Perjalanan kali ini begitu menyenangkan, tapi lumayan lama. Karena kami membawa balita, jadinya sering berhenti untuk sekadar meluruskan pinggang. Namun, meskipun begitu aku tetap merasa senang. Lelahku akan terbayarkan dengan bertemu Ibu di rumah. Ponsel berdenting satu kali tanda ada pesan yang masuk. Aku pun meraihnya, membaca isi dari pesan tersebut. [Sudah sampai mana, Ra? Ibu nanyain terus,] ujar Mimi. [Sudah masuk Kota Garut, Mi. Bilang sama Ibu, mau dibelikan dodol, gak?] "Siapa?" Mas Raffi bertanya dengan pandangan yang fokus pada jalanan. "Mimi, Mas. Katanya Ibu nanyain kita sudah di mana. Oh, iya Mas. Bisa berhenti sebentar di tempat oleh-oleh, gak? Aku mau beli dodol Garut buat Ibu.""Tentu, Sayang. Kita cari tempat yang luas, biar Rayyan enggak rewel, ya?" ucap Mas Raffi. Aku mengangguk mengiyakan. Pandangan kembali kualihkan pada layar ponsel, menunggu pesan balasan dari Mimi. Namun, tidak ada. Temanku itu bahkan belum membaca pesan yang aku kirim. Mungkin dia s
Read more