Share

Bab 170 Saudara Tanpa Ikatan Darah

"Mama ...." Tangisku pecah kembali dalam pelukan ibu mertua.

Aku tidak menyangka jika Mama akan datang ke sini memberikan kekuatan pada menantunya yang rapuh ini.

Seperti anak kecil yang kehilangan mainan, aku meringkuk menangis di pangkuan ibu mertua yang sudah kuanggap ibu kandung sendiri.

"Sabar, Sayang .... Allah lebih cinta pada ibumu, Allah lebih sayang dia, hingga membebaskannya dari rasa sakit yang diderita," tutur Mama seraya mengusap-usap pucuk kepalaku yang berbalut hijab instan.

"Ibu gak pamit, Mah. Dia bilang baik-baik saja, tapi malah pergi," racauku dalam isak.

"Itu kehendak Gusti Allah. Jika bisa meminta, ibumu juga inginnya pulang setelah pamit pada kita. Tapi, waktunya tidak cukup, Ra. Allah tidak mengizinkan itu."

Aku semakin menangis tergugu. Kutumpahkan unek-unek dalam dada, mengabaikan orang-orangnya yang mungkin melihatku dengan iba.

Mama sama sekali tidak menyuruhku berhenti menangis. Dia membiarkan menantunya ini mengeluarkan air mata hingga akhirnya aku
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Mimi Pakpahan
lanjut seru baca pake bonus ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status