"Main sama Rayyan, Mah." Reyhan menjawab dengan gugup pertanyaan ibunya. Tante Miranda mendelik tajam. Dia memegang bahu putranya seraya menatapku tak suka. "Ayo, kita pulang. Ngapain juga, sih kamu jagain anak orang? Buang-buang waktu saja," tutur Tante Miranda. Mendengar ucapan Tante Miranda, hatiku jadi tak enak. Iya, memang tidak seharusnya Reyhan menemani putraku bermain. Namun, aku juga tidak salah di sini. Bahkan tadi aku sudah menolak Reyhan, tapi pria itu kekeh ingin menemani Rayyan. "Mama, kok bicaranya gitu, sih? Aku seneng, kok main sana Rayyan. Lagipula, ini, tuh pelajaran, Mah." Reyhan menjawab ucapan ibunya seraya melirikku yang diam saja. "Pelajaran? Apa maksudmu dengan pelajaran?" "Iyalah, aku sedang belajar jadi ayah.""Alaaah, omong kosong," ujar Tante Miranda sinis. "Ini bukan saatnya belajar jadi ayah, tapi bagaimana caranya kamu segera menikah!"Reyhan nyengir seraya menggaruk tengkuknya. Masih sama. Aku masih diam tidak mau mengeluarkan kata. Apa yang h
Terakhir Diperbarui : 2023-04-10 Baca selengkapnya