Share

4. Menetapkan Hati

Grand Mercure Hospital

Audrey dan suaminya tersenyum bahagia melihat Ventria sudah bisa tertawa setelah operasi transplantasi sumsum tulang belakang yang telah dilakukan beberapa hari lalu. Tinggal pemulihan berangsur-angsur yang akan membuat kesehatan bayi ini semakin membaik. Mereka sudah membawa Ventria pulang dari rumah sakit. 

Sementara itu kondisi tuan Abellard juga sudah tersadar dari komanya. Benigno membuktikan ucapannya. Jonash Abellard menunggu beberapa minggu sebelum pengacara terhebat di negeri ini akan dapat membebaskannya dari jerat hukum. Hutang bank mereka pun tanpa sepengetahuan suaminya telah Audrey lunasi. Kesulitan Audrey telah berangsur-angsur teratasi.

Siang panas pukul tiga belas, Benigno berjanji akan memberikan jalan keluar terbaik untuk memuluskan rencana pernikahan mereka. Di kafe Sekopi Hitam, mereka akan mengadakan pertemuan rahasia.

Audrey datang sesuai waktu yang telah mereka sepakati.

Benigno sudah duduk menantinya di private room.

“Kau lihat video ini,” ujarnya pada Audrey. Benigno memperlihatkan sebuah rekaman di telephone genggamnya.

Audrey menatap yang dituju. Dilihat seksama dengan wajah penuh perhatian.

“Kau asing tidak dengan pria ini?” tunjuk ibu jari Benigno pada suatu wajah yang diperbesar.

“Aku bawa foto mereka juga agar kamu dapat melihat kalau video ini bukanlah rekayasa.” Tentu saja bukan hal yang sulit mendapatkan rekaman hal tidak senonoh yang telah Denish berikan padanya, Prabu tidak menyadari perbuatan Denish yang merekam aksi mereka.

Benigno membuka sebuah map dan mengambil beberapa lembar foto dari cctv sebuah penginapan.

“Mas Prabu!” Audrey menjerit seakan tidak percaya. Dilihat lagi dengan teliti. Tangkapan layar yang dicetak itu menunjukkan sepasang insan yang sedang berciuman mesra didepan sebuah pintu kamar hotel. Foto wajah wanita yang telah diperbesar itu tidak asing bagi Andrea, Denish. Adik iparnya. Beberapa poto adegan dewasa juga Benigno tunjukkan, itu sangat melukai hati Audrey, memporak porandakan kepercayaan yang selama ini telah dia berikan kepada suami dan adik iparnya.

“Mereka sering menghabiskan waktu di hotel itu. Sudah selama lebih dari setengah tahun.”

“Cobaan apa lagi ini, Duh Gusti! Saya mengenal baik sebelum memutuskan menerima pinangan Mas Prabu, dan Denish? Bagaimana dengan rumah tangga adikku itu” tangis Audrey tidak tertahan. 

"Jonash memang saudara tiriku, tapi aku sayang padanya, karena hanya dia satu-satunya saudara yang aku punya saat ini, setelah ibu meninggal. Aku pun tidak tahu keberadaan ayah kandungku, yang pasti kata ibu sebelum berpulang dulu, ayah adalah lelaki yang baik, aku ingin sekali bertemu beliau. Barangkali beliau bisa sedikit membantu kesulitan ini. Bagaimana kedepannya aku harus bersama dengan lelaki yang sebelumnya telah merenggut paksa kehormatanku?" ratap Audrey dalam hati. Dia tidak ingin lelaki didepanya itu tahu betapa rapuh jiwanya saat ini.

Benigno yang melihat wanita cantik itu tertunduk sedih, mengusap ujung lengan Audrey dengan lembut, berharap bisa mengurangi beban emosi yang menindihnya.

“Aku sudah tahu tabiat suamimu itu yang suka bersenang-senang jauh sebelum pertemuan kita. Itulah kenapa aku ingin merebutmu dari sisinya. Aku tidak terima caranya memperlakukanmu, wanita yang kucintai. Tetapi aku juga tidak tahu cara apa yang bisa kulakukan, maafkan aku harus menodai kehormatanmu. Tapi sejak dulu dikampus aku memang sudah sangat ingin menikahimu.” Tentu saja Benigno berbohong. Tangan Benigno mencoba meraih tangan lembut Audrey dimeja itu, tapi Audrey menepisnya.

Walau Audrey sangat membenci Benigno tapi dia tidak berani menggugurkan anak tidak berdosa ini, perbuatan ayahnya tercela tapi anak ini suci.

“Kehadiranmu dirahimku juga tidak akan kuberitahukan ayahnya, karena segera aku akan melakukan proses perceraian beberapa saat setelah menikah, tidak sudi aku berbagi hidup dengan manusia jahat ini,” bathin Audrey.

“Aku berjanji akan menghilangkan deritamu, akan menyeka tangismu. Percayalah aku akan membuatmu bahagia,” ujar Benigno lembut.

Audrey menundukkan wajahnya menahan geram, dia tidak ingin gemeretak rahangnya terlihat oleh Benigno, lelaki yang telah menghancurkan hidupnya.

Seraut wajah menatap kedua insan itu dari pojok ruangan dengan penuh perhatian. Wajahnya sendu. Seorang wanita cantik dengan rambut pendek. Didahinya terdapat poni yang rapi dan manis. Mengenakan kacamata rayban agar tidak nampak jatidirinya. Wajahnya masam dengan bibir terkatup.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status