Setelah pertanyaanku tidak mendapatkan jawaban, aku memilih pergi ke lantai atas. Masuk ke kamarku dengan wajah ditekuk."Di mana Mas Raffi?" tanyaku bicara sendiri.Namun, suara gemericik air dari dalam kamar mandi menjadi pertanda bahwa suamiku tengah berada di sana. Aku duduk di pinggir ranjang, mengambil ponsel dari dalam tas yang sedari tadi aku bawa, untuk menelepon Ibu. Rasanya sudah sangat lama aku tidak mengobrol sama Ibu. Padahal, baru dua hari ini."Assalamualaikum, Bu.""Waalaikumsalam, Ra. Kamu sehat, Nak?" tanya Ibu padaku."Sehat, Bu. Ibu, baik-baik saja, 'kan?" "Tentu saja Ibu baik-baik saja. Oh, iya Ra, uang yang waktu itu Nak Raffi kasih ke Ibu, Ibu gunakan untuk menyewa lahan sawah. Alhamdulilah, sudah bisa ditanami padi. Kamu jangan khawatir tentang keadaan Ibu, Ibu akan baik-baik saja. Insya Allah, Ibu akan tetap bisa makan."Aku bergeming mendengar ucapan Ibuku itu.Uang dari Mas Raffi? Uang yang mana?Jika menghitung uang hasil dari amplop pernikahan, itu tidak
Baca selengkapnya