Daffa Halim, mahasiswa yang biasa-biasa saja selalu dipandang rendah oleh masyarakat. Tepat ketika dia mengira hidupnya menjadi terpuruk, sebuah telepon dan warisan dadakan mengubah kehidupannya. Mulai sekarang, dia sudah bukan lagi mahasiswa biasa. Dia adalah Daffa Halim, satu-satunya pewaris Konsorsium Halim!
View MoreSebagai ahli bela diri terbangkit, Daffa bisa dengan mudah mendeteksi bahwa dia adalah alasan di balik kemarahan petugas tersebut. Tampaknya, situasinya berjalan seperti yang Daffa duga.Tangan petugas tersebut terkepal seraya dia memelototi Daffa dengan tatapan membunuh. “Dasar menjijikkan, bertingkah sok suci padahal kamulah pembunuh sebenarnya dalam situasi ini! Kematian pria miskin yang kekayaannya kamu curi itu adalah salahmu! Namun, itu tetap belum membuatmu puas. Kamu bahkan menyuruh bawahanmu untuk mengusik pelayan malang yang bekerja untuk mendiang Rafael! Lantas kenapa jika ada konflik di antara kamu dan Rafael dan Rafael tidak sepenuhnya tidak bersalah? Dalam hal ini, pelayan itu, bawahannya, tidak bersalah!”Daffa mengernyit, menghela napas dalam-dalam setelah mengetahui bahwa itulah kenapa petugas tersebut mencoba memukulnya tadi. Daffa mengumpulkan seluruh kesabarannya yang tersisa untuk bertanya, “Apakah kamu tidak mendengar apa kata petugas yang memimpin kasus ini? Ba
Daffa menatap Umar dengan terkejut. “Aku tidak menduga kamu akan membuka pintunya. Namun, jika aku adalah kamu, aku akan pergi ke tempat kejadian perkara untuk mengumpulkan bukti sebelum seseorang bisa menghancurkannya.”Dengan bibir yang berkedut, Umar merasa Daffa aneh dan bertanya-tanya apa yang sedang dia rencanakan. Umar selalu berpikir dia adalah orang yang pintar dan bisa membaca isi pikiran banyak kriminal. Namun, pada saat itu, dia menyadari bahwa dia telah menilai dirinya terlalu tinggi selama bertahun-tahun. Dia tidak bisa membaca isi pikiran Daffa.Namun, mungkin itu karena para kriminal yang telah Umar tangani sebelumnya memiliki pola pikir yang sederhana, sementara Daffa adalah orang pertama yang kompeten dan cerdas yang pernah Umar temui. Beberapa menit berlalu seraya dia larut dalam kebingungannya.Pada akhirnya, Daffa tidak tahan dengan keheningan itu lebih lama. Dia mengulurkan kakinya ke luar mobil, tapi dia tidak menggerakkan tubuh bagian atasnya. Kemudian, Daffa
Rafael mencondongkan badannya ke arah Daffa, matanya berbinar dengan antisipasi.Sayangnya, paruh kedua perkataan Daffa langsung mengecewakannya. “Aku telah memberimu banyak kesempatan, tapi kamu tidak memanfaatkannya. Bukan hanya itu, kamu membuang-buang pemakluman dan pengampunanku dengan menghubungi orang-orang yang dapat membunuhku ketika aku memberimu waktu untuk menyelidiki pasar.”Dia dengan pelan mengetuk meja dan menambahkan, “Satu-satunya alasan kamu memohon ampun padaku sekarang adalah karena tidak ada orang yang bersedia membantumu. Orang-orang itu sudah mati sekarang.”Rafael menatap Daffa dengan mata yang bergetar saat itu juga. Dia kira dia sudah menyembunyikan rencananya dengan baik, tapi sayangnya, Daffa sudah menyadari hal itu selama ini. Membuka bibirnya, dia ingin mengatakan sesuatu untuk menyelamatkan dirinya, tapi tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya.Kedua orang itu duduk dalam keheningan selama cukup lama. Hal itu terus berlanjut hingga Daffa
Sambil mengatakannya, Tegar menatap Ansel dengan sengaja. Dia tidak menyangka Daffa akan mengangkat sebelah alisnya dan terkekeh mendengar perkataannya. Itu adalah pertama kalinya Daffa tertawa sejak Tegar mulai bekerja untuknya.Namun, melihat Daffa yang sungguh terhibur membuat Tegar lebih cemas. Dia bertanya-tanya apakah dia tidak sengaja mengatakan sesuatu yang salah. Menelan ludah, dia menjelaskan dengan suara kecil, “Saya rasa saya mungkin lebih kuat dari Ansel dalam hal kekuatan bertarung.”Tidak ada yang berubah dari wajah Daffa. Malah, senyumnya makin lebar seraya dia mengangguk mendengar perbandingan Tegar. “Itu mungkin benar. Mungkin kamu bisa bicara dari hati ke hati dengan Ansel saat kita turun dari mobil ini.”Saat itulah kepala Ansel menoleh ke samping seraya dia mengamati setiap bagian dari Tegar, menelitinya. Sebenarnya, Ansel memiliki keahlian bela diri, tapi dia selalu merasa kemampuan bela dirinya biasa-biasa saja.Namun, setelah melihat reaksi Daffa saat ini, A
“Kamu terlihat lemah. Kurasa sebaiknya kamu berbalik dan kabur sekarang. Kalau tidak, aku tidak bisa menjamin apakah kamu akan terluka atau tidak,” kata salah satu pria bertato dengan tangan yang diletakkan di pinggangnya. Dia dan rekan-rekannya menjulurkan dagu mereka dengan arogan pada Briana, mencibirnya seolah-olah Briana hanyalah sebuah hiburan.Namun, di lubuk hati mereka, mereka tidak sabar melihat apa yang dapat dilakukan seorang gadis lemah dalam sebuah pertarungan dan mengira Briana adalah lawan yang mudah untuk dikalahkan. Meskipun tidak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut Briana, citra para pria itu terhadapnya lenyap dan wajah mereka berubah ketakutan.Itu karena Briana telah melakukan tindakan pertamanya, menyegarkan ingatan mereka tentang apa yang terjadi sebelumnya ketika Briana menghilang begitu saja dan muncul kembali untuk membunuh seseorang. Seperti sebelumnya, dia bergerak hampir 35 meter melintasi lobi sebelum para pria itu bisa berkedip.Selain itu, ta
“Aku ingin Daffa mati dan dia mengetahuinya. Maka, tidak peduli apakah aku benar-benar melakukan sesuatu, Daffa akan melakukan segala hal yang dapat dia lakukan untuk membuat masalah denganku. Jika itu terjadi, aku akan mati, jadi lebih baik aku bertemu dengannya sekarang dan mengambil tindakan sendiri.”Berpikir begitu, Rafael mengepalkan tangannya erat-erat, memejamkan matanya, dan menenangkan napasnya yang berpacu.…Di hotel, reaksi Daffa berbeda. Dia benar-benar santai setelah menjawab pesan itu. Dia duduk di sofa, menyilangkan kakinya di atas kakinya yang lain, dan dengan santai menyesap kopinya. Melirik pintu kamar hotelnya, dia tahu ada empat orang yang sedang menunggu untuk menemuinya, jadi dia mengumumkan, “Masuklah.”Keempat orang itu pun berbaris dengan rapi di hadapannya dan Daffa menatap kedua orang yang berdiri di tengah. Yang satu adalah seniornya di kampus, sementara yang satu lagi adalah pengikut barunya dengan lengan yang bertato. Dia menatap orang kedua saat itu
Daffa terus tersenyum ketika berbicara, tapi entah kenapa, itu membuat semua orang bergidik. Meskipun demikian, Daffa tidak memperbolehkan siapa pun untuk menyuarakan pendapat mereka. Sambil mengangkat bahu, dia menambahkan, “Kalian akan mati dengan cara yang paling mengenaskan jika kalian menjadi musuhku. Ketika itu terjadi, meskipun aku sangat tidak menginginkan hal itu, aku tidak memiliki pilihan lain selain menghabisi kalian.”Para pria itu ragu-ragu selama sesaat. Mereka menatap satu sama lain, menilai apa yang semua orang pikirkan sebelum memfokuskan kembali perhatian mereka kepada Daffa. Menelan ludah, salah satu dari mereka dengan berhati-hati memeriksa reaksi Daffa dengan mengatakan, “Apakah itu berarti kamu akan mengakhiri hidup kami sesuka hatimu, kapan saja di masa depan, selama kamu merasa itu beralasan?”Meskipun Daffa sudah membunuh seseorang dalam sekejap sebelumnya—belum lagi, pria itu mati dengan mengenaskan—kelima puluh orang yang tersisa itu masih mempertanyakan D
“Wajar saja berasumsi kalau orang yang lemah mungkin akan menjadi petarung yang sedikit lebih baik hanya karena mereka sekarang bekerja di dekatku sebagai bawahanku. Namun, apakah tidak ada dari kalian yang mempertimbangkan ini—mengingat keterampilan dan kemampuan bela diriku yang superior, mana mungkin bawahanku adalah orang biasa? Tentunya bawahanku hanyalah yang terbaik dari yang terbaik dan selalu unggul dalam beberapa aspek dibandingkan masyarakat umum,” ujar Daffa.Semua orang yang berdiri di hadapan Daffa membelalakkan mata mereka menyadarinya. Potongan-potongan itu saling terhubung di kepala mereka. Di saat yang bersamaan, napas mereka menjadi lebih berat karena mereka tidak bisa menyangkal perkataan Daffa.Terlebih lagi, Daffa benar. Mereka tidak mempertimbangkan kemungkinan bahwa bawahannya adalah sosok yang luar biasa sepertinya.Meletakkan kedua tangannya di balik punggungnya, Daffa merasa kesabarannya menipis, jadi dia berbicara dengan nada yang lebih dingin. “Aku yakin
Pria itu dengan berani mengangkat kepalanya, menatap Daffa dengan penuh harap.Setelahnya, Daffa menundukkan kepalanya untuk menatap pria itu selama beberapa waktu sebelum mengangguk. “Aku bisa mengizinkannya.”Pria itu seketika menjadi tenang, menghela napas lega dalam-dalam sementara seluruh tubuh bagian atasnya terkulai ke depan. Dahinya tidak lama menyentuh lantai dan dia tidak berani berbicara apa-apa lagi setelahnya. Namun, tubuhnya sekarang menghalangi jalan Daffa.Hal itu membuat Daffa menaikkan sebelah alisnya sebelum mengangkat kakinya ke atas pria itu.Semua orang seketika menahan napas mereka. Kekejutan bahkan menyelimuti mata mereka seraya kerumunan itu sama-sama berpikir, “Daffa sudah menyetujui pria itu untuk melayaninya. Apakah dia menarik kembali kata-katanya? Apakah dia akan membunuh pria itu sekarang?”Mengecewakan bagi mereka, hal itu tidak terjadi. Daffa hanya dengan tenang melangkahi pria itu yang baru menyadari apa yang telah terjadi ketika Daffa angkat bica
Saat itu pukul 10 malam di gedung asrama putra kampus. Empat laki-laki sedang berbaring di kasur mereka, saling berbincang dan bersenang-senang. Tiba-tiba, pintu kamar mereka dibuka dan seseorang bergegas masuk.“Hei kalian! Coba lihat ini! Dilan Handoko sedang menembak Sarah Kusuma! Sedang ditayangkan di akun sekolah di Groove!” katanya, melambaikan ponsel di tangannya.Dengan segera, ketiga dari empat laki-laki yang sedang bersenang-senang itu menyerbu si pendatang dan duduk di sekitarnya, ingin tahu hasil dari ajakan tersebut.Alasan mereka penasaran itu sangat sederhana. Sarah Kusuma merupakan seseorang yang diakui sebagai salah satu wanita tercantik di kampus. Walaupun dia tidak masuk ke dalam lima besar dari daftar wanita cantik di kampus, dia masih termasuk dalam 10 besar.Dilan Handoko yang sedang menembak Sarah Kusuma cukup terkenal di seluruh kalangan Universitas Praharsa. Dia tinggi, tampan, dan yang paling penting sangat kaya. Dia lahir dari latar belakang yang kaya dan...
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments