All Chapters of Dibohongi Suami yang Ternyata Kaya: Chapter 71 - Chapter 80

282 Chapters

Bab 71

Suara hentakan kaki mendengung keras pada lorong panjang apartemen menuju kamar Danil. Suasana terasa sepi dan hening. Karena waktu sudah memasuki dini hari. Tidak ada aktivitas apapun di apartemen itu."Kenapa kamu pulang selarut ini?" tanya Asma memecah keheningan yang tercipta. Ia menatap pada punggung lelaki jangkung yang berjalan mendahuluinya."Ada beberapa pekerja yang harus segera aku selesaikan. Makanya aku lembur," jawab Danil menoleh sekilas.Asma mengangguk, meskipun sebenarnya ia tidak terlalu percaya. Aroma alkohol dari tubuh Danil itulah yang membuatnya ragu. "Tapi kenapa tubuhmu beraroma alkohol?" celetuknya. Sepanjang perjalanan di dalam mobil Danil. Asma memilih untuk diam, aroma minuman keras dari tubuh lelaki itu seakan membuat perut' Asma seperti diaduk-aduk.Danil menghentikan langkahnya. Memutar tubuhnya seratus delapan puluh derajat. Menoleh pada Asma. Sejenak ia menatap sinis pada Asma."Ini bukan alkohol, hanya penghangat tubuh saja," jawab Danil mengakhiri k
Read more

Bab 72

Wisnu menjatuhkan pelukan pada tubuh Asma yang berdiri di depan pintu rumah bersama Danil. Kekhawatiran terlukis jelas dari sikap Wisnu."As, kamu kemana saja?" lirih Wisnu mempererat pelukannya pada tubuh Asma. Wanita berkerudung itu hanya diam. Tidak sedikitpun ia membalas pelukan Wisnu. Pelukan yang menghangatkan itu terasa begitu dingin.Wisnu melepaskan pelukannya saat suara derap langkah kaki terdengar semakin mendekat."Asma, kamu sudah kembali?" ucap Nada memasang wajah penuh haru.Asma menarik kedua sudut bibirnya. "Iya Mbak Nada. Tentu saja aku harus kembali. Karena ada orang-orang yang aku sayangi yang masih tertinggal di sini," balas Asma. Ia berani menatap netra Nada yang penuh kepalsuan."Siapa yang sudah menolong kamu, As?" selidik Nada memasang wajah bersahabat."Tuan Danil yang sudah menolong aku," jawab Asma mengalihkan tatapannya sesaat pada Danil yang berdiri mensejajarinya. Lalu menjatuhkan tatapan akhirnya pada Nada."Oh, terimakasih, Danil! Kamu sudah menyelemat
Read more

Bab 73

Senyuman kemenangan tersungging dari kedua sudut bibir Asma saat melihat wanita berambut sebahu itu terbakar cemburu. Sesaat ekor matanya pun menatap pada Wisnu yang melihat ke arah kepergian Nada. Kekacauan tergambar jelas dari wajah Wisnu.Brak!Suara benda yang didorong keras menyadarkan Asma dari lamunannya. Netranya beralih pada lelaki yang duduk pada bangku di ujung meja makan. Tuan Sangir pun bergegas pergi meninggalkan meja makan."Ayah kenapa, Bang?" tanya Asma mengalihkan tatapannya pada Wisnu yang bungkam. Ia semakin senang melihat Wisnu teramat kacau.Asma meletakan sendok yang berada di tangannya di atas piring. "Abang makan sendiri ya! Aku mau lihat Akbar sebentar," imbuhnya bergegas meninggalkan ruang makan.Wisnu tidak menjawab, ia semakin menenggelamkan wajahnya dalam dan membiarkan Asma berlalu. Kedua tangannya mengepal kesal._______Asma mengunci pintu kamarnya dengan sangat pelan sekali. Dengan langkah cepat ia segera menenggelamkan wajahnya pada bantal yang berad
Read more

Bab 74

Lelaki dengan rambut penuh uban itu berjalan cepat menuruni anak tangga. Asma yang sedang mengasuh Akbar di ruang televisi itupun terkejut. Ingin sekali ia menanyakan apa yang telah terjadi pada Tuan Sangir. Tapi Asma sadar, lelaki itu tidak akan pernah menjawab pertanyaan.Beberapa saat kemudian Bik Tum turun mengikuti langkah Tuan Sangir yang sudah menghilang di balik pintu utama rumah. Wajahnya pun sama seperti mertua Asma. Sangat panik."Semoga saja tidak terjadi apa-apa," lirih Bik Tum meremas kuat ujung pakaian yang melekat pada tubuhnya. Netranya menatap ke arah pintu utama rumah yang terbuka.Asma terus memperhatikan asisten rumah tangga itu dari ruang televisi. Meskipun di dalam hati, ia ingin sekali bertanya apa yang sebenarnya telah terjadi pada wanita yang tidak lagi muda itu, tapi ia masih mengurungkannya. "Bagaimana bisa mobil itu kecelakaan!" guman Bik Tum penuh dengan kekhawatiran."Kecelakaan?" Asma mengulangi kalimat mengerikan yang keluar dari bibir wanita yang ber
Read more

Bab 75

Wisnu mengusap lembut kening Nada yang terbaring di atas ranjang. ia tidak menyangka jika wanita yang selama ini mencintainya akan berbuat nekad seperti itu."Tidurlah, Mas, ini sudah malam!" titah Nada menatap sendu pada Wisnu.Wisnu menjatuhkan tatapan teduh. "Aku mohon kamu tidak akan mengulangi perbuatan itu lagi, Nad!' lirih Wisnu dengan wajah memohon.Nada terdiam, ia mengalihkan tatapnya dari Wisnu. Sejenak bibirnya terkunci dengan sorot mata menerawang jauh. "Mas, sepertinya aku tidak bisa lagi menjalani pernikahan ini," lirih Nada. "Aku ingin kita mengakhiri semua ini secepatnya mas," tegas Nada.Sepersekian detik Wisnu terdiam dengan wajah berpikir. Ia baru tersadar saat Nada menyentuh lembut tangan Wisnu yang berada pada pipinya. Segera Wisnu mengalihkan tatapannya pada Nada. "Mas, kamu tidak lupa dengan janji kita kan?" cetus Nada menjatuhkan tatapan serius. Ada ketakutan yang menyelinap di sana.Wisnu menarik tubuhnya sedikit menjauh dari Wisnu. "Bukankah kita sudah per
Read more

Bab 76

Rani berhambur mejatuhkan pelukan pada tubuh Asma saat wanita berbalut kerudung itu tiba. Seketika tangisan Rani pecah di dalam pelukan Asma. Sekuat tenaga, Asma menahan air mata yang memenuhi pelupuk matanya."Bagaimana keadaan Umi, Ran?" lirih Asma degupan jantungnya semakin berpacu cepat. Tubuhnya bergetar hebat.Sepersekian detik Rani terus menangis. Ia engan untuk menjawab pertanyaan Asma. Membuat Asma semakin cemas dilanda kekhawatiran.Asma menarik paksa tubuh Rani dari pelukannya. "Umi sedang koma, Mbak sekarang," lirih Rani di banjiri air mata. "Koma? bagaimana bisa, Rani?" cetus Asma mengeryitkan dahinya. Wajahnya menegang menatap pada Rani. Hu ... hu ..."Katakan, Ran?" sentak Asma mengguncang bahu Rani yang terus saja menangis."Kemarin sore Umi terjatuh di belakang rumah. Aku dan Bang Azhar segera membawa ibu ke rumah sakit. Dokter mengatakan jika di temukan tumor di kepala ibu dan harus segera diangkat," jelas Rani seraya terisak. Asma membuang nafas berat. Tubuhnya t
Read more

Bab 77

Wisnu memutuskan untuk meninggalkan rumah dan menyusul Asma ke kampung halamannya. Hal itu semakin membuat Tuan Sangir murka. Apalagi Wisnu meninggalkan Nada, saat wanita itu sedang dalam keadaan baik-baik saja. Ia takut jika Nada akan mengadu pada Tuan Seno tentang apa yang telah terjadi."Ayah akan menghukum Wisnu, Nad! Kamu tenang saja," cetus Tuan Sangir pada Nada yang masih tergugu dalam tangisannya. Wanita itu terlihat sangat sedih sekali karena Wisnu sudah meninggalkannya."Dasar anak kurang ajar!" hardik Tuan Sangir meradang. Wajahnya merah menyala.Danil yang berada di samping Nada berusaha untuk menenangkan wanita itu. Ia mengusap lembut bahu Nada yang bergetar hebat. "Semua sudah terlambat ayah," balas Nada mengalihkan tatapannya pada Tuan Sangir. "Mas Wisnu sudah tidak mencintai aku lagi, dia lebih memilih wanita bodoh itu," Isak Nada.Lelaki dengan rambut yang dipenuhi oleh uban itu menjatuhkan tatapan penuh iba pada Nada. Ia tau jika Nada sebenarnya sangat menyayangi Wi
Read more

Bab 78

Tubuh Asma terduduk lesu saat membaca deretan tagihan yang harus ia bayar untuk Umi. Sesaat pandangannya menjadi gelap, ia tidak tau dari mana bisa mendapatkan uang sebanyak itu."Berapa, As?" tanya Ustaz Azhar menyadarkan Asma. Asma menoleh dengan wajah lesu, lalu menyodorkan secarik kertas yang baru saja suster berikan padanya, kepada lelaki yang duduk di sampingnya.Wajah Ustaz Azhar berubah sesaat. "Apakah ini sudah termasuk biaya operasi yang harus segera kita lunasi?" tanya Ustaz Azhar mengalihkan tatapannya dari secarik kertas yang berada di tangannya lalu pada Asma. Wanita berkerudung merah muda itu menggeleng lembut. "Belum, Ustaz, ini baru perawatan selama Umi di rumah sakit ini," balas Asma lirih. Hampir saja lelaki yang berada di sampingnya tidak mendengar jawaban Asma yang terlalu pelan.Ustaz Azhar terdiam sesaat, lalu membuang nafas berat. "Maaf As, aku tidak memiliki uang untuk membantu. Semenjak kejadian dulu, Ibu melarangku untuk ... " Ustaz Azhar menjeda ucapannya.
Read more

Bab 79

Ini adalah kali pertama Tuan Sangir mengunjungi salah satu perkebunan miliknya yang terletak cukup jauh' dari kota Jakarta. Setelah sekian lama ia tidak menginjakkan kakinya di tanah berudara dingin itu. Jika bukan karena Wisnu, ia tidak akan datang ke perkebunan itu. Semua ini ia lakukan demi menyelamatkan seluruh harta kekayaannya. Karena, kalau saja Tuan Seno, kakek dari Nada tau apa yang telah terjadi sebenarnya. Lelaki itu tidak akan segan-segan untuk menarik semua saham dan investasi yang telah ia berikan pada perusahaan Tuan Sangir. Itulah mengapa Tuan Sangir sangat menjaga hubungan Wisnu dan Nada. Lelaki itulah yang juga telah merencanakan untuk mendapatkan keturunan Wisnu dari wanita lain. Agar Tuan Seno semakin senang dan akan memberikan hartanya lebih banyak lagi untuk Wisnu dan Nada."Hamzah, apakah perjalanan kita masih jauh?" tanya Tuan Sangir. Ia menatap pada lelaki yang duduk pada bangku kemudi yang berfokus pada jalanan yang berada di depan mobil."Tidak Tuan, sebenta
Read more

Bab 80

Lelaki bertubuh tinggi tegap berlari kecil menghampiri Tuan Sangir setelah ia mengelilingi rumah Wisnu."Tidak ada siapapun, Tuan," adunya pada Tuan Sangir. Lelaki bertubuh tinggi besar itu membuang nafas berat. Mengalihkan tatapannya pada langit hitam yang mulai bergelayut. Sebentar lagi hujan pasti akan turun dengan derasnya."Bagaimana kalau kita cari di rumah mertua Tuan Wisnu," usul Hamzah menatap lelaki tanpa ekspresi yang berdiri di depannya.Tuan Sangir mengalihkan tatapannya pada Hamzah. Sejenak ia terdiam, lalu berucap. "Tidak perlu, besok saja kita datangi rumah ini lagi," tegasnya.Hamzah mengangguk lembut tanda mengerti. Ia segera mengikuti langkah Tuan Sangir menuruni jalanan setapak menuju mobil yang terparkir pada jalanan di ujung lorong menuju rumah Wisnu."Tidak, tidak boleh ada satupun orang yang mengenaliku. Aku sudah menutup rapat semua masalalu itu," batin Tuan Sangir kian berkecamuk. Lelaki dengan wajah cemas itu segera masuk ke dalam mobil sebelum ada satupun
Read more
PREV
1
...
678910
...
29
DMCA.com Protection Status