Share

bab 10

Penulis: Mariahlia
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-26 00:00:38
"Astaghfirullah, Nisa kamu harus bertahan nak, bude akan membawa kamu segera ke klinik." Bude Sira bahkan meminta tolong pada beberapa orang tetangganya yang lewat di depan rumahnya untuk membangunnya membawa Nisa ke klinik. Sungguh dirinya sangat resah, takut terjadi sesuatu pada wanita itu. Terlebih melihat kondisi Nisa yang bisa di katakan sedang tidak baik-baik saja. Kemungkinan buruk bisa terjadi, namun bude Sira berdoa semoga kemungkinan buruk itu hilang.

"Nak, bertahan sayang. Nisa wanita yang kuat. Bude yakin Nisa pasti bisa melawan ini semuanya. Ingat sayang, ada nyawa bayi yang selama ini kamu perjuangkan." Bude Sira tidak berhenti mengucapkan kata-katanya, walaupun Nisa sama sekali tidak merespon perkataannya.

Sungguh, hati bude Sira bergemuruh hebat, apa lagi membayangkan wanita itu selama ini bekerja keras untuk mempertahankan anak yang ada di dalam kandungannya, bahkan keluarga suaminya saja sama sekali tidak peduli.

Nisa seperti hidup sebatang kara, jauh dari kedu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 11

    Nisa sudah sadarkan diri, tapi perutnya masih terasa sangat sakit. Nisa bahkan tidak sanggup untuk bangun dari ranjang klinik itu. Bude Sira datang membawakan teh dan makanan untuk Nisa, tadi sempat pulang sebentar ingin memberitahukan Doni dan keluarganya, tapi sayang, Doni tidak ada di rumah, serta keluarga Doni, ya seperti itu lah, mereka sama sekali tidak peduli dengan apapun yang terjadi pada Nisa. Mereka malah tertawa dan menyumpah serapah Nisa. Mereka bahkan tidak sudih sedikitpun untuk datang melihat keadaan Nisa, mau Nisa mati sekalipun mereka tidak akan pernah peduli. Sebegitu jahatnya mereka pada Nisa, tanpa menghiraukan perasaan Nisa sedikitpun. "Makan Nis, bude bawakan nasi dan teh hangat untuk kamu, kamu harus banyak makan, biar kamu banyak tenaga lagi." Nisa memang sudah sadar, tapi hatinya sedih tak karuan, karena mengingat perkataan bidan barusan saat dirinya sadarkan diri, jika dirinya harus segera di rujuk ke rumah sakit yang ada di kota. Siapa yang tak sedih,

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Cacian Keluarga Suami Ku    Bab 12

    "Nisa mana Bu?" Tanya Doni yang baru saja pulang entah darimana itu. Mirna langsung mendengus, tangannya sibuk melipat baju yang baru saja di angkatnya dari jemuran, biasanya Nisa, tapi karena Nisa tidak ada dirinya harus apa-apa sendiri. Sudah minta tolong sama Kemuning, tapi anak gadisnya itu mana mau di suruh-suruh oleh Mirna. Sudah hampir sore saja, Kemuning masih asik tertidur di dalam kamarnya, dan Mirna juga sama sekali tidak menegurnya. Mirna malah menyalahkan Nisa yang tidak becus. "Istri kamu itu manja banget, sakit perut mulas kayak begitu aja udah caper minta anter sama si Sira ke rumah sakit. Ck, lebay banget kan? Ibu sudah bilang sama kamu sebelumnya Don! Jangan hamil, lihatlah kalau orang miskin hamil, pasti manjanya enggak ketulungan kayak begini" ucap Mirna. Doni tersentak, matanya menatap lekat wajah sang ibu. "Nisa masuk rumah klinik?" "Ya! Dia caper! Biar di kiranya dia yang paling tersakiti. Terserah, ibu juga enggak peduli. Tadi si Sira datang kasih tau ko

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03
  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 13

    "Maaf, bayi-nya tidak bisa di selamatkan." Ucap seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan operasi. Dokter laki-laki itu baru saja selesai mengoperasi Nisa, dan telah menyatakan jika bayi yang ada di dalam kandungan Nisa telah meninggal dunia. Bude Sira membekap mulutnya syok, bahkan hampir jatuh saat dirinya mendapati satu fakta ini. Sungguh, tidak menyangka, bayi yang belum lahir ke dunia itu sudah meninggal duluan. Sesak, hati siapa yang tidak sesak, apa lagi mengingat bagaimana Nisa sangat memperjuangkan bayi yang ada di dalam kandungannya itu. Bahkan Nisa akan melakukan cara apapun untuk bisa mempertahankan bayi itu. Lantas, jika sudah seperti ini, bagaimana nanti bude Sira mengatakannya pada Nisa? "Bu, tenang, jangan seperti ini." Ucap Desi yang ikut menemani ke kota. Desi dan bude Sira yang membawa Nisa ke kota, sedangkan Doni-suami Nisa, dengan tak tau dirinya malah pergi setelah kejadian tadi. Sungguh sangat kejam, pria itu bahkan tidak peduli sama sekali saat m

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Cacian Keluarga Suami Ku    Bab 14

    "Bude, Nisa di sini sudah empat hari, kayaknya Nisa udah baik-baik aja deh bude. Nisa mau pulang aja." Kondisi Nisa sebelumnya belum pulih benar, Nisa terpaksa berbohong pada bude Sira karena merasa tak enak hati terus menerus di rumah sakit ini. Biar bagaimanapun biaya di rumah sakit ini pasti besar. Terlebih dirinya sudah terlalu merepotkan Bude Sira serta Desi. Semestinya mereka saat ini berjualan di rumah, dan mengumpulkan uang. Tapi, karena Nisa mereka tak mendapatkan uang.Sungkan, jelas tentu, siapa yang tak sungkan. Bude Sira bukan saudara dirinya sendiri. Ya, walaupun bude Sira keluarga sang suami, tapi tetap Nisa tak enak hati. Walaupun perempuan paruh baya itu tak mengeluh sama sekali dengan semua ini, tapi tetap saja Nisa merasa tak enak hati."Nis, kata dokter jahitan kamu belum kering. Kita tunggu sampai jahitan operasi kamu kering dulu ya sayang. Biar kamu istirahat saja dulu di sini. Kamu tenang saja ya, bude dan Desi pasti menemani kamu" ucap bude Sira lembut. Tapi,

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Cacian Keluarga Suami Ku    Bab 15

    "Ya ampun Sari sayang, kamu bawa apa itu? Banyak sekali makanan yang kamu bawa?" Mirna menyambut calon menantunya itu dengan rasa penuh gembira. Sari tersenyum lebar. Menyerahkan beberapa bingkisan pada Mirna. "Cuman makanan biasa kok Bu. Semoga ibu dan Kemuning suka ya." Kata Sari sambil tersenyum lebar. Tangannya memamerkan emas yang menggantung di bagian tubuhnya itu. Mirna meneguk ludahnya susah payah. Rasanya pengen banget memiliki emas banyak seperti itu. Dan jika saja, anaknya Doni berhasil menikah dengan Sari, dirinya akan mendapatkan keuntungan yang luar biasa, termasuk emas yang berjejer di tubuh wanita itu. "Ayo kita makan bersama-sama" Mirna menggamit lengan Sari, namun Sari malah mengibaskan tangan Mirna. Sari juga mengambil tisu yang ada di dalam tasnya. Lalu membersihkan bekas tangan Mirna yang ada di lengannya itu. "Biar nggak ada kumannya buk. Ibuk juga pasti nggak bersih kan? Lihat, bajunya juga lusuh sekali." Ucap Sari menatapi Mirna dengan pandangan jij

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 16

    Tiar adalah anak bude Sira. Anak bude Sira yang merantau di Kalimantan dua tahun lalu dan baru kembali pulang hari ini. Entah suatu kebetulan atau apa, tapi Tiar ini adalah mantan kekasih Nisa dulu. Dan Tiar juga sama sekali tidak tau menahu jika Nisa menikah dengan sepupunya Doni. Berita sepupunya menikah memang terdengar di telinganya, namun Tiar sama sekali tidak tau jika yang menjadi istri dari sepupunya itu adalah mantan kekasihnya. mantan kekasih yang masih sangat di cintainya. Dan salah satu alasan Tiar merantau ke pulau lain adalah ingin mencari uang dan segera melamar Nisa. namun, siapa sangka jika Nisa telah menikah. Kecewa, jelas. Hubungan mereka berakhir juga tanpa kepastian yang jelas. Karena Nisa yang tiba-tiba dulu mengakhiri sepihak, padahal Tiar tidak mau hubungan mereka berakhir. Tiar sangat mencintai Nisa.Nisa meremas kedua tangannya dengan kencang, rasa canggung itu jelas terlihat di raut wajahnya, bagaimana pun, dirinya di sini yang bersalah pada pria itu. Diri

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15
  • Cacian Keluarga Suami Ku    Bab 17

    "Aku nggak mau tau bang. Pokoknya kamu harus menceraikan istri kamu itu. Aku nggak mau ya jadi istri kedua. Aku mau jadi istri satu-satunya kamu" ucap Sari pada Doni.Doni tersenyum lebar, mendekatkan dirinya pada Sari, lalu mencium pipi wanita itu.Cup"Kamu tenang saja sayang, Abang memang berencana akan menceraikan dia."Sari mendorong sebal wajah Doni. "Kapan? Abang selalu berkata seperti itu. Katanya Abang akan ceraikan dia setelah dia pulang dari rumah sakit. Tapi, ini udah dua hari dia pulang dari rumah sakit, tapi Abang sama sekali belum menjatuhkan talak sama dia." Sari jadi kesal sendiri karena Doni nyatanya tidak menepati janjinya sama sekali. Padahal pria itu sendiri di yang berjanji padanya akan menceraikan Nisa secepatnya."Abang jangan bohong. Kalau Abang bohong, pekerjaan Abang taruhannya." Ancam Sari. Dan Sari ini adalah sepupu pemilik kebun karet yang saat ini Doni kerja. Sari yang sering datang ke kebun karet itu jatuh cinta pada sosok Doni yang wajahnya tampan. Dan

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-21
  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 18

    Nisa berdiri terpaku, matanya melebar penuh ketakutan saat Joko mendekatinya dengan tatapan yang menggambarkan nafsu serakah. "Jangan, Joko," suaranya bergetar, pelan tetapi penuh keputusasaan. Joko, yang sudah kehilangan akal sehat, hanya menggertakkan giginya seraya menggenggam erat lengan Nisa. Air mata mulai mengalir deras di pipi Nisa, dia berusaha mendorong Joko yang lebih besar dan lebih kuat darinya, namun sia-sia. "Tolong... jangan," ratapnya lagi, suaranya tercekat oleh tangisnya yang pecah. Joko, dengan tangan yang kasar, mencoba membuka baju Nisa yang terbuat dari kain tipis. "Kamu mau apa ?" Pekik Nisa saat Joko sudah semakin dekat dengan dirinya . Joko menyeringai melihat nya semakin tidak tahan dengan wajah perempuan yang ada dihadapan nya saat ini . "Aku mau kamu mbak, bersenang-senang lah denganku, mumpung tidak ada orang di rumah" "Gila! Kamu gila ya" pekik Nisa, perempuan itu sudah akan ingin berlari namun Joko langsung menahan tangannya, pria itu me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25

Bab terbaru

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 31

    "Apa buk? Ada masalah dengan kandungan adik saya ?" Pekik Doni saat memeriksa kan kondisi Kemuning yang jatuh tak sadarkan diri tadi . Doni langsung bergegas membawa Kemuning ke klinik bersama dengan Tiar . Ya saat Desi mengantar rantang tadi, Desi terkejut saat melihat kondisi sepupu nya itu, dengan cepat , Desi berlari ke rumah nya dan langsung memanggil ibu dan Abang nya . Sira dan Tiar langsung berlari tergopoh-gopoh ke rumah Mirna . Sira menyuruh anak nya dan juga Doni untuk membawa Kemuning ke klinik, sedangkan dirinya dan juga Desi membersihkan rumah Mirna yang tampak sangat berantakan itu . Terlebih melihat kondisi Mirna yang sangat memprihatinkan itu . Buk bidan mengangguk kan kepala nya . "Iya mas , saya tidak tau pasti karena ketersediaan alat medis di klinik ini sangat sedikit mas . Jadi saran saya , mbak Kemuning di bawa saja ke rumah sakit di kota . Mumpung usia kandungan nya masih 4 bulan . " Terang sang bidan . Doni mengusap wajah nya dengan kasar , bagaimana mungk

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 30

    "Dasar murahan , lihat itu , enggak tau nya hamil di luar nikah , dasar perempuan murahan . " "Ngatain Nisa perempuan murahan , enggak tau nya dia sendiri tuh yang murahan . Mana enggak tau siapa lagi yang hamilin nya lagi . " "Iya ya , dasar . " Suara bising itu terus saja terdengar oleh Kemuning yang saat ini sedang melewati kerumunan ibu-ibu yang biasa bergosip di kampung nya , Kemuning yang hendak berjalan menuju ke pasar langsung kesal di buat nya. Ingin sekali menjambak rambut ibu-ibu tukang gosip itu, namun sayang , dirinya lah yang akan kalah duluan nantinya . Apa yang di katakan oleh ibu-ibu gosip itu benar adanya . Saat ini Kemuning sedang hamil 4 bulan . Dirinya hamil tanpa suami . Ya jelas , saat tau dirinya hamil Kemuning langsung menghampiri Joko dan meminta pertanggung jawaban pria itu, namun sayang , pria itu menampik semua nya , dan mengatakan jika itu bukan anak nya . Doni langsung murka yang memang mengetahui hal tersebut, pria itu juga sempat mendatangi

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 29

    "Astaga !!! Kenapa susah banget sih aku cari kerjaan . Dari tadi udah muter-muter enggak jelas , tapi enggak Nemu juga kerjaan . " Gerutu Doni. Peluh keringat sudah memenuhi dahi nya . Doni juga berjalan ke sana kemari untuk mencari pekerjaan . Mau naik sepeda motor milik nya juga tidak bisa , karena sepeda motor nya rusak , dan Doni tidak memiliki uang untuk membawa nya ke bengkel . "Aisss sialan banget ! Ini semua gara-gara ibuk yang pake acara sakit segala lagi . " Umpat Doni . Emas milik Mirna juga sudah habis di jual untuk biaya pengobatan Mirna selama di klinik, sisa nya uang nya di gunakan untuk keperluan sehari-hari mereka . "Kenapa hidup aku jadi menderita seperti ini ya . " Ucap Doni, dirinya terduduk di tanah sambil menyandar ke pohon karet . Sungguh uang sepeser pun Doni tidak punya . Tidak seperti dulu , dirinya selalu memiliki uang . "Oalah kalau kayak gini apa yang harus aku lakukan ." Gumam Doni . Bingung mendera di dalam pikiran nya sungguh, dirinya tidak tau haru

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 28

    "Kasihan sekali itu sih Mirna , para warga baru berani deketin dia waktu jam enam sore . Karena si gila itu pantau terus loh . Is , enggak ke bayang gimana nasib nya sekarang . Mana anak nya baru tahu nya malam lagi . " Ucap Kokom kepada ibu-ibu yang ada di sana . Ya orang gila itu sebentar-sebentar datang menghampiri Mirna . Bahkan jika ada yang ingin mendekati Mirna , orang gila itu akan marah . Sampai pada pukul enam sore , orang gila itu mengantuk dan langsung pergi ke tempat nya semula . Ya di sebuah tempat pembuangan sampah ada rumah kecil yang terbuat dari kardus , wanita gila itu tinggal di sana . "Mau gimana lagi, aku juga takut mau nolongin . Serem ah , bisa-bisa aku yang jadi sasaran kedua . " Celetuk salah satu ibu-ibu yang ada di sana . Kokom dan beberapa ibu-ibu langsung mengangguk kan kepala nya membenarkan apa yang di katakan oleh ibu-ibu itu . "Aku aja geli banget , eh enggak tau ya kenapa kok sih Mirna sial banget hari ini bisa ketemu sama wanita gila itu . " •

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 27

    "Pak, buk ." Entah kebaikan apa yang di lakukan oleh Nisa , wanita itu sampai memejamkan kedua bola mata nya saat melihat sekeliling nya . Mencoba meresapi apa yang baru saja di katakan oleh bapak dan ibu nya itu . Mereka berada di perkebunan kopi yang kata nya milik bapak nya itu ,Kedua bola mata nya terbuka , lalu mengerjapkan dengan perlahan . "Beneran ? Ba-- bapak jadi ?"Kepala bapak nya Nisa mengangguk cepat , membenarkan apa yang ingin di katakan oleh anak satu-satunya itu . "Bapak punya perkebunan kopi dan sawit Nis . Jadi selama ini bapak itu keturunan ningrat . Baru beberapa bulan setelah kamu pergi ikut suami kamu, adik bapak yang perempuan datang dan menyerahkan semua nya pada bapak . Bapak awal nya menolak , karena ... Karena bapak merasa enggak pantas saja . Sudah banyak melawan orang tua bapak , hingga sampai kedua orang tua nya bapak pergi meninggal, bapak masih saja tidak ada di samping kedua nya Nis ."Bapak nya Nisa menghela nafas nya kasar , agak sedikit berat me

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 26

    "Yeye main yuk . Temen main , jangan lari-lari . Oh mau main lari-lari ya ... Boleh ." Wanita gila itu terus saja berlari mengejar Mirna . Dan hal tersebut membuat Mirna menjerit-jerit histeris . Beberapa orang yang melihat nya tidak berani menolong Mirna , karena mereka juga takut kena amukan orang gila itu . "Masuk , masuk ... Si Reren kumat " seru seorang ibu-ibu yang ada di sana , lalu mengajak anak-anak mereka untuk masuk . Si Reren , nama si wanita gila itu. "Hue, aku capek !!! Hei teman !!! Jangan lari lagi . Ayo main " teriak Reren . Mirna semakin kalut , beberapa kali melirik ke arah rumah warga , namun tidak ada yang buka . Mereka sangat tau betapa berbahayanya si Reren . Wanita gila itu tidak segan-segan menyakiti siapa pun . Mirna semakin kesulitan berlari , karena kaki nya terasa sakit sekali , apa lagi kepala nya sungguh pening akibat cuaca matahari yang terik terlebih tadi dirinya terkena lemparan bola wanita gila itu . "CK, aku harus kemana ? Sembunyi dimana " m

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 25

    Ada yang pernah denger enggak , seseorang akan mendapatkan karma di detik itu juga, tanpa menunggu hari esok. . Kalau enggak ya, itu mungkin kata-kata dari author aja, hehehe. Selamat membaca ... • "Capek banget aku. Pegel kakinya. " Gerutu Mirna saat berjalan menuju ke pasar, dirinya harus berjalan kaki, menempuh perjalanan yang lumayan jauh, karena dirinya tidak bisa memesan ojek sebab uang nya tidak cukup. Berulangkali Mirna menyeka keringat yang menetes di keningnya, sungguh melelahkan sekali. Padahal masih lama dirinya sampai ke pasar. Sebenarnya Mirna malu sekali jika harus berjalan kaki seperti ini, tapi dirinya harus bagaimana lagi, sudah menjadi resiko dirinya, siapa suruh uang yang di berikan oleh Doni habis untuk berfoya-foya olehnya. Mirna sebenarnya punya emas, namun wanita paruh baya itu tidak akan menjual emasnya, gengsi dong, nanti kalau ada saudara atau tetangga yang akan mengadakan acara, dirinya masa tidak pakai emas, bisa kalah malu dirinya dengan Bu Kok

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 24

    "Aduh capek banget aku!!" Kemuning memijit tangan sebelah kirinya dan kakinya berulang kali, wanita itu sampai berselonjoran akibat kelelahan karena dirinya habis mencuci pakaian. Kemuning sudah terbiasa, bangun tidur rumah sudah rapih, pakaiannya sudah di cuci, makanan sudah tersaji di atas meja makan. Dirinya hanya perlu mencuci muka dan langsung sarapan pagi. Tidak melakukan apa pun, tapi sekarang ini dirinya harus melakukannya. Menyeka keringat yang ada di keningnya, Kemuning kembali menuangkan air yang ada di ceret di sebelahnya ke dalam gelas kosong. Entah sudah berapa gelas yang dirinya habiskan , hingga membuat ceret itu hanya tersisa sedikit saja. "Muning, jangan duduk aja, kalau udah siap jemurin pakaiannya dulu setelah itu kamu beresin ini rumah. Halaman depan di sapu, udah dari kemarin enggak ibuk sapu." Seru Mirna. Kemuning menoleh sengit ke arah ibunya yang suka sekali mengatur itu. "Enak saja . Ibuk saja sana yang kerjain. Aku mau tidur habis makan." Cetus Kemunin

  • Cacian Keluarga Suami Ku    bab 23

    "Ya Allah" ibunya Nisa sampai memegangi dada yang tiba-tiba sesak saat mendengar cerita dari Nisa. Dirinya tidak menyangka jika Doni sudah menalak anaknya itu. Nisa jelas tentu menceritakan singkatnya saja, tentang Doni yang menalaknya, bukan tentang sikap pria itu dan keluarganya yang semena-mena pada dirinya. Diri nya akan simpan hal itu, dan tidak akan di ceritakan kepada bapak dan ibunya. "Ini salah Nisa buk, karena Nisa tidak becus menjadi istri untuk bang Doni." Ucap Nisa di sela tangisnya. Tubuhnya bergetar hebat, sang ibu langsung memeluknya dengan erat. Sungguh entah terbuat dari apa hati wanita itu, Nisa di sini tidak bersalah sama sekali, karena dirinya lah yang menjadi korban. Doni dan keluarganya yang salah. Namun wanita itu selalu menganggap ini kesalahannya. Kurang apa Nisa? Dirinya selalu mendapatkan perlakuan yang tidak baik dari anggota keluarga Doni, namun wanita itu terus saja sabar dan selalu menuruti keinginan mereka. Tapi tidak ada sedikitpun rasa iba yang

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status