Share

5. Sebuah Rahasia

Benigno Jacobson, adalah putra dari Mathilda, seorang wanita yang dinikahi Sir Jacob karena kecantikannya. Belakangan Sir Jacob mengetahui suatu rahasia yang selama ini Mathilda sembunyikan darinya, Mathilda telah terlibat hubungan gelap dengan seorang lelaki dari masa lalunya yang bahkan telah dia lakukan sebelum bersua Sir Jacob. Mathilda sangat berhasrat menikah dengan Sir Jacob, orang teramat kaya di Italy, yang memiliki usaha bernilai trilyunan dolar yang ia lakukan bersama temannya. Gruppo METRO ( Metalmeccanica Torinese) adalah perusahaan besar milik mereka yang memproduksi banyak prodak dari alat pengering rambut sampai helikopter.

Benigno, yang Sir Jacob kira adalah anaknya itu ternyata buah cinta Mathilda dengan Frank, kekasihnya, sehingga Sir Jacob memutuskan memberikan hak kepemilikan saham sebesar 90 prosen serta seluruh asetnya kepada Audrey. Kenapa Audrey? Wanita itu adalah putri Sir Jacob dengan seorang wanita Jawa Barat, yang telah dia sia-siakan. Suryani memutuskan menerima pinangan Abellard, lelaki warga negara Perancis yang bersedia menikahinya kala Suryani mengandung putri Jacob. Audrey kecil dibesarkan dengan penuh cinta oleh ibu dan ayah tirinya. Beberapa waktu kemudian lahirlah Jonash dari pernikahan itu.

Misteri anak kandung Sir Jacob baru terungkap beberapa jam sebelum Suryani yang menderita sakit meningitis itu menghembuskan napas terakhirnya. Suryani memutuskan Audrey berhak tahu siapa sejati dirinya. Suryani yang tidak tamak terhadap harta Sir Jacob betul-betul menurunkan darah kebaikan kedalam diri Audrey. 

Dia mengirim surat kepada Sir Jacob tentang kehamilannya dua puluh empat tahun silam beserta bukti hasil ultrasonography bahwa Audrey Abellard, adalah buah cinta mereka. Nama Abellard tetap disematkan karena suami Suryani yang menginginkannya.

Ditengah kegamangan mengetahui istri syahnya berselingkuh dan memiliki putra yang hampir seumuran dengan Audrey, Sir Jacob tanpa berpikir panjang memutuskan menemui pengacaranya untuk menulis sebuah surat wasiat. Kemudian hampir enam bulan berikutnya Sir Jacob menghembuskan napas terakhir dalam keadaan bersedih karena belum sempat bertemu dengan putrinya. Sir Jacob juga sempat membuat surat wasiat tentang perwalian Audrey kepada rekan bisnisnya serta meminta kawannya itu untuk mencari dan melindungi serta memastikan Audrey mendapatkan buah dari hasil usaha kerja kerasnya selama ini.

Satu tahun sebelum kejadian malam di rooftop Red Buffalo, Benigno mengetahui perihal keberadaan surat wasiat ayahnya. Bukan main kemarahan Benigno saat itu. Tapi waktu detektifnya berhasil menggali informasi bahwa Audrey yang diasuh Abellard, sang ayah tiri, pernah kuliah ditempat yang sama dengan Benigno, dia pikir rencananya akan berjalan lebih mudah. Benigno telah bertekat untuk merebut hak waris yang gagal dia dapatkan dengan cara apapun, membohongi bahkan berbuat kejam akan dia lakukan.

Memiliki kekayaan serta pengaruh besar, Benigno membuat Prabu Plan, perusahaan jasa konstruki yang masih merintis usaha milik Audrey dan suaminya bisa tidak mendapatkan tender pekerjaan. Salah satu usaha Benigno untuk menghancurkan Audrey, saudari tirinya itu telah membuahkan hasil, Benigno sudah mengirim uang dalam jumlah besar ke rekening Denish, wanita suruhannya yang telah berhasil menikahi Jonash, sekaligus merebut Prabu, lelaki yang punya kesempatan besar menggagalkan rencana Benigno untuk menguasai harta Audrey.

Kediaman Prabu Wisesa

“Mas, aku ingin bercerai.” Audrey berucap sore itu menatap suaminya serius sesaat setelah dia meminta Prabu duduk ditaman belakang. Suaminya tentu saja sangat kaget.

“Sayang, jangan bercanda ah.”

“Mas, aku lebih dari serius. Aku ingin kita berpisah secara baik-baik. Jangan ada pertengkaran ya.”

Audrey membuka sebuah map yang telah dia persiapkan sebelumnya di bawah meja taman dekat situ. Kata-kata sudah disusun seharian. Beberapa lembar kertas bukti perselingkuhan suaminya itu ia beberkan diatas meja. Dia tidak memberikan kesempatan pada suaminya untuk mengelak lagi.

“Selama ini kalian berdua telah menyalahgunakan kepercayaanku. Bahkan sakit Ventria dan keadaan ekonomi kita yang terpuruk tidak menjadi perhatian kamu, Mas. Kalian berselingkuh dibelakangku.”  Audrey tidak bisa menaham airmata yang berontak ingin keluar. Hatinya sakit sekali. Bukan sekedar drama. Dia mencintai dan sangat mempercayai suaminya sepenuh hati.

“Tadi aku sudah memasukkan berkas gugatan perceraian ke Pengadilan Agama. Aku tidak menuntut apa-apa. Bahkan harta gono ginipun. Karena Ventria masih dibawah umur, hak asuh tetap berada ditanganku. Tolong kabulkan permohonanku.”

Tanpa banyak kata Audrey berlalu meninggalkan Prabu yang termangu kehabisan kata.

Perceraian tidak terelakkan. Prabu tidak bisa menyangkal bukti perselingkuhannya dengan istri adik iparnya itu. Dia terpaksa harus menandatangani Akta Perceraian di Pengadilan Agama. Ventria berada dibawah hak asuh Audrey, selain karena memang masih dibawah umur, Prabu tidak bisa membuktikan sebagai ayah yang baik karena telah terbukti berselingkuh.

“ Berhenti Audrey! Kau tidak akan bisa merebut Beni dariku!“ teriakan licik Kiara, wanita cantik berambut pendek dihiasi poni dikeningnya terdengar lantang didalam kesunyian malam. Disampingnya turut berlari dua orang lelaki berbadan kekar. Mereka adalah bodyguard wanita yang telah dijodohkan orangtuanya dan Sir Jacob, ayah Benigno itu.

Audrey Abellard berlari sekencangnya memasuki hutan tidak bertuan, perutnya yang sedikit membesar terasa sakit tapi dia terus berlari. Kaki jenjangnya menyeruak diantara semak belukar dan pepohonan. Beruntung dia mengenakan celana denim tebal dengan sepatu kets, sehingga memudahkannya menerabas semak belukar. “Semoga tidak ada ulaaaar,“ rintihnya putus asa. Tidak ada binatang yang lebih ditakutinya selain hewan melata itu.

 Dor…Dor!

Senjata laras pendek milik Kiara hampir mengenai punggungnya. Malam itu bulan yang menjadi satu-satunya sumber cahaya hanya bersinar temaram.

Dor ! Dor! Dor!

Letusan pistol berturut-turut hampir mengenai tubuhnya. “ Aku masih ingin melihat matahari esok pagi dan hari-hari selanjutnya!” Tekatnya dengan ketakutan luar biasa. Air matanya berlinangan. Dadanya berdegup kencang berpacu dengan lelehan peluh dikening.

Dor !

Kali ini salah satu pelurunya mengenai lengan kirinya. Dia terus berlari. Darahpun mengucur  perlahan. Nyeri luar biasa tidak dipedulikannya. "Tahan nak, kita berjuang bersama ya..." rintihnya sambil memegang perutnya.

Kali ini dia harus menghentikan langkahnya. Kakinya letih telah berlari jauh disertai napasnya yang tersengal-sengal, dia hampir tidak kuat lagi. Darahpun mengucur deras dari lengannya yang tertembus oleh peluru. Didepannya sekitar delapan meter terdapat jurang menganga. Perlahan dia mendekat sampai ke bibir jurang, menatap kebawah, cahaya bulan memantulkan kilatan hamparan air disana. Cukup lebar, pertanda ada sungai dalam, karena dia tidak mendengar suara gemericik air. Berharap tidak ada pusaran air yang membahayakannya. Bebatuan tampak menghunjam dipinggiran sungai itu. Ketakutan Audrey luar biasa, tapi sudah tidak banyak waktu, ketiga orang yang mengejarnya semakin dekat. Masih ada harapan, kalau dia beruntung tubuhnya bisa melenting jatuh tepat diarus sungai itu. Audrey memutuskan akan menghadapi resiko apapun.

“Ya Tuhan. Lindungilah aku dan bayiku.” Kalimat terakhir yang diucapkan Audrey. Dan…

Byurrr…

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status