Share

Bab 46

Awan putih mulai menghitam, langit berwarna biru, mulai menggelap. Angin sejuk mulai terasa membelai wajahku. Kuhirup udara dalam-dalam hingga akhirnya satu demi satu tetes air mulai jatuh membasahi bumi.

Kuulurkan tangan membiarkan air hujan jatuh mengenai telapak tanganku. Rasa dingin dan geli membuatku ingin tertawa sendiri.

Ponselku berdering, aku yang sedang berdiri di balkon seraya bermain air hujan, harus mengakhirinya untuk bisa masuk ke kamar dan melihat siapa seseorang yang menghubungiku.

"Hai!" seruku riang.

Wajah di balik layar pun sama senangnya denganku.

"Apa kabar, Ra?"

"Baik. Baik banget. Eh, Ibu? Kamu di rumah Ibu, Mi?"

Mimi mengarahkan kamera ponselnya pada wanita yang tengah duduk di kursi seraya melipat pakaian. Ia tersenyum padaku, seraya melambaikan tangan.

Rasa rindu tiba-tiba hadir. Ingin sekali aku lari ke sana untuk menikmati belaian tangan Ibu, di pucuk kepalaku.

"Iya, sengaja maen ke sini. Soalnya kan ... makanan yang kamu kirim masih banyak," ujar Mim
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status