"Enggak, tadi gue, cuma liatin doang. Belum, makan nasi," ujar Mas Raffi tergagap. Selera makanku hilang begitu saja saat mendengar suamiku sudah makan siang. Dan yang membuatku sedih ialah, ia makan dengan teman wanitanya, bukan dengan aku, istrinya. Dalam keadaan dada yang sesak, aku tetap membuka dan menghidangkan makanan untuk Mas Raffi, meskipun tanpa bicara. "Raya, sorry. Aku sepertinya salah ngomong. Kukira Raffi tadi ikutan makan, tapi ternyata tidak. Yasudah, aku keluar dulu, ya? Kalian selamat makan!" ujar Mas Bayu seraya berlalu. Aku hanya mengangguk seraya menunduk. Sungguh, aku sedang cemburu."Ra, kamu tidak marah padaku, 'kan?" tanya Mas Raffi yang melihatku membisu."Ra—""Silahkan dimakan, Mas. Em ... maaf, jika makanannya tidak enak. Kalau gitu, aku pulang duluan, ya? Sebenarnya aku cuma mau nganterin ini doang, aku sudah makan di rumah tadi. Selamat makan, Mas!" "Raya!" Aku tidak mengindahkan panggilan Mas Raffi. Aku terus berjalan dengan tergesa meninggalkan
Read more