Share

Bab 18

Penulis: Pena_yuni
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-20 22:12:51

Setelah pertanyaanku tidak mendapatkan jawaban, aku memilih pergi ke lantai atas. Masuk ke kamarku dengan wajah ditekuk.

"Di mana Mas Raffi?" tanyaku bicara sendiri.

Namun, suara gemericik air dari dalam kamar mandi menjadi pertanda bahwa suamiku tengah berada di sana. Aku duduk di pinggir ranjang, mengambil ponsel dari dalam tas yang sedari tadi aku bawa, untuk menelepon Ibu. Rasanya sudah sangat lama aku tidak mengobrol sama Ibu. Padahal, baru dua hari ini.

"Assalamualaikum, Bu."

"Waalaikumsalam, Ra. Kamu sehat, Nak?" tanya Ibu padaku.

"Sehat, Bu. Ibu, baik-baik saja, 'kan?"

"Tentu saja Ibu baik-baik saja. Oh, iya Ra, uang yang waktu itu Nak Raffi kasih ke Ibu, Ibu gunakan untuk menyewa lahan sawah. Alhamdulilah, sudah bisa ditanami padi. Kamu jangan khawatir tentang keadaan Ibu, Ibu akan baik-baik saja. Insya Allah, Ibu akan tetap bisa makan."

Aku bergeming mendengar ucapan Ibuku itu.

Uang dari Mas Raffi? Uang yang mana?

Jika menghitung uang hasil dari amplop pernikahan, itu tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Remma Mallinie
bagus sgt si raffi dgn mentuanya
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
selamat berbahagia Raya dn Raffi semoga langgeng dn mempunyai anak2 yg lucu2 dn sholeh sholeha .belum tentu kmu nikah sama Arga semeriah gitu ...
goodnovel comment avatar
Arif Zaif
sweet banget si h raffi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 19

    Suasana gedung masih sepi, karena waktu dimulainya pesta pun masih lama. Aku dan Mas Raffi masuk ke dalam ruangan yang sudah disiapkan. Ternyata benar, di sini ada sepasang baju pesta yang begitu bagus dan cantik.Sebuah gaun berwarna biru langit dengan bagian bawah yang lebar dan berkilau. Lengkap juga dengan jilbab dan mahkota kecil yang bertengger pada kepala patung. Aku tersenyum sendiri seraya membayangkan betapa akan cantiknya aku saat memakai gaun mahal itu."Suka sama gaunnya, Ra?" Fokusku teralihkan pada wanita cantik yang baru saja datang."Tentu, Mah. Sangat suka. Terima kasih, ya untuk semua kebaikan Mama sama aku," ucapku seraya menyuguhkan senyum termanis.Wanita yang masih segar di usia enam puluh tahun itu, mengusap pipiku dengan lembut. Kemudian, ia menarik tubuhku untuk dipeluknya."Mama yang berterima kasih sama kamu, Sayang. Terima kasih, sudah menerima Raffi. Kamu tahu, dia spesial. Tapi, kamu masih mau menerima dia meskipun awalnya, dia mengaku sebagai orang bia

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 20

    "Menantu? Siapa?" "Mbak Raya, adalah salah satu menantu dari Pak Pramono.""Hahahaha .... Aduh, kamu itu dibayar berapa sama si Raya, sampai mau-maunya mengakui dia sebagai menantu Dokter Pramono? Tidak mungkin seorang Dokter senior yang kaya raya, mau menjadikan gadis kampung seperti dia jadi menantunya. Jangan mimpi!"Aku dan pria di sampingku ini saling pandang. Bu Rahmi tidak percaya dan malah menuduhku menyuap pria yang menjadi keamanan di sini."Saya tidak dibayar, Mbak Raya memang—""Sudah, Pak. Tidak usah diperpanjang. Saya harus masuk, Bapak di sini saja, jangan biarkan Ibu ini mengikuti saya," ucapku saat melihat rombongan keluarga suamiku yang sudah pulang dari mesjid."Eh, songong sekali kamu, berani perintah-perintah orang!"Aku tidak meladeni ucapan Bu Rahmi lagi. Memilih cepat pergi sebelum Mas Raffi dan keluarganya melihatku yang sedang berdebat. Dari pintu masuk gedung, aku bisa melihat Bu Rahmi yang sedang ditahan satpam tadi. Sepertinya dia ingin menghampiri Papa

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 21

    Suara gemuruh tepukan tangan terdengar begitu kompak saat seorang MC memanggil dan mempersilahkan aku dan Mas Raffi masuk. Dengan tangan saling berpegangan, kami masuk seraya menebar senyum ke setiap orang yang kami lewati. Di kanan dan kiri kami, berjejer tamu undangan dengan pakaian terbaik mereka. Tidak ada yang tidak tersenyum, semuanya terlihat bahagia menyambutku dan pengantinku. Kecuali ... seorang wanita dan anak laki-lakinya.Aku mengedipkan sebelah mata pada wanita yang membulatkan mata seraya tangan memegang dadanya. Apakah dia akan pingsan?Semoga tidak langsung stroke. Karena itu akan menimbulkan berita viral.Setelah sampai di pelaminan yang dipenuhi dengan hiasan bunga-bunga cantik, satu per satu tamu undangan yang didominasi oleh rekan kerja Papa, menghampiri kami. Saling menjabat tangan mengucapkan selamat. Lagi, aku harus selalu tersenyum menyambut kedatangan mereka. Pesta resepsi ini begitu sangat mewah. Aku dibuat takjub dengan dekorasi yang pastinya sangat maha

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 22

    Melihat Bu Rahmi jatuh pingsan, semua orang yang tadinya fokus menikmati hidangan, kini beralih pada Bu Rahmi yang terkapar lemas di lantai.Arga mencoba membangunkan ibunya, tapi tidak bisa. Mata Bu Rahmi masih terpejam dengan tubuh yang tidak bergerak."Bu, bangun. Ya Allah, Bu, kenapa jadi begini?" Arga menepuk-nepuk pipi ibunya.Aku yang melihat kejadian ini merasa risau. Jantungku berdetak kencang dengan keringat dingin mulai membasahi tubuhku. Bagaimanapun juga, Bu Rahmi pingsan setelah mendengar aku berbicara. Secara tidak langsung, akulah yang akan jadi tersangka jika Bu Rahmi kenapa-kenapa.Orang-orang semakin berkerumun, membuatku terhimpit oleh mereka yang penasaran melihat keadaan Bu Rahmi."Kemari." Mas Raffi menarikku agar keluar dari kerumunan. "Mas, aku takut," ucapku seraya menggigit jari.Sungguh, aku benar-benar takut jika Arga akan menuduhku sebagai dalang dari tumbangnya Bu Rahmi."Tenanglah, tidak akan terjadi apa-apa," ucap Mas Raffi menenangkanku.Mas Raffi me

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 23

    Suara-suara terdengar saling bergumam. Mempertanyakan kenapa pesta mewah bisa mati lampu di tengah-tengah acara. Ada juga yang berkata dengan candaan, bahwa yang punya acara telah kehabisan token listrik. Menyedihkan."Tenang semuanya! Sebentar lagi, lampu akan kembali menyala!" Seorang MC berteriak dengan keras untuk menengkan tamu undangan yang sudah berkasak-kusuk. Aku memejamkan mata, mengeratkan tangan pada lengan Mas Raffi."Kita hitung sama-sama agar lampunya kembali menyala!" ujar MC lagi."Tiga!""Dua!""Satu!"Semua orang bertepuk tangan, ketika lampu sudah kembali menyela. Aku pun bernapas lega, akhirnya ketakutanku berakhir. Perlahan, aku membuka mata. Namun, sesuatu membuatku terkejut luar biasa."Ibu?!" seruku ketika melihat wanitaku berdiri di sampingku.Ibu tidak berucap, ia hanya tersenyum begitu manis padaku.Aku melepaskan tangan Mas Raffi, memeluk Ibu yang terlihat sangat cantik dengan gamis baru serta wajah yang telah dipoles makeup."Kamu cantik sekali, Ra." P

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-20
  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 24

    Ibu, tidak membantah. Ia mengangguk mengikuti kemauan Mama. Dengan masih memakai mukena, Ibu mengekor di belakang Mama yang sudah berjalan terlebih dahulu.Pikiranku menjadi buruk. Haruskah aku mencurigai mertuaku, jika ia akan menyuruh Ibuku memasak atau mungkin mencuci piring?Sepertinya aku tidak akan mendapatkan jawaban jika berdiam diri tanpa mengikuti mereka. Dengan berjalan mengendap, aku pergi ke arah dapur dan berdiri di balik tembok penyekat. "Ini, lho Bu, rencananya saya mau masak ikan patin sama sup iga sapi. Kira-kira, yang Raya sukai itu yang mana, ya? Saya takutnya nanti dia gak suka dan gak makan masakan saya."Aku menghela napas lega saat mendengar Mama berucap. Ternyata, Mama menyuruh Ibu ke dapur, bukan untuk menyuruhnya memasak atau mencuci piring, melainkan hanya bertanya tentang makanan kesukaanku."Bu Rianti, Raya itu pemakan segala. Semua jenis makanan dia suka. Asal matang, pasti dimakan sama Raya," jawab Ibu dengan yakin."Begitu, ya? Kalau dari jenis sayura

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 25

    "Ra!"Suara ketukan pintu diiringi suara panggilan Mimi membuatku yang tengah menyisir rambut, melihat ke arah pintu."Raihana Kamaya!" panggilnya lagi dengan nada khas Mother Gothel saat memanggil Rapunzel. "Ra—""Apa?" Aku membuka pintu, membuat mulut Mimi bungkam seketika."Boleh masuk?" tanyanya.Aku mengangguk, mempersilahkan Mimi melangkah ke dalam kamarku."Ya Allah .... Raya ... ini kamar hotel bintang berapa?" Mata Mimi menyisir ke seluruh ruangan dengan takjub. "Kasurnya, lemarinya. Astaga ... meja riasnya lebih bagus dari yang di bawah. Karpet bulunya juga," lanjut Mimi lagi mengelus barang-barang yang barusan dia sebutkan."Tidak usah lebay, Mi. Karpet pake diusap-usap segala.""Gusti, ini lemari apa toko? Banyak amat bajumu, Ra!" Aku menggelengkan kepala saat melihat Mimi membuka lemari pakaian yang masih terbuka setengah, setelah tadi aku mengambil pakaian dari sana."Ra, ini semua kamu yang milih?" Mimi menutup lemari, kini dia menghampiriku yang tengah duduk di meja

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24
  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 26

    "SELAMAT ANDA TERTIPU!!""Mas Raffi!!"Aku melemparkan kembali laptop ke dalam air. Kemudian, aku menghujani Mas Raffi dengan cipratan air hingga baju serta tubuhnya menjadi basah.Tega sekali dia padaku. Pagi-pagi sudah membuat jantungku hampir melayang. Aku kira, laptop yang jatuh ke air adalah laptop yang biasa dipakainya untuk bekerja. Ternyata itu laptop rusak yang keyboard-nya pun sudah hilang sebagian.Mas Raffi sengaja menempelkan kertas yang dibalut plastik transparan, pada layarnya, agar aku bisa membaca langsung tulisan yang dia buat untukku.Sangat menyebalkan!"Stop, Ra! Hentikan, jangan diubek-ubek gitu airnya, nanti ikannya pada mati!" Aku berhenti. Napasku terengah dengan seluruh badan yang basah. "Sini, duduk. Capek," ujar Mas Raffi menarik tanganku.Aku menepis tangan dia dengan kasar. Kesal sekali aku dibuatnya pagi ini. Namun, meskipun begitu, aku tidak menolak ajakannya. Aku duduk di samping dia, dengan wajah yang ditekuk."Mas, tuh jahat banget. Aku sampai mau n

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-24

Bab terbaru

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   EXTRA PART SEASON 2

    "Raihanum." Aku menyebut nama dari bayi perempuan yang sedang menggeliat di tempat tidurnya. Bibirku tersenyum manis menatap sepasang mata yang mulai melihat dunia. "Selamat pagi, Sayang ...." Aku mengusap pelan pipinya dengan jari telunjukku. Dia menggoyangkan kepalanya seolah merasa terganggu dengan sentuhan lembutku. Bibirnya bergerak seperti mengemut sesuatu. Dan aku semakin gemas melihat itu. "Hey, princess Papa sudah bangun ternyata?" Aku menoleh pada Mas Raffi yang baru saja datang, dan langsung menghampiriku. Bukan. Bukan aku yang dia datangi, melainkan putri kecilnya. "Sepertinya dia haus, Sayang," ujarnya lagi. "Iya. Dia cari sesuatu.""Kasihlah. Kasihan dia."Aku pun mengambil bayi perempuan berusia empat puluh hari itu. Kini, dia menggeliat dalam gendongan, lalu kepalanya ke kanan dan kiri mencari sarapan paginya. Aku membuka kancing piyamaku, kemudian memberikan asupan gizi untuk putriku tercinta. "Persiapan di bawah gimana, Mas?" Aku melihat pada Mas Raffi. "

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 273 Ending Season 2 Kebahagiaan yang Sempurna

    "Sayang ... udah belum?" "Belum!" Aku berteriak menjawab pertanyaan Mas Raffi. Saat ini aku tengah mondar-mandir di kamar mandi seraya memegang testpack. Sudah lima belas menit aku di dalam sini, tapi benda kecil itu belum menyentuh urinku. Rasanya campur aduk antara takut tidak sesuai dengan ekspektasi, juga penasaran yang luar biasa. "Sayang, ayo, dong! Masa dari tadi belum terus!" Mas Raffi kembali berujar. "Iya, bentar, Mas!"Dengan tangan yang bergetar, aku memasukkan testpack ke dalam urin yang sudah aku tampung dalam wadah. Setelah beberapa detik menunggu, aku mengangkatnya dengan mata terpejam. Sebelah mata aku buka sedikit, mencari garis yang menjadi penentu aku hamil atau tidaknya. Samar-samar aku melihat garis itu, hingga akhirnya mata kubuka lebar-lebar untuk memastikan penglihatanku tidaklah salah. "Dua?" gumamku, kemudian bibir tersenyum. Aku menutup mulut dengan mata yang berkaca-kaca. Ini memang bukan kehamilan pertama, tapi rasanya masih sama seperti waktu tah

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 272 Telat

    "Pagi, Sayang ...."Sepasang tangan melingkar di pinggang, disusul dengan kecupan kecil di pipi. Aku yang tengah berkutat dengan alat masak, membalas sapaan Mas Raffi dengan usapan pelan di lengannya. Hal seperti ini bukan terjadi sekarang, tapi setiap pagi datang. Sikap Mas Raffi selalu hangat dan tambah romantis sejak kami tinggal di rumah ini. Itu mengapa, aku memperkejakan asisten rumah tangga yang pulang pergi. Aku tidak ingin melewatkan keromantisan ini karena ada orang lain di istana kami. "Sudah aku siapkan teh di atas meja. Mas duduk, sebentar lagi gorengan yang aku buat akan matang," ujarku. "Emh ... enggak mau. Aku mau tetap meluk kamu sampai gorengan itu pindah ke meja makan." Mas Raffi berucap manja. "Nanti kamu kecipratan minyak, Mas.""Biarin. Jangankan minyak, percikan api asmara dari luar pun bisa aku padamkan demi kamu.""Hah, gimana-gimana?" Aku menoleh, mencari wajah Mas Raffi yang menyusup di tengkuk leherku. Dia tidak berani mengangkat kepala. Malah semaki

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 271 Dipanggil Teteh

    "Gini aja, deh, Fi. Daripada kamu jual perhiasan Raya, mendingan kamu pinjem uang aja dari Mama." Aku yang tadi sudah berpikiran buruk, merasa lebih tenang saat mendengar suara Mama. Ternyata yang masuk tadi bukan Reyhan, melainkan Mama dan Mas Raffi yang membahas perhiasan. Oh, ya ampun. Mas Raffi ketahuan Mama akan menjual perhiasan? Aku berjalan mendekati mereka yang berada di ruang tamu. Pandanganku mengarah pada Mas Raffi yang memberikan isyarat dengan menempelkan jari telunjuk di bibirnya. Aku mengangguk kecil, lalu meraih tangan Mama dan menciumnya. "Rayyan mana, Ra?" tanya Mama tanpa melepaskan tanganku. "Lagi main di ruang tengah, Mah.""Kalau gitu, kamu duduk di sini, Mama mau bicara dengan kalian."Aku dan Mas Raffi saling pandang, lalu aku pun duduk di samping Mama. Begitu pun Mas Raffi. Kami mengapit Mama yang berada di tengah-tengah. "Fi, Ra, kalian ini masih punya orang tua. Ada Mama dan Papa, yang masih bisa bantu kalian. Bukan Mama mau sombong, soal uang, insya

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 270 Menjual Perhiasan

    "Semalam aku kaget banget, loh saat Mas Bayu membekap mulutku. Aku kira itu Reyhan."Aku menyeruput jus alpukat seraya memperhatikan Rayyan yang bermain. "Tadi malam, saat aku menyuruh kamu tidur, emang sudah merasakan ketidakberesan di rumah kita. Yang kata aku melihat kucing di kosan, itu sebenarnya yang aku lihat emang manusia.""Kok, gak bilang ke aku?" tanyaku. Saat ini, aku dan Mas Raffi masih membahas kejadian semalam yang membuat tubuh ini bergetar ketakutan. Kami duduk lesehan di teras depan seraya mengasuh Rayyan yang bermain di halaman. "Aku tidak mau kamu takut, Ra. Makanya aku menyuruh kamu tidur cepat. Dan setelah kami tidur, aku langsung menelepon polisi untuk datang secara diam-diam. Dan Bayu juga.""Terus, saat aku bangun dan ke lantai bawah, kamu kan tidak ada. Itu ke mana?" Aku masih bertanya karena penasaran. "Aku di luar. Secara tidak langsung, aku menggiring Reyhan masuk ke kamar tamu lewat jendela. Dan Bayu, saat itu sudah ada di dalam rumah ini. Dia aku su

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 269 Penangkapan Reyhan

    "Mas Bayu ngapain di sini?" tanyaku, saat dia melepaskan tangannya dari bibirku. "Aku diminta Raffi datang ke sini. Dan kamu tahu, yang ada di kamar itu siapa? Si Reyhan. Dia nyusup masuk ke rumahmu lewat jendela kamar yang tidak dikunci.""Apa?" Rasa terkejutku bertambah berkali lipat. Jika saja tadi aku masuk ke sana, habislah riwayatku. Reyhan pasti akan dengan mudah melakukan perbuatan jahatnya padaku. Suara gagang pintu yang diputar dari dalam kamar tamu, membuatku dan Bayu menoleh. Semakin lama, suara di sana semakin keras. Karena mungkin Reyhan sudah menyadari jika dia masuk perangkap. "Mas Raffi, mana?" tanyaku, karena tak kulihat keberadaan suamiku. "Dia di luar.""Sendirian?" tanyaku lagi. "Temenin, Mas. Aku takut Reyhan menyerang Mas Raffi. Dia belum pulih." Aku panik. Bayu hendak melangkah menjauh dariku, tapi dia urungkan saat ada bayangan yang berjalan mendekat ke arah kami. Tidak lama kemudian, lampu pun menyala membuat ruangan yang gelap menjadi terang. Aku lan

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 268 Keluargaku Dalam Bahaya

    "Mas, kenapa liatin aku terus?" Mama dan Papa, serta semua kakak Mas Raffi sudah pergi beberapa menit yang lalu. Sekarang, tinggallah kami berdua, dan Rayyan yang sudah tidur. Hari memang sudah malam. Perabot pemberian kakak-kakak Mas Raffi pun, sudah disimpan ke tempat yang semestinya. Dibantu kakak dan kakak iparku tentunya. Saat ini, aku dan Mas Raffi tengah duduk berdua di lantai dua rumah kami. Aku dan dia sedang menikmati malam, melihat bintang dan bulan yang bersinar bersamaan. Gorden kaca sengaja dibuka agar langit terlihat jelas. Di depan kami, dua cangkir teh menjadi pelengkap kebersamaanku dengan Mas Raffi. "Malu, ih diliatin terus," kataku lagi, memalingkan wajah ke arah lampu hias berbentuk hati yang berada di sudut ruangan. Mas Raffi menyentuh daguku. Menariknya sangat pelan, agar tatapanku kembali padanya. "Karena aku kagum pada kecantikan istriku ini. Makanya, aku pandang terus.""Ih, gombal, deh," ujarku. Padahal dalam hati, aku bahagia mendapatkan pujian dari

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 267 Sedang Miskin-miskinnya

    "Saat di hotel waktu itu, sebenarnya Mbak percaya jika kamu tidak melakukan apa-apa dengan Reyhan. Kalau kamu selingkuh dengan Reyhan, untuk apa kamu meminta Mbak datang? Iya, kan?"Aku mengangguk saat Mbak Kinara menjeda ucapannya. Saat ini, hanya ada aku dan dia. Kami duduk berhadapan di meja makan, setelah tadi Mbak Nara memintaku bicara berdua. "Saat kamu pergi dari hotel itu, sebenarnya Mbak masih ada di sana. Mbak menemui Reyhan setelah melihatmu benar-benar keluar dan pergi. Aku meminta Reyhan mengatakan apa yang terjadi antara kami dengannya, versi dia. Meskipun aku tidak percaya pada Reyhan, tapi aku tetap mendengarkan dan merekam pengakuannya. Kamu tahu kenapa?" Mbak Kinara melempar tanya. Aku menggelengkan kepala. Aku tidak mau menduga-duga dan mengatakan yang tidak ada dalam pikiran."Aku cemburu padamu, Ra. Aku iri melihat kedekatan kamu dengan Mama, juga perhatian Mama pada Rayyan.""Ya Allah, Mbak ...." Aku menatap sendu pada Mbak Kinara yang menunduk. "Maafkan Mbak

  • Menikah dengan Pria Buruk Rupa, Ternyata Dia ....   Bab 266 Kedatangan Kakak Mas Raffi

    "Ini untuk kami, Mah?" tanyaku pada Mama, yang tengah membereskan sayuran serta buah segar ke dalam kulkas. Tidak hanya itu, Mama juga membeli bermacam bumbu dapur, juga perlengkapan lainnya. "Iya, Ra. Kalau untuk Mama, tidak mungkin dikeluarkan dari mobil. Ini semua untuk kalian. Mama juga beli vitamin penambah nafsu makan untuk kamu. Tapi, Raffi enggak boleh minum vitamin ini, ya? Dia punya vitamin sendiri dari dokternya," ujar Mama. Aku mengiyakan. Meskipun malu karena keluar dari kamar dalam keadaan rambut yang basah, aku tetap menemui ibu mertua yang tengah berbenah di dapur. Sedangkan Mas Raffi, dia masih di kamar. Sedang berpakaian setelah pada akhir tadi kami mandi bersama. Untunglah, kedua mertuaku paham situasi. Dari mereka tidak ada yang mengetuk pintu kamar sejak kedatangannya. Keduanya kompak membawa bermain Rayyan agar tidak mencari keberadaan orang tuanya. Ck, malu ... aku malu. Tapi, mau gimana lagi? Semuanya gara-gara ... ah, masa iya aku harus menyalahkan Mas

DMCA.com Protection Status