Bayangan Pengkhianatan
Alvaro Wiratama, seorang pewaris keluarga kaya yang hidupnya berubah drastis setelah diculik saat masih kecil, tumbuh besar di lingkungan kumuh dengan identitas yang terhapus. Tidak mengetahui siapa dirinya sebenarnya, Alvaro berjuang bertahan hidup di tengah kerasnya kehidupan jalanan. Ketika ia dewasa, sebuah peristiwa tragis mengungkapkan potongan masa lalunya yang terlupakan.
Dibantu oleh teman-teman barunya—Karin, seorang wanita cerdas yang penuh rahasia, dan Dika, sahabat setianya—Alvaro memulai perjalanan penuh bahaya untuk mencari jawaban atas penculikannya. Penyelidikan mereka mengungkapkan bahwa Johan, seorang pesaing bisnis keluarganya, adalah otak penculikan itu. Namun, kebenaran yang lebih kelam terungkap: ada pengkhianat dari dalam keluarga Alvaro sendiri yang terlibat dalam konspirasi tersebut.
Saat Alvaro menggali lebih dalam, ia menemukan bahwa dendam dan pengkhianatan telah mengakar kuat di lingkaran keluarganya. Di tengah ancaman dan pengkhianatan, hubungan Alvaro dan Karin berkembang, tetapi kebersamaan mereka diuji oleh rahasia masa lalu yang bisa menghancurkan kepercayaan di antara mereka.
Dibalut dengan aksi menegangkan, intrik keluarga, dan percikan romansa, Di Ambang Kehancuran adalah kisah tentang perjuangan, balas dendam, dan pencarian jati diri. Akankah Alvaro berhasil mengungkap kebenaran dan merebut kembali kehidupannya, atau justru tenggelam dalam gelombang penghianatan yang terus mengintainya.
Read
Chapter: Bab 14: Pertemuan di Ujung TakdirAwal Jejak KebenaranPagi itu, matahari baru saja terbit ketika Alvaro membuka kembali dokumen yang mereka curi dari markas Johan. Karin duduk di sampingnya, mengawasi setiap gerakan pria itu. Dalam ruangan kecil dengan pencahayaan seadanya, keheningan terasa menekan.“Aku masih tidak percaya,” gumam Alvaro, membaca nama-nama dalam daftar itu. “Rodrigo... Dia tidak hanya menjual informasi keluarga kita, tapi juga... merencanakan semuanya sejak awal.”“Sejak kapan dia mengkhianati keluargamu?” tanya Karin, mencoba memahami situasi.Alvaro tidak menjawab langsung. Kilasan ingatan masa kecilnya muncul, ketika Rodrigo sering membawa hadiah dan tersenyum ramah. Ternyata di balik semua itu, ada niat jahat yang ia sembunyikan.“Mungkin sejak keluargaku menjadi ancaman bagi ambisinya,” jawab Alvaro dengan suara berat.Karin menyentuh lengannya, mencoba menenangkan. “Kita ti
Last Updated: 2025-01-20
Chapter: Bab 13: Kebenaran yang MenyakitkanTitik Terang dalam KegelapanMalam terasa semakin dingin di tempat persembunyian mereka yang baru. Alvaro duduk sendirian di ruang tamu, menatap peta besar yang tersebar di atas meja. Jejak yang mereka kumpulkan sejauh ini mulai membentuk pola, tetapi kebenaran tetap berada di luar jangkauannya.Karin masuk ke dalam ruangan, membawa dua cangkir teh. "Kau belum tidur lagi?" tanyanya lembut.Alvaro menggeleng. "Semakin aku memikirkannya, semakin aku merasa ada sesuatu yang kita lewatkan."Karin meletakkan teh di hadapan Alvaro dan duduk di sampingnya. "Kau terlalu keras pada dirimu sendiri. Kita sudah sejauh ini, dan itu karena kau.""Tapi ini belum cukup," jawab Alvaro. "Aku belum tahu siapa yang menghancurkan keluargaku dari dalam. Jika aku tidak menemukan mereka, semua ini sia-sia."Karin menatapnya dengan penuh perhatian. "Kau tidak sendirian, Alvaro. Kau punya aku, Dika, Victor... Kita ada di sini untukmu."Alvaro tersenyum tipis, tetapi senyum itu tidak mencapai matanya. "Terima k
Last Updated: 2025-01-18
Chapter: Bab 12: Jejak TerakhirAlvaro memandangi dokumen yang berserakan di atas meja. Wajahnya penuh dengan keraguan dan amarah. Karin duduk di sudut ruangan, kaki yang terluka dibalut dengan perban sementara, namun matanya tetap tajam mengamati gerak-gerik Alvaro.“Kita punya cukup bukti untuk menjatuhkan mereka,” ujar Victor dengan nada serius. “Tapi langkah berikutnya sangat berisiko. Jika mereka tahu dokumen ini ada di tangan kita, mereka tidak akan segan-segan menghancurkan kita.”Alvaro mengepalkan tangan. “Aku tidak peduli seberapa besar risikonya. Ini tentang membalas keluargaku. Tentang mengembalikan kehormatan mereka yang sudah diinjak-injak.”Karin menatapnya dengan penuh kekhawatiran. “Kau bicara soal kehormatan, tapi apa kau yakin ini tidak akan mengorbankan kita semua? Aku dan Dika sudah kehilangan cukup banyak, Alvaro. Jangan sampai ini menjadi akhir bagi kita.”Alvaro mengalihkan pandangannya. Ia tahu Karin benar, tetapi ia juga tahu bahwa mundur bukanlah pilihan.“Kita tidak akan mundur,” gumamnya
Last Updated: 2025-01-10
Chapter: Bab 11: Di Ambang KehancuranDika terbaring lemah di sofa, bahunya dibalut perban tebal yang mulai berwarna merah karena darah yang merembes. Wajahnya pucat, tetapi senyumnya mencoba menghilangkan kecemasan yang meliputi ruangan. Karin, yang biasanya kuat, terlihat hancur. Ia memandang Alvaro dengan tatapan putus asa.“Alvaro, kita tidak bisa membiarkan Dika seperti ini,” suaranya hampir seperti bisikan, tetapi penuh desakan.“Kita tidak punya pilihan, Karin,” jawab Alvaro sambil mempererat ikatan perban di bahu Dika. “Jika kita pergi ke rumah sakit sekarang, itu sama saja dengan bunuh diri. Johan pasti sudah menyebar orang-orangnya di sana.”Karin memalingkan wajahnya, air mata mulai menetes di pipinya. “Ini salahku... Kalau aku tidak terjebak dalam skema mereka...”Alvaro menghentikan pekerjaannya sejenak dan memandang Karin. “Ini bukan salahmu. Kita semua tahu risikonya sejak awal. Dan aku tahu kau tidak akan pernah benar-benar mengkhianati kami.”Dika yang setengah sadar menyeringai lemah. “Berhenti menyalahk
Last Updated: 2025-01-08
Chapter: Bab 10: Perang DimulaiMalam itu, di tempat persembunyian mereka, Alvaro, Dika, dan Karin duduk di sekitar meja kecil, membahas langkah selanjutnya. Di depan mereka, dokumen-dokumen yang berhasil dicuri dari gudang Johan tersebar, memperlihatkan bukti kuat tentang operasi ilegal yang dijalankan keluarga Harsono.“Aku sudah menghubungi seorang jurnalis,” kata Karin dengan nada hati-hati. “Namanya Aryo. Dia bekerja di salah satu media paling besar di negara ini. Dia bisa membantu kita menyebarkan semua ini.”“Bagaimana kau bisa yakin dia bisa dipercaya?” tanya Dika tajam.“Aryo adalah teman lama. Dia orang yang berintegritas,” jawab Karin tegas. “Jika ada yang bisa membantu kita membawa kasus ini ke publik, itu dia.”Alvaro terdiam sejenak sebelum mengangguk. “Baiklah. Kita akan temui dia. Tapi kita harus berhati-hati. Jika Johan tahu apa yang kita rencanakan, dia tidak akan segan-segan membunuh kita.”Keesokan harinya, mereka bertiga pergi ke lokasi yang disepakati untuk bertemu Aryo, sebuah kafe kecil di da
Last Updated: 2025-01-02
Chapter: Bab 9: Bayang-Bayang Masa LaluKarin duduk di ruang tamu apartemennya yang kini terasa seperti penjara. Mata Alvaro tidak pernah lepas darinya, memastikan tidak ada tanda-tanda kebohongan. Dika berdiri di sudut ruangan, mengawasi pintu dan jendela untuk memastikan tidak ada ancaman dari luar.“Kau yakin bisa melakukannya?” tanya Alvaro dengan nada dingin.Karin mengangguk ragu. “Aku masih punya akses ke beberapa informasi Johan, tapi aku harus berhati-hati. Jika mereka mencurigai aku, aku bisa hilang begitu saja.”Alvaro terdiam sejenak, memikirkan risiko yang harus mereka ambil. “Kita tidak punya pilihan lain. Jika kau benar-benar ingin menebus kesalahanmu, ini saatnya.”Karin menundukkan kepala, merasa malu atas pengkhianatannya. “Baiklah. Aku akan mencoba mendekati salah satu tangan kanannya. Dia sering berbicara padaku tentang urusan Johan.”Dika mendekat dan menyela, “Kita tidak bisa hanya mengandalkan dia, Al. Kita butuh rencana cadangan.”“Setuju,” balas Alvaro. “Kita akan menunggu di lokasi terpisah. Kalau
Last Updated: 2025-01-02