Share

Bab 161 Maafkan Raya, Bu

"Ibu ...." Aku menutup mulut menahan isak saat wajah Ibu nampak begitu pucat di seberang sana.

Tahan. Sudah berusaha kutahan air mata untuk tidak jatuh, tapi nyatanya aku tak mampu. Buliran bening terus keluar membuatku tak bisa lagi mengendalikannya.

"Jangan nangis, Ra .... Ibu, baik-baik saja, kok. Ibu hanya sakit biasa."

Paham dengan reaksiku, Ibu langsung berucap dengan suara lemahnya.

Namun, bukannya berhenti menangis, aku malah semakin tersedu dengan layar ponsel tetap di hadapanku.

Setelah menunaikan salat subuh, Mimi mengirimkan pesan yang katanya Ibu sudah bangun dan mau ditelepon. Aku pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Aku langsung menghubungi Ibu lewat video call.

"Gimana kabar kamu, Nak?" tanya Ibu lagi, semakin membuatku terluka.

Bukan aku yang menanyakan kabar Ibu, malah sebaliknya. Dalam keadaan lemah tak berdaya saja, Ibu masih menanyakan keadaanku. Sedangkan aku, sangat jarang melakukan itu.

"Aku baik, Bu. Ibu ... kenapa bisa seperti itu? Ibu gak makan?
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Zidan Ramadhan
kemeja putih kok agak horor ya...Raffi masih teka teki deh
goodnovel comment avatar
Maria Katarina
gantung lagi..thor bikin baper nihhh ...
goodnovel comment avatar
Zakiya Paundra
up lagi dong jgn di gantung gini
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status