Share

Bab 179 Ikut Arisan

"Mah, aku titip Raya, ya? Beberapa hari ini dia melamun terus. Mungkin selalu ingat Ibu."

Aku berhenti melangkah saat mendengar Mas Raffi berbicara pada Mama.

Kueratkan pegangan tangan pada railing tangga demi menekan rasa gugup yang tiba-tiba menerpa.

Entah ada apa denganku, alhir-akhir ini selalu merasa khawatir yang berlebihan. Kadang rasa sedih datang dengan tiba-tiba membuatku menangis tanpa alasan yang jelas.

"Iya, Fi. Kamu kerja yang fokus saja, soal Raya, Mama bisa atasi."

"Jangan biarkan dia sendiri, ya, Mah. Sebisa mungkin, terus diajak ngobrol," ujar Mas Raffi lagi.

"Iya, Fi ...."

Niat hati ingin ke bawah untuk mengantarkan Mas Raffi yang akan berangkat bekerja, tapi urung aku lakukan.

Aku malah kembali ke kamar dan mengurung diri enggan melakukan apa-apa.

Meninggalnya Ibu sudah dua pekan, tapi sakitnya masih terasa hingga saat ini.

Sepulangnya dari kampung halaman, aku belum pernah sekalipun keluar dari rumah. Jangankan untuk bekerja di restoran, untuk pergi ke waru
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Izza Robby
mungkin arga .....
goodnovel comment avatar
Luluk Latem
reyhan atau mantan...???
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status