Pernikahan yang diimpikan Nisa berubah menjadi mimpi buruk. Doni, pria yang dulu ia cintai, kini berubah menjadi dingin dan tak peduli. Keluarganya pun tak kalah kejam, memperlakukan Nisa seolah ia tak berharga. Setiap hari, Nisa menelan hinaan demi hinaan. Namun, demi bayi dalam kandungannya, ia terus berusaha bertahan. Tapi, sampai kapan ia mampu menghadapi kebencian ini? "Dasar perempuan miskin! Kalau bukan anakku yang menikahimu, mana ada yang mau." "Kamu itu cuma pembawa sial!"
View More"Win, mertua mu kan meninggal , kok kamu sama keluarga mu malah di rumah saja ? Enggak pada ke rumah almarhumah ibu nya suami kamu ?" Tanya Kokom pada Wina yang saat ini sedang sibuk memilih sayuran di depan rumah gadis itu .Wina berdecih mendengar nya , namun tetap memasang wajah biasa saja . "Saya ada ke sana kok buk Kokom, mama dan bapak saya juga ke sana kok ." Sahut Wina sambil tersenyum .Kening Kokom berlipat mendengar nya . Setau dirinya semalam dirinya pergi membaca doa di rumah Mirna , batang hidung Wina dan keluarga nya saja tidak ada . Padahal bapak Wina kan RT di kampung ini ."Tapi tadi malam kamu enggak ada Win ."Wina tergeragap mendengar nya , kalau sudah seperti ini dirinya harus mengatakan apa ? Tidak mungkin dirinya mengatakan yang sebenarnya pada mereka semua nya ."Saya tadi malam datang loh Win . Duduk di dalam lagi . Yang ada di dalam rumah juga bude Sira doang sama anak gadis nya . Denny dan Doni entah pergi kemana . Kemuning lagi . CK, entah kemana enggak ad
Kemuning dan Tiar saling pandang , lalu sedetik kemudian , Tiar melengos ke samping ."Enggak usah ! Enggak perlu juga bantuan dari kamu ! Saya dan Doni akan melakukan apa pun, demi kesembuhan Kemuning dan bayi nya . Dan kami tidak perlu bantuan orang seperti dirimu " tegas Tiar , sungguh dirinya amat marah pada pemuda itu . Bagaimana pun , Joko tidak mau bertanggung jawab atas apa yang sudah di perbuat oleh nya . Dan keluarga nya malah mencerca Kemuning .Joko menundukkan kepala nya . Rasa sesal itu tidak ada di dalam dirinya . Dirinya tetap kekeuh tidak mau bertanggung jawab pada bayi yang sedang Kemuning kandung . Ini semua di lakukan oleh nya , saat seorang pria pengacara yang ada di desa nya tadi melihat semua yang di lakukan oleh sang ibu. Dan pria itu mengancam akan melaporkan ibu nya Joko dan Joko ke kantor polisi atas tindakan kekerasan .Joko yang tidak mau dirinya dan sang ibu di penjara langsung berinisiatif mengatakan jika dirinya akan menanggung semua biaya pengobatan Ke
Mereka masih saja menangis pilu mengantarkan jenazah Mirna ke peristirahatan terakhir nya . Apa lagi saat ini , hati mereka sungguh resah saat mendengar kabar jika Kemuning di bawa ke rumah sakit akibat pendarahan hebat . Sungguh hati mana yang tidak pilu , ujian begitu silih berganti menghampiri keluarga Doni . Entah bagaimana Doni harus menyingkapi nya , tapi rasanya sungguh teramat sesak di dalam dada nya sana . "Buk, maafkan Denny . Maaf Denny yang sudah menjadi anak durhaka buk . " Denny masih saja menangis , meratapi nasibnya kehilangan sang ibu. Dirinya baru menyadari bahwa ibu nya sangat lah penting . Doni hanya diam saja , dirinya enggan berdebat untuk sekarang ini , apa yang di katakan oleh bude nya tadi benar , mereka tidak boleh ribut di depan jenazah sang ibu, yang mengakibatkan sang ibu di sana menangis melihat mereka . Masih dengan keterbungkaman nya , sampai jenazah sang ibu di masukkan di liang lahat , dengan Denny yang menangis meraung-raung . Doni hanya diam saj
"Mertuamu meninggal, Nis" Deg Nisa yang sedang melipat kain itu di buat terkejut saat mendengar perkataan dari sang ibu. Matanya langsung menoleh, dan menatap ibunya dengan lekat. "Ibu yang bener? Dapat kabar darimana?" Tanya Nisa penasaran, sebab mereka tidak pernah sama sekali berkomunikasi dengan mereka yang ada di desa keluarga mantan suaminya itu. "Tadi ada orang yang datang kemari, katanya dia suruhan bude Sira, dia menyampaikan kabar katanya mertuamu meninggal." Ucap ibunya Nisa. "Innalilahi," Nisa bahkan sampai menitikkan air matanya mendengar perkataan ibunya. "Bagaimana Nis, kita ke sana?"Nisa mengangguk. "Iya buk." * Doni masih saja menangis saat mengantar sang ibu ke peristirahatan yang terakhir kali nya. Sungguh dirinya tidak pernah menyangka sang ibu akan pergi secepat ini . "Buk ..." "Yang sabar Doni . Ibuk mu sudah tidak merasakan sakit lagi di sana. " Ucap bude Sira yang masih setia menunggu di samping keponakan nya itu , dirinya tetap berada di r
Doni akhirnya terpaksa menerima konsekuensinya, dirinya harus mencicil biaya pengobatan pak Danto, karena pria itu terluka parah. Beruntung dirinya masih di berikan keringanan untuk mencicilnya, kalau saja tidak, entah darimana Doni uang, mungkin dirinya saat ini sudah masuk penjara. Hari demi hari di lewati oleh mereka seperti beban yang menumpuk di pundak mereka. Bahkan tidak ada kebahagiaan lagi yang hadir di hidup mereka. Hanya sebuah penderitaan yang datang silih berganti terus memutari kehidupan mereka. Kemuning menangis saat mendengar penolakan yang kesekian kalinya dari Joko . Pria itu bahkan dengan enteng nya mengatakan jika akan menikab dengan orang lain, jauh lebih cantik bahkan kaya raya . Tidak seperti Kemuning yang hanya gadis miskin saja . "Enggak usah nangis , mending sana kamu pulang , urusin itu ibuk kamu yang cacat . " Celetuk Joko mengusir Kemuning . Ya saat ini Kemuning datang ke rumah Joko, dan meminta pertanggung jawaban lagi pada laki-laki itu . Tapi sa
"Kamu?!" Doni memekik saat melihat perempuan yang menjadi selingkuhannya itu malah kini bermesraan dengan pak mandor yang telah memecatnya beberapa hari yang lalu. Tangan Doni terkepal erat, sampai buku-buku jarinya tampak jelas dan nyata. Matanya menyorot tajam ke arah keduanya yang sama sekali tidak peduli dengan keberadaannya. Padahal Doni datang ke rumah Sari ingin curhat tentang keadaan keluarganya yang hancur seketika, namun rupanya dirinya malah mendapati sebuah fakta yang membuat hatinya terasa sakit. Sari wanita itu malah dengan santai bermesraan di depan Doni. "Kurang ajar kamu, kenapa kamu tega melakukan hal seperti ini sama aku, Sar? Kamu tau aku cinta sam kamu, bahkan aku sudah cerai dengan istri aku, dan berniat menikahi kamu, tapi kamu–" Tenggorokan Doni terasa tercekat, tak mampu melanjutkan kata-katanya lagi, rasanya terlalu kecewa sekali dengan apa yang di lihatnya saat sekarang ini. Wanita berpakaian seksi itu mengangkat dagunya tinggi. "Kenapa? Ada yang s
"Kondisinya sudah baik. Dan pasien bisa pulang. Nanti jangan lupa di cek saja di klinik terdekat, sebab mau ke rumah sakit juga jauh, dan tidak masalah, asalkan terus di pantau." Ucap seorang dokter saat setelah Nisa sudah membaik. Ya, saat Nisa merasakan sakit hebat, rupanya jahitan bekas operasinya bermasalah, sampai perutnya sedikit mengeluarkan darah. Kedua orangtuanya langsung membawa Nisa ke rumah sakit yang ada di kota. Mereka tidak akan membiarkan Nisa kenapa-kenapa. Dan beruntung dokter segera menanganinya, sampai kondisinya sudah lebih baik dan seminggu di rumah sakit, Nisa sudah di perbolehkan untuk pulang. "Terimakasih dokter." "Sama-sama pak, dan sudah menjadi tugas saya sebagai seorang dokter." Sahut pria berjas dokter itu sambil tersenyum manis ke arah kedua pasang itu. Tatapannya beralih pada wanita yang duduk di atas ranjang, entah mengapa hatinya sedikit bergetar melihat wanita berwajah pucat itu. Walaupun tidak cantik, tidak seperti kebanyakan wanita yang di
"Apa buk? Ada masalah dengan kandungan adik saya ?" Pekik Doni saat memeriksa kan kondisi Kemuning yang jatuh tak sadarkan diri tadi . Doni langsung bergegas membawa Kemuning ke klinik bersama dengan Tiar . Ya saat Desi mengantar rantang tadi, Desi terkejut saat melihat kondisi sepupu nya itu, dengan cepat , Desi berlari ke rumah nya dan langsung memanggil ibu dan Abang nya . Sira dan Tiar langsung berlari tergopoh-gopoh ke rumah Mirna . Sira menyuruh anak nya dan juga Doni untuk membawa Kemuning ke klinik, sedangkan dirinya dan juga Desi membersihkan rumah Mirna yang tampak sangat berantakan itu . Terlebih melihat kondisi Mirna yang sangat memprihatinkan itu . Buk bidan mengangguk kan kepala nya . "Iya mas , saya tidak tau pasti karena ketersediaan alat medis di klinik ini sangat sedikit mas . Jadi saran saya , mbak Kemuning di bawa saja ke rumah sakit di kota . Mumpung usia kandungan nya masih 4 bulan . " Terang sang bidan . Doni mengusap wajah nya dengan kasar , bagaimana mungk
"Dasar murahan , lihat itu , enggak tau nya hamil di luar nikah , dasar perempuan murahan . " "Ngatain Nisa perempuan murahan , enggak tau nya dia sendiri tuh yang murahan . Mana enggak tau siapa lagi yang hamilin nya lagi . " "Iya ya , dasar . " Suara bising itu terus saja terdengar oleh Kemuning yang saat ini sedang melewati kerumunan ibu-ibu yang biasa bergosip di kampung nya , Kemuning yang hendak berjalan menuju ke pasar langsung kesal di buat nya. Ingin sekali menjambak rambut ibu-ibu tukang gosip itu, namun sayang , dirinya lah yang akan kalah duluan nantinya . Apa yang di katakan oleh ibu-ibu gosip itu benar adanya . Saat ini Kemuning sedang hamil 4 bulan . Dirinya hamil tanpa suami . Ya jelas , saat tau dirinya hamil Kemuning langsung menghampiri Joko dan meminta pertanggung jawaban pria itu, namun sayang , pria itu menampik semua nya , dan mengatakan jika itu bukan anak nya . Doni langsung murka yang memang mengetahui hal tersebut, pria itu juga sempat mendatangi
"Cuci itu baju! Jangan sampe ada yang ketinggalan! Kamu itu di sini sudah makan gratis, mau belagu pula sok menjadi ratu! Kamu kira anak saya kerja banting tulang cuman buat kamu habis-habiskan hm? Kamu shopping? Kamu leha-leha di kasur gitu?" cerca seorang wanita paruh baya sambil berkacak pinggang.Nisa tersenyum miris mendengarnya, bahkan uang gaji suaminya juga dirinya tidak pernah mencicipinya sedikit pun. Jika suaminya gajian, juga ibu mertuanya lah yang selalu mengambil uangnya dan mengatur semua keperluannya. Bahkan Nisa tidak di kasih uang sepeser pun.Miris, miris sekali nasib wanita malang itu, jika ingin sesuatu, Nisa harus pergi ke warung bakso di sebelah rumah mertuanya, wanita itu membantu pekerjaan di sana, dan mendapatkan upah. Barulah Nisa bisa membeli sesuatu."Kenapa?! Kamu mau marah ha? Silakan marah? Mau ngadu sama suami mu, ngadu saja sana, saya tidak takut"Ya mana mungkin takut, karena suaminya juga sama, jika Nisa mengaduhkan sikap sewenang-wenang ibunya itu,...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments