Suci gegas ke depan saat mendengar deru mesin mobil di depan rumah. Amanda membunyikan klakson dan Suci pun melambaikan tangan.“Sebentar, Bu, Suci bukakan dulu gerbangnya,” ujar gadis berambut panjang itu lantas mengambil paying yang ada di tempatnya di sudut teras.Gadis ayu itu berlari menembus hujan dan membukakan gerbang untuk Amanda. Istri Fery itu pun lalu memasukan mobil dan memarkirnya di garasi yang memang luas, bisa untuk memarkir empat mobil.“Bu Manda,” pekik Suci yang bahagia melihat wanita yang selama ini membelanya itu datang. Dia gegas meraih tangan Amanda dan menciumnya. Amanda pun menepuk pundak Suci pelan.“Apa kabar, Bu?” tanya Suci dengan binar bahagia.“Baik, Ci. Kamu sendiri bagaimana? setelah saya pergi, mereka nggak pernah nyakitin kamu lagi, kan?” Amanda balik bertanya.“Nggak, Bu. mereka nggak berani, karena takut sama Ibu,” jawab Suci terdengar riang, bagai seorang bocah yang melihat ibunya pulang.“Baguslah. Fery ada?” tanya Amanda kemudian.“Ada, Bu. ka
Baca selengkapnya