Home / Romansa / Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya / Bab 1 Sudah Lama Dia Nantikan

Share

Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya
Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya
Author: Nyx Rai

Bab 1 Sudah Lama Dia Nantikan

Author: Nyx Rai
Sudut pandang Valerie:

Jadwal menstruasiku tidak pernah akurat. Namun, tetap saja ... seharusnya aku tahu.

Mual, lemas, dan perubahan selera makan. Kamu pikir gejala-gejala itu sudah sangat jelas, tetapi hingga bukti terpampang nyata di depanmu, kamu baru akan sadar berapa banyak petunjuk yang kamu lewatkan.

Sama seperti aku yang melewatkan tanda-tanda tegas bahwa pria yang menikahiku tidak akan pernah membalas cintaku, tidak peduli seberapa keras usahaku.

Aku datang memeriksakan diri sambil berpikir, hal terburuk apa yang bisa terjadi? Jika aku mengidap kanker, aku bisa mengatasinya. Namun, untuk satu hal ini ... aku tidak berdaya.

Seorang bayi. Hal terbaik yang datang di saat terburuk.

Aku tidak tahu kapan aku akan merasakan kasih sayang keibuan yang pernah kudengar. Namun, aku bisa menebak reaksinya. Marcel Tanzil pasti akan membenci bayi ini.

Mungkin akan lebih baik kalau aku mengidap kanker. Setidaknya hal itu bisa membuat salah satu dari kami senang.

Aku duduk sendirian di lobi lantai obstetri yang sibuk, mencoba menyerap informasi ini. Usahaku sia-sia. Mataku tiba-tiba berkaca-kaca, iri melihat para pasangan penuh cinta dan bahagia yang duduk di dekatku.

Aku tinggal di rumah mewah, memiliki seorang suami triliuner dan bayinya di rahimku. Namun, justru merekalah yang bahagia. Aku bersedia menukar semuanya dengan apa yang mereka miliki, yakni seorang pria yang peduli padaku.

'Kamu datang di saat yang sangat nggak tepat, Sayang,' batinku dengan getir sambil menyentuh perutku yang masih rata. 'Kenapa kamu datang saat Ibu mencintai pria yang salah? Apa yang harus Ibu lakukan denganmu?'

Ponselku berdering, memperingatkanku bahwa aku tidak bisa sembunyi selamanya dari realita. Aku menatap nama penelepon di layar, merasa suaraku tersangkut di tenggorokan.

Aku menempelkan ponselku ke telinga, tidak bicara. Butuh semenit baginya untuk sadar bahwa panggilan sudah tersambung. Suara teriakannya langsung menghantam gendang telingaku.

"Val, di mana kamu? Kamu bilang jam 9!" seru Marcel, terdengar lebih jengkel dari biasanya.

Aku melirik layar ponsel. Sekarang baru pukul 9.07 pagi. Hanya sejauh itu kesabaran yang bisa diberikan suamiku tercinta. Hanya 7 menit.

"Bisa kita tunda ke lain waktu?" tanyaku sembari memejamkan mata. Aku bahkan terlalu lelah untuk memikirkan jadwal kami. "A ... aku nggak enak badan hari ini."

Aku meremas erat tasku. Terdapat dua dokumen di dalamnya. Hasil tes kehamilan dan ... surat cerai kami. Yang satu adalah buah dari kecelakaan hari itu dan satunya lagi ... sudah lama dinanti.

Aku merasa tidak nyaman, tetapi faktanya aku memang sudah lama tidak pernah merasa baik. Aku hanya belum tahu arti kehadiran bayiku dalam semua ini.

Marcel tertawa dingin. Aku menggigit lidah, menelan kembali kata-kataku.

"Kamulah yang minta cerai, Valerie Salim. Kamu bilang akan menyerahkan surat cerai sialan itu pagi ini," cibir Marcel dengan suara dingin.

Aku bisa membayangkan ekspresi jijiknya di benakku. Aku sudah terlalu sering melihat raut wajahnya yang seperti itu selama lima tahun terakhir.

"Apa yang kukatakan padamu waktu itu?" tanyanya.

Aku memejamkan mata, tetapi air mataku terus berlinang.

"Jangan buang waktuku dengan omong kosong ini. Kamu mau uang saku yang lebih besar? Nggak masalah, tapi aku paling nggak suka diancam!" ucap Marcel saat itu.

Marcel pikir aku hanya merajuk dengan mengajukan cerai, seolah-olah hal itu bisa mengancamnya. Sejak kami menikah, harapan terbesarnya adalah agar aku pergi. Sudah lima tahun berlalu. Harapannya yang tidak pernah putus itu pantas untuk kukabulkan.

Sambil mengernyit, aku mengepalkan tangan erat-erat hingga kukuku menusuk telapak tanganku. Aku berkata dengan suara yang kupaksakan tenang, "Kamu benar. Maaf, aku terlambat, aku akan sampai di sana dalam 30 menit."

"Nggak usah repot-repot. Hari ini adalah hari pemeriksaan terakhir Alisa. Aku harus pergi, nggak bisa menunggumu," balas Marcel sambil mendengus. Aku mendengar suara mobil dihidupkan dari seberang telepon.

Ternyata itu alasannya begitu terburu-buru. Lagi-lagi aku menjadi penghalang kebersamaan Marcel dan pujaan hatinya.

Apa katanya tadi? Mungkin ini adalah pemeriksaan kesejuta kalinya Alisa Salim setelah operasi. Selama tiga bulan terakhir, suamiku sibuk bolak-balik dari rumah kami ke rumah sakit.

Aku mengerti mengapa Marcel begitu gelisah. Jika kondisi Alisa sudah membaik, mereka akhirnya bisa bersama.

"Kalau begitu, aku akan mengantarkannya ke rumah sakit," ucapku sambil memejamkan mata. Setelah itu, aku langsung menutup telepon. Marcel mungkin berkata tidak perlu di detik terakhir, tetapi aku sudah tidak peduli.

Aku tidak bisa mengontrol hatiku untuk jatuh cinta padanya, tetapi aku bisa memaksa kakiku untuk meninggalkannya. Segala sesuatu akan membaik seiring berjalannya waktu. Aku yakin itu.

Aku bilang apa tadi? Aku punya rumah mewah dan suami seorang triliuner? Menggelikan. Aku mencuri semua itu. Meskipun aku merendahkan diri untuk bertindak kotor, semuanya tidak pernah benar-benar menjadi milikku.

Selama lima tahun ini, aku dipandang sebagai naga jahat yang penindas, serakah, dan haus harta. Jadi, selama itu pula mereka menghakimi, menghukum, dan menundukkanku.

Namun, aku bukan naga. Aku hanya seekor tupai yang gagal mempertahankan satu-satunya kacang yang kuinginkan.
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Sugeng Riyadi
baru mulai baca udah kesel aja sama flnya. semoga di bab selanjutnya fl bisa belajar kuat dan mandiri bukan jadi cwe t'l'l yg bertahan atas nama cinta(cuihh)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
iiih lakinya ga punya hati kejem
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 2 Tiket untuk Dua Orang

    Sudut pandang Valerie:Aku duduk di taksi menuju rumah sakit lain untuk menemui Marcel, rumah sakit tempat Alisa berada. Aku merasa sangat tidak nyaman. ​​Mungkin karena mabuk darat, mual di awal kehamilan, atau mungkin ... aku hanya muak dengan perjalanan ini.Aku paling benci perjalanan yang sudah begitu sering kulalui selama sepuluh tahun terakhir ini. Alisa selalu di rumah sakit dan Marcel selalu berada di dekatnya, bahkan sebelum kami menikah.Itulah akibatnya jika orang yang kamu cintai mencintai saudaramu yang mengidap Willebrand dan memiliki golongan darah rhesus negatif.Ya, Alisa mengidap penyakit yang membuatnya tidak bisa sembuh dari pendarahan. Dia juga memiliki golongan darah yang hanya dimiliki oleh 0,3% orang di seluruh dunia.Luka gores di jari bahkan bisa mematikan baginya. Jadi, tidak heran jika Alisa menjadi permata paling berharga di keluarga kami. Hanya dengan hidup, dia mendapatkan segalanya yang dia inginkan.Bagaimana denganku? Aku hanyalah orang yang selalu di

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 3 Cara Membunuh Naga

    Sudut pandang Valerie:"Bodoh, transplantasi sumsum tulang belakang itu sudah 3 bulan lalu," ujar Marcel. Tawanya terdengar hingga ke koridor yang sepi.Tanganku memegang kenop pintu, tetapi aku tidak memiliki tenaga untuk memutarnya. Aku sudah pernah melihat mereka bermesraan, sudah terlalu sering untuk waktu yang terlalu lama.Seakan-akan ingin menyiksa diri, aku hanya mematung di sana, mendengar percakapan di dalam."Hari ini hanya pemeriksaan rutin. Lagian, sebelum ini hasilnya selalu bagus, 'kan?" hibur Marcel.Aku bisa membayangkan senyum lembut Marcel saat dia membujuk Alisa. Tangannya yang kuat menepuk pelan kepalanya, seolah-olah Alisa adalah bunga paling rapuh sedunia.Kehangatan seperti itu hanya pernah kuterima sekali darinya. Saat itu, kupikir aku telah menemukan matahari. Demi satu-satunya cahaya di hidupku yang gelap, aku mempertaruhkan segalanya dan melemparkan diri ke matahari itu. Hasilnya, aku terbakar.Tidak peduli seberapa dalam cintaku dan sebanyak apa pun pengorb

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 4 Kita Bertiga

    Sudut padang Valerie:Aku membuang puntung rokok ke tempat sampah tepat ketika pintu dibuka. Marcel berdiri di depan pintu, berjarak separuh panjang koridor dariku. Matanya berkilat sinis menatapku. Dia benci melihatku merokok.Saat melihatku merokok, Marcel akan memelototiku, memarahiku, atau seperti ini ... berdiri jauh-jauh dengan raut jijik.Merokok memang kebiasaan yang buruk, tetapi seorang wanita butuh sebuah pelampiasan untuk sakit hati di dadanya. Lagi pula, jika Alisa-nya yang rapuh cukup sehat untuk merokok, aku yakin Marcel juga akan mengikutinya."Jadi?" tanya Marcel sambil memasukkan satu tangan ke saku. Dia memelototiku sekali lagi sebelum akhirnya menghampiriku.Marcel selalu bersikap seperti itu padaku. Dia memelototiku saat kesabarannya habis.Aku memandangi wajahnya yang tampan dan dominan, seperti ketika Marcel menemukanku di hutan kala itu. Waktu itu, matanya berkilat jernih seperti bintang-bintang di galaksi. Kini, hanya ada kebencian di matanya. Dia menjentikkan

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 5 Panggilan Terakhir

    Sudut pandang Valerie:Aurel tetap mengantarku ke bandara, tetapi dia tidak menyerahkan tiketku. Setelah memberiku secangkir cokelat panas, dia memelototiku dari seberang meja kecil Mekdi. Lagaknya seperti seorang ibu yang sedang menghakimi anaknya yang bolos sekolah."Aku juga baru tahu hari ini," ucapku dengan takut-takut."Ya, itu katamu!" balasnya.Semua ini juga berada di luar rencanaku. Aku menunduk, memandangi cokelatku, tidak berani menatap Aurel. Aku tahu mengapa dia marah.Aurel hidup berkecukupan. Dia cantik, populer, memiliki badan bagus, dan sebagainya. Namun, Aurel tidak terlahir di keluarga kaya raya. Dia melihat ibunya bekerja keras membesarkannya dan membenci ayahnya yang tidak bertanggung jawab.Alhasil, ternyata sang ayah tidak meninggalkan mereka seperti ucapan ibunya. Ibu Aurel-lah yang berinisiatif meminta pisah. Aurel merasa aku melakukan hal yang sama dengan ibunya."Aku nggak akan mengajari bayiku untuk membencinya ...," gumamku, masih tidak berani menatap waja

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 6 Bank Darah

    Sudut pandang Valerie:"Ada apa?" tanya Aurel sambil mengerjap. Percakapan singkatku di telepon membuatnya heran.Aku meremas ponselku. Untuk kedua kalinya dalam satu hari ini, rencanaku terancam batal. Aku hanya ingin menjauh dan tidak terluka lagi. Apa harapanku terlalu muluk-muluk?Aku memejamkan mata. Sebagian diriku ingin menyambar tiketku dan pergi, meninggalkan dunia bersama semua kegilaannya di belakangku.Namun, aku tidak bisa. Aku harus siaga jika Ibu membutuhkan transfusi darah. Itulah artiku di dalam keluarga ini, menjadi bank darah mereka.Aku berdoa agar panggilan telepon tadi tidak berkaitan dengan pesanku untuk Marcel. Aku tidak yakin situasi mana yang kuharapkan, Ibu benar-benar terluka ataukah Marcel mengadu."Sepertinya aku nggak bisa pergi hari ini. Maaf, tolong antar aku pulang," ucapku pada Aurel sambil menghela napas lelah."Baguslah! Apa itu dia? Dia bilang apa? Apa kalian selalu panggil satu sama lain seperti itu?" tanya Aurel dengan kegembiraan tulus di suaran

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 7 Tersingkap

    Sudut pandang Marcel:Aku tidak membalas pesan Val. Dia tidak mungkin pergi, dia sudah biasa mengancamku seperti ini.Aku memang terlalu sering bersama Alisa belakangan ini, jadi wajar jika Val mengamuk. Namun, dia seharusnya mengerti bahwa ini menyangkut nyawa seseorang. Meski itu adalah nyawa saudara perempuan yang dibencinya.Sebenarnya aku bisa memahami Val. Sebagai putri yang terlahir sehat, dia iri dengan semua perhatian ekstra yang didapatkan Alisa. Itu sebabnya dia selalu membuat masalah.Val senang memberontak, tetapi angkuh. Dia bersikap cuek, tetapi mengharapkan cinta. Dia selalu mencari perhatianku dengan pesan-pesan cemburu, air mata, atau ancaman perceraian.Aku tidak menyangka kali ini Val benar-benar akan memberikan surat cerai yang sudah ditandatangani. Bayangkan saja masalah apa yang akan menunggu jika aku benar-benar setuju untuk bercerai dengannya.Sesuai dugaanku, Val kembali. Dia tidak membawa koper yang hanya terisi setengah itu. Kurasa sandiwaranya berakhir mala

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 8 Darah Naga

    Sudut pandang Valerie:Aku duduk di lantai yang dingin, baru sadar bahwa aku sudah membuat penilaian yang terlalu cepat. Kukira hidupku selama ini adalah neraka. Aku salah.Meskipun aku selalu diperlakukan dengan buruk, mereka tidak pernah berani menyentuhku. Bagaimanapun, aku adalah bank darah yang berharga bagi Alisa. Mereka tidak sanggup kehilanganku. Namun, sekarang sudah berbeda.Aku memegangi pipiku, perlahan memandang pria yang dahulu kupanggil ayah. Dia tengah menatapku dengan dingin. Aku masih bank darah di keluarga ini, tetapi tidak lagi berharga. Sekarang aku hanya cadangan. Bagaimanapun, Alisa sudah sembuh.Mereka tidak akan membuangku karena aku mungkin masih memiliki sedikit nilai. Mereka tidak peduli meskipun aku kehilangan kesempatan untuk hidup normal.Demi "kemungkinan kecil" itu, aku tidak diizinkan mendapatkan kebebasan. Aku dilarang meninggalkan kota dan menjalani hidupku sendiri.Mereka tidak peduli meski hatiku hancur berkeping-keping setiap kali melihat Marcel b

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 9 Kebencian antara Kakak Adik

    Sudut pandang Marcel:Terdapat banyak pecahan kaca di lantai. Aku tidak berani menurunkan Alisa. Trombosit darahnya mungkin sudah berada di tingkat normal saat ini. Namun, tidak ada yang berani memastikan apakah dia sudah benar-benar keluar dari bahaya.Terakhir kali Alisa membutuhkan transfusi darah, dia hanya terluka gores kecil. Luka itu pun disebabkan oleh Val."Tolong ...," gumam Val sambil berjalan menghampiriku. Tatapannya tidak diarahkan padaku."Aku nggak bisa menurunkan Alisa. Kamu tahu alasannya," ucapku.Val mendengus, lalu akhirnya mendongak dari balik rambutnya yang acak-acakan. Joshua pasti menamparnya dengan sangat kuat hingga rambutnya berantakan begini. Aku juga melihat jejak telapak tangan merah di pipinya."Tolong minggir, aku mau lewat," kata Val dengan suara yang lebih jelas dan nada dingin yang asing.Aku menggendong Alisa di depan pintu. Aku mengernyit, membenci kesinisan di mata Val. Dia tahu mengapa aku salah paham dan dia mengejekku karenanya. Setiap kali aku

Latest chapter

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 286 Hormati Kesepakatan

    "Nona Salim, senang bertemu denganmu." Okto membungkuk pada Val dengan sikap sopan, tetapi Val bersumpah dia melihat sekilas senyuman mengejek yang coba ditahannya saat dia menundukkan kepala.Apa-apaan ini? Okto adalah "pangeran misterius" yang akan diumumkan Keluarga Wibowo hari ini? Dia adalah putra dari Erawan Wibowo? Okto tahu kalau Val sedang menghindari ayahnya dan dia membantunya? Apakah Okto tahu tentang Nico? Apa arti semua ini?Begitu banyak kejutan meledak di kepala Val."Sudah lama nggak ketemu, Okto!" Alisa menyambutnya dengan senyum cerah, matanya berbinar penuh suka cita."Kami baru saja ketemu kemarin di gedung Tanzil." Okto membalas senyuman itu dengan antusiasme yang setara, kalau tidak lebih. "Mungkin kamu lupa karena waktu itu kamu cuma melirikku sekilas dan nggak berhenti buat ngobrol pas aku nyapa kamu. Nggak ngenalin aku, ya?"Alisa terkenal karena tidak pernah melempar senyum pada siapa pun, kecuali targetnya. Dia bersikap seperti malaikat di hadapan orang-oran

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 285 Pangeran yang Hilang

    Val mulai serius mempertimbangkannya sekarang.Dia tidak bisa menuntut mereka kalau mereka cuma menyaksikan kecelakaan mobil, seburuk apa pun itu, menyaksikan seorang ibu mati saat mencoba menyelamatkan bayinya. Mereka bisa dan Val yakin mereka pasti akan, mengklaim bahwa Erin memohon agar mereka menyelamatkan bayinya.Faktanya, itulah versi pertama dari "kebenaran" yang diceritakan oleh Joshua ketika Val mencoba mencari keluarganya sendiri.Namun, kalau mereka terlibat langsung dalam kecelakaan itu? Mungkin Val bisa menuntut mereka! Dengan catatan kalau Val bisa membuktikannya, sebelum masa kedaluwarsa penuntutan berakhir.Berapa lama batas waktu untuk kasus tabrak lari? Val tidak yakin."Katakan padaku apa yang sebenarnya terjadi waktu itu," tuntut Val, tetapi dia tidak bergerak meski tatapan Nyonya Wibowo mulai curiga, matanya tajam menelisik bisik-bisik mereka."Jangan maksa!" Aveline memperingatkan.Nyonya Wibowo menatap Val dengan mata penuh kecurigaan, begitu juga dengan semua o

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 284 Tabrak Lari

    Nenek mengatakan itu?Aveline jelas tidak mengetahuinya, berbeda dengan Alisa. Namun, Alisa juga tidak menyangka Marcel akan menyebutkannya di sini. Val sebenarnya merasakan keterkejutan yang sama ....Apakah Marcel sadar bahwa dia sedang menginjak lapisan tipis dari kebohongan Alisa?Namun, tak ada yang lebih terkejut daripada Nyonya Wibowo ...."Tunggu, bukankah kamu sudah mendapatkan pernikahan yang dijanjikan itu lima tahun lalu? Aku datang ke pernikahanmu!"Lima tahun yang lalu, tepat setelah dokumen perceraian resminya dengan Val selesai, Marcel menikahi Alisa dengan perayaan yang megah. Seluruh kota merayakan hari bahagia mereka, melupakan mantan Nyonya Tanzil yang dibiarkan membusuk dalam penjara.Val mengatupkan bibirnya, berusaha keras menahan senyum.Jadi, bukan hanya Alisa yang mengaku sebagai wanita Marcel di depannya, tetapi juga di depan semua orang? Seorang ibu yang penuh kasih, membawa putri kesayangannya untuk mengunjungi orang berpengaruh yang ingin mereka dekati set

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 283 Syarat dari sang Wanita Baja

    Nyonya Wibowo berbalik, mendorong lengan Aveline seperti seekor bulldog di atas ring. Diam-diam, Marcel melangkah maju dengan senyuman cerah, menghalangi Val darinya."Dia menolak datang hari ini hanya karena aku mengundangmu! Aku nggak menyangka dia benar-benar nggak datang, tapi ternyata benaran!" Nyonya Wibowo langsung melupakan Val. "Masalah sebesar apa yang membuatnya bahkan nggak mau bicara dengan cucunya sendiri yang begitu baik selama bertahun-tahun?"Marcel bahkan terhenti sejenak ....Bukankah Gloria melakukan hal yang sama kepada putrinya? Dia bahkan tidak datang ke pemakaman Erin. Sebenarnya, tidak ada satu pun anggota keluarga yang datang, atas perintahnya, tampaknya.Kata-kata itu juga menghentikan amarah Val sesaat ....Bertahun-tahun? Dia mengira Nenek mengusir Marcel hanya sebagai bentuk sikap, sebagian untuk memberinya kesempatan menantang dirinya sendiri tanpa nama Tanzil yang membuka jalannya. Namun, dia tidak menyangka Nenek benar-benar tidak berbicara dengannya se

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 282 Gloria yang Marah

    Acara ini sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Aveline. Yah, kecuali fakta bahwa dia yang menyelenggarakannya sebagai cara untuk menjilat Nyonya Wibowo.Nyonya Wibowo ada di sini untuk mengumumkan kembalinya si bajingan, putra dari Erawan Wibowo yang hilang, ke publik. Acara ini bukan untuk Aveline dan sudah pasti bukan untuk Val. Aveline sudah bersusah payah menjaga Val tetap jauh dari Keluarga Wibowo dan dia tidak akan gagal sekarang.Satu-satunya celah, hal yang terus-menerus dipikirkannya sejak melihat Val adalah ....Bagaimana Val bisa mendapatkan undangan?Untuk mencegah mimpi buruk terbesarnya menjadi kenyataan, Aveline bahkan tidak mengundang Keluarga Demian. Putri mereka adalah salah satu sahabat Val. Ditambah lagi, ada Adrian, yang tiba-tiba saja membela Val tanpa alasan.Mereka telah membuat hidup Keluarga Salim sulit di dunia bisnis. Mereka akan berperan besar dalam kejatuhan Rumah Z, yang keuntungannya bisa lebih dari dua kali lipat bisnis Keluarga Salim dalam beberapa

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 281 Nama yang Tak Boleh Disebut

    Setiap Natal, Aveline akan membawa Alisa dalam kunjungan "keluarga", di mana Joshua tidak ikut serta. Alasannya selalu berkaitan dengan bagaimana keluarganya tidak menyetujui pernikahannya dengan Joshua, yang dianggap berada di bawah standar mereka. Sementara itu, Val akan ditinggalkan bersama Joshua, dengan alasan untuk menjaga keseimbangan antara orang tua dan anak-anak.Jika itu benar-benar alasan utamanya, maka Aveline seharusnya tidak membawa Gerry bersamanya juga.Val dulu berpikir bahwa itu karena Alisa tidak menyukainya. Namun, sekarang dia tahu alasan sebenarnya di balik semua itu ....Dari bagaimana Aveline dan Alisa berusaha menjilat Nyonya Wibowo, sudah jelas bahwa mereka tidak ingin Val memiliki kesempatan untuk bertemu dengan seseorang yang berkuasa seperti ini. Terlebih lagi, sebagai putri Aveline sendiri.Bagaimana jika Nyonya Wibowo mulai menyukai Val? Kemudian, akan ada seseorang di "keluarga" ini yang benar-benar memperlakukannya dengan baik. Itu adalah hal yang haru

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 280 Rahasia Natal

    Itulah frasa yang tidak pernah bisa dipahami Val, rasa ingin tahu yang kelam.Sambil melihat sekeliling, Val perlahan menggeleng, matanya dipenuhi rasa jijik saat melihat penghinaan di mata para penonton yang ingin tahu. Apa yang mereka tunggu? Agar dia menangis karena dipermalukan oleh seorang wanita tua yang bahkan tidak mengenalnya?Agar dia merasa malu karena seseorang yang menyebutnya "saudari" justru secara terbuka menunjukkan cara untuk mempermalukannya, sambil berpura-pura bersikap baik dengan akting canggungnya?Dia bukan orang yang seharusnya merasa malu di sini."Terima kasih atas undangannya, Nyonya Wibowo," Val menunduk ringan, nadanya tenang dan sopan.Nyonya Wibowo akhirnya menatap Val, seolah melihatnya untuk pertama kali. Dia mengamati Val selama beberapa detik yang terasa lama dan kerutan di wajahnya semakin dalam. Pada titik ini, Val cukup terkejut. Apa yang bisa Alisa katakan sampai membuat Nyonya Wibowo langsung membencinya terlebih hanya dengan melihatnya?"Hmph."

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 279 Saudari yang Baik

    Val sempat kehilangan fokus sejenak.Apa yang barusan Marcel katakan?Selama ini, Val mengira Joshua ada hubungannya dengan kematian ibunya. Setidaknya, dia menyaksikannya dan tidak menolong, hanya melihat Erin meregang nyawa lalu membawa Val pulang. Val sudah menyelidiki kecelakaan mobil itu dengan memanfaatkan sumber daya Nico dalam waktu yang cukup lama. Belum lagi, sumber daya itu sangat besar.Hasilnya? Tidak ada.Val tidak menemukan satu pun bukti yang menunjukkan keberadaan Joshua di dekat lokasi kecelakaan dan dia berpikir mungkin semua jejaknya telah dihapus. Lagi pula, Joshua pasti telah berusaha menutupi jejaknya juga.Namun, jika yang dikatakan Marcel benar ...."Gimana kamu bisa tahu? Kamu punya bukti? Sudah berapa lama kamu mengetahuinya dan menyembunyikannya dariku hanya untuk ...?" Val meledak dengan rentetan pertanyaan seperti senapan mesin.Ting, ting, ting!Suara dentingan gelas yang tajam memecah keheningan, membuat Val langsung berhenti. Bahkan sebelum dia bisa men

  • Hati Suamiku, Milik Pujaan Hatinya   Bab 278 Kebiasaan Lama Sulit Dihilangkan

    "Aku baru sadar, kamu terlihat menggemaskan saat marah."Saat itu, Val benar-benar ingin menghantam kepala pria konyol itu dan langsung pergi. Namun, seluruh lobi sudah sunyi dan semua mata tertuju pada orang-orang di tengah. Jika dia berani bertindak sekarang, dia akan menjadi pusat perhatian. Jadi itu alasan Marcel begitu berani sekarang?"Kalau kamu sudah nggak peduli lagi dengan ular kecilmu itu ...." Val menggertakkan giginya, tetapi dia tidak sempat menyelesaikan kalimatnya karena Marcel menyeringai percaya diri dan menyelanya dengan santai ...."Kamu bahkan belum mendengar tawaranku."Val berbalik untuk pergi, tetapi Marcel sudah lebih dulu membaca gerakannya dan menarik pinggangnya sebelum dia bisa menghindar. Walaupun dia gagal membuat keributan dan hanya menarik perhatian segelintir orang di sekitar mereka, dia kini berada dalam pelukan Marcel, dengan erat."Kamu ...!"Val nyaris berteriak. Nyaris.Val tidak pernah suka berdandan, tidak seperti sekarang. Dia belajar merias di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status