"Bagaimana, suamimu sudah pulang?" cetus lelaki yang duduk pada bangku di depan layar televisi itu dengan nada ketus.Gerakan tangan Asma yang sedang memotong wortel pun terhenti. Dadanya bergemuruh menahan kesal.Jarak antara dapur dan ruang televisi yang hanya dibatasi oleh dinding tembok membuat Asma dapat mendengar jelas ucapan lelaki bertubuh kurus tinggi yang sedari tadi mengawasinya."Balum, Abah!" sahut Asma lirih tanpa berani menoleh pada lelaki yang sudah membesarkannya."Ceraikan saja Wisnu! Lelaki yang tidak dapat bertanggung jawab itu tidak perlu kamu pertahankan, Asma!" Suara Abah semakin meninggi. Wajahnya merah menyala menatap kepada Asma.Sejak dulu Abah memang tidak pernah menyukai Wisnu. Hanya saja, lelaki Asing itu bersikeras untuk meminang Asma dan berjanji akan membahagiakan gadis cantik, anak sulung Abah."Bang Wisnu bukan tidak bertanggung jawab, Abah! Rejeki itu sudah ada yang mengatur," sahut Asma."Kalau hanya bekerja jadi buruh pemetik teh, kapan kamu bisa
Read more