Share

Bab 185 Mama dan Papa Pergi

[Rayyan sakit. Itu yang jadi pikiranku.]

[Sakit apa? Aduh, jangan-jangan gara-gara kelelahan bermain denganku, Ra? Maaf, ya. Aku jadi merasa bersalah, nih.]

Aku tersenyum kecut membaca pesan yang dikirim Reyhan padaku. Segera aku membalas pesannya agar dia tidak salah paham dan menyalahkan dirinya.

[Bukan, Rey. Ini salahku, kok. Murni hanya salahku.]

Reyhan tidak lagi membalas pesanku, tapi getar ponsel menandakan ada panggilan masuk. Dan itu dari Reyhan.

Aku tidak mengangkatnya. Membiarkan panggilan Reyhan mati dengan sendirinya. Lagipula, aku tidak butuh ucapan kesedihan Reyhan saat ini. Yang aku inginkan, melihat keadaan Rayyan.

Suara pintu kamar yang terbuka membuatku langsung mengalihkan pandangan. Papa, ia keluar dari kamar Rayyan seraya memperbaiki letak kacamatanya.

"Pah, gimana Rayyan?" tanyaku, langsung berdiri dan menghampiri.

"Kamu belum tidur? Papa balik bertanya.

"Mana mungkin aku bisa tidur, jika belum melihat keadaan Rayyan, Pah. Iya, aku salah. Aku mengakui kebo
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Zidan Ramadhan
kok jadi suudzon sama si Raffi ya...sekali kali ikutan ke tempat kerja nya Raya ...takut nya belok lagi ke tempat lain
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status