Kehidupan Audrey Abellard mungkin akan baik-baik saja jika namanya tidak tertulis didalam surat wasiat Sir Jacob sebagai pemilik seluruh saham dan 90 prosen asset Gruppo Metro (Metalmeccanica Torinese), sebuah perusahaan besar di Itali, milik Sir Jacob yang bekerjasama dengan rekannya. Masalah dimulai ketika saudara tirinya tidak bisa menerima isi surat wasiat tersebut. Ambisi dan keserakahan menguasai Benigno untuk bisa merebut kepemilikan atas hasil usah ayah tirinya itu. Tidak hanya menghancurkan rumah tangganya, Benigno juga berhasil merenggut kehormatan Audrey. Kemalangan beruntun menimpa wanita itu manakala mendapati anaknya sakit parah, ayah yang membesarkannya juga menderita sakit berbarengan dengan ulah adik tiri Audrey yang berurusan dengan hukum. Audrey terjerat kesulitan keuangan dan terpaksa menyanggupi keinginan Benigno untuk menikahinya. Hal itu juga dilakukannya untuk menjaga nasab seorang anak tidak berdosa yang telah tumbuh dirahim Audrey setelah kehormatannya terenggut. Rekan ayahnya tidak tinggal diam, merasa mendapatkan amanat untuk menjaga Audrey dari kejahatan orang-orang disekitarnya. Bagaimana nasib membawanya? Dan kepada siapa hati Audrey berlabuh, ayok kita simak cerita ini...
Lihat lebih banyak"Sial,” dengus lelaki berotot itu menahan kesal. Bernardo Ralp Dalessandro, sepupunya. Terakhir kali putra kakak ayahnya itu menemuinya atas perintah dari sang paman, Arthur Diangello. Ia memaksa Nathan pulang. Perusahaan sangat membutuhkannya. Berkali-kali ia menolak tapi tetap tidak diindahkan. Pantang menyerah.Sepeninggal istri tercintanya yang saat itu pergi mencari putrinya yang hilang dan tanpa pernah lagi memberinya kabar sudah lebih dari setengah tahun ini, dia sangat frustasi. Nathan tidak memikirkan apapun selain ingin menjauh dari kehidupan duniawi dan keluarga ayahnya. Usaha yang telah ia rintis bersama teman karibnya, ayah kandung Audrey Abellard, istri terkasihnya ia tinggalkan begitu saja. Begitu juga dengan FAMA dan usaha-usaha lainnya. Dia membunuh sepi dan melampiaskan segala kegundahan serta emosinya dengan mempelajari ilmu bela diri dari salah satu agen Divisi Operasi Elite. Ia terus berlatih, sampai akhirnya ia mengasingkan diri di sebuah bukit yang ia beli, untu
Campeche, Meksiko2 Oktober 2024“Mulai.”Seorang pemuda menyerang ke arahnya. Menghunjam dan cepat. Dengan mulut rapat dan penuh tekat. Menggambarkan kegugupan dan ketakutan sebagai anggota baru. Ia menunggu. Pada detik berikutnya, ia berputar dan mengelak. Si Pemuda tersandung matras, terhuyung, tidak mampu menyeimbangkan diri. Ia berputar dan melayangkan tendangan dengan cepat, terkendali ke arah kepala si pemuda dengan sisi kakinya. Kekosongan melintas di wajah pemuda itu sesaat sebelum roboh ke matras.Ia berputar mengahadap lawan lain dan menjatuhkannya dengan sama mudahnya. Akhirnya kedua lelaki itu menyerangnya sekaligus. Tanpa emosi dan berlama-lama, ia menjatuhkan mereka berdua satu persatu ke matras. Cepat dan terlatih.Dengan tersengal sedikit ia menghadap pelatihnya dan membungkuk memberi penghormatan. Mata si Pria memancarkan penghargaan juga hasrat. Ia memiliki kemampuan untuk mengenal emosi tanpa harus mengalaminya sendiri. Kadang ia bertanya-tanya, apa itu emosi. Tapi
"A-aku tidak pernah memakai itu. Aku tidak memakai narkotika.”Parker memberi tanda dengan pistolnya. “Sekarang kau akan mencobanya...”Dalam keheningan yang mengerikan. Lelaki itu sudah tidak punya pilihan lain.Germaine Abraham mencampur bubuk dan dimasukkan ke dalam peralatan suntik diawasi Parker.Bau tajam segera mengisi ruang lift itu. Ketika jarum suntik itu terisi, Anthony Parker bicara lagi. Tidak dengan intonasi tinggi. Tapi memerintah dengan tegas.“Barang bagus. Sangat populer di tempatku.” Dengan senyum getir, berkata lagi, “Sekarang cicipilah, Germaine Abraham. Lakukan!”Germaine Abraham mengangkat jarum hipodermis itu, pendorong suntikannya sudah siap.“Cicipilah sekarang!” ujar Parker. “Lalu kita akan mengobrol lagi. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan, anak umur dua belas tiga belas biasa pakai itu di tempatku.”Dengan kepasrahan, perlahan dan hati-hati, Germaine Abraham menyuntikkan jarum berwarna perak itu ke dalam pembuluh darahnya. Senyum congkaknya mulai memudar.
WTC, New York2 Agustus 2024Pukul delapan lima puluh pagi dan ia seorang diri. Ia belum pernah merasa seyakin ini dalam hidupnya. Iya, waktunya telah tiba. Kesempatan yang telah lama ia tinggu. Dengan tekad kuat dalam hatinya. Bergegas ia melintasi lobi luas World Trade Center yang berlapis marmer dan batu. Menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri.Ia mengeluarkan sebuah pistol otomatis Ingram. Senjata itu keluar dari balik jaket sport hitamnya. Kejadian itu berlangsung cepat, ia mendorong sebuah kereta produk roti O.“Jangan ada yang bergerak. Terutama kau dan kau.” Ia menunjuk dua orang disebelah lelaki itu. “Tidak ada gunanya mencoba menjadi pahlawan. Tidak perlu mati untuk sampah seperti ini.”Germaine Abraham dapat mengenali detektif Anthony Parker sedetik sebelum ia melihat pistol otomatis itu. Parker mencapai pintu lift pada saat yang sama Germaine Abraham dan rombongannya itu.Rencana telah tersusun dengan detil tanpa kesulitan. Tidak ada opsi tidak berhasil.Parker
Audrey mendelik. Otot-ototnye menegang. Bahkan kematian jauh lebih baik dari ini.“Jangan lakukan itu! Kumohon, jangan! Kau ambillah seluruh harta ayahmu. Aku tidak butuhkan itu. Tapi tolong lepaskan aku, kumohon. Biarkan aku hidup tenang.” Audrey menghiba, ia tahu ia akan hancur tapi ia berharap ini satu-satunya cara yang dapat membuat keadaan berubah.”“Audrey, Sayang. Kau sudah terlambat untuk memohon.” Benigno tersenyum, dia mendekati wajah Audrey, mencium bibir wanita cantik itu.Audrey memalingkan wajahnya menghindar. Merasa jijik.Benigno sadar, hati wanita ini sejak dulu tidak pernah bisa ia miliki walaupun raganya kini dalam kekuasaanya.Akhirnya Benigno betul betul meluruskan niatnya. “Harus kuakui, ini keputusan yang sulit.” Benigno menautkan alisnya. “Tapi setelah membunuh anakmu dan pengasuhnya, adikmu pun juga mengangguku.”Adikku? Satu-satunua adikku adalah Jonash. Apa betul yang Benigno katakan? Apa yang Jonash lakukan terhadapnya? Dimana dia sekarang? Berbagai pertanya
Campeche, Meksiko3 Juli 2024Ia terbaring di ranjang, telanjang. Air mata kemarahan menggenangi matanya yang memerah akibat terus menangisi nasibnya, setelah kering oleh kipas putih tergantung di langit-langit ruang itu, air mata selanjutnya akan turun lagi. Dengan lengan di tarik ke atas kepala dan diikat ke tiang ranjang. Tali itu mengelupas karena berkali-kali ia coba tarik dengan putus asa. Semakin ditarik ikatannya akan semakin mengencang, membuat kulitnya yang seputih susu memerah, terasa sangat perih. Tapi kepedihan itu belum seberapa dibandingkan dengan kehormatannya yang telah dicampakkan direlung paling dasar. Ikatan di kedua kakinya juga begitu kencang, kedua kaki itu sampai terasa kebas.Serasa hendak gila rasanya, merutuki nasib malangnya. Ia selalu bertanya-tanya dosa apa yang telah dilakukannya di kehidupan sebelumnya? sampai harus menanggung derita sepahit ini.Jika saja ia membiarkan kakinya bebas, ia bisa melumpuhkan kawanan yang telah menyekapnya itu. Dan mereka ta
Sewaktu mengemudikan mobilnya ke arah utara menuju desa Mildew di pedesaan New York, Alicia mulai mengerti, ada logika yang langsung dan sederhana mengenai ini. Sedari awal. Ia mengerti aturannya, ia hanya harus mengikuti sesuai petunjuk yang mereka berikan.Kami tidak ingin lebih banyak perhatian diarahkan pada kami.Peraturan mereka.Meskipun tampaknya masih ada beberapa orang yang tinggal di desa sepi itu, tapi ini tampak seperti kota hantu, novel horor yang pernah ia baca. Cat mengelupas dari dinding rumah yang kebanyakan hampir runtuh. Fondasinya ambruk. Beranda-beranda depan runtuh di segala penjuru Mildew. Hampir setiap halaman belakang dijejali mesin-mesin rongsokan : kulkas berkarat, rangka mobil dan truk, bagian-bagian mesin yang sudah melengkung, terpilin dan tidak dapat berfungsi lagi. Ketika ia mendekati Hudson River, pemandangan berubah lebih baik. Rumah-rumah di sana lebih besar, banyak diantaranya yang seperti rumah pedesaan. Burung-burung tampak berkicau di pepohonan
Si penembak berbalik, berhenti kurang lebih tiga puluh meter darinya. Ia mengarahkan senjatanya ke arah Jonash yang melejit gila ke arahnya semakin dekat.Jonash kenal calon penembaknya. Ia kenal lelaki itu. Kekacauan, kegilaan memenuhi benaknya.Jonash dengan segera menaikkan revolvernya. Ia menembakkan lebih dulu sebelum lelaki itu. Ia tidak melihat apapun lagi sesudahnya karena ia langsung meluncur ke pintu samping sebuah taksi kuning yang meluncur tajam. Taksi itu cuma beberapa meter saja dari wajahnya.“Tuhan, selamatkan aku.” Doa itu masih sempat ia lantunkan sebelum sepersekian detik berikutnya, tubuh Jonash terpental keras dari sebuah pintu taksi dan langsung diterima oleh sebuah mobil sport merah yang yang sedang melaju. Klakson meraung di seluruh penjuru Madison. Mobil-mobil meluncur disekitarnya---menyerempet, hampir menyentuh, mencoba sebisanya untuk tidak menggilas tubuh Jonash.Tidak ada lagi yang dapat Jonash lakukan untuk dapat mengendalikan nasibnya. Ia mendarat seba
Jonash berjingkat dari ruang kerja Juan ke arah kamar Alicia. Ia menenangkan napasnya. Sama sekali tidak menduga seseorang menyelinap ke mansion ini. Dalam hati ia bertanya-tanya, seberapa tangkas ia dalam situasi ini? Kemarahan meluap dalam lorong otaknya, mengimbangi perasaan takut, karena kalau biasanya ia beraksi di ruang terbuka, kali ini di dalam rumah besar yang banyak penghuni kemungkinan sedang terlelap, ia khawatir ada peluru salah satu dari mereka yang menyasar. Dan berapa jumlah mereka? Apakah mereka akan masuk ke kamar Alicia sambil menembak? Apakah mereka akan mengendap-endap sampai ke dalam kamar dan akan menembak dari jarak dekat.Bagaimana Germaine Abraham menghendaki hal itu dilakukan?“Aku ingin kau tahu satu hal, orangku yang telah membunuh keponakanmu dan pengasuhnya. Aku juga bertanggung jawab atas hilangnya kakakmu.”Tiba-tiba Jonash bisa membayangkan dengan tepat. Selama beberapa saat yang mengerikan, kengerian tak terkatakan, saat keponakannya di tenggelamkan
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen