ada yang salah dari para pekerja yang bekerja dengan giat, tetapi ada salah satu orang yang membuat suasana menjadi terasa mencekam, yaitu Bariqi. Sejak tadi pandangan Bariqi tidak lepas dari Vino, tatapannya sangat tajam menusuk pada pria berusia dua puluh dua tahunan itu. Vino salah tingkah seorang diri, ia merasa tidak membuat kesalahan, tetapi Bariqi terus menatapnya seolah mengibarkan bendera permusuhan.“Vino, kamu buat kesalahan apa?” tanya Chef Edo menyenggol lengan Vino. Chef Edo juga merasa tatapan Bariqi sangat tajam ke arah Vino. Vino menggelengkan kepalanya.“Aku tidak ngapa-ngapain, Chef,” jawab Vino.Edo mengangguk-anggukkan kepalanya, chef senior itu kembali pada pekerjaannya. Sesekali Edo akan melirik ke arah Bariqi. Wajah Bariqi menandakan amarah yang sangat dalam.Teng teng teng! Bariqi memukulkan spatula ke pan dengan kencang. Elya segera menghadap karena itu panggilan untuknya. “Siap chef, ada yang bis

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   17. Rasa Lelah

    "Mbak, orang tadi temen mbak? Kenapa gak disuruh masuk?" tanya Rafa saat mereka sudah masuk ke kamar Elya."Rafa, jangan pedulikan dia. Kamu duduklah, mbak ambilkan minum," ucap Elya. Rafa melihat raut Elya yang tidak baik-baik saja, kakak perempuan satu-satunya itu seolah tengah menahan tangisnya. Ada jejak air mata di pipi kakaknya."Nanti Rafa ambil sendiri, kakak makan saja ini," ucap Rafa menarik kakanya dan mengajak sang kakak duduk di ranjang dan membuka bolu kukus yang kakaknya taruh di ranjang.Elya memalingkan wajahnya, gadis itu selalu berusaha menyembunyikan tangisannya dari sang adik. Namun Rafa memaksanya duduk untuk makan bolu kukus."Ini kan kesukaan Mbak. Kalau aku yang makan sendiri, nanti mbak ngamuk," ucap Rafa menyodorkan bolu kukus yang sudah ia buka."Kamu buat sendiri?" tanya Elya."Beli," jawab Rafa terkekeh."Eh biar aku suapi," ujar Rafa menarik kembali bolunya. Rafa mengambil pisau plastik yang ada di balik kardus dan memotong bolu itu. Rafa menyuapkan satu

    Последнее обновление : 2024-10-29
  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   18. Kepedihan Elya

    Bariqi mengurut keningnya dengan lemas, pria itu menyandarkan tubuhnya di tembok karena kakinya seolah tidak bisa menyangga tubuhnya sendiri. Bariqi mendengar pembicaraan kakak beradik di dalam sana karena jendela kamar Elya yang terbuka membuatnya mendengar jelas apa yang mereka bicarakan. Bariqi merasa dirinya sangat keterlaluan pada Elya. Selama ini ia mengaku paling dekat dengan Elya, tapi ia tidak tahu masalah apa-apa yang sedang ditanggung gadis itu."Eh mbak, aku sudah dichat sama temen disuruh balik," ucap Rafa saat ada notifikasi dari hpnya."Kamu gak makan dulu?" tanya Elya."Tidak usah. Aku pergi dulu ya, Mbak.""Tunggu." Elya menuju laci kecil di samping ranjangnya, perempuan itu mengambil beberapa uang dan memberikannya pada sang adik."Buat jajan di perjalanan," kata Elya."Mbak aku masih ada uang, gak usah kasih lagi," ujar Rafa menolak uang kakaknya."Ambil saja. Saat perjalanan pulang belum tentu kamu langsung pulang, siapa tahu teman-teman kamu masih ngajak nongkrong

    Последнее обновление : 2024-10-29

Latest chapter

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   55. Ending

    Pernikahan bukanlah akhir dari sebuah kisah, melainkan awal untuk memulai kehidupan yang baru. Sudah terhitung satu minggu Elya dan Bariqi menikah. Elya tidak tinggal lagi di Tulungagung, melainkan gadis itu ikut suaminya ke Batu. Bariqi diberi satu rumah oleh ayahnya untuk dia tempati bersama Elya. Selama satu minggu itu belum terjadi sesuatu antara Elya dan Bariqi. Bariqi belum menyentuh Elya karena bocah itu yang merengek belum siap. Bariqi harus mengalah karena saat dia akan mendekati Elya, Elya malah menangis. Hari ini terakhir kali Bariqi cuti dari pekerjaannya dan besok dia harus bekerja lagi, begitu pun dengan Elya. Bariqi menatap Elya yang memasak di dapur, sedangkan dia duduk di samping kulkas sembari meminum air. Pandangan Bariqi tidak lepas dari punggung kecil Elya. “Aduh … dasar wajan kurangajar. Gak lihat apa kalau di sini ada tangan, malah nyentuh tanganku. Dipikir gak panas,” omel Elya saat tangannya terkena wajan panas. Bariqi hampir menyemburkan airnya saat mend

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   54. Pernikahan

    48.Niat hati Elya tidak ingin menikah muda. Masih banyak cita-cita yang ingin Elya gapai. Menjadi koki utama misalnya, karena selama ini Elya hanya menjadi asisten Bariqi. Karir Elya mulai naik lagi saat dia dipindah tempat menjadi seorang bartender. Namun, untuk sekarang karir Elya terpaksa harus dihentikan. Waktu berlalu begitu cepat. Elya yang semula tidak mendapatkan restu dari ibunya, kini restu sudah dia kantongi. Acara lamarannya dengan Bariqi berjalan lancar. Dengan sepenuh hati ayah dan ibu Elya menerima Bariqi untuk menjadi menantunya. Satu tahun setelah lamaran Elya, tepat di usia Elya yang ke dua puluh satu tahun, Elya dan Bariqi resmi menikah. Hari ini adalah hari spesial untuk Bariqi dan Elya setelah empat tahun pertemuan mereka. Bariqi baru saja mengucap ijab qobul di depan penghulu juga ayah Elya. Pernikahan sudah sah secara agama dan negara. Pernikahan yang dilakukan hanya pernikahan sederhana, ijab qobul dan resepsi pernikahan yang dihadari oleh teman-teman Elya.

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   53. Cinta yang Tulus

    Seorang Gadis tengah mengocok shaker koktail di depan para pelanggannya. Elya sudah menguasai teknik shak setelah beberapa lama berada di bar. Perempuan itu dalam sekejap menjadi perempuan idola. Bahkan ada pelanggan yang terang-terangan setiap hari datang dan mengatakan kagum dengan Elya. Kalau lagi gabut, Elya akan balik menggoda para pelanggannya. Tapi itu hanya manis di bibir, kalau perasaannya hanya untuk Bariqi. Kendati demikian, Bariqi tidak bisa jenak dan ingin Elya berada di dapur saja. Bagi Bariqi, di bar terlalu banyak buaya yang siap memangsa Elya. Namun, Bariqi tidak sadar kalau dirinya juga buaya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, tetapi Elya masih belum selesai dengan pekerjaannya. Elya pulang jam delapan sesuai jam kerja yang baru. Saat asik atraksi di depan para tamu, seorang pria tampan mendatangi Elya. Pandangan Elya mengarah tepat ke Bariqi, kalau dilihat-lihat orang yang sudah melamarnya itu sangat tampan. “Elya, seorang gadis dua puluh tahun, yang cant

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   52. Fakta Mengejutkan

    Bariqi menggelengkan kepalanya, dia merasa bahwa dirinya sudah gila. Hanya gadis kecil yang bahkan dilihat sekilas biasa saja, tetapi Bariqi bisa jatuh cinta sedalam ini. “Kenapa tersenyum sendiri?” tanya Putri berdiri di depan pintu kamar anaknya. Bariqi terkesiap, pria itu langsung bangun dan menatap ibunya, “Ibu, kenapa ibu masuk nggak ketuk pintu? Kalau aku sedang ganti baju bagaimana?” tanya Bariqi bertubi-tubi. “Tapi kenyataannya kamu nggak sedang ganti baju, tapi kamu sedang senyum-senyum sendirian,” jawab Putri terkekeh. Bariqi malu bukan main, pria itu menarik selimut dan menyelimuti separuh tubuhnya. Putri melangkahkan kakinya mendekati Bariqi. Perempuan paruh baya itu duduk di ranjang anaknya. Tangan lembutnya mengelus puncak kepala Bariqi. Entah kenapa tiba-tiba Putri merasa sedih. Bukan maksud apa-apa, tetapi anaknya yang dulu kecil kini sudah menjadi pria dewasa. Putri selalu ingin anaknya menikah, tetapi saat tadi Bariqi pulang mengatakan sudah melamar Elya dan ing

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   51. Lamaran Romantis

    Elya menatap sinis ke arah Bariqi, saat ini Bariqi dan Elya tengah kencan di sebuah cafe yang ada di tengah kota. Cafe dengan penuh lampion yang sangat indah dan estetik untuk digunakan berfoto. Namun, Elya masih saja sinis perkara tadi saat Bariqi bersama Sera.“Situ boleh cemburu sama aku, tapi aku nggak boleh cemburu sama situ,” cibir Elya sambil mencebik-cebikan bibirnya.“Huh, dasar laki-laki semaunya sendiri. Kalau cemburu saja aku kayak mau dibanting di tempat, tapi aku sendiri yang cemburu malah gak boleh. Curang banget jadi cowok,” cibir Elya lagi.Sudah setengah jam mereka nongkrong di cafe, tetapi Elya tidak kunjung berhenti nyinyir. Kejadian tadi sore, tetapi masih diungkit sampai sekarang.“Rasanya mau ganti cowok saja. Cowok yang lebih … hmppp-”Ucapan Elya terhenti saat Bariqi menjejalkan kentang ke bibir Elya. Mata Elya melotot, perempuan itu menggebrak meja dengan kencang.“Hishh … apa-apaan kamu ini!” pekik Elya setelah menelan kentangnya.“Dari pada kamu terus ribut

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   50. Mode Cemburu

    Sudah satu minggu Elya kembali ke tempat kerja yang semula. Namun, Elya tidak berada di bagian dapur lagi. Melainkan di bagian bar. Elya meracik minuman alkohol di bar mewah yang ada di hotel. Tugas Elya dipindah ke sana bersama Vino. Awalnya Bariqi sangat tidak setuju Elya dipindah ke sana, tetapi itu keputusan papanya yang tidak bisa diganggu gugat. Umumnya, Bar dibuka saat malam hari. Namun, berbeda kalau di hotel Sunflowers di mana Bar buka dua puluh empat jam. Siang hari juga sangat ramai pengunjung. Elya sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan barunya. Namun, berada di bar membuat Bariqi sering ngambek. Pasalnya banyak cowok di sana yang membuat Bariqi cemburu. Apalagi teman kerja Elya adalah Vino. Di dapur, Bariqi tampak bekerja dengan semangat meski pikirannya terkadang fokus pada Elya. “Sera, semua bahan yang dibutuhkan sudah siap?” tanya Bariqi kepada Sera. “Sudah, Chef,” jawab perempuan itu dengan cekatan mendekatkan bahan-bahan makanan yang diperlukan. Bariqi langsung

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   49. Kembali Bekerja

    Bariqi mengetuk-ketuk ujung jari di pahanya. Suasana sangat canggung saat antara dirinya dan Elya tidak ada yang membuka suara. Bagaimana mau membuka suara, sejak tadi mood Elya tidak baik. Setelah menyiram kopi di wajah adiknya, ibu Elya mengusir Elya untuk pergi. Bahkan semua baju Elya juga dikeluarkan oleh ibunya.Ayah Elya mencegah Elya pergi, tetapi Elya pun kukuh pergi. Elya bilang akan kembali bekerja di tempat semula. Bariqi senang Elya akan berada di dekatnya lagi, tetapi di sisi lain, Bariqi sangat iba Elya harus mendapatkan perlakuan tidak baik dari ibunya.Meski Bariqi tidak merasakannya secara langsung, tetapi Bariqi tahu betul betapa sakit hatinya Elya saat diusir oleh ibunya sendiri. Kalau bisa, Bariqi menghajar ibu dan adik Elya, tetapi dia tidak bisa melakukannya karena bagaimana pun ibu Elya tetaplah orang tua.“Maafkan aku,” cicit Elya setelah lama diam.Saat ini Elya dan Bariqi tengah berada di kereta api untuk perjalanan ke Kota Batu. Sebentar lagi sampai di stasi

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   48. Tamu Menyebalkan

    Saat di kandangnya sendiri, Bariqi bagai singa yang siap mengaung kapan saja. Di dapur tempatnya bekerja, siapapun yang salah, tidak akan luput dari amukan Bariqi. Namun, saat ini Bariqi harus menciut di hadapan ibu Elya. Sejak kedatangannya, ibu Elya menatap Bariqi dengan tajam.Bariqi menjadi serba salah di sini, tetapi dia bukanlah pria cupu yang mundur begitu saja. Ibu Elya menatapnya dalam diam, membuat Bariqi menerka-nerka apa yang sebenarnya dipikirkan perempuan yang terlihat masih muda itu.Bariqi membuka bibirnya ingin berbicara, tetapi terhenti saat seorang pria paruh baya memasuki rumah.“Loh ada tamu. Teman kamu, Raf?” tanya Rahman menatap Bariqi sembari mengusung senyum.Bariqi langsung berdiri, pria itu mengulurkan tangannya pada Rahman yang langsung disambut baik oleh pria itu.“Aku pacare Elya, Pak,” ujar Bariqi memperkenalkan diri.Bariqi yakin kalau pria itu adalah ayahnya Elya. Saat bersama ayah Elya, Bariqi akan lebih sat-set, tidak peduli bila nanti Elya marah.“P

  • Chef Galak, (tapi) Kucinta   47. Tamu Dari Jauh

    ”Gak usah mampir ke rumahku. Lebih baik kamu langsung pulang!” pinta Elya merengek.“Ya, ya! Mas, jangan ke rumahku!” pinta Elya lagi. Elya memegang tangan Bariqi dengan erat. Saat ini mereka sedang menaiki bus perjalanan ke Tulungagung.Saat menaiki bus, Bariqi harus menggendong tubuh Elya karena enggak mau naik. Elya terus merengek lebih baik langsung ke Batu saja dari pada ke Tulungagung. Namun, Bariqi tetap kukuh ingin ke Tungagung. Bariqi tidak mau membuang-buang waktunya untuk berpacaran dengan Elya, Bariqi ingin cepat menikahi gadis itu. Meski Elya masih berusia dua puluh tahun. Toh mereka sama-sama tinggal di desa, sudah wajar kalau gadis seusia Elya menikah.“Mas!” rengek Elya menduselkan kepala ke dada Bariqi.Bariqi mendorong pelan kepala Elya, “Kamu kenapa sih kayak gini? Kamu gak sayang sama aku sampai aku gak boleh ke rumah kamu?” tanya Bariqi.“Bukan maksud begitu, Mas. Tapi … ah pokoknya sulit dijelaskan,” kata Elya.“Kalau sulit dijelaskan, ya gak usah dijelaskan. Bia

DMCA.com Protection Status