Beranda / Rumah Tangga / DINIKAHI PRIA PLAYBOY / 009 - Alasan Jomlo Lama

Share

009 - Alasan Jomlo Lama

Penulis: Jezlyn
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-09 11:00:32
Pas sampai depan rumah, aku langsung membayar taksi, dan berjalan secepat mungkin karena penasaran dengan tamu yang datang ke rumah.

“Assalamualaikum,” salamku saat akan masuk rumah dan mataku langsung terbelalak nggak percaya siapa yang datang.

“Hai adik manis,” katanya seperti biasa. Dengan cepat pula aku langsung menghampiri kakak ketemu gedeku, dan memeluknya erat.

Sumpah, aku kangen banget sama dia. Mana sekarang dia sibuk banget ngurusin kafe yang cabangnya di mana-mana pula.

“Kok bisa ada di sini sih? Sengaja ke sini apa gimana?”

“Tadi nganterin cewekku main ke rumah temannya, di situ sih deketan.”

“Oh ... sumpah aku kangen banget sama kamu, Kak.”

Seperti biasa, dia selalu mengusap-ngusap kepalaku selayaknya adik kecilnya. Bahkan aku nggak peduli ada mama yang memperhatikan gerak-gerikku, yang mungkin baginya sangat terlihat murahan. Tapi, biarin ajalah. Toh, dia itu sudah aku anggap seperti kakakku sendiri.

“Ma, kenalin ini Kak Doni. Temen Kiki. Pas Kiki baru masuk ku
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   010 - Circle Hidup Gue Itu-Itu Aja

    Sumpah aku benar-benar syok saat melihat siapa wanita bernama Zemira itu. Dia itu anaknya Tante Rania yang selalu jadi bahan perbandingan mama sama aku. “Kenal, Ki?” tanya Kak Doni yang melihatku diam dengan ekspresi begitu terkejut. Bahkan aku mengangguk pelan sebagai jawaban. “Kenal Kak, inikan Nasya.” “Ah, iya lupa. Orang-orang panggil dia Nasya.” “Dia nikah sama sahabatnya Kak Doni?” tanyaku dengan rasa penasaran. Kenapa hidup aku jadi berputar-putar dengan orang yang itu-itu saja. Circle kehidupanku rasanya ada yang nggak beres nih. “Iya, nikah sama Naren sahabat kecilku. Aku salut sama perjuangan cinta mereka, Ki. Kuat dan kokoh banget.” “Kenapa? Denger-denger dari tetangga yang hamilin Nasya masih saudara suaminya. Emang benar, Kak?” “Iya benar, masih saudara sepupu.” “Ih, gila ya,” komentarku mengenai kehidupan yang dialami oleh Nasya. Setahu aku juga Nasya ini dulu kuliah dan putus di tengah jalan karena hamil duluan. Dan nasib dia sekarang malahan jauh lebih baik diba

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   011 - Deg-Degan Saat Berdua

    Entah kenapa aku mendadak deg-degan melihat ada Ryan yang duduk di kursi tunggu. Kira-kira dia mau ketemu sama siapa? Semua boss besar nggak ada di kantor saat ini. Bahkan aku mengabaikan Mbak Sila yang tengah menatapku dengan penuh tanda tanya. “Ada apa?” tanya Mbak Sila kembali. “Itu ada arsitek yang aku ceritain Mbak, dia yang duduk di sana sendirian.” Mbak Sila langsung menoleh dan memperhatikan Ryan kembali. Bahkan bisa aku lihat kalau mata ganjen Mbak Sila udah mulai beraksi. “Itu cakep banget, Ki. Udah pepet aja sih.” “Apaan sih, Mbak.” Aku merasa kalau Sofi, Priyo, bahkan Bang Rinto yang berjalan di depan pun ikutan berhenti dan menoleh ke arahku dan Mbak Sila. “Kalian bisik-bisik apaan sih?” tanya Priyo yang merasa curiga terhadapku dan Mbak Sila. “Ada cowok ganteng,” ceplos Mbak Sila yang bikin aku memejamkan mata. Sumpah ini mulut Mbak Sila mirip banget sama keran bocor. “Mana?” tanya Priyo kembali. “Itu yang lagi duduk di kursi tunggu,” kata Mbak Sila. Kini semu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   012 - Paling Malas Kondangan Ditanya Kapan Nyusul

    Saat ini kakiku tengah ragu melangkah ke dalam gedung resepsi pernikahan teman SMA—Cantika—Dia ternyata nikah sama Abangnya Ryan. Setelah hasil googling kemarin dan tahu silsilah mengenai keluarga Anggara ternyata memang benar yang menikah itu kakak kandungnya Ryan.“Hai, Ki,” sapa salah satu teman SMA-ku yang datang sama suaminya. Bahkan suaminya tengah menggendong balita usia setahunan gitu.“Hai,” balasku sambil meringis. Perasaanku mendadak nggak enak setelah saling sapa-sapaan. Apalagi temanku seperti mencari-cari seseorang di samping tubuhku.“Sendirian aja? Mana calonnya nih!?”Nah kan. Benar dugaanku. Males banget kalau datang ke kondangan itu ditanya masalah pasangan. Bisa nggak, sih, ngertiin perasaan jomlo sedikit saja. Meski kadang senyum, tapi jujur hatinya perih tahu.“Belum ada, Rat,” jawabku apa adanya.“Aduh kasihan banget, sih. Panji aja udah punya anak lho s

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   013 - Kondangan Yang Bikin Pusing

    Jujur aja aku nggak nyangka banget bakalan bisa ketemu sama Kak Doni diacara kondangan seperti ini. Lagian terakhir ketemu pas dia main ke rumah habis itu nggak ada kontekan sama sekali.“Kok, kamu di sini, Ki?”“Lagi kondangan. Kak Doni ngapain di sini?”“Ya, aku juga kondangan.”Aku mengangguk paham. Mungkin Kak Doni itu temannya Surya, mempelai laki-laki. Tapi, ada hal yang bikin aku terkejut saat Kak Doni menyapa Ryan.“Hai, bro, kenapa di sini? Bukannya di sana sama keluarga.”“Males ah. Entar ditanya sama Ibu kapan nikah.”“Whoa, cocok nih,” seru Doni yang justru langsung menarik lenganku dan menghadapkan ke arah Ryan. Sumpah aku masih nggak paham dengan semua ini. “Kiki juga jomlo.”“Kak, apaan sih,” ketusku sewot sama Kak Doni.“Hahaha, ini lho, Ki. Teman yang aku ceritain sama kamu itu.”“Hah, maksudnya? Cowok bangsad yang suka gangguin istri sahabat Kak Doni?”Aku mendengar R

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   014 - Skenarionya Nggak Gini Harusnya

    Aku melihat Panji berjalan mendekat ke arahku. Namun, tampak dia tak membawa anaknya. Entah ke siapa Panji menitipkan anaknya itu. “Ki.”“Ya.”“Bisa bicara sebentar?”“Bicara aja.”“Nyari tempat yang enak, mau?”Hah, nyari tempat yang enak? Apa nih maksudnya? Kenapa ambigu begini ucapannya.“Di depan sana ada kafe, mau?”Reflek kepalaku menatap ke arah kafe di seberang jalan gedung. Entah kenapa aku langsung mengangguk setuju.Dan di sinilah aku dan Panji saat ini, duduk berdua di dalam kafe. Kita berdua pun masih saling diam-diaman satu sama lain. Bahkan aku bisa melihat kalau Panji tengah berpikir saat ini.“Ki, sebelumnya aku minta maaf sama kamu. Beberapa tahun lalu aku—““Nggak usah dibahas.”“Tapi aku perlu bahas ini ....”“Kenapa? Kenapa bahas sesuatu yang sudah berlalu?”“Hidupku nggak tenang. Kepikiran kamu.”Hah! Omong kosong. Hidup nggak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   015 - Kenapa Jadi Gini, Sih!?

    Ryan menoleh menatap ke arahku yang tengah terkejut. “Ganti baju.”“Hah, emang kenapa sama baju kamu?”“Bukan aku tapi kamu.” Ryan menunjuk ke arah gaunku yang terkena tumpahan es krim tadi. Sial. Em ... tapikan aku nggak bawa baju ganti. Terus ganti pakai baju siapa?“Em ... Ryan, aku nggak bawa baju ganti,” kataku pelan.“Beli nanti di depan apartemen.”“Hah, maksudnya?”“Depan apartemenku ada mall, nanti kita beli di sana.”“Emang apartemen kamu di mana?”“SCBD.”Aku mengangguk aja. Ryan bilang depan apartemennya itu mall. Berarti dia tinggal di Capital Sudirman. Gila! Itu sih apartemen orang-orang berduit. Setelah lumayan menempuh beberapa menit. Akhirnya aku pun sampai di apartemen Capital. Ryan menuntunku untuk berjalan ke arah pintu lift yang khusus langsung sampai ke unitnya.Tak membutuhkan waktu lama, aku kini berada di dalam apartemen milik Ryan. Hal pertama yang aku lihat,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   016 - Kenapa Priyo Ngambek, Sih!?

    Kantor Azekiel Grup. Entah kenapa pagi ini aku merasa begitu semangat datang ke kantor. Padahal sebelum-belumnya itu ada rasa malas duluan mengingat perjalanan dari selatan ke pusat yang memakan waktu lumayan lama. Ting. Ryan : Semangat bekerja. Satu buah chat yang kini bikin aku senyam-senyum sendiri. Terlebih sikap Ryan kemarin yang bikin aku sangat kagum dalam menghadapi segala ucapan ajaib mama. Kiki : Iya, kamu baru bangun? Ryan : Hmm. Habis dari rumah kamu lanjut kerja sampai subuh. Kadang kasihan juga sama Ryan. Waktunya tidur, dia justru kerja sampai pagi. Belum lagi nanti pagi atau siangnya ketemu klien. Benar-benar pekerja keras banget. Kiki : Oh. Ryan : Nunggu balesan lama kirain ngetik apaan ternyata ‘oh’ doang. Kiki : Hehehe. Ryan : Makan siang bareng, mau? Melihat ajakan Ryan bikin aku bingung. Ini kenapa dia nggak ada basa basinya. Ngegas aja terus. Kiki : Maaf ... nggak bisa. Aku mau ketemu EO buat urus acara baby shower gitu. Ryan : Siapa yang hamil? Kik

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   017 - Tumben Senin Semangat Kerja

    Aku melihat wajah Priyo yang langsung berubah pias. Tak ingin adanya keributan antar gibah squad membuat aku langsung mengalihkan pembicaraan Mbak Sila itu. “Mbak, yakin nih mau resign misal ada lowongan dekat rumah?” Mbak Sila pun langsung menoleh ke arahku. Hatiku bersukur karena bisa mengalihkan tatapan Mbak Sila yang dari tadi menatap ke arah Priyo. “Iya, Ki, tapi bingung lagi nih.” “Udah lah, dikerjain pelan-pelan aja di sini.” “Betul apa kata Kiki,” sambar Bang Rinto. “Iya nih, nyari gaji yang lumayan zaman sekarang susah. Duh mumet akika,” oceh Mbak Sila dengan gaya khasnya yang memang sedikit rempong itu. Tak membutuhkan waktu lama, semua pesanan dari gibah squad datang. Mereka langsung menukar piring yang salah naruh tempat. “Ini coto punya Priyo," kataku sambil menyingkirkan mangkuk berisi coto pesanan Priyo. Sedangkan pesananku berada di depan Mbak Sila. Setelah acara tuker-tukeran menu sesuai pesanan selesai, kini kami semua langsung menyantap makanan dengan lahap.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17

Bab terbaru

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   181 - Ansell Dan Azekiel

    Selesai mandi dan berpakain rapi, Kiki langsung berlari ke luar kamar dan mendapati Ryan yang masih tertidur di sofa sambil memeluk gambar desainnya. Ia pun hanya menggelengkan kepalanya saja. Merasa tak ingin telat ke kantor pun membuat Kiki langsung menuliskan sebuah note untuk Ryan. Sengaja ia tak membangunkan Ryan agar nanti keberangkatan dirinya ke kantor tak telat. Sebab Kiki tahu betul jika membangunkan Ryan akan beresiko tinggi, dan akan menghambat pekerjaannya.Buru-buru Kiki meletakkan note itu di lengan tangan Ryan. Kiki sedikit memberikan solasi agar menempel di lengan.Selesai dengan urusan note, Kiki langsung pergi keluar apartemen dan memesan gojek untuk mengantarkan ke tempatnya ia bekerja di daerah Kuningan Jakarta.Saat sampai lobby, Kiki menunggu sekitar tiga menitan dan datang ojek online yang dipesannya barusan. Sopir ojek online itu pun langsung menyerahkan helm untuk Kiki pakai.“Ansell grup, ya, Mbak?”&ldq

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   180 - Semakin Cuek

    "Habis dari mana?""Depan.""Ngapain?""Gojekin makanan buat Joko.""Oh ...."Kiki pikir kalau suaminya akan marah atau ngambek. Tapi Ryan hanya bertanya dan kembali jalan ke arah dapur untuk mengambil minum air dingin.Kiki yang baru saja keluar apartemen pun langsung segera berjalan menuju ke kamar untuk istirahat sebelum besok bekerja."Ki.""Iya Mas.""Bisa pijitin aku bentar nggak? Aku capek banget nih tadi banyak klien dan mereka minta cepet semua.""Tapi aku juga capek Mas. Besok juga mau ada meeting.""Ck! udahlah resign aja.""Mas ....""Ya ya ya, kamu memang sangat mencintai kerja dibanding jadi ibu rumah tangga saja."mendapat respon seperti ini justru membuat Kiki semakin terluka. Hal yang sudah pernah dibahas dan disetujui oleh Ryan justru sekarang menjadi boomerang-nya."Bukan nggak mau nurut, tapi aku anak satu-satunya yang mau tak mau harus menjadi tulang punggung

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   179 - Kiki Anak Emas Ansell

    Kiki ragu menjawab pertanyaan dari Manda selaku HRD di Ansell grup. Apalagi dirinya diterima dengan jalur expres karena Mbak Sila yang kenal dekat dengan Manda. Kalau bukan pertemenan dan mereka saling tetangga mungkin dirinya saat ini masih menjadi pengangguran sejati.Kiki pun akhirnya menggeleng pelan. “Belum,” cicitnya.Baik Manda dan Tasya langsung melongo tak percaya. Mereka berdua bahkan langsung saling menatap satu sama lain.“Nggak bohong kan?” tanya Tasya memastikan jika jawaban yang dilontarkan Kiki itu hanya bualan. Tasya masih nggak yakin jika boss-nya bisa menjadi manusia sabar.“Enggak kok, Pak Mirza justru ngajarin saya di hari pertama kerja.”Lagi dan lagi Tasya dan Manda saling menatap satu sama lain. Mereka seakan masih kurang percaya mendengarnya.“Jadi gini Shakira,” kata Manda. “Pak Boss itu merupakan manusia kaku, dia juga begitu perfeksionis. Nggak sabaran ju

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   178 - Kiki Mendadak Jadi Informan Gosip

    Meski hatinya menyuruh untuk tak ikut campur soal Mirza dengan artis sekaligus model papan atas itu. Tapi naluri kepoan dirinya lebih dominan ketimbang hati dan logikanya.Dengan gerakan pelan agar tak ketahuan, Kiki mulai mengintip dibalik tembok. Ia membuka pintu besi secara pelan agar tak menimbulkan suara.Setelah berhasil, ia mulai tengak tengok ke arah kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Mirza juga Laudia Arabella.“Nah itu dia,” gumamnya kala melihat Mirza juga Laudia Arabella tengah saling berhadapan.Jiwa detektipnya mulai muncul dengan sendirinya. Ia melangkah pelan dan langsung mengelurkan ponsel-nya untuk memotret Mirza dan Laudia Arabella.“Yes berhasil, berita eksklusif banget ini,” katanya sambil tersenyum lebar.Merasa sudah punya bukti yang otentik pun membuat Kiki langsung berbalik badan dan kembali ke meja kerjanya sebelum ketahuan.Saat sudah sampai meja kerja dengan selamat, Kiki

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   177 - Karir Nomer Satu!

    Yang awalnya tetap sabar kini Kiki mulai terbakar emosi karena Ryan membawa-bawa soal karirnya. Padahal ia sudah jujur kalau dirinya sangat mencintai pekerjaannya. Ia sangat bahagia jika kerja.“Mas, aku nggak suka kalau kamu bawa-bawa soal karirku.”“Tapi nanti yang ngerawat Danis siapa?”“Ya kamu carilah babysitter.”“Kamu ini belajar dong jadi ibu, Ki.”“Jadi ibu nggak usah belajar. Nanti juga bisa sendiri,” sahutnya ketus. Tatapannya kembali panas. Kiki mulai menatap ke arah jendela mobil dan lebih memilih memperhatikan jalanan.“Keras kepala,” gumam Ryan yang masih bisa Kiki dengar.Mendengar itu membuat Kiki hanya mendengkus sebal. Entah kenapa dirinya selalu salah. Heran banget. Padahal kalau dipikir secara logika yang masih terlihat anak-anak itu Ryan bukan dirinya.Tak ingin menambah keributan membuat Kiki memilih diam sampai Jakarta. Lebih tepatny

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   176 - Salahku Apa, Mas!?

    Setelah setuju untuk berkunjung ke rumah Nindi dan Adnan. Baik Ryan juga Kiki masih duduk dan ngobrol santai dengan sepasang suami istri itu. Apalagi saat ini Danis sudah tertidur dengan begitu pulas.Merasa cukup dengan obrolan yang kurang penting, kini Nindi berdeham dan mencoba membicarakan soal Danis kedepannya. Apalagi dirinya saat ini tengah hamil muda.“Sebelumnya aku minta maaf banget sama kamu, Yan. Kalau aku …. Maaf banget,” kata Nindi yang ragu dan bingung saat akan berbicara soal Danis.“Apaan sih, Nin, tumben banget jadi gagap begitu.”Adnan berdeham dan menggenggam tangan istrinya erat. “Jadi gini, Yan. Kalau Nindi saat ini tengah hamil muda. Dia nggak boleh terlalu capek, dan gue juga mau pindah ke Kalimantan. Lo tahu kan kalau Rena ngamuk suka minta ketemu sama Danis.”Ryan pun mengangguk-angguk paham apa yang ingin disampaikan oleh Nindi barusan. Dan mungkin dia nggak enak untuk ngomongnya

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   175 - Siapa Ayahnya Danis!?

    Kiki kini tengah menunggu jawaban Rena atas pertanyaan yang diajukan olehnya barusan. Entah kenapa tiba-tiba Rena meminta hal yang tak pernah Kiki duga sebelumnya.“Karena aku percaya perempuan yang dipilih Ryan pasti dia perempuan baik.”“Itu hanya jawaban global. Aku pengin tahu spesifikasinya.”Ditantang seperti itu oleh Kiki membuat Rena diam, tatapannya justru langsung menunduk ke lantai dan tiba-tiba saja langsung tertawa begitu kencang yang membuat Kiki terkejut.Merasa kaget pun membuat Kiki langsung memegang dadanya dan mengusap pelan. ‘Dasar sinting,’ batinnya.Tak lama sosok Ryan masuk ruangan dan menatap Kiki serta Rena secara bergantian. Ryan segera mengecek seluruh anggota tubuh istrinya dengan cara diputar-putar yang membuat Kiki memutarkan bola matanya jengah.“Apaan sih Mas diputer-puter begini.”“Kamu nggak diapa-apain, kan?”“Enggak kok.”

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   174 - Tawaran Untuk Kiki

    Entah sejauh apa kakinya melangkah. Tapi untuk saat ini Kiki merasa tenang karena jauh dari Ryan. Ia duduk di salah satu sebuah taman rumah sakit sambil memandang segala aktifitas pasien di sana.“Kembang? Hihi kembang jadi ironman.”Mendengar suara di sampingnya membuat Kiki terkejut. Ia ingin tertawa jika keadaan tak seperti ini. Apalagi seorang laki-laki yang duduk di sampingnya terus mengoceh yang terkadang kalau didengar dalam keadaan baik akan membuat siapapun tertawa.“Ah cintaku memang dahsyat seperti odading.”Melihat laki-laki yang terus mengoceh duduk mendekatinya membuat Kiki semakin menggeser ke samping hingga mentok. Apalagi laki-laki itu membawa sebuah bunga dan diserahkan untuknya.“Untukmu kasih yang selalu bersinar menyinari dunia.”Kiki hanya meringis dirayu orang gila macam ini. Ia pun sedikit ragu menerima bunga itu. Bahkan Kiki melihat laki-laki itu langsung bertepuk tangan saat buang

  • DINIKAHI PRIA PLAYBOY   173 - Bandung

    Bandung, Jawa Barat.Beberapa hari kemudian.Sesuai dengan jadwal yang sudah mereka rencanakan jika weekend ini akan pergi ke Bandung. Lebih tepatnya akan menjenguk Rena di salah satu rumah sakit jiwa. Dari awal perjalanan hingga sudah berada di tol cipularang pun Ryan masih saja diam karena kesal mengetahui jika istrinya mengagumi laki-laki lain.Parahnya Kiki ngomong jujur di depan Ryan. Dan semua itu membuat Ryan mendiamkan Kiki beberapa hari belakangan.“Sayang, aaa,” kata Kiki saat menyuapkan kentang goreng yang sudah dibelinya tadi di mekdi melalui drive thru.“Lagi nyetir.”“Kan disuapin.”“Mau fokus.”Kiki yang tahu jika suaminya masih merajuk pun hanya mengembuskan napas kasar. Apalagi semenjak dirinya menjawab pertanyaan Ryan beberapa hari yang lalu.Lagian bagi Kiki sendiri jujur lebih baik dari pada dirinya sembunyi-bunyikan? Lagipula ia hanya sekadar kagu

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status