"Tapi, wajahnya hitam sebelah!"Deg! Ada yang berdenyut kala Aisha mengatakan hal itu. "Hey, jangan bicara seperti itu, Nak. Tidak baik," ujar Teh Arini."Tidak apa-apa, Bu. Jangan dimarahi, saya tidak tersinggung. Apa yang dikatakan anak Ibu, memang benar adanya."Kekagumanku pada pria ber jas putih ini semakin bertambah. Tidak ada raut tidak suka atau marah dari wajah Raffi, saat mengatakan hal tersebut. Ia begitu tenang dan malah tersenyum tulus pada orang tua Aisha."Saya minta maaf," ucap A Yusuf. "Maaf, ya Ra?" Teh Arin melakukan hal yang sama padaku."Tidak apa, Teh. Aku baik-baik saja," jawabku.Melihat kebesaran hati Raffi, membuatku semakin percaya diri. Kini hatiku semakin yakin, jika aku tidak salah memilih pasangan. Meskipun, rupa yang dimiliki dia tidak seperti wajah pria pada umumnya.Bagian sebelah kiri wajah Raffi, hitam. Seperti tanda lahir, tapi sangat besar. Hingga menutup mata, pipi, sampai ke lehernya."Om ini gak jahat, Bu?" tanya Aisha membuka mata dan melih
Baca selengkapnya