Diusia yang matang kerap kali pertanyaan ‘kapan menikah’ sering dijumpai oleh seorang gadis dewasa bernama Shakira Intan Ayu. Pertanyaan itu terus menerus seperti sebuah teror dalam hidupnya—hingga suatu saat Shakira dilamar oleh Ryan Anggara yang merupakan seorang arsitek tampan dan berkharisma, tetapi memiliki reputasi kurang baik. Playboy. Pengganggu rumah tangga orang. Berhasilkah Ryan mendapatkan hati Shakira yang keras seperti batu?
View MoreHari ini Adeeva mendapat kabar jika Leonel tinggal di sebuah apartemen milik Darrel. Ternyata kehidupan Leonel selama seminggu ini ditanggung oleh Darrel. Dengan cepat pula Alex langsung menjemput Adeeva dan segera menuju ke kawasan El Born.Alex bilang jika Darrel memiliki apartemen di kawasan yang sangat sepi. Katanya dia lebih suka ketenangan dibanding hirup pikuk keramaian kota.Bahkan kawasan ini dihiasi jalan-jalan sempit hingga tampak sangat misterius. Tak pelak juga tempat ini banyak terdapat kafe kecil di sekitarnya untuk menikmati berbagai jenis minuman juga hidangan catalan.Mereka berdua pun memillih memarkirkan mobil di bahu jalan depan gedung apartemen. Alex dan Adeeva langsung berjalan menuju ke unit Darrel.Alex yang sudah pernah ke sini dan mengetahui password sahabatnya langsung memencetkan sederet password hingga suara ‘klik’ terdengar di telinganya juga Adeeva.“Alex … apa tidak apa-apa kita masuk?
Satu minggu sudah Adeeva melalui hari-harinya begitu berat. Bukan hanya dirinya saja, namun Marinka merasakan hal yang sama.Leonel bahkan tidak masuk kantor sudah semingguan ini. Parahnya, semua kunci mobil, ATM, beserta semua fasilitas lainnya dikirim ke mansion Marinka.Perempuan paruh baya itu merasa sedih dengan sikap Leonel yang sangat gegabah ini. Adeeva pun terus menguatkan Marinka. Entah dengan apa pria itu hidup saat ini jika semua fasilitas dikembalikan kepada Marinka.“Mom, dia pasti nanti kembali. Kau tenang saja, ya.”Marinka mengangguk dan kembali menguatkan Adeeva untuk tetap tabah dalam menghadapi ujian ini. Adeeva pun mendadak dapat telepon dari Indonesia—Bunda Kiki menelepon tiada henti yang membuat Adeeva mengerut bingung.Merasa penasaran membuat Adeeva mengangkat telepon itu dan menyapa bundanya dengan suara yang dibuat seceria mungkin agar tidak ketahuan.“Halo, Bunda,” sapanya dengan nada
Rasa-rasanya saat ini Leonel masih belum bisa menerima kenyataan yang sesungguhnya jika ia bukanlah anak dari Marinka. Apalagi sikap Marinka sangat lembut dan benar-benar menunjukkan kasih sayangnya dengan tulus.Seusai mendengarkan kejujuran Marinka, Leonel langsung pamit pergi meninggalkan mansion. Bahkan saat berpapasan dengan Adeeva pun ia rasanya sangat malu menatap perempuan itu. Bahkan Leonel tidak berani menyapa atau mengajaknya bicara. Leonel terlalu malu. Sifat gengsi yang dimilikki masih menguasai otaknya hingga membuat Leonel tidak melakukan itu semua.Kini tujuannya pergi ke apartemen. Leonel berpikir jika ia sudah tidak pantas lagi menikmati kemewahan yang diberikan oleh Marinka. Leonel terlalu malu kepada perempuan itu. Leonel kesal karena diapit oleh dua perempuan sebaik Marinka juga Adeeva. Rasa-rasanya ia tidak pantas berada di dekat mereka berdua. Kedua perempuan itu hanya pantas berada dilingkungan orang-orang baik saja. Sedangnya dirinya? Hanya ora
Mendengar kenyataan pahit membuat Leonel merasa terpukul luar biasa. Apalagi ia tak pernah menduga jika selama ini Marinka bukanlah orangtua kandungnya. Sialnya, pria yang sangat Leonel benci justru mengalirkan darah brengseknya sangat deras kepadanya. Leonel hancur, kecewa, juga merasa patah mengetahui ini semua.Bahkan untuk pulang saat ini pun membuat Leonel merasa malu sendiri. Terlebih ia sudah sangat kejam memperlakukan Adeeva beberapa hari silam.“Bodoh! Kau benar-benar bodoh Leonel!” makinya merutuk.Tak lama sosok Elizabeth pun datang dengan cengiran khasnya. Perempuan itu langsung duduk di sampingnya dan mencium pipi seperti biasa.“Kenapa kau sangat kacau sekali habis berhadapan dengan wanita antah berantah itu? Apa kau kalah darinya?” cecar Elizabeth ingin tahu hasil perseteruan Leonel dengan Adeeva itu.Tak memedulikan pertanyaan Elizabeth membuat Leonel segera bergegas pergi untuk menanyakan kebenaran kepada Ma
Adeeva merasa kesal diabaikan terus menerus hingga akhirnya ia segera bergegas pergi ke kamar mengambil ponsel untuk menghubungi seseorang.Terlebih setelah mengeluarkan segala unek-uneknya kepada Leonel, pria itu tidak menanggapi sedikitpun dan justru memilih pergi meninggalkannya tanpa belas kasihan sedikitpun.Adeeva menghubungi Emilia untuk menemani dirinya malam ini karena merasa sangat benar-benar frustasi dengan kehidupan yang dijalaninya ini.Setelah menelepon dan berjanjian dengan Emilia di salah satu bar kota, kini Adeeva segera mengganti pakaiannya. Adeeva menatap gaun berwarna merah terang dengan belahan paha yang begitu sangat tinggi sekali. Tak hanya itu saja, pakaiannya pun mengusung belahan dada yang cukup terbuka dan punggung yang terbuka. Hanya ada ikatan dua saja di belakang punggung.Adeeva segera mengambil dan memakainya. Tak lupa juga ia berdandan selayaknya jalang. Adeeva memakai make-up tebal, dan lipstik merah cabai yang sangat be
Merasa berisik karena ponselnya berdering terus menerus membuat Leonel mengesah kesal. Buru-buru ia langsung bangkit dari ranjang dan melihat ponselnya yang ternyata telepon dari Adeeva. Leonel berdecak sebal, namun ia tetap mengangkatnya.“Ya, halo.”“Kau di mana? Apa kau baik-baik saja?”“Hm, baik-baik saja. Kenapa?”“Sukurlah kalau begitu. Aku sudah selesai menjalankan operasinya dengan lancar.”“Oh.”“Leonel.”“Hm.”“Apa kau tidak berniat untuk menjengukku? Aku mendadak merindukanmu.”“Aku sibuk banyak kerjaan.”“Oh, begitu, ya. Ya sudah kalau begitu kau jangan lupa makan, dan tetap jaga kesehatanmu, ya.”“Hm.”“Selamat istirahat Leonel.”“Hm.”Nit.“Siapa yang menelepon?” tanya Elizabeth yang masih berlindung
Pagi ini Adeeva akan melakukan operasi. Namun, tetap saja Leonel tidak mendampingi di sampingnya saat ini.Adeeva berusaha tegar karena merasa masih banyak orang yang mendukungnya juga sangat menyayanginya saat ini seperti Marinka.Perempuan paruh baya itu pun terus mendampingi Adeeva sebelum nanti waktunya menjalani operasi yang membuat Adeeva akan kehilangan semua harapan menjadi seorang ibu. Adeeva sudah membulatkan ini semua demi kebaikan dirinya ke depan. Meski tidak bisa memberikan keturunan, tapi Adeeva yakin jika suatu saat nanti akan ada orang yang menerima segala kekurangan dirinya dengan sangat tulus.“Thanks you, Mom.”Marinka tersenyum dan menggenggam tangan Adeeva kuat. Entah kenapa melihat menantunya seperti itu mendadak membuat Marinka sedih.Marinka merasa ada persamaan di antara dirinya juga Adeeva. Merasakan nasib buruk menimpa dirinya juga Adeeva yang divonis tidak bisa memberikan keturunan. Namun, Marink
Pagi ini Adeeva mencoba tetap ceria di meja makan. Meski jika mengingat perlakuan Leonel semalam yang tidak manusiawi membuatnya sangat sakit hati sekali. Namun, sebisa mungkin Adeeva tetap tersenyum di depan Marinka. Perempuan paruh baya itu sangatlah baik kepadanya hingga Adeeva tidak tega harus menceritakan semua kelakuan Leonel kepadanya semalam.Namun, tiba-tiba ada sebuah kertas melayang di depan wajah Adeeva yang membuat Adeeva langsung mengambil dan mengerut bingung.“Aku sudah setuju untuk operasimu. Cepatlah lakukan agar kau sehat kembali,” celetuk Leonel dari belakang tubuh Adeeva.Mendengar suara itu membuat Adeeva merasa berdebar. Bukan berdebar karena cinta, melainkan karena takut kepada Leonel.Bayang-bayang semalam benar-benar membuatnya trauma dengan pria yang kini duduk di sampingnya tanpa rasa bersalah sedikitpun.“Ta—““—tidak usah menolak. Lakukan tindakan medis untuk kebai
Merasa akan percuma menyembunyikan ini kepada Adeeva, akhirnya Leonel mencoba mengatakan dan menjelaskan dengan bahasa yang muda diterima oleh Adeeva.“Dokter mengatakan jika kau harus menjalani operasi pengangkatan rahim, Adeeva.”Adeeva langsung melongo tidak percaya. Kenapa ujian dalam hidupnya terus menerus seperti ini. Apalagi ini menyangkut harga dirinya sebagai seorang perempuan. Apa jadinya jika nanti rahimnya diangkat. Yang artinya tidak akan bisa memberikan keturunan lagi untuk Leonel?“Tapi kenapa harus sampai diangkat segala? Aku tidak mau,” tolak Adeeva, tegas.“Dokter mengatakan jika ada benjolan di rahimmu, dan itu bisa membesar sebesar kepala. Dokter sudah mengecek kalau itu merupakan tumor atau mioma uteri, Adeeva. Makanya aku bingung saat ditanya keputusan oleh Dokter soal operasa itu.”“Aku tidak mau Leonel,” tolak Adeeva sekali lagi. Matanya langsung mengeluarkan air mata yang cuku
“Itu udah tua tapi kok belum nikah-nikah, ya.”“Iya, ngejar karir terus makanya susah jodoh tuh.”“Nggak malu apa gimana sih seusianya udah pada punya anak lho dia masih sendiri aja.”“Bahkan anaknya Jeng Rania saja dua-duanya udah laku semua.”“Nggak takut apa nanti nikah usia tiga puluh susah punya anak.”Berbagai sindiran tetangga sudah menjadi makananku sehari-hari. Bahkan mereka tak segan-segan membicarakan status lajangku di depan mata. Memangnya ada yang salah jika aku lajang? Toh aku lajang dan menikah nanti nggak akan minta biaya resepsi sama mereka, 'kan? Tapi kenapa sih mereka selalu mengurusi kehidupan orang lain seperti ini. Memangnya mereka tak memiliki kesibukan sampai-sampai hidupnya digunakan hanya mengurusi urusan orang dan dijadikan bahan gosip?Kalau tidak kuat iman mungkin rasanya akan gila menghadapi segala standart masyarakat yang memang sudah ada sejak dulu. Terlebih ucapan para tetangga sering kali membuat mama yang tadinya adem ayem menjadi ikut konfrontasi so...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments