Cinta Di Tengah Deadline

Cinta Di Tengah Deadline

last updateLast Updated : 2024-12-11
By:   Amanda13  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 rating. 1 review
25Chapters
29views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Didunia startup teknologi yang kompetitif, Adrian Hartanto, CEO NextWave, dikenal sebagai pemimpin yang ambisius, perfeksionis, dan sulit didekati. Hidupnya hanya tentang pekerjaan, sampai suatu hari dia merekrut Kirana Aulia, seorang project manager dengan gaya kerja yang kreatif namun sering melawan arus. Keduanya segera terjebak dalam dinamika yang penuh ketegangan. Kirana yang berjiwa bebas sering kali menantang Adrian dengan ide-idenya, sementara Adrian merasa harus mempertahankan otoritasnya. Namun, dalam tekanan proyek besar yang menentukan masa depan perusahaan, kedekatan di antara mereka mulai tumbuh, mengungkapkan sisi-sisi tersembunyi yang masing-masing tak pernah tunjukkan sebelumnya. Ketika batas profesional dan pribadi mulai kabur, hubungan mereka menjadi bahan gosip di kantor. Adrian harus memilih antara mempertahankan reputasinya atau mengejar sesuatu yang akhirnya membuatnya merasa hidup. Di sisi lain, Kirana menghadapi dilema: berpegang pada prinsipnya atau mengikuti perasaan yang tak bisa ia pungkiri. Namun, ketika rahasia besar Kirana tentang masa lalunya yang berkaitan dengan NextWave terungkap, mereka harus menghadapi konsekuensi yang dapat mengguncang segalanya

View More

Latest chapter

Free Preview

BAB 1

Adrian Hartanto, CEO NextWave, duduk di ruang rapat kaca dengan ekspresi dingin. Dia baru saja menyelesaikan presentasi strategi pertumbuhan perusahaan untuk kuartal berikutnya, dan ruangan itu penuh dengan keheningan tegang. Para manajer senior mengangguk, mencatat setiap detail, terlalu takut untuk mempertanyakan idenya. Adrian selalu perfeksionis, seorang pemimpin yang tidak pernah menerima kegagalan sebagai jawaban.Namun, di balik tatapan tajamnya, pikirannya dipenuhi kekhawatiran. NextWave, startup yang ia dirikan dari nol, sedang menghadapi tekanan besar. Sebuah proyek besar—peluncuran platform teknologi baru yang diharapkan akan menjadi titik balik perusahaan—sedang tertunda, dan ini bisa memengaruhi reputasi mereka di pasar. Dia tahu bahwa dia membutuhkan orang baru untuk memimpin proyek ini, seseorang yang bisa berpikir di luar kebiasaan dan tidak takut mengambil risiko.Di saat itulah, ia mendengar ketukan di pintu. Sekretarisnya, Laila, masuk dengan membawa berkas.“Pak Ad

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

user avatar
Intan april
ceritanya menarik . semngat terus author , di tunggu update bab selanjnya
2024-12-06 15:12:43
0
25 Chapters
BAB 1
Adrian Hartanto, CEO NextWave, duduk di ruang rapat kaca dengan ekspresi dingin. Dia baru saja menyelesaikan presentasi strategi pertumbuhan perusahaan untuk kuartal berikutnya, dan ruangan itu penuh dengan keheningan tegang. Para manajer senior mengangguk, mencatat setiap detail, terlalu takut untuk mempertanyakan idenya. Adrian selalu perfeksionis, seorang pemimpin yang tidak pernah menerima kegagalan sebagai jawaban.Namun, di balik tatapan tajamnya, pikirannya dipenuhi kekhawatiran. NextWave, startup yang ia dirikan dari nol, sedang menghadapi tekanan besar. Sebuah proyek besar—peluncuran platform teknologi baru yang diharapkan akan menjadi titik balik perusahaan—sedang tertunda, dan ini bisa memengaruhi reputasi mereka di pasar. Dia tahu bahwa dia membutuhkan orang baru untuk memimpin proyek ini, seseorang yang bisa berpikir di luar kebiasaan dan tidak takut mengambil risiko.Di saat itulah, ia mendengar ketukan di pintu. Sekretarisnya, Laila, masuk dengan membawa berkas.“Pak Ad
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
BAB 2
Kirana menarik napas panjang di depan pintu kaca besar bertuliskan “NextWave - Innovate Your Future.” Hari pertamanya sebagai project manager resmi dimulai, dan meski ia berusaha terlihat tenang, dadanya berdebar. Kantor ini jauh lebih modern daripada tempat kerjanya sebelumnya—dengan ruang terbuka, meja-meja minimalis, dan karyawan yang sibuk dengan laptop masing-masing.Saat masuk, Laila, sekretaris Adrian, menyambutnya dengan senyum profesional. “Selamat pagi, Kirana. Pak Adrian ingin bertemu Anda sebelum Anda mulai.”Tentu saja, pikir Kirana sambil tersenyum tipis. Dia sudah menduga akan ada sesi penyambutan yang lebih menyerupai ujian daripada perkenalan.Kirana mengikuti Laila menuju ruang rapat utama. Ketika pintu terbuka, Adrian sudah duduk di ujung meja, mengenakan jas abu-abu yang sempurna seperti biasanya, dengan ekspresi serius yang tampaknya sudah menjadi ciri khasnya.“Selamat datang di NextWave,” katanya singkat, tanpa basa-basi. “Saya ingin Anda tahu bahwa proyek ini a
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
BAB 3
Hari pertama Kirana di tim NextWave telah usai, tapi malam itu kepalanya dipenuhi daftar tugas yang belum selesai. Pagi harinya, Kirana tiba di kantor lebih awal. Ia yakin, untuk mengelola tim dengan baik, ia harus memulai dengan memberikan contoh. Namun, setibanya di sana, suasana kantor sudah lebih sibuk dari yang ia duga.Amara terlihat asyik mendiskusikan desain antarmuka dengan Johan, sementara Rendy mengetik dengan cepat di laptopnya, ekspresinya serius seperti biasa. Arif, yang tampak ceria, sedang membagi hasil analisis awal kepada Tina. Kirana merasa lega melihat semangat awal ini, tapi ia tahu itu hanyalah permukaan.“Pagi, Mbak Kirana!” sapa Arif dengan semangat. “Saya sudah menyiapkan laporan kecil untuk analisis kebutuhan klien. Ada beberapa poin yang sepertinya bisa kita tambahkan.”Kirana tersenyum dan menerima dokumen itu. “Terima kasih, Arif. Kerja bagus.”Namun, saat ia mulai membaca laporan itu, langkah cepat seseorang terdengar mendekati mejanya.“Pagi, Kirana,” uj
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
BAB 4
Pagi di kantor NextWave dimulai dengan lebih ramai dari biasanya. Kirana memperhatikan anggota timnya terlihat lebih fokus, meskipun ada lingkaran gelap di bawah mata beberapa dari mereka. Itu bukan pertanda baik—tekanan pekerjaan mulai terlihat. Namun, Kirana tahu ia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Sebagai pemimpin, ia harus menjaga semangat mereka tetap tinggi.Saat memulai briefing pagi, Kirana menatap satu per satu anggota timnya. “Kita telah membuat kemajuan yang signifikan dengan simulasi data, dan itu semua berkat kerja keras kalian. Tapi kita belum selesai. Hari ini, saya ingin memastikan semua komponen sudah sinkron sebelum data asli dari vendor tiba. Johan, bagaimana perkembangan sistem backend?”Johan mengusap wajahnya yang terlihat letih. “Backend sudah hampir selesai. Tapi ada beberapa fitur tambahan dari klien yang belum saya pahami secara teknis. Saya mungkin perlu waktu lebih untuk mendalaminya.”“Kita bisa atasi itu bersama,” balas Kirana. “Amara, desain antarmuka s
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
BAB 5
Keesokan paginya, Kirana tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Hawa dingin masih terasa, dan hanya beberapa lampu di lantai kantor yang sudah menyala. Dengan secangkir kopi di tangan, ia berjalan menuju ruang kerja bersama timnya.Hari ini adalah hari penting. Kirana dan tim harus menyelesaikan simulasi akhir sebelum data asli dari vendor tiba. Ia tahu bahwa setiap kesalahan kecil bisa menjadi bencana besar nantinya.Namun, begitu ia membuka laptop, sebuah pesan pop-up dari Tina langsung menarik perhatiannya.Tina: Mbak, saya baru saja mendapat kabar dari vendor. Data asli mereka tidak akan sesuai dengan format yang kita harapkan.Kirana membacanya dengan alis berkerut. “Tidak sesuai format? Apa maksudnya ini?” pikirnya.Tanpa membuang waktu, ia segera menelepon Tina, yang masih dalam perjalanan ke kantor.“Tina, apa maksud pesan kamu tadi? Kenapa datanya tidak sesuai?”“Mbak, mereka bilang ada perubahan dalam cara mereka menyimpan data. Saya juga baru tahu pagi ini,” jawab Tina de
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
BAB 6
Pagi itu, Kirana bangun dengan rasa lelah yang masih tersisa dari hari sebelumnya. Namun, ia tahu tidak ada waktu untuk bermalas-malasan. Dengan secangkir kopi di tangan, ia memeriksa jadwal hari ini di ponselnya. Beberapa rapat, satu diskusi dengan tim, dan tentu saja, tindak lanjut dari presentasi kemarin dengan klien.Kirana tiba di kantor lebih awal dari biasanya. Beberapa karyawan lain baru saja datang, termasuk Tina yang melambai sambil tersenyum.“Mbak Kirana, kemarin saya dengar dari Rendy, presentasi sama klien berjalan lancar ya?” tanya Tina dengan antusias.Kirana tersenyum tipis. “Lumayan lancar, walaupun banyak pertanyaan sulit. Tapi tim kita sudah melakukan yang terbaik.”“Syukurlah,” sahut Tina. “Oh ya, saya sudah susun laporan mingguan. Nanti tinggal Mbak review saja.”“Terima kasih, Tina. Kamu memang selalu bisa diandalkan,” jawab Kirana sebelum melangkah ke ruang kerjanya.Kehadiran yang MengejutkanSaat Kirana tengah sibuk membaca laporan mingguan dari Tina, sebuah
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
BAB 7
Pagi itu, suasana kantor NextWave tidak seperti biasanya. Ada ketegangan yang tidak terlihat namun terasa di udara. Kirana merasakan ada sesuatu yang salah begitu ia masuk ke ruang kerja timnya.Amara dan Johan, yang biasanya terlihat akrab, kali ini saling diam di meja masing-masing. Rendy tampak sibuk dengan laptopnya, tetapi dari raut wajahnya, Kirana tahu pikirannya tidak sepenuhnya di sana.Kirana meletakkan tasnya, lalu berjalan mendekati meja Amara. “Pagi, Amara. Kamu kelihatan murung. Ada masalah?”Amara hanya menggeleng tanpa menoleh. “Tidak apa-apa, Mbak.”Kirana mengerutkan dahi. Ia tahu Amara tidak biasa bersikap seperti ini. Ia kemudian mendekati Johan.“Johan, ada yang terjadi?” tanyanya dengan nada lembut.Johan mendesah pelan. “Nggak tahu, Mbak. Tadi pagi Amara tiba-tiba jadi dingin sama saya. Saya rasa ini ada hubungannya dengan hasil revisi desain yang saya minta minggu lalu.”Kirana mulai memahami sumber masalahnya. Sebagai pemimpin tim, ia tahu konflik kecil sepert
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
BAB 8
Kantor NextWave dipenuhi keheningan yang mencekam. Meski suara ketikan keyboard terdengar di mana-mana, atmosfernya berat, seperti tali yang terus ditarik hingga hampir putus. Kirana duduk di ruangannya, menatap papan tulis penuh dengan jadwal dan revisi. Waktunya semakin sempit, dan timnya berada di ambang kelelahan.Namun, siang itu, sebuah email dari klien masuk. Subjeknya membuat darah Kirana berdesir: “Urgent: Final Changes Discussion”.Ia membuka email itu dengan tangan gemetar. Isinya seperti pukulan keras:“Kami meminta perubahan tambahan yang harus disertakan dalam waktu 48 jam. Jika ini tidak dipenuhi, kami akan mempertimbangkan pihak lain untuk melanjutkan proyek.”Kirana terdiam. Napasnya terasa sesak. Ancaman ini tidak hanya mempertaruhkan proyek, tapi juga reputasi NextWave.Pertemuan DaruratKirana memanggil seluruh tim ke ruang rapat. Raut wajah mereka mencerminkan kelelahan dan kekhawatiran. Johan membawa laptopnya dengan langkah berat, sementara Amara hanya memandang
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
BAB 9
Pagi itu, Kirana datang ke kantor dengan semangat baru. Setelah malam panjang yang penuh perenungan, ia bertekad untuk memimpin dengan hati. Langkahnya lebih ringan meski beban kerja masih menumpuk.Saat ia membuka pintu ruangannya, ada sesuatu yang berbeda. Di atas mejanya, tergeletak secangkir kopi hangat dengan tulisan kecil di atas tutupnya: “Untuk penyemangat pagi. Jangan lupa tersenyum. – A”.Kirana tertegun. Tulisan itu jelas berasal dari Adrian. Tidak ada yang lain di kantor yang inisialnya “A”. Ia menatap cangkir kopi itu sambil tersenyum kecil, merasa ada sedikit kehangatan di tengah dinginnya tekanan kerja.Interaksi Tak TerdugaBeberapa jam kemudian, saat Kirana sibuk memeriksa jadwal revisi, pintu ruangannya diketuk pelan.“Masuk,” katanya tanpa mengalihkan pandangan dari layar laptopnya.Adrian muncul, membawa map tebal di tangannya. Ia mengenakan kemeja biru muda yang digulung hingga siku, terlihat santai namun tetap profesional.“Kirana, saya mau membahas rencana revis
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
BAB 10
Pagi itu, Kirana masih memikirkan percakapannya dengan Adrian malam sebelumnya. Rasanya begitu nyata, begitu dekat, namun ia tahu batas-batas yang harus dijaga. Sebagai seorang bawahan, perasaan yang mulai tumbuh di hatinya adalah sesuatu yang berbahaya.Namun, apa yang ia rasakan sulit diabaikan. Setiap kali ia mengingat senyuman Adrian atau cara pria itu menatapnya, ada sesuatu yang menggeliat di dalam dirinya.Sebuah Kejutan dari AdrianSiang harinya, saat Kirana tengah memimpin rapat kecil dengan timnya, seorang kurir datang ke ruangannya membawa kotak kecil dengan pita berwarna biru.“Kirana Adiningrum?” tanya kurir itu.“Ya, saya,” jawab Kirana bingung.Kurir menyerahkan kotak itu dan pergi tanpa penjelasan lebih lanjut. Kirana membuka kotak tersebut dengan hati-hati, dan di dalamnya terdapat sebuah buku jurnal kulit berwarna cokelat dengan tulisan kecil di dalamnya: “Untuk seseorang yang selalu bekerja keras. Jangan lupa luangkan waktu untuk dirimu sendiri. – A”.Wajah Kirana m
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
DMCA.com Protection Status