"Ada ... ada satu yang ingin kutanyakan sebelumnya," ucapku. Aku berpura-pura tidak melihat tatapan menyakitkannya dan memfokuskan pandangan ke dadanya. "Kumohon ...." Apakah akan membuat perbedaan jika aku hamil? Aku ingin menanyakan hal itu, tetapi aku tidak tahu caranya. Aku menarik napas dalam-dalam. Begitu mendongak, aku melihatnya memutar bola mata sambil menghela napas dan berkata, "Aku nggak punya waktu untuk permainanmu, Val." Rumah? Aku tertawa pahit. Kita sudah tidak punya rumah, Marcel. Aku membangunnya untuk kita, lalu kamu menghancurkannya.
View More"Aku akan menceraikannya dengan syarat," tambah Alisa sambil cemberut. "Dia berutang pernikahan itu kepadaku. Dia juga nggak pernah memenuhi tanggung jawabnya sebagai suami.""Darah yang kita berikan kepadanya adalah darah Valerie sejak awal. Apa yang kamu harapkan saat kamu memaksanya menikahimu?" Joshua Salim menghela napas, menggelengkan kepala perlahan dengan kekecewaan di matanya.Joshua Salim telah melakukan hal-hal buruk demi istri dan putrinya. Dia pikir dirinya telah melakukan segala yang dia bisa untuk melindungi keluarganya, tetapi dia tidak pernah menduga putrinya hanya akan belajar trik kotor darinya."Ayah memaksa Ibu, tapi semuanya baik-baik saja," kata Alisa sambil mengangkat bahu dengan nada acuh tak acuh."Apa kamu bilang?" Joshua Salim mengangkat tangannya, dan Alisa membeku dengan air mata ketakutan. Pada akhirnya, tangan itu tidak mendarat.Joshua Salim menghela napas dalam-dalam dan panjang. Dia menggenggam tinjunya untuk menyembunyikan gemetar di tangannya.Aveli
"Ini akan membuat Valerie marah!"Alisa menghela napas sambil menatap ayahnya dan memutar matanya saat mereka melewati lorong temaram bersama para peserta lelang.Bukan berarti Alisa bersedia menyerah kepada Val soal kalung itu, tetapi menjual kalung itu secara terbuka kepada Val hanya akan menjadi deklarasi perang, sesuatu yang tidak akan dilakukan oleh ayahnya yang berhati-hati. Namun, Joshua Salim tampaknya sudah bertekad untuk melanjutkannya.Lelang ini memperbolehkan topeng, toh sebuah topeng sederhana tidak bisa menyembunyikan identitas seseorang, terutama di kalangan orang-orang yang mampu berada di sini. Namun, tetap saja, Alisa mengenakan topeng. Bukan hanya itu, dia juga mengenakan gaun yang lebih menantang dengan punggung yang terbuka hingga ke pinggangnya, untuk mengelabui orang, seperti yang dia katakan.Namun, Joshua Salim tahu ini hanyalah cara Alisa untuk melampiaskan perasaannya setelah perselisihan dengan Marcel. Dia mengenal putrinya lebih baik daripada siapa pun. Se
"Apa ... apa kamu tahu tentang Keluarga Kumala?" Apa kamu tahu bahwa kamu baru saja memarahi pewaris dari salah satu keluarga paling berkuasa di negara ini? Inilah pertanyaan sebenarnya, yang tidak berani ditanyakan oleh Val.Val melirik ke arah Nico, dengan sedikit kecemasan terdengar dalam suaranya yang bahkan tidak dia sadari sendiri.Mereka menjemput Liana sebelum mengakhiri hari itu. Nico bermain dengan Jelita sepanjang perjalanan ke rumah Liana. Val tidak ingin membicarakan Diego di depan Liana atau Jelita, jadi dia hanya diam karena rasa bersalah yang terus menggerogotinya.Kesepakatan Val dengan Nico adalah tentang Keluarga Salim. Nico membutuhkan Val karena pria itu tidak ingin ada noda di namanya, jadi Val berpikir pria itu tidak akan senang jika harus bermusuhan dengan Keluarga Kumala.Nico menoleh, matanya yang dalam tertuju pada Val sebelum dia mengangguk. "Ya, aku tahu."Val menelan ludah tanpa disadari.Haruskah dia memberitahu pria itu siapa Diego sebenarnya? Nico membe
"Diego Kumala!" seru Val dengan marah. "Ini benar-benar nggak bisa dipercaya! Ini sudah sangat rendah, bahkan untukmu!"Di balik sudut jalan, berdiri pria yang dia marahi. Di wajah pria itu, ada rasa malu, terkejut, dan ... sedikit rasa marah, marah kepada adik iparnya yang baru saja mencampakkannya agar adik perempuannya tidak kehilangan kendali melihat si mantan suami menculik putri temannya.Betapa kacaunya keluarga asalmu."Liana menolakmu, 'kan?" Val menyilangkan tangan di depan dada, menatap Diego seperti induk kucing yang marah. "Itu sebabnya kamu bersembunyi di sini?""Ehh ... nggak juga ...." Pria itu menggaruk rambutnya dengan senyum meminta maaf. Liana tidak bilang "tidak". Wanita itu sama sekali tidak mengangkat teleponnya yang jutaan kali, begitu juga Val. "Ini murni kebetulan, tapi aku sangat senang bisa melihatmu, Jelita …."Val menyipitkan matanya. Diego cepat-cepat meminta maaf dan mengoreksi, "Maksudku, Valerie.""Namaku Val, dan aku lebih bahagia tanpa kamu, terima k
"Siapa yang mengajarimu memanggilnya Mama Val?" tanya Marcel, mengamati Val dengan hati-hati agar tidak terlihat oleh Val, tetapi juga tidak kehilangan jejak Val.Marcel tidak tahu Val ada di sini dan tidak mengira Jelita akan melompat dari komidi putar saat melihatnya. Dia tahu bahwa Liana membawa Jelita ke sini, jadi dia datang."Dia memang Mama Val .…" jawab Jelita dengan nada terluka dan merasa bingung."Apa dia tahu aku papamu?" tanya Marcel, sudah mengetahui jawabannya.Val tidak tahu. Kalau tahu, Val pasti sudah menghubungkan semuanya.Marcel perlu memberi tahu Val, tetapi dia tidak bisa, karena Nico.Sekeras apa pun Marcel berusaha menyelidiki pria itu, dia tidak menemukan hal yang aneh. Pria itu terlihat bersih. Adam Samid. Itu nama yang ditemukan Marcel. Nama yang sangat biasa, hampir membosankan.Marcel bahkan menemukan mengapa Nico membenci Keluarga Salim. Perusahaan kecil milik Joshua Salim yang sangat dia jaga selama bertahun-tahun itu dibeli dari seorang "Samid" dengan h
"Jelita?" Val berkedip, ragu dengan penglihatannya. "Liana, apa kamu lihat Jelita turun? Dia naik kuda poni di tikungan terakhir .…"Sambil mengatakan itu, Val sudah berlari menuju komidi putar yang berputar, napasnya tertahan, dan matanya bergerak cepat dengan panik saat ketakutan menguasainya. Jelita hilang! Dia sangat yakin bahwa Jelita naik kuda poni merah muda, yang sekarang kosong saat melintas di depannya, seolah-olah Val salah ingat."Jelita!" teriak Val, berbalik seiring dengan dunia di sekitarnya yang berputar. Apa dia baru saja kehilangan Jelita? Bagaimana bisa? Jelita baru saja ada di depannya! Val bahkan tidak melepaskan pandangannya! Kuda poni kayu mainan itu hanya melintas di belakang penarik untuk beberapa detik, dan dengan satu putaran seperti itu, seorang anak bisa hilang?"Val, tarik napas!" Liana datang ke sisi Val, suaranya tegas dan cepat. "Jangan ke mana-mana, siapa tahu Jelita kembali. Aku akan mencarinya! Val!"Val ingin menangis. Dia ingin meledak dan berteria
"Jadi ... kamu benar-benar percaya pada pria yang bernama Nico itu?" tanya Liana sambil tetap mengawasi Jelita, yang hanya berjarak beberapa inci darinya, tertawa riang di atas korsel yang terus berputar.Menghabiskan hampir seluruh hidupnya di pulau pribadi, taman hiburan terasa seperti dunia ajaib bagi Jelita. Senyuman cerah di wajah tembamnya membuat Liana sulit untuk berkata tidak. Bukan berarti dia ingin menolaknya. Bagaimanapun juga, ini adalah kesempatan terbaik untuk membuat Val menghabiskan waktu bersama Jelita.Joni ingin membawa Jelita kembali ke kotanya setelah Val dipenjara. Mengetahui bagaimana perasaan Val terhadap Diego, Liana memilih untuk membantu Marcel dan menyembunyikan Jelita di sebuah pulau pribadi yang Marcel beli atas nama keluarga neneknya. Setidaknya dengan cara ini, Jelita bisa tumbuh bersama ayahnya.Awalnya, rencana itu berjalan dengan baik.Marcel mengurangi waktu kerjanya di kantor menjadi hanya dua hari, memindahkan sebagian besar pekerjaannya secara d
Setelah berkendara selama 20 menit, mata Val masih dipenuhi oleh amarah dari ledakan emosinya tadi. Dia pernah mencintai pria itu dan juga membencinya. Terlalu menyakitkan untuk tetap menyimpan Marcel di dalam hatinya. Dia ingin pria itu keluar dari hidupnya, tetapi Marcel terus kembali dan mengacaukan segalanya!"Begitu tega padanya, hm?" Nico memecah keheningan dengan nada mengejek. "Yakin nggak akan menyesal? Aku tahu betapa besar cintamu padanya dulu.""Bukan urusanmu!" Val mendengus dingin, nada suaranya sama sekali tidak seperti seorang sugar baby yang dia perlihatkan di hadapan orang lain."Aduh." Pria itu tertawa, sama sekali tidak tersinggung. "Kupikir kita sedang membangun hubungan baik di sini. Apa yang membuatmu kesal, putri kecilku?""Sudah kubilang ...!" Val berbalik dengan marah, tetapi sebelum sempat menyelesaikan kata-katanya, mobil berbelok tajam, membuatnya terhempas ke arah Nico. "Astaga!"Yang mengejutkan, Nico menangkap bahunya dengan lembut, memastikan dia baik-b
"Val!"Val pergi saat Marcel ditahan oleh Keluarga Salim. Saat dia berhasil menyusul, Val sudah berada di dekat mobil mewah hitam pekat yang menunggu tepat di luar gerbang rumah Keluarga Salim.Val tidak berniat menunggunya, sampai Marcel mempercepat langkah dan menyelipkan jarinya di antara pintu yang setengah tertutup.Sejujurnya, dia terkejut karena Val tidak langsung menutup pintu itu dan menjepit jarinya.Namun, raut wajah Val menunjukkan ketidaksabaran yang nyata terhadap caranya menghentikannya."Kamu memang nggak pernah puas dengan apa yang menjadi milikmu saat ini, ya?" ucap Val dingin, berdiri di balik pintu, sementara Marcel merasa seolah-olah pintu itu adalah jarak terjauh di dunia.Dari dalam mobil terdengar dengusan dingin yang nyaris tak terdengar. Marcel mendengarnya. Di kursi belakang duduk pria bertopeng itu, Nico. Nama itu membuatnya muak. Dia tahu pria itu sedang memanfaatkan Val. Atau mungkin lebih buruk lagi, sedang mempermainkannya.Marcel sudah menyelidiki pria
Sudut pandang Valerie:Jadwal menstruasiku tidak pernah akurat. Namun, tetap saja ... seharusnya aku tahu.Mual, lemas, dan perubahan selera makan. Kamu pikir gejala-gejala itu sudah sangat jelas, tetapi hingga bukti terpampang nyata di depanmu, kamu baru akan sadar berapa banyak petunjuk yang kamu lewatkan.Sama seperti aku yang melewatkan tanda-tanda tegas bahwa pria yang menikahiku tidak akan pernah membalas cintaku, tidak peduli seberapa keras usahaku.Aku datang memeriksakan diri sambil berpikir, hal terburuk apa yang bisa terjadi? Jika aku mengidap kanker, aku bisa mengatasinya. Namun, untuk satu hal ini ... aku tidak berdaya.Seorang bayi. Hal terbaik yang datang di saat terburuk.Aku tidak tahu kapan aku akan merasakan kasih sayang keibuan yang pernah kudengar. Namun, aku bisa menebak reaksinya. Marcel Tanzil pasti akan membenci bayi ini.Mungkin akan lebih baik kalau aku mengidap kanker. Setidaknya hal itu bisa membuat salah satu dari kami senang.Aku duduk sendirian di lobi l...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments