Bayangan Pengkhianatan

Bayangan Pengkhianatan

last updateLast Updated : 2025-01-20
By:   Sanada  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
14Chapters
15views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Scan code to read on App

Alvaro Wiratama, seorang pewaris keluarga kaya yang hidupnya berubah drastis setelah diculik saat masih kecil, tumbuh besar di lingkungan kumuh dengan identitas yang terhapus. Tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya, Alvaro berjuang bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan jalanan. Ketika ia dewasa, sebuah peristiwa tragis mengungkapkan potongan masa lalunya yang terlupakan. Dibantu oleh teman-teman barunya—Karin, seorang wanita cerdas yang penuh rahasia, dan Dika, sahabat setianya—Alvaro memulai perjalanan penuh bahaya untuk mencari jawaban atas penculikannya. Penyelidikan mereka mengungkapkan bahwa Johan, seorang pesaing bisnis keluarganya, adalah otak penculikan itu. Namun, kebenaran yang lebih kelam terungkap: ada pengkhianat dari dalam keluarga Alvaro sendiri yang terlibat dalam konspirasi tersebut. Saat Alvaro menggali lebih dalam, ia menemukan bahwa dendam dan pengkhianatan telah mengakar kuat di lingkaran keluarganya. Di tengah ancaman dan pengkhianatan, hubungan Alvaro dan Karin berkembang, tetapi kebersamaan mereka diuji oleh rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan kepercayaan di antara mereka. Dibalut dengan aksi menegangkan, intrik keluarga, dan percikan romansa, Di Ambang Kehancuran adalah kisah tentang perjuangan, balas dendam, dan pencarian jati diri. Akankah Alvaro berhasil mengungkap kebenaran dan merebut kembali kehidupannya, atau justru tenggelam dalam gelombang penghianatan yang terus mengintainya.

View More

Latest chapter

Free Preview

Bab 1: Pagi yang Berubah Jadi Malam

Menteng, Jakarta, selalu menjadi simbol kehidupan mewah bagi mereka yang beruntung. Di kawasan elit ini berdiri vila megah keluarga Pratama, sebuah bangunan besar dengan pilar-pilar putih, halaman luas, dan keamanan tingkat tinggi. Vila ini adalah tempat tinggal Alvaro Adrian Pratama, seorang anak lelaki berusia sepuluh tahun yang memiliki segalanya, setidaknya dari luar. Alvaro adalah anak tunggal dari pasangan Gunawan Pratama dan Veronica. Sebagai pewaris tunggal dari kerajaan bisnis properti dan konstruksi keluarga, hidup Alvaro telah dirancang sejak lahir. Segala fasilitas terbaik diberikan kepadanya: sekolah internasional, pelayan pribadi, dan bahkan pengawalan keamanan. Namun, di balik segala kemewahan itu, ada kekosongan yang sulit ia abaikan—kurangnya kasih sayang ayahnya. Tuan Gunawan Pratama adalah sosok yang dihormati, tetapi juga ditakuti. Sebagai kepala keluarga dan pemimpin bisnis, ia lebih sering terlihat di ruang rapat daripada di ruang makan bersama keluarga. Seme...

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
14 Chapters
Bab 1: Pagi yang Berubah Jadi Malam
Menteng, Jakarta, selalu menjadi simbol kehidupan mewah bagi mereka yang beruntung. Di kawasan elit ini berdiri vila megah keluarga Pratama, sebuah bangunan besar dengan pilar-pilar putih, halaman luas, dan keamanan tingkat tinggi. Vila ini adalah tempat tinggal Alvaro Adrian Pratama, seorang anak lelaki berusia sepuluh tahun yang memiliki segalanya, setidaknya dari luar. Alvaro adalah anak tunggal dari pasangan Gunawan Pratama dan Veronica. Sebagai pewaris tunggal dari kerajaan bisnis properti dan konstruksi keluarga, hidup Alvaro telah dirancang sejak lahir. Segala fasilitas terbaik diberikan kepadanya: sekolah internasional, pelayan pribadi, dan bahkan pengawalan keamanan. Namun, di balik segala kemewahan itu, ada kekosongan yang sulit ia abaikan—kurangnya kasih sayang ayahnya. Tuan Gunawan Pratama adalah sosok yang dihormati, tetapi juga ditakuti. Sebagai kepala keluarga dan pemimpin bisnis, ia lebih sering terlihat di ruang rapat daripada di ruang makan bersama keluarga. Seme
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Bab 2: Cahaya di Tengah Gelap
Pagi pertama Alvaro di kawasan kumuh dimulai dengan dinginnya angin yang menyapu kulitnya. Ia terbangun di bawah jembatan, dengan tubuh yang masih gemetar karena tidur tanpa selimut. Perutnya kosong, dan rasa lapar mulai menguasai pikirannya. “Aku di mana? Bagaimana aku bisa pulang?” pikirnya, mencoba menenangkan diri meskipun air matanya terus mengalir. Lingkungan di sekitarnya tampak seperti dunia yang berbeda. Bangunan-bangunan reyot berdiri miring, dengan dinding penuh coretan dan jalanan yang dipenuhi sampah. Bau anyir dan busuk menusuk hidung, membuat Alvaro mual. Ia berjalan tanpa tujuan, melewati gang-gang sempit yang penuh dengan suara berisik. Beberapa anak kecil dengan pakaian compang-camping memandangnya dengan tatapan penasaran, sementara orang dewasa di sekitar hanya melirik tanpa peduli. Di sebuah sudut pasar, ia melihat seorang wanita tua menjual pisang goreng. Perutnya yang kosong berontak, dan tanpa berpikir panjang, ia mendekati wanita itu. “Bu... bolehkah aku m
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Bab 3: Jejak Luka dan Langkah Pertama
Alvaro perlahan mulai memahami ritme kehidupan jalanan. Hari-harinya dipenuhi perjuangan untuk bertahan hidup, tetapi ia tidak pernah kehilangan rasa ingin tahu. Dalam setiap langkah, ia memikirkan bagaimana caranya kembali ke kehidupan lamanya dan menemukan siapa yang telah menghancurkan dunianya. Suatu pagi, Alvaro duduk di sudut gang yang penuh dengan poster usang dan tembok berlumut. Di tangannya, ada roti basi yang dibagi oleh Dika. Meski kecil, persahabatan mereka menjadi salah satu kekuatan terbesar yang membuat Alvaro bertahan. “Apa kau tidak pernah berpikir untuk pergi dari sini?” tanya Alvaro sambil menggigit rotinya. Dika menghela napas panjang. “Ke mana aku pergi? Ini rumahku. Semua orang di sini, meskipun keras, adalah keluargaku.” “Tapi aku tidak bisa tinggal di sini selamanya,” gumam Alvaro. Dika menatapnya dengan tatapan serius. “Kau berbeda, Alvaro. Aku tidak tahu dari mana asalmu, tapi aku bisa melihat kau punya sesuatu yang tidak dimiliki orang lain di sini. Mu
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Bab 4: Luka Lama yang Terbuka
Malam itu, udara di kawasan kumuh terasa lebih dingin dari biasanya. Alvaro duduk di atas atap sebuah bangunan reyot, menatap bulan yang bersinar redup di langit. Di dalam hatinya, berbagai pertanyaan terus berputar. Siapa dari keluarganya yang tega mengkhianatinya? Apakah mereka benar-benar membenci dirinya atau keluarganya? Di sisi lain, Dika duduk di dekat api kecil bersama anak-anak jalanan lainnya. Ia melirik ke arah Alvaro, merasa ada sesuatu yang semakin berat membebani pikiran sahabat barunya itu. “Alvaro, apa kau yakin tidak apa-apa?” tanya Dika saat ia akhirnya bergabung dengan Alvaro di atas atap. “Aku hanya... merasa lelah,” jawab Alvaro singkat, meskipun matanya penuh dengan kebingungan dan kemarahan yang ia sembunyikan. “Kau tidak sendirian. Apa pun yang kau hadapi, aku akan ada untukmu,” kata Dika dengan nada tegas. Kata-kata Dika membuat Alvaro merasa sedikit tenang. Namun, ia tahu bahwa perjalanannya masih panjang dan penuh bahaya. Keesokan harinya, Alvaro memut
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Bab 5: Dalam Bayangan Pengkhianatan
Malam itu, Alvaro duduk di sudut sebuah gedung tua yang menjadi tempat persembunyiannya bersama Dika. Pikiran-pikirannya melayang, mencoba merangkai potongan-potongan kenangan yang pernah ia alami sebelum penculikan. “Aku merasa ada sesuatu yang aku lupakan,” kata Alvaro, suaranya rendah namun penuh tekanan. Dika yang sedang membersihkan sebuah pisau kecil—senjata darurat mereka—melirik Alvaro dengan cemas. “Kau selalu bilang begitu, tapi apa itu?” “Ketika aku masih kecil, ada seseorang di rumah kami. Seorang pria. Ia sering berbicara dengan Ayah, tapi sikapnya selalu mencurigakan. Aku tidak pernah tahu siapa dia.” Dika menghela napas. “Pria mencurigakan di rumah mewah, penculikan, dan sekarang pengkhianatan. Sepertinya keluargamu lebih rumit dari yang kubayangkan.” Alvaro tidak menjawab, tetapi pikirannya terus memutar ulang memori-memori itu. Pria misterius itu mungkin adalah kunci dari semua ini. Namun, ia masih tidak tahu bagaimana cara menemukan jawabannya. --- Keesokan ha
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Bab 6: Jejak di Balik Bayangan
Pagi itu, di sebuah penginapan kecil yang tersembunyi di sudut kota, Alvaro duduk di depan jendela, menatap jalanan yang mulai sibuk. Setelah semua yang ia lalui, ia merasa semakin dekat dengan kebenaran, tetapi sekaligus semakin jauh dari rasa aman. “Kita butuh rencana konkret,” kata Dika, memecah keheningan. Ia duduk di kursi dekat pintu, memegang secangkir kopi yang mulai dingin. “Pak Aditya adalah kunci. Tapi kita tidak bisa mendekatinya begitu saja,” balas Alvaro. “Bagaimana kalau kita cari tahu lebih banyak tentang dia dulu? Kita butuh informasi tentang kebiasaannya, rutinitasnya, dan... siapa yang mungkin mengawasinya,” usul Dika. Alvaro mengangguk. “Kita harus berhati-hati. Kalau orang-orang Harsono tahu kita mengincar Aditya, itu bisa jadi akhir bagi kita.” --- Malam itu, Alvaro dan Dika mulai bergerak. Mereka mendatangi kantor Aditya yang terletak di pusat kota. Gedung itu tidak terlalu besar, tetapi terlihat megah dengan arsitektur modern. Mereka menyelinap ke area s
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Bab 7: Rumah Rahasia di Pinggiran Kota
Setelah melarikan diri dari rumah Johan yang dijaga ketat, Alvaro dan Dika kembali ke penginapan mereka. Wajah keduanya dipenuhi kecemasan, tetapi mata Alvaro memancarkan tekad yang tak tergoyahkan. “Kita butuh cara untuk masuk ke sana tanpa ketahuan,” kata Alvaro sambil memandang peta kecil yang ia dapatkan dari Pak Hasan. “Masalahnya bukan cuma masuk, tapi juga keluar dengan selamat. Penjaga-penjaga itu jelas bukan orang sembarangan,” balas Dika. Alvaro mengangguk. “Aku tahu. Tapi kalau kita tidak bertindak sekarang, mereka mungkin akan memindahkan bukti-bukti itu. Kita harus bertaruh.” Dika menatap sahabatnya dengan ragu. “Aku ikut karena aku percaya padamu, Al. Tapi kita harus punya rencana yang matang. Kita tidak bisa terus-menerus kabur seperti tadi.” “Kalau begitu, kita perlu perlengkapan,” kata Alvaro. “Aku akan pergi menemui Pak Hasan lagi. Dia mungkin punya sesuatu yang bisa membantu kita.” --- Pak Hasan menyambut mereka dengan raut wajah penuh kekhawatiran. Setelah m
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Bab 8: Jejak yang Mengabur
Malam itu, Alvaro dan Dika berhasil melarikan diri dari pengejaran polisi dan orang-orang Harsono. Mereka akhirnya bersembunyi di sebuah rumah kosong di pinggiran kota, jauh dari keramaian.“Ini semakin sulit,” kata Dika sambil mengusap peluh di dahinya. “Mereka tahu setiap gerakan kita.”Alvaro duduk di sudut ruangan, memeriksa kamera kecil yang mereka gunakan untuk merekam bukti. “Tapi kita punya ini. Ini satu-satunya kartu kita.”Dika mengangguk, meskipun wajahnya tetap tegang. “Lalu apa rencanamu sekarang? Kita tidak bisa terus-terusan bersembunyi.”“Kita harus menemui Aditya lagi,” jawab Alvaro. “Dia orang yang bisa dipercaya untuk menyimpan dan menggunakan bukti ini dengan benar. Tapi kali ini, kita harus berhati-hati. Mereka pasti sudah mengawasi setiap langkah kita.”---Dengan perlengkapan seadanya, Alvaro dan Dika meninggalkan persembunyian mereka dini hari. Mereka memutuskan untuk tidak menggunakan kendaraan umum, khawatir wajah mereka sudah tersebar sebagai buronan.Perjal
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Bab 9: Bayang-Bayang Masa Lalu
Karin duduk di ruang tamu apartemennya yang kini terasa seperti penjara. Mata Alvaro tidak pernah lepas darinya, memastikan tidak ada tanda-tanda kebohongan. Dika berdiri di sudut ruangan, mengawasi pintu dan jendela untuk memastikan tidak ada ancaman dari luar.“Kau yakin bisa melakukannya?” tanya Alvaro dengan nada dingin.Karin mengangguk ragu. “Aku masih punya akses ke beberapa informasi Johan, tapi aku harus berhati-hati. Jika mereka mencurigai aku, aku bisa hilang begitu saja.”Alvaro terdiam sejenak, memikirkan risiko yang harus mereka ambil. “Kita tidak punya pilihan lain. Jika kau benar-benar ingin menebus kesalahanmu, ini saatnya.”Karin menundukkan kepala, merasa malu atas pengkhianatannya. “Baiklah. Aku akan mencoba mendekati salah satu tangan kanannya. Dia sering berbicara padaku tentang urusan Johan.”Dika mendekat dan menyela, “Kita tidak bisa hanya mengandalkan dia, Al. Kita butuh rencana cadangan.”“Setuju,” balas Alvaro. “Kita akan menunggu di lokasi terpisah. Kalau
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Bab 10: Perang Dimulai
Malam itu, di tempat persembunyian mereka, Alvaro, Dika, dan Karin duduk di sekitar meja kecil, membahas langkah selanjutnya. Di depan mereka, dokumen-dokumen yang berhasil dicuri dari gudang Johan tersebar, memperlihatkan bukti kuat tentang operasi ilegal yang dijalankan keluarga Harsono.“Aku sudah menghubungi seorang jurnalis,” kata Karin dengan nada hati-hati. “Namanya Aryo. Dia bekerja di salah satu media paling besar di negara ini. Dia bisa membantu kita menyebarkan semua ini.”“Bagaimana kau bisa yakin dia bisa dipercaya?” tanya Dika tajam.“Aryo adalah teman lama. Dia orang yang berintegritas,” jawab Karin tegas. “Jika ada yang bisa membantu kita membawa kasus ini ke publik, itu dia.”Alvaro terdiam sejenak sebelum mengangguk. “Baiklah. Kita akan temui dia. Tapi kita harus berhati-hati. Jika Johan tahu apa yang kita rencanakan, dia tidak akan segan-segan membunuh kita.”Keesokan harinya, mereka bertiga pergi ke lokasi yang disepakati untuk bertemu Aryo, sebuah kafe kecil di da
last updateLast Updated : 2025-01-02
Read more
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status