Share

Bab 175 Pamit Pulang

"Masya Allah, Ra .... Mertuamu baik banget! Mau atuh dibagi mertua macam mereka itu."

"Hush! Kalau ngomong suka lolos rem. Sampai mati pun, Ibu enggak akan ridho, jika kamu jadi istri keduanya Nak Raffi. Enak aja, mau jadi pelakornya teman sendiri. Ibu gantung kamu di pohon pepaya."

Mia yang tadi berucap lantang, kini bersembunyi di balik tubuhku setelah Bu Maeni mengecam ucapan bernada candaan putrinya itu.

Saat pulang dari restoran A Yusuf tadi, ternyata di rumah sudah ada Mia dan ibunya. Karena mereka sudah kuanggap keluarga, aku pun menceritakan tentang kebaikan ayah dan ibu mertuaku kepada mereka. Hingga akhirnya Mia menanggapi curhatanku dengan guyonan.

"Canda, Bu. Aku cuma becanda doang, kok," tutur Mia, dengan bibirnya yang mengerucut. "Lagipula, anaknya mertua Raya, kan bukan cuma Raffi, Bu. Ada dua kakaknya yang dokter itu."

"Mikiiiiirr .... Mereka sudah punya anak istri. Lagipula, mana mungkin mereka melepaskan istrinya yang pada pintar dan cantik demi kamu yang burik."
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status