5 Tahun Setelah Bercerai

5 Tahun Setelah Bercerai

By:  Ai Ueo  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 ratings. 8 reviews
119Chapters
108.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Sudah mengenal sejak lama, dan saling memahami karakter masing-masing, tidak menjamin kehidupan rumah tangga berjalan dengan lancar. Buktinya, pernikahan Najwa dan Ferdi harus kandas di tahun ke tujuh. Menikah atas pilihan sendiri, menjaga cinta dan saling setia adalah janji mereka. Namun, semua hanya omong kosong belaka. Kala garis dua tak kunjung tiba, Ferdi mulai goyah dengan hasutan ibunya. Menikah lagi adalah pilihan yang harus Ferdi jalani. Najwa, tentu saja menolak pernikahan itu. Mereka sehat, itu yang dikatakan dokter saat memeriksa kesuburan Najwa dan Ferdi. Seharusnya, hanya tinggal menunggu waktu untuk mereka mendapatkan keturunan. Ketika harus memilih berbagi atau pergi, Najwa memilih pergi. Secinta apa pun ia pada Ferdi, ia tetap tidak mau berbagi. Lima tahun setelah perceraian itu, Najwa dan Ferdi kembali bertemu. Sebuah kegiatan yang mengharuskan mereka sering bertemu. Ferdi yakin getar itu masih sama, meski kini wanita itu telah jauh berbeda. Sebuah kejadian membuat Ferdi mengetahui sebuah fakta mengejutkan. Najwa sudah memiliki seorang anak. Apakah itu anak Ferdi? Atau anak Najwa bersama suami barunya?

View More

Latest chapter

Free Preview

Bertemu Masa Lalu

"Bagaimana bisa kamu berkeras mempertahankan wanita mandul kayak dia? Kamu anak lelaki Mama satu-satunya. Kalau dia nggak mau dimadu, ceraikan saja," ujar wanita paruh baya di samping Ferdi."Kamu nikah aja sama Ranti. Mbak juga nggak setuju kamu bertahan sama Najwa. Sudah mandul, pakek berlagak nggak mau dimadu lagi!" sahutan dari Nisa, kakak kandung Ferdi.Di kursi seberang, seorang wanita bernama Najwa hanya bisa menahan tangis atas perlakuan keluarga Ferdi. Ferdi masih diam menatap wanita yang sudah bersamanya selama tujuh tahun ini. Tak dipungkiri kalau dia masih amat mencintai Najwa. Namun, tuntutan dari keluarganya membuat hati Ferdi goyah. Najwa yang teguh tidak mau dimadu, sementara sampai saat ini tidak juga menunjukkan kehamilan."Maafkan aku Wa, sepertinya kita harus berpisah." Tak pelak ucapan Ferdi menghancurkan hati Najwa. Wanita yang menemani Ferdi dari jaman sekolah itu benar-benar terpuruk."Ma, bekal Tasya udah dibikinin?" Suara riang gadis kecil menyentak lamunan N

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Asnila Wati
bagus ceritanya
2024-03-24 23:23:20
0
user avatar
Sary Thea
keren novelnya..seneng baca nya ga bosen...
2023-01-27 16:50:08
1
user avatar
rozi yana
semoga ngak kepanjangan...
2023-01-27 09:27:05
2
user avatar
Segoro Anyep
kalau menurut pendapat saya pribadi, anak itu juga merupakan rejeki. ada yg datang cepat, ada yang lama. kisah nyata dari saudara2 saya, ada yg menunggu 9 thn (dan setelahnya dalam 5 thn melahirkan 4x), ada yg menunggu 16 thn (setelahnya, 13 bulan setelah anak pertama lahir, anak kedua pun lahir)..
2022-12-31 21:17:50
3
user avatar
Aniek Oktari Keman
bagus banget,lanjutannya ditunggu kak
2022-12-16 08:47:42
1
user avatar
Sobat Netizen
bagussssssssssssse
2022-12-13 00:14:37
1
user avatar
Ai Ueo
terimakasih banyak, kak...
2022-12-06 11:21:44
0
user avatar
Dewi Suparwati
Ceritanya bagus, alurnya menarik dan membuat cerita ini layak diikuti sampai tuntas..
2022-12-05 16:00:48
1
119 Chapters

Bertemu Masa Lalu

"Bagaimana bisa kamu berkeras mempertahankan wanita mandul kayak dia? Kamu anak lelaki Mama satu-satunya. Kalau dia nggak mau dimadu, ceraikan saja," ujar wanita paruh baya di samping Ferdi."Kamu nikah aja sama Ranti. Mbak juga nggak setuju kamu bertahan sama Najwa. Sudah mandul, pakek berlagak nggak mau dimadu lagi!" sahutan dari Nisa, kakak kandung Ferdi.Di kursi seberang, seorang wanita bernama Najwa hanya bisa menahan tangis atas perlakuan keluarga Ferdi. Ferdi masih diam menatap wanita yang sudah bersamanya selama tujuh tahun ini. Tak dipungkiri kalau dia masih amat mencintai Najwa. Namun, tuntutan dari keluarganya membuat hati Ferdi goyah. Najwa yang teguh tidak mau dimadu, sementara sampai saat ini tidak juga menunjukkan kehamilan."Maafkan aku Wa, sepertinya kita harus berpisah." Tak pelak ucapan Ferdi menghancurkan hati Najwa. Wanita yang menemani Ferdi dari jaman sekolah itu benar-benar terpuruk."Ma, bekal Tasya udah dibikinin?" Suara riang gadis kecil menyentak lamunan N
Read more

Belum Menyerah

Rapat berjalan dengan lancar dan semua puas dengan hasilnya. Pihak perusahaan Ferdi meminta resort menyediakan konsumsi juga hiburan yang akan disuguhkan dengan tambahan biaya yang cukup menjanjikan."Bos kami menginginkan yang terbaik. Beliau menyetujui harga yang Ibu ajukan. Semoga acara nanti bisa berjalan dengan lancar.""Baik, Pak. Nanti kita agendakan lagi untuk rapat berikutnya. Setelah ini saya akan menghubungi beberapa pengisi acara yang akan diundang."Pukul sebelas rapat sudah selesai, Najwa bergegas keluar dari ruangan karena sudah berjanji akan menjemput anaknya. Melihat Najwa yang terburu waktu membuat Ferdi pun bergegas keluar juga. "Saya juga permisi dulu ya. Ada keperluan sebentar. Nanti saya pulang sendiri saja," ujar Ferdi pada rekannya.Setelah mendapat persetujuan dari rekannya, Ferdi segera berlari. Ia tidak ingin kehilangan jejak Najwa. Wanita yang sudah sekian lama ia rindukan. Di parkiran, Ferdi melihat Najwa selesai berbicara dengan petugas resort. Ferdi seg
Read more

Lelah

Pagi ini berlalu dengan baik, hasil pertemuan yang menggembirakan karena semua sudah setuju untuk mengisi acara minggu depan.Ferdi yang melihat kelincahan Najwa dalam memimpin rapat, begitu kagum pada mantan istrinya itu. Penampilan Najwa memang tidak banyak berubah, tetapi sikapnya jauh dari Najwa yang dulu. Najwa yang pendiam dan pemalu, Najwa yang ramah sudah tidak nampak pada pribadi Najwa yang sekarang.Saat bekerja Najwa akan begitu luwes dan banyak senyum, tetapi di luar itu dia akan berubah menjadi dingin dan tegas. Meski Najwa yang kini berbeda, tetapi detak jantung Ferdi tetap tak beraturan saat memandangnya. Andai saja ...."Bagaimana, Pak Ferdi, apakah ada tambahan?" Pertanyaan Najwa membuat Ferdi tersentak karena dari tadi dia hanya fokus pada Najwa tanpa mendengar pembahasan yang sedang mereka bicarakan."Emm. Saya rasa sudah cukup, semua sudah sesuai yang saya harapkan," jawab Ferdi sekenanya."Baiklah kalau begitu, pertemuan ini cukup sampai di sini. Kalau ada hal lai
Read more

Kamu Sudah Menikah?

"Mama jangan lupa ya, nanti sore aku ikut Mama kerja." Suara riang Tasya memenuhi ruang makan. "Bilang sama Tante Linda jangan lupa hadiahnya," lanjutnya.Najwa mengernyitkan dahinya. Linda memang sangat menyayangi anak ini, tapi untuk hadiah di setiap pertemuan terdengar berlebihan. Apalagi dia adalah tulang punggung keluarga, Najwa tidak mau Linda terbebani oleh permintaan anaknya. "Kamu minta apa sama Tante Linda?""Ish, Mama. Tasya nggak pernah minta-minta, loh, ya, Tante Linda sendiri yang janjiin Tasya. Tasya itu anak baik, Mama," protes Tasya.Najwa tertawa mendengar pujian Tasya untuk dirinya sendiri. Tasya yang mandiri dan pengertian. Najwa sangat bersyukur memiliki Tasya dalam hidupnya." Ma, minggu depan Papi jadi pulang nggak? Kemarin pas Tasya bilang mau ada acara, Papi mau dateng katanya," celoteh Tasya di sela sarapan."Katanya, sih, gitu, semoga nggak ada halangan lagi biar Papi bisa cepet pulang. Kamu nanti dianter Mbak Nia ya ke sana, Mama nggak bisa jemput."Hari in
Read more

Jangan Saling Mengusik

Najwa memandang Ferdi sekilas lalu beralih pada makanan yang masih tersisa di mangkuknya. "Apakah itu penting untuk Bapak?" tanya Najwa pada Ferdi tanpa melihat lelaki itu."Aku mau kita tetap baik-baik aja, Wa."Najwa tersenyum menanggapi ucapan Ferdi, apa selama ini mereka tidak baik-baik saja?"Saya hanya ingin kita berinteraksi masalah pekerjaan, selain itu anggap saya orang asing. Saya sudah bahagia dengan hidup saya sekarang dan Bapak juga begitu. Jadi jangan saling mengusik, ini cara saya berdamai dengan masa lalu," tegas Najwa. Berhubungan baik dengan mantan hanya untuk orang lain, Najwa tidak akan melakukan itu.Najwa berdiri dari duduknya, dia terpaksa meninggalkan makanan yang masih tersisa. "Saya permisi." Ia lalu berjalan pergi dari hadapan Ferdi.Ferdi menatap kepergian Najwa dengan perasaan yang tidak baik-baik saja. Selama lima tahun ini ia berharap bisa melihat Najwa dan dekat kembali dengannya namun kenyataan hari ini membuat harapannya pupus sudah.Pandangan Ferdi t
Read more

Masih Keras Kepala

Setelah sambutan dan pesan-pesan dari pemilik perusahaan, acara dilanjutkan dengan penampilan sebuah grup band yang cukup terkenal. Banyak karyawan yang ikut bernyanyi bahkan ada yang menyumbang lagu di atas panggung.Najwa duduk di kursi yang sudah di sediakan bersama orang penting dari perusahaan tempat Ferdi bekerja, sepanjang acara Ferdi mencuri- curi pandang pada Najwa. Penampilan Najwa begitu memukau meski ia hanya duduk dan tersenyum, hanya sesekali menanggapi obrolan di meja itu.Pukul sebelas malam acara selesai, banyak dari peserta yang langsung berlalu ke kamar untuk istirahat. Najwa sendiri memilih segera menuju mobilnya di parkir dan pulang cepat demi melihat anaknya.Sebagai seseorang yang diberi tanggung jawab, Najwa harus selalu mengikuti acara seperti ini hingga selesai dan memastikan klien puas."Kamu pulang sendiri?" Suara itu menghentikan langkah Najwa. Najwa begitu muak mendengar suara itu terus mengganggunya. Kenapa tidak menghiraukan permintaannya untuk tidak s
Read more

Ada Yang Jatuh Cinta

"Maaf, Pak, saya baru ingat," jawab Najwa ramah. Mau bagaimanapun, pria ini yang sudah memberi banyak uang untuknya minggu ini."Boleh saya bergabung?""Silahkan, saya juga baru pesan," jawab Najwa karena dilihatnya tempat lain sudah penuh."Anda tinggal di sekitar sini?" "Di blok sebelah, apa acaranya masih belum selesai?" Najwa heran, acara di resort sudah selesai tadi malam dan resort cukup jauh dari sini, tapi mengapa pria ini bisa nyasar di sini?"Saya pulang ke rumah Mama saya, dia tinggal di blok F. Kalau Mbak Najwa di blok apa? Maaf ya saya panggil Mbak aja, kayaknya kita seumuran.""Oh, nggak papa, Pak. Saya tinggal di blok E." "Wah, deket dong, ya. Padahal saya sering ke sini kalau weekend tapi nggak pernah ketemu Mbak, ya?" tanya Dafa antusias. Dari awal bertemu memang ada ketertarikan yang Dafa rasakan pada wanita di hadapannya ini, tetapi Dafa tidak berani mendekati karena takut Najwa sudah bersuami."Saya jarang keluar rumah kalau nggak kerja, paling kalau minggu gini
Read more

Menutup Hati

"Ya, kok di sini, Pak?" tanya Najwa saat memandang orang yang menyapanya."Lagi anterin Mama belanja, Mbak sendiri lagi ngapain di sini?" Kenapa Dafa merasa ia memang ditakdirkan untuk sering bertemu Najwa, meski kecewa dengan status Najwa, tetapi dia tetap senang bisa melihat Najwa."Lagi anterin anak saya main, silahkan dilanjut, Pak. Mungkin ibunya sudah menunggu."Dafa tersenyum lalu pergi dari sana, dia tau kalau Najwa tidak nyaman dengan kehadirannya. Sekarang dia semakin yakin kalau Najwa sudah memiliki pasangan."Siapa tadi?" Tania, ibu dari Bian yang duduk di samping Najwa mulai kepo pada sosok yang baru saja diusir oleh Najwa."Klien yang kemarin sewa resort buat acara." "Kok kayaknya udah akrab, udah kenal lama emang?" Feni, ibu dari Erlin ikut menanggapi."Nggak juga, sih, kemarin cuma sempat ngobrol karena rumah Mamanya satu komplek sama rumahku cuma beda blok aja," jelas Najwa."Kayaknya ada sinyal suka, tuh. Ketipu ama umurmu kayaknya. Dikira masih seumuran dia kali ya
Read more

Luka itu masih ada

Setelah hening cukup lama, akhirnya Najwa punya cara untuk menjelaskan pada putrinya tentang keluarga yang mereka jalani."Kamu cuma tau dari Fira, kan, kalau keluarga harus kumpul setiap hari, tapi nggak semua harus gitu, Sayang. Contohnya Erlin, Papa Erlin juga nggak pulang tiap hari, kan? Tapi Erlin baik-baik aja. Najwa membelai rambut anaknya, anaknya yang dulu begitu kecil dalam gendongannya kini telah tumbuh dengan cepat."Kok Tasya nggak inget ya kalau Papanya Erlin juga nggak pulang, yang penting uangnya pulang." Sontak ucapan Tasya membuat Najwa terkejut, bagaimana bisa anaknya berfikiran seperti itu."Siapa yang ngajarin gitu?""Tante Feni, pas Erlin tanya gitu tante Feni jawab yang penting uangnya pulang biar bisa beli-beli yang dimau." Tawa Najwa tidak bisa ditahan saat mendengar jawaban polos Tasya. Feni memang terkenal ceplas-ceplos kalau bicara."Sekarang nggak sedih lagi, kan? Atau mau ikut Papi aja, sekolahnya pindah?" tanya Najwa menahan tawa."Nggak mau, Oma galak. T
Read more

Pengobat Luka

"Cantik bener, mau ke mana?" Dilihatnya putri kesayangan yang sudah rapi."Jemput Papi. Katanya, kan, mau dateng hari ini," ujar Tasya gembira."Ini masih jam dua, Papi sampek Bandara jam lima, kelamaan, Sayang. Ngapain juga nunggu di sana lama-lama, panas loh.""Kenapa nggak bilang dari tadi? Tau gitu Tasya nggak mandi dulu, mbak Nia, sih, nggak ngomong gitu," omel Tasya pada pengasuhnya."Tadi katanya pengen cepet-cepet biar nggak terlambat, mbak Nia, kan, udah bilang kalau masih lama," ucap Nia menjelaskan."Udah, dong, jangan ngambek, nonton tivi aja dulu. Nanti kalau udah mau berangkat Mama panggil." Dengan pasrah Tasya menurut pada sang Mama, terlalu bersemangat membuat Tasya menjadi rajin mandi.Najwa kembali berkutat pada laptop di depannya, hari ini ia bekerja dari rumah karena sore nanti akan menjemput orang spesial. Terselip rasa rindu dan keinginan untuk bercerita banyak hal.Najwa bersyukur memiliki asisten seperti Linda, dia sangat cekatan dan jujur. Bekerja selama empa
Read more
DMCA.com Protection Status